Karakteristik Penderita Epilepsi Rawat Inap di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013

(1)

KARAKTERISTIK PENDERITA EPILEPSI RAWAT INAP DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2011-2013

SKRIPSI

Oleh:

EFRIDA SIRAIT NIM. 101000028

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

KARAKTERISTIK PENDERITA EPILEPSI RAWAT INAP DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2011-2013

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:

EFRIDA SIRAIT NIM. 101000028

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(3)

(4)

ABSTRAK

Epilepsi merupakan gangguan kronik otak yang menunjukkan gejala serangan berulang. Epilepsi banyak terjadi di seluruh dunia, 80% diantaranya berada di negara- negara berkembang. Laporan WHO tahun 2006 insidens epilepsi di Eropa dan Amerika Utara 25-53 per 100.000. Berdasarkan data Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf (PERDOSSI) tahun 2012 penderita epilepsi aktif mencapai 1,8 juta dari seluruh penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik penderita epilepsi yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2011-2013

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain case series dilanjutkan dengan analisis statistik. Lokasi penelitian di RSUP Haji Adam Malik Medan selama Juli – Agustus 2014. Populasi berjumlah 126 orang dengan sampel adalah seluruh penderita epilepsi rawat inap ( total sampling).

Penderita epilepsi dengan proporsi tertinggi pada kelompok umur 0-11 tahun (47,6%), jenis kelamin laki-laki (52,5%), agama Islam (62,7%), pendidikan tidak tamat SD (43,6%), pekerjaan lain-lain (77,8%), status tidak kawin (84,9%), tempat tinggal luar Medan (61,9%), tidak ada riwayat keluarga (92,9%), tidak ada trauma kepala (68,3%), klasifikasi serangan epilepsi umum primer (79,4%), frekuensi serangan 1-3x/hari (65,9%), tidak ada aura (53,2%), lama rawatan rata-rata 6 hari, dan keadaan sewaktu pulang adalah pulang berobat jalan (73,0%). Berdasarkan hasil analisis statistik ada perbedaan yang bermakna antara umur berdasarkan klasifikasi serangan (p=0,029) dan pekerjaan berdasarkan klasifikasi serangan (p= 0,006). Tidak ada perbedaan yang bermakna antara jenis kelamin berdasarkan klasifikasi serangan (p= 0,136), dan pendidikan berdasarkan klasifikasi serangan (p=0,136). Analisis statistik frekuensi serangan berdasarkan klasifikasi epilepsi dan klasifikasi serangan berdasarkan keadaan sewaktu pulang tidak dapat diuji.

Disarankan kepada pihak RSUP Haji Adam Malik Medan melengkapi pencatatan pada kartu status seperti suku dan faktor pencetus. Penyimpanan kartu status diperhatikan, karena 16,7% kartu status tidak ditemukan. Penderita epilepsi diharapkan patuh minum obat sesuai anjuran dokter dan menjaga pola makan dan hidup sehat. Masyarakat supaya memperhatikan kondisi kesehatan khususnya anak-anak.


(5)

ABSTRACT

Epilepsy is a chronic brain disorder that recurrent seizure. In the world epilepsy have 80%, have alot of in developing countries. Based on the World Health Organization (WHO) report in 2006, the incidence of epilepsy in Europe and North America ranges from 24- 53 per 100.000 per year. Based on data the Association of Physician Spesialist Nerve (PERDOSSI) patient with active epilepsy in 2012 reached 1,8 million of the total population.This research done to know the chracteristic epilepsy patient who are taken treatment in Haji Adam Malik General Hospital Medan in 2011-2013.

Descriptive study with case series followed by statistical analysis. Located in RSUP Haji Adam Malik Medan for Juli-Agustus 2014. The population are 126 and sample are all patient epilepsy who are hospitalized ( total sampling)

Epilepsy patient with the highest proportion in the age group 0-11 years (47,6%), male gender (52,5%), Islam (62,7%), not attending school (43,6%), other work ( 77,8%), unmarried status (84,9%), outside Medan (61,9%), family tie ( 92,9%), no head trauma (68,3%), classification of primary generalized seizure (79,4%), seizure frequency 1-3x/days (65,9%), no aura (53,2%), long treatments that take about 6 days and condition that come back for treatment (73,0%). From the result of statistical analysis there were significant differences between age and classification of seizure ( p=0,029), and employment and classification of seizure (p=0,006). There is no significant difference between sex with the classification of seizure ( p= 0,136), and education with classification of seizure (p=0,136). Statistical analysis seizure frequency with classification of seizure and classification of attacks while returning state can not be tested.

Recommended to the Haji Adam Malik General Hospital Medan to complete the recording on the card status such as etnic group, and precipating factors. Saving the card status well, because 16,7% of the card unknown. People with epilepsy are expected to obey take medicine as directed by doctor and keep a healthy diet an personal higiene. To communities should be care healtiness, specially children.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP IDENTITAS DIRI

Nama : Efrida Sirait

Tempat Tanggal Lahir : Porsea,09 Oktober 1992

Agama : Kristen Protestan

Anak Ke : 3 dari 6 bersaudara

Alamat Rumah : Komp.Tanah Lapang Porsea

RIWAYAT PENDIDIKAN

1998 – 2004 : SD Negeri No.173633 Porsea 2004 – 2007 : SMP Swasta Bonapasogit Sejahtera 2007 – 2010 : SMA Negeri 1 Siantar Narumonda 2010 – 2014 : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan

judul,”Karakteristik Penderita Epilepsi Rawat Inap Di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat meraih gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada:

1. Bapak Dr.Drs. Surya Utama,MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu drh. Rasmaliah,M.Kes selaku Ketua Departemen Epidemilogi FKM USU.

3. Ibu dr. Rahayu Lubis,M.Kes,PhD selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

4. Ibu drh.Hiswani, Mkes selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Bapak Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet,MPH selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.


(8)

7. Bapak Drs.Eddy Syahrial,Mkes selaku Dosen Pembimbing Akademik. 8. Ibu Ratna yang banyak membantu dalam proses administrasi.

9. Direktur Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan dan seluruh pegawai bagian Litbang, Diklit dan Rekam Medis yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian.

10. Orangtuaku tercinta T.Sirait dan N. Situmorang yang telah memberikan motivasi serta dukungan doa kepada penulis dan juga kepada abang, kakak dan adikku, Erwin Sirait, Jesika O Sirait, Efrina Sirait, Herman Sirait, Paskaria Sirait, atas semangat yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Kelompok kecilku Teleiakhara ( Kak May,Ria,Riska,Ros,Mentari), adik- adik kelompok Exaudi ( Jestrina, Echa, Frista, Novita, Hana, Duma, Gratia) juga Soli Deo Gloria ( Elida, Anna,Rosnani, Ronni,Noni, Mai Debora Dedek), terimakasih untuk semangat dan dukungan doanya.

12. Sahabat terkasih YAMAT, rekan- rekan koordinasi UKM POMK FKM USU Periode 2013 – 2014 , Komkeuper (Tresa,Natali,Carl), dan Tim

Seleksi POMK FKM Periode 2013-2014 (Kak

Ira,Erika,Elinsa,Tresa,Fidrin,Olivia dan Jenayar) .

13. Teman seperjuangan di peminatan epiderwomen 2010 yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini, teman LKP Puskesmas Sentosa Baru ( Fidrin, Lestari,Fransiska,Elinsa), serta teman- teman stambuk 2010 terima kasih atas dukungan, doa, semangat, dan kebersamaan selama ini.


(9)

14. Kepada kakak, abang dan sahat terbaik, kak Netty Sibarani, kak Mery Sibarani, abang Caprin S, Dian Sitinjak dan Sepriyanti Barus yang selalu mendukung dalam setiap hal.

15. Serta semua pihak yang telah berjasa, yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari masih terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun agar kedepannya bisa menjadi lebih baik. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan masyarakat.

Medan, Oktober 2014


(10)

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ... i

Abstrak ... ii

Riwayat Hidup ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... viii Daftar Tabel ... xi

Daftar Gambar ... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1 Tujuan Umum ... 3

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi dan Fisiologi Otak ... 6

2.1.1 Anatomi Otak ... 6

2.1.2 Fisiologi Otak ... 7

2.2 Epilepsi ... 8

2.3 Klasifikasi Serangan Epilepsi ... 9

2.3.1 Epilepsi Umum Primer ... 9

2.3.2 Epilepsi Parsial ... 11

2.3.3 Epilepsi Tak Tergolongkan ... 13

2.4 Penyebab Epilepsi ... 14


(11)

2.6 Diagnosis Epilepsi ... 18

2.6.1 Diagnosis Epilepsi ... 18

2.6.2 Diagnosis Banding ... 18

2.7 Epidemiologi ... 19

2.7.1 Distribusi dan Frekuensi ... 19

2.7.2 Faktor Risiko ... 21

2.8 Pencegahan Epilepsi ... 23

2.8.1 Pencegahan Primordial ... 23

2.8.2 pencegahan Primer ... 24

2.8.3 Pencegahan Sekunder ... 24

2.8.4 Pencegahan Tersier ... 25

2.9 Kerangka Konsep ... 26

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 27

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 27

3.2.2 Waktu Penelitian ... 27

3.3 Populasi dan Sampel ... 27

3.3.1 Populasi ... 27

3.3.2 Sampel ... 27

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 28

3.5 Teknik Analisa Data ... 28

3.6 Defenisi Operasional ... 28

BAB 4 HASIL PENELTIAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 32

4.1.1. Gambaran Umum RSUP Haji Adam Malik Medan ... 32

4.1.2. Visi dan Misi RSUP Haji Adam Malik Medan ... 32


(12)

4.1.4. Fasilitas RSUP Haji Adam Malik Medan ... 34

4.1.5. Tenaga Kerja di RSUP Haji Adam Malik Medan ... 34

4.2. Deskriptif ... 35

4.2.1. Sosiodemografi ... 35

4.2.2. Riwayat Keluarga ... 37

4.2.3. Riwayat Trauma ... 37

4.2.4. Klasifikasi Serangan ... 38

4.2.5. Frekuensi Serangan ... 38

4.2.6. Aura ... 39

4.2.7. Lama Rawatan Rata – Rata ... 39

4.2.8. Keadaan Sewaktu Pulang ... 40

4.3. Analisa Statistik ... 41

4.3.1. Umur Berdasarkan Klasifikasi Serangan Epilepsi ... 41

4.3.2. Jenis Kelamin Berdasarkan Klasifikasi Serangan Epilepsi ... 42

4.3.3. Pendidikan Berdasarkan Klasifikasi Serangan Epilepsi ... 42

4.3.4. Pekerjaan Berdasarkan Klasifikasi Serangan Epilepsi ... 43

4.3.5. Frekuensi Serangan Berdasarkan Klasifikasi Serangan Epilepsi ... 44

4.3.6. Klasifikasi Serangan Epilepsi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 45

BAB 5 PEMBAHASAN 5.1. Distribusi Penderita Epilepsi ... 46

5.1.1. Sosiodemografi ... 46

5.1.2. Riwayat Keluarga ... 54

5.1.3. Riwayat Trauma Kepala ... 55

5.1.4. Klasifikasi Serangan Epilepsi ... 56

5.1.5. Frekuensi Serangan ... 58

5.1.6. Aura ... 59

5.1.7. Lama Rawatan Rata- Rata ... 60


(13)

5.2. Analisa Statistik ... 62

5.2.1. Umur Berdasarkan Klasifikasi Serangan Epilepsi... 62

5.2.2. Jenis Kelamin Berdasarkan Klasifikasi Serangan Epilepsi ... 63

5.2.3. Pendidikan Berdasarkan Klasifikasi Serangan Epilepsi ... 65

5.2.4. Pekerjaan Berdasarkan Klasifikasi Serangan Epilepsi ... 66

5.2.5. Frekuensi Berdasarkan Klasifikasi Serangan Epilepsi ... 67

5.2.6. Klasifikasi Serangan Epilepsi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 69

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 71

6.2. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Distribusi Tenaga Kerja di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan ... 35

Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Penderita Epilepsi Berdasarkan Sosiodemografi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 ... 36

Tabel 4.3. Distribusi Proporsi Penderita Epilepsi Berdasarkan Riwayat Keluarga yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 ... 38

Tabel 4.4. Distribusi Proporsi Penderita Epilepsi Berdasarkan Riwayat Trauma yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 ... 38

Tabel 4.5. Distribusi Proporsi Penderita Epilepsi Berdasarkan Klasifikasi Serangan Epilepsi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 ... 39

Tabel 4.6 Distribusi Proporsi Penderita Epilepsi Berdasarkan Frekuensi Serangan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 ... 39

Tabel 4.7. Distribusi Proporsi Penderita Epilepsi Berdasarkan Aura yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 ... 40


(15)

Tabel 4.8. Lama Rawatan Rata- Rata Penderita Epilepsi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011 – 2013 .... 40

Tabel 4.9. Distribusi Proporsi Penderita Epilepsi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 ... 41

Tabel 4.10. Distribusi Proporsi Umur Penderita Epilepsi Berdasarkan Klasifikasi Serangan Epilepsi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 ... 42

Tabel 4.11. Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Penderita Epilepsi Berdasarkan Klasifikasi Serangan Epilepsi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 ... 43

Tabel 4.12. Distribusi Proporsi Pendidikan Penderita Epilepsi Berdasarkan Klasifikasi Serangan Epilepsi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 ... 44

Tabel 4.13. Distribusi Proporsi Pekerjaan Penderita Epilepsi Berdasarkan Klasifikasi Serangan Epilepsi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 ... 44

Tabel 4.14. Distribusi Proporsi Frekuensi Serangan Berdasarkan Klasifikasi Serangan Epilepsi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 ... 45

Tabel 4.15. Distribusi Proporsi Klasifikasi Serangan Epilepsi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 ... 46


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Anatomi Otak ... 7

Gambar 2.2. Gambar Otak Penderita Epilepsi ... 9

Gambar 5.1. Diagram Pie Proporsi Penderita Epilepsi Berdasarkan Umur yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 ... 46

Gambar 5.2. Diagram Pie Proporsi Penderita Epilepsi Berdasarkan Jenis Kelamin yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 ... 47

Gambar 5.3. Diagram Pie Proporsi Penderita Epilepsi Berdasarkan Agama yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 ... 49

Gambar 5.4. Diagram Pie Proporsi Penderita Epilepsi Berdasarkan Pendidikan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 ... 50

Gambar 5.5. Diagram Pie Proporsi Penderita Epilepsi Berdasarkan Pekerjaan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 ... 51

Gambar 5.6. Diagram Pie Proporsi Penderita Epilepsi Berdasarkan Status Perkawinan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 ... 52


(17)

Gambar 5.7. Diagram Pie Proporsi Penderita Epilepsi Berdasarkan Tempat Tinggal yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 ... 53

Gambar 5.8. Diagram Pie Proporsi Penderita Epilepsi Berdasarkan Riwayat Keluarga yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 ... 54

Gambar 5.9. Diagram Pie Proporsi Penderita Epilepsi Berdasarkan Riwayat Trauma Kepala yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 ... 55

Gambar 5.10. Diagram Pie Proporsi Penderita Epilepsi Berdasarkan Klasifikasi Serangan Epilepsi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 ... 57

Gambar 5.11. Diagram Pie Proporsi Penderita Epilepsi Berdasarkan Frekuensi Serangan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 ... 58

Gambar 5.12. Diagram Pie Proporsi Penderita Epilepsi Berdasarkan Aura yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 ... 59

Gambar 5.13. Diagram Pie Proporsi Penderita Epilepsi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 ... 61


(18)

Gambar 5.14. Diagram Bar Proporsi Umur Penderita Epilepsi Berdasarkan Klasifikasi Serangan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 ... 62

Gambar 5.15. Diagram Bar Proporsi Jenis Kelamin Penderita Epilepsi Berdasarkan Klasifikasi Serangan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 ... 64

Gambar 5.16. Diagram Bar Proporsi Pendidikan Penderita Epilepsi Berdasarkan Klasifikasi Serangan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 ... 65

Gambar 5.17. Diagram Bar Proporsi Pekerjaan Penderita Epilepsi Berdasarkan Klasifikasi Serangan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 ... 66

Gambar 5.18. Diagram Bar Proporsi Frekuensi Serangan Penderita Epilepsi Berdasarkan Klasifikasi Serangan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 ... 68

Gambar 5.19. Diagram Bar Proporsi Klasifikasi Serangan Penderita Epilepsi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 ... 69


(19)

ABSTRAK

Epilepsi merupakan gangguan kronik otak yang menunjukkan gejala serangan berulang. Epilepsi banyak terjadi di seluruh dunia, 80% diantaranya berada di negara- negara berkembang. Laporan WHO tahun 2006 insidens epilepsi di Eropa dan Amerika Utara 25-53 per 100.000. Berdasarkan data Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf (PERDOSSI) tahun 2012 penderita epilepsi aktif mencapai 1,8 juta dari seluruh penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik penderita epilepsi yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2011-2013

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain case series dilanjutkan dengan analisis statistik. Lokasi penelitian di RSUP Haji Adam Malik Medan selama Juli – Agustus 2014. Populasi berjumlah 126 orang dengan sampel adalah seluruh penderita epilepsi rawat inap ( total sampling).

Penderita epilepsi dengan proporsi tertinggi pada kelompok umur 0-11 tahun (47,6%), jenis kelamin laki-laki (52,5%), agama Islam (62,7%), pendidikan tidak tamat SD (43,6%), pekerjaan lain-lain (77,8%), status tidak kawin (84,9%), tempat tinggal luar Medan (61,9%), tidak ada riwayat keluarga (92,9%), tidak ada trauma kepala (68,3%), klasifikasi serangan epilepsi umum primer (79,4%), frekuensi serangan 1-3x/hari (65,9%), tidak ada aura (53,2%), lama rawatan rata-rata 6 hari, dan keadaan sewaktu pulang adalah pulang berobat jalan (73,0%). Berdasarkan hasil analisis statistik ada perbedaan yang bermakna antara umur berdasarkan klasifikasi serangan (p=0,029) dan pekerjaan berdasarkan klasifikasi serangan (p= 0,006). Tidak ada perbedaan yang bermakna antara jenis kelamin berdasarkan klasifikasi serangan (p= 0,136), dan pendidikan berdasarkan klasifikasi serangan (p=0,136). Analisis statistik frekuensi serangan berdasarkan klasifikasi epilepsi dan klasifikasi serangan berdasarkan keadaan sewaktu pulang tidak dapat diuji.

Disarankan kepada pihak RSUP Haji Adam Malik Medan melengkapi pencatatan pada kartu status seperti suku dan faktor pencetus. Penyimpanan kartu status diperhatikan, karena 16,7% kartu status tidak ditemukan. Penderita epilepsi diharapkan patuh minum obat sesuai anjuran dokter dan menjaga pola makan dan hidup sehat. Masyarakat supaya memperhatikan kondisi kesehatan khususnya anak-anak.


(20)

ABSTRACT

Epilepsy is a chronic brain disorder that recurrent seizure. In the world epilepsy have 80%, have alot of in developing countries. Based on the World Health Organization (WHO) report in 2006, the incidence of epilepsy in Europe and North America ranges from 24- 53 per 100.000 per year. Based on data the Association of Physician Spesialist Nerve (PERDOSSI) patient with active epilepsy in 2012 reached 1,8 million of the total population.This research done to know the chracteristic epilepsy patient who are taken treatment in Haji Adam Malik General Hospital Medan in 2011-2013.

Descriptive study with case series followed by statistical analysis. Located in RSUP Haji Adam Malik Medan for Juli-Agustus 2014. The population are 126 and sample are all patient epilepsy who are hospitalized ( total sampling)

Epilepsy patient with the highest proportion in the age group 0-11 years (47,6%), male gender (52,5%), Islam (62,7%), not attending school (43,6%), other work ( 77,8%), unmarried status (84,9%), outside Medan (61,9%), family tie ( 92,9%), no head trauma (68,3%), classification of primary generalized seizure (79,4%), seizure frequency 1-3x/days (65,9%), no aura (53,2%), long treatments that take about 6 days and condition that come back for treatment (73,0%). From the result of statistical analysis there were significant differences between age and classification of seizure ( p=0,029), and employment and classification of seizure (p=0,006). There is no significant difference between sex with the classification of seizure ( p= 0,136), and education with classification of seizure (p=0,136). Statistical analysis seizure frequency with classification of seizure and classification of attacks while returning state can not be tested.

Recommended to the Haji Adam Malik General Hospital Medan to complete the recording on the card status such as etnic group, and precipating factors. Saving the card status well, because 16,7% of the card unknown. People with epilepsy are expected to obey take medicine as directed by doctor and keep a healthy diet an personal higiene. To communities should be care healtiness, specially children.


(21)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No.32 Tahun 2009 adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, maka diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat.1

Penyakit Tidak Menular (PTM) semakin hari meningkat karena meningkatnya frekuensi kejadiannya pada masyarakat. Perubahan pola struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak memberi andil terhadap perubahan pola fertilitas, gaya hidup, dan sosial ekonomi yang pada akhirnya dapat memicu peningkatan penyakit tidak menular (PTM).2

Penyakit Tidak Menular merupakan masalah kesehatan yang penting karena morbiditas dan mortalitas penyakit tidak menular meningkat dan menjadi beban dalam pelayanan kesehatan, sehingga menjadi tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia. 3

Gangguan syaraf merupakan salah satu dari penyakit tidak menular dan bisa dialami oleh semua kelompok umur. Beberapa penyakit yang sering terjadi pada masyarakat oleh karena gangguan syaraf seperti dementia, epilepsi, sakit kepala, infeksi syaraf, gangguan syaraf yang berhubungan dengan kurang gizi,


(22)

Parkinson’s, stroke, cedera kepala, dan cedera perinatal. Jika `ada gangguan fungsi otak, maka setiap orang dapat mengalami kejang.4

Pada penyakit epilepsi ada stigma dari masyarakat yang dianggap sebagai kutukan. Epilepsi membawa stigma yang besar, karena adanya salah pengertian pada masyarakat dan adanya mitos.4

Secara klinis epilepsi merupakan gangguan paroksimal di mana cetusan neuron korteks serebri mengakibatkan serangan penurunan kesadaran, perubahan fungsi motorik atau sensorik, perilaku atau emosional yang intermitten dan stereotipik.5

Epilepsi banyak terjadi di seluruh dunia, 80% diantaranya berada di negara-negara berkembang. Meskipun penderitanya bisa diobati, tetapi terdapat 75% dari orang-orang yang menderita epilepsi menerima pengobatan yang tidak tepat.6 Sebagian besar epilepsi pada anak adalah epilepsi fokal, yang mencakup sekitar 60% dari seluruh sindrom epilepsi pada anak.7

Rata-rata kejadian epilepsi setiap tahun di Amerika Serikat diperkirakan 48 per 100.000 orang. Insidens epilepsi lebih tinggi pada anak-anak.8 Berdasarkan laporan WHO pada tahun 2006 insidens epilepsi di Eropa dan Amerika Utara antara 25-53 per 100.000 setiap tahun.4 Insidens epilepsi di Inggris Raya pada tahun 2010 sekitar 51 per 100.000 setiap tahun.6 Menurut WHO pada tahun 2012 di negara maju kasus baru epilepsi per tahun antara 40-70 per 100.000, sementara di negara berkembang diperkirakan mencapai 114 per 100.000.9


(23)

Data dari Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) tahun 2012 penderita epilepsi aktif mencapai 1,8 juta dari seluruh penduduk, sedangkan perkiraan penderita epilepsi baru yaitu 250.000 orang.10

Data rekam medik tahun 2008 - 2010 di RSAB Harapan Kita Jakarta , diperoleh 192 pasien epilepsi yang datang berobat.11 Berdasarkan laporan bulanan dinas kesehatan Sumatera Selatan, penderita epilepsi pada bulan April tahun 2012 berjumlah 86 orang, dimana penderita epilepsi lebih banyak diderita pada kelompok umur 20-44 tahun.12 Hasil penelitian dari Nauli Handayani di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2001- 2002 penderita epilepsi berjumlah 173 orang.13 Penderita kejang demam yang dirawat inap di RSU Pirngadi Medan pada tahun 2010 dilaporkan sebanyak 155 orang. 14

Berdasarkan survei awal yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, jumlah penderita epilepsi yang dirawat inap tahun 2011 - 2013 sebanyak 126 orang. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita epilepsi yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2011-2013.

1.2. Perumusan Masalah

Belum diketahuinya karakteristik penderita epilepsi yang dirawat inap di Rumah Sakit Pusat Haji Adam Malik Medan pada tahun 2011-2013.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum


(24)

1.3.2.Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita epilepsi berdasarkan sosio demografi meliputi umur, jenis kelamin, suku, agama, pekerjaan, status perkawinan, dan tempat tinggal.

b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita epilepsi berdasarkan riwayat keluarga.

c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita epilepsi berdasarkan riwayat trauma kepala.

d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita epilepsi berdasarkan klasifikasi serangan epilepsi yang diderita.

e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita epilepsi berdasarkan frekuensi serangan.

f. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita epilepsi berdasarkan ada tidaknya aura.

g. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita epilepsi berdasarkan lama rawatan rata-rata.

h. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita epilepsi berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

i. Untuk mengetahui distribusi proporsi umur berdasarkan klasifikasi serangan epilepsi.

j. Untuk mengatahui distribusi proporsi jenis kelamin berdasarkan klasifikasi serangan epilepsi.


(25)

k. Untuk mengetahui distribusi proporsi pendidikan berdasarkan klasifikasi serangan epilepsi.

l. Untuk mengetahui distribusi proporsi pekerjaan berdasarkan klasifikasi serangan epilepsi.

m. Untuk mengetahui distribusi proporsi frekuensi serangan berdasarkan klasifikasi serangan epilepsi.

n. Untuk mengetahui distribusi proporsi klasifikasi serangan epilepsi berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai informasi dan bahan masukan bagi pihak Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan mengenai epilepsi sehingga dapat meningkatkan penanggulangan dan pengobatan penderita.

2. Sebagai sarana meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM USU) dan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM).

3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan epilepsi.


(26)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi dan Fisiologi Otak 2.1.1. Anatomi Otak

Otak terletak dalam rongga kranium (tengkorak), terdiri atas semua bagian Sistem Saraf Pusat (SSP) diatas korda spinalis. Secara anatomis terdiri dari

cerebrum (otak besar), cerebellum (otak kecil), brainstem ( batang otak) dan

limbic system (sistem limbik).15,16

Cerebrum merupakan bagian terbesar dan teratas dari otak yang terdiri dari dua bagian, yaitu hemisfer kiri dan hemisfer kanan. Otak besar terdiri atas corteks

(permukaan otak), ganglia basalis, dan sistem limbik. Kedua hemisfer kiri dan kanan dihubungkan oleh serabut padat yang disebut dengan corpus calosum.

Setiap hemisfer dibagi atas 4 lobus, yaitu lobus frontalis (daerah dahi), lobus oksipitialis (terletak paling belakang), lobus parietalis dan lobus temporalis.15,17

Cerebellum berada pada bagian bawah dan belakang tengkorak dan melekat pada otak tengah. Hipotalamus mempunyai beberapa pusat (nuklei) dan Thalamus

suatu struktur kompleks tempat integrasi sinyal sensori dan memancarkannya ke struktur otak diatasnya, terutama ke korteks serebri.16

Brainsteam (batang otak) terletak diujung atas korda spinalis, berhubungan banyak dengan korda spinalis. Batang otak terdiri atas diensefalon ( bagian batang otak paling atas terdapat diantara cerebellum dengan mesencephalon,

mesencephalon (otak tengah), pons varoli ( terletak di depan cerebellum diantara otak tengah dan medulla oblongata), dan medulla oblongata (bagian dari batang


(27)

otak yang paling bawah yang menghubungkan pons varoli dengan medula spinalis.16,18

Sistem limbik terletak di bagian tengah otak yang bekerja dalam kaitan ekspresi perilaku instinktif, emosi dan hasrat-hasrat dan merupakan bagian otak yang paling sensitif terhadap serangan.17

Gambar 2.1.Anatomi Otak Normal 2.1.2. Fisiologi Otak

Otak memiliki kurang lebih 15 miliar neuron yang membangun substansia alba dan substansia grisea. Otak merupakan organ yang sangat kompleks dan sensitife. Fungsinya sebagai pengendali dan pengatur seluruh aktivitas, seperti : gerakan motorik, sensasi, berpikir, dan emosi. Sel-sel otak bekerja bersama- sama dan berkomunikasi melalui signal-signal listrik. Kadang- kadang dapat terjadi cetusan listrik yang berlebihan dan tidak teratur dari sekelompok sel yang menghasilkan serangan.19

Darah merupakan sarana transportasi oksigen, nutrisi, dan bahan-bahan lain yang sangat diperlukan untuk mempertahankan fungsi penting jaringan otak dan


(28)

mengangkat sisa metabolit. Kehilangan kesadaran terjadi bila aliran darah ke otak berhenti 10 detik atau kurang. Kerusakan jaringan otak yang permanen terjadi bila aliran darah ke otak berhenti dalam waktu 5 menit.18,20

2.2. Epilepsi

Epilepsi menurut World Health Organization (WHO) merupakan gangguan kronik otak yang menunjukkan gejala berupa serangan yang berulang - ulang yang terjadi akibat adanya ketidaknormalan kerja sementara, sebagian, dan seluruh jaringan otak karena cetusan listrik pada neuron (sel syaraf).9

Epilepsi dikenal sebagai salah satu penyakit tertua di dunia (2000 tahun SM) dan menempati urutan kedua dari penyakit syaraf setelah gangguan peredaran darah otak.20 Epilepsi ditandai dengan perubahan mendadak dan selintas dalam fungsi otak, biasanya dengan gejala motorik, sensorik, otonom atau psikis. Keadaan ini sering disertai dengan perubahan dalam kesadaran.21

Aura adalah perasaan- perasaan yang dialami penderita epilepsi yang tidak biasanya dialami sebelum terjadinya serangan atau kejang. Dalam pemeriksaan, adanya aura perlu diketahui secara sistematik. Bentuk- bentuk aura yang dapat terjadi adalah seperti : sensasi aneh di dalam perut, dada atau kepala, perasaan kesemutan, halusinasi atau ilusi, vertigo, kesulitan untuk menemukan kata-kata,

de javu, serta perasaan takut atau cemas yang luar biasa.19

Kedaduratan serangan epilepsi merupakan beratnya serangan yang terjadi pada penderita. Tingkat kedaduratan serangan epilepsi terdiri dari serangan pertama, serangan akut berulang, breakthrough seizure, dan status epileptikus.19


(29)

Status Epileptikus (SE) adalah suatu kondisi/keadaan spesifik oleh karena adanya serangan epilepsi yang sering, berulang, berkelanjutan, dan berkepanjangan.22 Keadaan status epileptikus dapat menimbulkan ancaman kerusakan sel-sel neuron yang meluas dan permanen sampai terjadi kematian akibat hipoksia jaringan otak , hipertensi, dan peningkatan tekanan intrakranial. Kematian bisa terjadi karena serangan yang sering dan berulang berkisar 3-25% yang telah dilaporkan.23

Kematian mendadak yang tak terduga pada epilepsi atau sudden unexpected death in epilepsy (SUDEP) menjadi masalah yang serius. Diperkirakan SUDEP terjadi pasca kejang pertama, aritma jantung yang tidak baik, dan serangan pernafasan yang terganggu akibat kejang.24


(30)

2.3. Klasifikasi Serangan Epilepsi19 2.3.1. Serangan Epilepsi Umum Primer

Serangan epilepsi umum primer adalah kejang yang sejak awal seluruh otak terlibat secara bersamaan. Serangan muncul karena hilangnya kesadaran, kemudian diikuti gejala lainnya yang bervariasi. Jenis-jenis serangan epilepsi umum dibedakan oleh ada atau tidak adanya aktivitas motorik yang khas.19

a. Absence(Petit Mal)

Pada serangan petit mal, penderita mungkin mempunyai serangan minor atau abortif tanpa disertai dengan gerakan jatuh atau konvulsi pada tubuh. Serangan kekososongan yang klasik ditandai dengan ekspresi bengong mendadak (kekosongan singkat) dan terhentinya aktivitas motorik, kadang-kadang disertai hilangnya tonus otot. Kondisi ini umumnya dimulai pada masa kanak-kanak (onset puncak pada usia 4-8 tahun, lebih sering pada anak perempuan).25 Serangan ini hanya berlangsung 2-10 detik.26 Serangan ini bisa menghilang waktu remaja atau berganti dengan serangan tonik-klonik. 23,26

Serangan absence sering dihubungkan dengan keadaan umum, serangan tonic-klonik, tetapi pasien biasanya tidak mempunyai masalah kelainan syaraf dan mempunyai respon yang baik pada pengobatan yang spesifik dengan anticonvulsant.27


(31)

b. Serangan Tonik-Klonik (Grand Mal)

Istilah serangan tonik - klonik mengacu pada beberapa jenis gerakan tubuh, yang secara tiba-tiba kejang. Tonik merupakan anggota badan dan klonik, merupakan mengacu pada sentakan yang berirama.28

Suatu aura dapat menandai terjadinya serangan yang segera akan datang. Aura biasanya khas bagi penderita per individu dan dapat terdiri dari rasa mual atau baal, dan suatu kilatan dari daya ingat. Penderita mungkin menjerit dan sering mengalami cedera tubuh. Tahap klonik menyusul dengan ditandai gerakan konvulsi, dan ritmik pada tubuh.26 Serangan ini yang paling sering dijumpai pada umur diatas balita. Kejang tonik ini berlangsung kurang lebih 1-2 menit.29

c. Serangan Mioklonik

Pada serangan mioklinik ditandai oleh kontraksi otot-otot tubuh secara cepat, mendadak, sinkron dan bilateral atau kadang-kadang hanya mengenal kelompok otot tertentu.20 Serangan terjadi sekali atau berulang-ulang dan muncul saat penderita jatuh tertidur.29 Penderita sendiri melaporkan bahwa mereka tidak menyadari adanya serangan tersebut dan mereka hanya menemukan bahwa dirinya berada dalam posisi yang tidak biasa.21

Patologis dari serangan mioklinik pada umumnya sering dilihat dari gangguan metabolisme, penyakit degeneratif central nervous system (CNS) atau cedera di kepala. Serangan mioklinik biasanya berdampingan dengan gangguan serangan umum dan penderitanya adalah remaja.22 Serangan ini juga dapat terjadi pada anak-anak dengan epileptik enchepalophati, contohnya Lennox-Gastaut


(32)

d. Serangan Atonik

Pada epilepsi atonik ditandai dengan kehilangan tonus otot secara mendadak. 20 Pada keadaan ini otot-otot seluruh tubuh mendadak melemas sehingga penderita terjatuh. Hal ini sangat berbahaya karena memiliki resiko besar mengalami cedera kepala karena jatuhnya penderita. Kesadaran tetap dapat baik atau menurun sebentar.22 Biasanya muncul pada umur 2-5 tahun, serangan berlangsung selama 10-60 detik.19

e. Serangan Tonik

Serangan tonik ditandai dengan adanya kekakuan bilateral secara mendadak pada tubuh, lengan, dan tungkai. Serangan berlangsung kurang dari 20 detik, kemudian muncul lebih sering pada saat penderita tidur. Dijumpai terutama pada anak berusia muda, biasanya berhubungan dengan gangguan metabolik atau defisit neurologis.19

2.3.2. Serangan Parsial

Serangan epilepsi parsial merupakan serangan yang berasal dari daerah tertentu dalam otak.20

a. Serangan Epilepsi Parsial Sederhana

Serangan epilepsi parsial sederhana timbul karena adanya suatu muatan yang lepas dari area motorik korteks serebri secara unilateral. Serangan ini bersifat kejang ritmis (klonis) pada salah satu anggota tubuh, yang kemudian dapat menjalar ke seluruh tubuh.20

Jenis ini tidak disertai gangguan atau penurunan kesadaran. Selama serangan berlangsung, penderita tetap sadar dan mampu untuk menjawab


(33)

pertanyaan ataupun melaksanakan perintah dan kemudian penderita akan mengingat selama serangan berlangsung.13 Manifestasi klinis biasanya berhubungan dengan area otak tertentu yang terlibat, yaitu manifestasi motorik, sensorik, otonomik dan psikis. Serangan berlangsung sekitar 30 detik atau kurang.19

b. Serangan Epilepsi Parsial Kompleks (Lobus Temporalis, Psikomotor)

Serangan epilepsi parsial kompleks terjadi karena adanya gangguan kesadaran dan gejala psikis atau adanya gangguan fungsi luhur, contohnya seperti: de-javu, ilusi, halusinasi, otomatisme (mengunyah-unyah, menelan, gerakan-gerakan tertentu,), dan jamais-vu (tidak kenal dengan peristiwa yang pernah dialami).25,26 Berlangsung selama 1-3 menit. Sekitar 50% penderita terlebih dahulu mengalami aura. Aura yang paling sering muncul adalah rasa takut, perasaan mual, perasaan aneh atau baal, gangguan visual dan kedutan pada wajah atau jari-jari.30

Epilepsi kompleks parsial timbul dari lobus temporal sekitar 60%, sekitar 30% dari lobus frontal dan sekitar 10% dari daerah kortikal lainnya.24

c. Serangan Epilepsi Umum Sekunder

Serangan epilepsi umum sekunder merupakan serangan parsial yang berkembang menjadi serangan umum. Serangan umum sekunder terjadi melalui beberapa tahapan refleksi dari penyebaran cetusan ke berbagai area otak yang berbeda, seperti serangan parsial berlanjut menjadi serangan parsial kompleks dan kemudian berkembang menjadi serangan umum sekunder ( tonik-klonik).19,29


(34)

2.3.3. Epilepsi Tak Tergolongkan

Tidak semua jenis kejang dapat diklasifikasikan seperti epilepsi parsial dan epilepsi umum. Epilepsi tak tergolongkan khususnya terjadi pada masa neonatus dan bayi.27

2.4. Penyebab Epilepsi20,24

a. Idiopatik (Penyebab tidak diketahui)

Epilepsi idiopatik seringkali menunjukkan predisposisi genetik.28 Penyebabnya tidak diketahui meliputi ±50% dari penderita epilepsi anak, biasanya pada usia lebih dari 3 tahun.20

b. Simtomatik (Penyebab diketahui) b.1 Kelainan Kongenital

Kelainan kongenital dapat terjadi karena kromosom ab-normal, radiasi, obat-obat teratogenik, infeksi intrapartum oleh toksoplasma, cytomegalovirus, rubela dan treponema. Biasanya terjadi pada kelompok usis 0-6 bulan.6

b.2. Infeksi

Risiko akibat serangan epilepsi bervariasi sesuai dengan tipe infeksi yang terjadi pada sistem saraf pusat, seperti meningitis, ensefalitis, dan terjadinya abses serta infeksi lainnya.6

Epilepsi dapat terjadi karena adanya infeksi virus, bakteri, parasit dan abses otak yang frekuensinya sampai 32%. Sering terjadi pada kelompok anak-anak sampai remaja.20


(35)

b.3. Trauma Kepala

Trauma kepala merupakan penyebab terjadinya epilepsi yang paling banyak.6 Trauma kepala dapat menyebabkan kerusakan pada otak. Kejang-kejang dapat timbul pada saat terjadi cedera kepala atau baru terjadi 2-3 tahun kemudian.31

b.4. Tumor

Tumor otak adalah massa sel-sel tidak normal yang tersebar di dalam otak. Tumor yang menyerang otak bisa berupa sel primer (berasal dari otak ), central nervous system, selaput pembungkus otak (selaput meningen) atau metastatis (penyebaran ke otak dari bagian tubuh lain). Tumor otak sering terjadi pada usia muda. 32

b.5.Gangguan Vaskular

Penderita epilepsi oleh karena gangguan vaskular lebih sering diderita oleh lansia (lanjut usia). Penyebabnya karena adanya serangan stroke yang mengganggu pembuluh darah di otak atau peredaran darah di otak yang dapat menimbulkan kejang. 31

b.6. Gangguan Metabolik

Serangan epilepsi dapat terjadi dengan adanya gangguan pada konsentrasi serum glukose, kalsium, magnesium, potassium, dan sodium.6 Gangguan metabolik, hipoglikemia, hipokalsemia, hiponatremia,dan defisiensi piridoksin. Hipokalsemia dapat disebabkan oleh asfiksia diabetes, prematuritas, bersamaan dengan hipomagnesemia. Hiponatremia dapat ditemukan pada asfiksia. Defesiensi


(36)

piridoksin pada kelainan genetik atau penyakit metabolisme disertai peningkatan piridoksin.20

2.5. Pencetus Epilepsi Dengan Riwayat Epilepsi 19,31 a. Kurang tidur

Kurang tidur dapat mengganggu aktivitas dari sel-sel otak sehingga dapat mencetuskan serangan. Diduga bahwa kurang tidur dapat menurunkan ambang serangan yang kemudian memudahkan terjadinya serangan. Disamping memudahkan terjadinya serangan, kurang tidur dapat memperberat dan memperlama serangan.

b. Stres Emosional

Stres dapat meningkatkan frekuensi serangan. Stres fisik yang berat juga dapat menimbulkan serangan. Stres dan cemas dapat memicu terjadinya hiperventilasi. Pada penderita tertentu hiperventilasi merupakan faktor pencetus terjadinya serangan. Penderita dapat lupa minum obat karena sedang dilanda stres. Sementara itu stres dapat mengubah konstelasi hormon misalnya meningkatkan kadar kortisol, peningkatan ini berpengaruh terhadap ambang serangan.

c. Obat-obat tertentu

Beberapa obat dapat menimbulkan serangan seperti penggunaan obat-obat antidepresan trisiklik, obat tidur, dan fenotiasin. Menghentikan obat-obat penenang secara mendadak seperti barbiturat dan valium dapat mencetuskan kejang.


(37)

Alkohol dapat menghilangkan faktor penghambat terjadinya serangan. Biasanya peminum alkohol mengalami kurang tidur sehingga memperburuk keadaannya. Penghentian minum alkohol secara mendadak dapat menimbulkan serangan.

e.Perubahan hormonal

Pada masa haid dapat terjadi perubahan siklus hormon (peningkatan kadar estrogen) dan stres, hal ini diduga merupakan pencetus terjadinya serangan. Hampir setengah dari wanita yang menderita epilepsi melaporkan adanya peningkatan serangan pada saat menjelang, selama, dan sesudah menstruasi. Sebagian besar dari mereka mengalami peningkatan (kuantitas dan kualitas) serangan pada periode perimenstrual dan fase folikular. Hormon steroid dapat menembus blood-brain barrier dengan mudah. Sel-sel otak dapat dipengaruhi estrogen dan progesteron secara langsung.

f. Terlalu lelah

Terlalu lelah atau stres fisik dapat menimbulkan hiperventilasi dimana terjadi peningkatan kadar CO2 dalam darah yang mengakibatkan terjadinya penciutan pembuluh darah otak yang dapat merangsang terjadinya serangan epilepsi.

g. Fotosensitif

Ada sebagian kecil penyandang epilepsi yang sensitif terhadap kerlipan/kilatan sinar (flashing lights) pada kisaran antara 10-15 Hz. Cahaya yang


(38)

mampu merangsang terjadinya serangan adalah cahaya yang berkedip-kedip atau yang menyilaukan.

2.6. Diagnosis

2.6.1. Diagnosis Epilepsi20

Untuk diagnosis sindrom epilepsi diperlukan data tipe kejang, data EEG. Sering penderita datang tidak dalam keadaan kejang, sehingga gambaran kejang sebagian besar berdasarkan pada anamnesis. Pemeriksaan dengan EEG dapat menangkap

aktivitas yang abnormal. Kelainan EEG yang mempunyai korelasi yang tinggi dengan kejang epilepsi adalah aktivitas epileptiform, yaitu berupa gelombang runcing, gelombang paku, runcing lambat, paku lambat. Rekaman pertama kali dapat normal pada 30-40% pada penderita dengan kejang epileptik, sehingga perlu diulang. 2.6.2. Diagnosis Banding24,27

a. Sinkope

Sinkope adalah keadaan kehilangan kesadaran sepintas akibat kekurangan aliran darah ke dalam otak dan anoksia. Penyebabnya ialah tekanan darah menurun mendadak, biasanya ketika penderita sedang berdiri.

b. Gangguan Jantung

Gangguan fungsi dan irama jantung dapat timbul dalam serangan-serangan yang mungkin pula mengakibatkan pingsan.

c. Gangguan Sepintas Peredaran Darah Otak

Gangguan sepintas peredaran darah dalam batang otak dengan macam-macam sebab dapat mengakibatkan timbulnya serangan pingsan. Pada keadaan ini


(39)

dijumpai kelainan-kelainan neurologis seperti diplopia, disartria, ataksis dan lain-lain.

d. Hipoglikemia

Hipoglikemia didahului rasa lapar, tremor, dan mulut kering. e. Histeria

Kejang fungsional atau psikologis sering terdapat pada wanita terutama antara 7-15 tahun.Timbulnya serangan sering berhubungan dengan stres.

f. Narkolepsi

Pada narkolepsi terjadi serangan-serangan perasaan mengantuk yang tidak dapat dikendalikan. Serangan tidur bersifat mendadak, tak tertahankan, dan kemudian tampak segar kembali.33

g. Paralisis Tidur

Paralisis tidur biasanya terjadi menjelang tidur atau bangun dan sering didahului halusinasi auditoris atau visual. Serangan ini sering menakutkan penderita karena ia dapat bernapas, menggerakkan mata, namun tidak dapat bergerak. 2.7. Epidemiologi

2.7.1 Distribusi dan Frekuensi a. Orang

Pada tahun 2009 jumlah kematian karena epilepsi di Inggris dan Wales lebih banyak pada usia dibawah 25 tahun sekitar 11%, dan di Inggris Raya jumlah kematian penderita epilepsi sebanyak 1.150 orang, laki-laki 56% dan perempuan


(40)

Berdasarkan penelitian Vera Marpaung di RSU Pirngadi Medan selama Januari- Juni 2001, menunjukkan penderita epilepsi pada laki- laki sebesar 33,9% dan perempuan sebesar 66,61% dengan kelompok umur paling banyak adalah 16 – 23 tahun ( 35,3%).34 Berdasarkan penelitian Shinta pada tahun 2008 di RSUD Dr.Moewardi Surakarta menunjukkan penderita epilepsi pada laki – laki sebesar 45,3 % dan perempuan 54,7%, dengan kelompok umur yang paling banyak adalah 7- 14 tahun.35 Penelitian dari Meiti Frida di RS Dr.M.Djamal Padang selama Januari – Maret menunjukkan penderita epilepsi pada laki – laki sebesar 42 % dan perempuan 58 %, dengan kelompok umur yang paling banyak adalah 20 – 30 tahun sebesar 32%.36

b. Tempat

Berdasarkan laporan Pan American Health Organization (PAHO) tahun 2000

– 2010 rata – rata kematian pada penderita epilepsi di Amerika Latin dan Kariba sebesar 38,9 % dan di Amerika Utara sebesar 11,1%.37 Pada tahun 2010 penderita epilepsi di Wales sebesar 2,8%, dan di Scotlandia sebesar 4,5 %.6

Berdasarkan penelitian dari Muis Abdul,dkk di RSUP Adam Malik Medan selama tahun 2004 – April 2005, menunjukkan penderita epilepsi sebanyak 42 orang dengan laki – laki 52,4% dan perempuan 47,6%.38 Hasil penelitian Irawaty Hawani dkk di RSCM Jakarta selama Agustus – Desember 2005, penderita epilepsi sebanyak 145 orang.39 Hasil penelitian dari Tri Budi Raharjo di RSUP Dr. Kariadi Semarang selama Maret – Desember 2006, penderita epilepsi sebanyak 42 orang dengan umur < 6 bulan.40


(41)

c. Waktu

Pada tahun 2005 di Irlandia prevalensi penderita epilepsi pada wanita sekitar 8,6 per 1.000 dan pada laki-laki sekitar 9,5 per 1.000 penduduk.41 Berdasarkan penelitian dari Husam pada tahun 2003 – 2007 penderita epilepsi di RSUP Dr.Kariadi Semarang sebanyak 180 orang.42

Berdasarkan penelitian Mustika Anggiane di RSUP Fatmawati Jakarta selama tahun 2004 – 2008 diperoleh pada tahun 2004 penderita epilepsi sebesar 23,7 %, pada tahun 2005 sebesar 23,6 %, pada tahun 2006 sebesar 13,4%, pada tahun 2007 sebesar 19,9%, dan tahun 2008 sebesar 19,4 %.43

2.7.2. Faktor Risiko a. Umur

Penyakit epilepsi dapat terjadi pada semua kelompok umur, tetapi terdapat perbedaan yang mencolok pada kelompok umur tertentu. Terdapat 30-32,9% penderita epilepsi mendapat serangan pertama pada usia kurang dari 4 tahun, 50-51% terdapat pada kelompok umur kurang dari 10 tahun dan mencapai 75-83,4% pada usia kurang dari 20 tahun, 15% penderita pada usia lebih dari 25 tahun dan kurang dari 2% pada usia lebih dari 50 tahun.8

b. Jenis Kelamin

Di Irlandia pada tahun 2005 prevalensi penderita epilepsi lebih banyak pada laki-laki sekitar 9,5/1000 dan pada perempuan sekitar 8,6/1000.41 Menurut WHO pada tahun 2012, tidak ada perbedaan yang signifikan penderita epilepsi antara laki-laki dan perempuan. Penderita epilepsi pada umumnya sedikit lebih banyak


(42)

c. Status Sosioekonomi

Tidak ada perbedaan yang signifikan penderita epilepsi oleh karena sosioekonomi yang tinggi dan rendah. Biasanya penderita epilepsi lebih banyak pada orang yang memliki sosioekonomi rendah.37

d. Genetika

Berdasarkan penelitian terbaru pada epilepsi diidentifikasikan bahwa faktor keturunan jarang terjadi. Diperkirakan terjadinya epilepsi dengan faktor penyebab idiopatik.29 Kecenderungan timbulnya epilepsi yang diturunkan biasanya terjadi pada masa anak- anak. Bila salah satu orang tua menderita epilepsi kemungkinan anaknya menderita epilepsi adalah 5%.31

e. Ras atau suku bangsa

Tidak banyak perbedaan penderita penyakit epilepsi berdarkan ras.Berdasarkan sebuah penelitian mengenai epilepsi didapatkan 1,7 kali orang dengan kulit hitam menderita epilepsi dibandingkan dengan orang yang berkulit putih.35

f.Cedera Kepala

Cedera kepala dapat menyebabkan kerusakan pada otak. Akibat cedera dapat menyebabkan kejang- kejang atau baru terjadi 2- 3 tahun kemudian.31 Epilepsi banyak terjadi karena cedera kepala. Menurut WHO pada tahun 2012 cedera kepala mempunyai resiko besar dalam terjadinya penyakit epilepsi.9 Setiap tahun di Eropa sekitar 2 juta terjadi kasus cedera otak traumatis.20


(43)

g.Gangguan Pada Saat Hamil

Gangguan ibu saat hamil yang dapat mempengaruhi kondisi otak anak sehingga berisiko menderita epilepsi adalah infeksi viral, trauma abdominal, dan hipokalsemia atau hipoglikemia.31 Epilepsi adalah masalah utama gangguan syaraf bagi anak – anak, karena kondisi otaknya yang masih rentan.41

h. Depresi

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Amerika, depresi dapat meningkatkan kejadian epilepsi. Depresi dapat membuat terganggunya aliran darah di otak yang dapat merusak sel – sel syaraf.44

j. Stroke

Stroke merupakan faktor risiko epilepsi yang penting khususnya pada kelompok lanjut usia. Pada saat onset, sekitar 2% penderita stroke mengalami serangan. Selama 5 tahun pasca-stroke maka 11,5% dari penderita stroke mengalami serangan tunggal atau berulang. Penderita yang mengalami stroke memiliki kemungkinan 20 kali lebih besar untuk epilepsi .19

2.8. Pencegahan Epilepsi 2.8.1. Pencegahan Primordial45

Pencegahan primordial yaitu upaya pencegahan munculnya faktor predisposisi terhadap epilepsi dimana belum tampak adanya faktor yang menjadi risiko. Hal yang dapat dilakukan adalah pendidikan kepada masyarakat luas, diberi informasi mengenai sifat, penyebab, dan cara pencegahan. Upaya ini dimaksudkan dengan memberikan kondisi pada masyarakat yang memungkinkan pencegahan terjadinya


(44)

epilepsi yang dapat dilakukan melalui pendekatan kepada masyarakat atau perorangan.

2.8.2. Pencegahan Primer9

Pencegahan primer dilakukan dengan pencegahan terhadap faktor risiko yang tampak pada individu atau masyarakat. Pencegahan Primer penyebab epilepsi adalah sebagai berikut:

a. Mencegah terjadinya cedera di kepala.Hal ini sangat efektif untuk mencegah terjadinya epilepsi. Misalnya dengan cara memakai alat pelindung diri di kepala jika pekerjaan yang dilakukan beresiko untuk mengalami cedera kepala.

b. Merawat kehamilan saat perinatal dengan baik sehingga dapat mengurangi kasus baru epilepsi yang disebabkan oleh cedera saat lahir. c. Mengutamakan sanitasi lingkungan agar terhindar dari bakteri atau virus

yang dapat menyerang otak. 2.8.3. Pencegahan Sekunder45,46

Pencegahan sekunder dilakukan dengan pencegahan terhadap penderita yang mengalami suatu penyakit agar tidak memperburuk kondis individu atau masyarakat. Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan cara:

a. Minum obat anti epilepsi (OAE) secara teratur dan taat sesuai dengan serangan epilepsi yang diderita.

b. Menghindari faktor-faktor pencetus serangan seperti alkohol, cahaya, stres, dan lainnya.


(45)

c. Tidak mengemudikan kendaraan bermotor selama penderita masih minum obat-obatan anti- konvulsan.

d. Makan dengan teratur dan istrahat yang cukup. 2.8.4. Pencegahan Tersier45

Tujuan utama adalah mencegah proses penyakit lebih lanjut dan mencegah cacat/kelumpuhan karena penyakit epilepsi. Pencegahan tersier penyakit epilepsi adalah :

a. Rehabilitasi medik/Terapi Antikonvulsan

b. Pembedahan. Pembedahan dilakukan untuk pasien yang gagal dengan penatalaksanaan medis.


(46)

2.9. Model Kerangka Konsep Karakteristik Penderita Epilepsi

1. Sosiodemografi Umur

Jenis Kelamin Agama Pendidikan Pekerjaan

Status Perkawinan Tempat Tinggal

2. Riwayat Keluarga 3. Riwayat Trauma Kepala 4. Klasifikasi Serangan Epilepsi 5. Frekuensi Serangan

6. Aura

7. Lama rawatan rata-rata 8. Keadaan Sewaktu Pulang


(47)

BAB 3

METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan case series.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Pemilihan lokasi atas pertimbangan bahwa Rumh Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan terdapat kasus epilepsi dan Rumah Sakit jenis Tipe A.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan mulai Juli 2014 sampai dengan September 2014.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. Populasi

Populasi penelitian adalah data seluruh penderita epilepsi yang di rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2011-2013 yaitu 126 orang yang terdaftar pada bagian rekam medik.

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh data dari penderita epilepsi yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik tahun 2011-2013 sama dengan populasi (total sampling).


(48)

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dari kartu status penderita epilepsi yang di rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2011-2013.

3.5. Teknik Analisa Data

Data yang terkumpul kemudian diolah dengan komputer dengan menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS). Data dianalisa dengan menggunakan uji Chi Square, serta disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi frekuensi, pie, diagram bar dan grafik.

3.6. Defenisi Operasional

3.6.1. Penderita epilepsi adalah pasien yang dinyatakan epilepsi berdasarkan diagnosa dokter sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2011-2013.

3.6.2. Sosio demografi adalah keterangan yang menunjukkan spesifikasi penderita epilepsi dan hubungan sosialnya di masyarakat meliputi umur, jenis kelamin, suku, agama, pekerjaan, status perkawinan dan tempat tinggal yang tercatat pada kartu status.

3.6.3. Umur adalah usia penderita epilepsi sesuai dengan yang tercatat pada kartu status di RSUP Haji Adam Malik Medan.Dikategorikan atas :

1. 0-11 tahun 2. 12-19 tahun 3. ≥ 20 tahun


(49)

3.6.4. Jenis kelamin adalah ciri khas tertentu yang dimiliki penderita epilepsi sesuai yang tercatat pada kartu status.Dikategorikan atas:

1. Laki-Laki 2. Perempuan

3.6.5. Agama adalah kepercayaan yang dianut penderita epilepsi yang tercatat pada kartu status, dikategorikan atas:

1. Islam

2. Kristen Protestan 3. Katholik

4. Budha

3.6.6. Pendidikan adalah pendidikan formal terakhir yang dimiliki oleh penderita sesuai yang tercatat pada kartu status, dikategorikan atas : 1. Tidak tamat SD

2. SD 3. SMP 4.SMA

5. Akademi/ Perguruan Tinggi

3.6.7. Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan penderita epilepsi dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan yang tercatat pada kartu status. Dikategorikan atas:

1. Pegawai Negeri Sipil 2. Pensiunan


(50)

4. Petani

5. Ibu Rumah Tangga 6. Lain-lain

3.6.8. Status perkawinan adalah keterangan yang menunjukkan riwayat pernikahan penderita epilepsi sesuai yang tercatat pada kartu status, Dikategorikan atas: 1. Kawin

2. Tidak Kawin

3.6.9. Tempat tinggal adalah alamat dimana penderita epilepsi tinggal/berdomisili sesuai yang tercatat pada kartu status.Dikategorikan atas:

1. Medan 2. Luar Medan

3.6.10. Riwayat keluarga adalah keadaan ada atau tidak adanya penderita epilepsi dalam keluarga penderita sesuai dengan yang tercatat pada kartu status. Dikategorikan atas:

1. Ada riwayat keluarga menderita epilepsi 2. Tidak ada riwayat keluarga menderita epilepsi

3.6.11. Riwayat Trauma Kepala adalah keadaan ada atau tidak adanya trauma kepala pada penderita epilepsi sesuai dengan yang tercatat pada kartu status. Dikategorikan atas:

1. Ada Riwayat Trauma Kepala 2. Tidak Ada Riwayat Trauma Kepala


(51)

3.6.12. Klasifikasi serangan epilepsi adalah identifikasi serangan pada penderita epilepsi berdasarkan diagnosa dokter sesuai dengan yang tercatat pada kartu status. Dikategorikan atas:

1. Epilepsi Umum Primer 2. Epilepsi Parsial

3.6.13. Frekuensi serangan adalah banyaknya atau jumlah kejang yang terjadi pada penderita epilepsi sesuai yang tercatat pada kartu status.Dikategorikan atas: 1. Serangan 1-3x/hari

2. Serangan 4-6x/hari 3. Serangan > 6 x/hari

3.6.14. Aura adalah perasaan-perasaan atau keadaan yang timbul sebagai pendahulu timbulnya serangan/kejang.Dikategorikan atas:

1. Ada aura 2. Tidak ada aura

3.6.15. Lama rawatan rata-rata adalah jumlah hari rata-rata penderita epilepsi dirawat dari tanggal masuk sampai keluar (baik dengan izin dokter, atas permintaan sendiri,pulang secara paksa maupun meninggal dunia) sesuai dengan yang tercatat pada kartu status.

3.6.16. Keadaan sewaktu pulang adalah keterangan tentang keadaan penderita epilepsi ketika pulang sesuai tercatat di kartu status. Dikategorikan atas: 1. Pulang Berobat Jalan ( PBJ)


(52)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik adalah Rumah Sakit Umum milik Pemerintah Pusat yang secara teknis berada dibawah Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI, berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17 Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan. Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan merupakan sebagai pusat rujukan kesehatan regional untuk wilayah Sumatera bagian Utara dan bagian Tengah yang meliputi Propinsi Nanggoro Aceh Darussalam, Propinsi Sumatera Utara, Propinsi Riau, dan Propinsi Sumatera Barat.

4.1.2. Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Visi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan adalah “ Menjadi Pusat Rujukan Pelayanan Kesehatan Pendidikan dan Penelitian yang Mandiri dan Unggul di Sumatera pada tahun 2015”. Visi tersebut diwujudkan melalui Misi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik yaitu:

1. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu dan terjangkau.

2. Melaksanakan pendidikan, pelatihan serta penelitian kesehatan yang profesional.


(53)

3. Melaksanakan kegiatan pelayanan dengan prinsip efektif, efisien,akuntabel dan mandiri.

4.1.3. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 244/MENKES/PER/III/ 2008 tanggal 11 Maret 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan mempunyai tugas menyelenggarakan upaya penyembuhan dan pemulihan serta paripurna, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan secara serasi, terpadu dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan lainnya serta melaksanakan upaya rujukan.

Dalam melaksanakan tugas Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan menyelenggarakan fungsi :

1. Pelayanan medis

2. Pelayanan dan asuhan keperawatan 3. Penunjang medis dan non medis 4. Pengelolaan sumber daya manusia

5. Pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang profesi kedokteran dan pendidikan kedokteran berkelanjutan

6. Pendidikan dan pelatihan kesehatan lainnya 7. Penelitian dan pengembangan

8. Pelayanan rujukan


(54)

4.1.4. Fasilitas Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dilengkapi dengan prasarana yang terdiri dari instalasi rawat jalan, rawat gawat darurat, rawat inap terpadu A/B, perawatan intensif, spesialis, dan penunjang pelayanan medis lainnya. Adapun yang menjadi pelayanan penunjang medis adalah laboratorium klinik, laboratorium anatomi, laboratorium mikrobiologi, farmasi, dan pusat radiologi. Dalam pemeriksaan yang berhubungan dengan penyakit syaraf terdapat fasilitas

elektroencephalography (EEG) dan computerized tomography scan (CT-Scan). Fasilitas pendukung rumah sakit berupa sarana air bersih, listrik, pengelolaan limbah cair dan padat serta fasilitas umum lainnya. Rumah sakit ini juga dilengkapi dengan pelayanan telekomunikasi diantaranya PABX 420 Nomor Extention, Internet,Wifi, Faxmile, dan Audio System/Pusat Informasi.

4.1.5. Tenaga Kerja di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Jumlah tenaga kerja di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan adalah sebanyak 1.860 orang terdiri dari tenaga PNS 1.474 orang dan tenaga honorer 386 orang dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 4.1 Distribusi Tenaga Kerja di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Jenis Ketenagaan PNS Honorer Total %

f f

Medis 203 1 204 10,97

Keperawatan 649 101 750 40,32

Non Keperawatan 340 40 380 20,43

Non Medis 282 244 526 28,28


(55)

4.2 Deskriptif

4.2.1. Sosiodemografi

Hasil penelitian penderita epilepsi yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2011- 2013 berdasarkan sosiodemografi yaitu meliputi: umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, dan tempat tinggal dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.2. Distribusi Proporsi Penderita Epilepsi Berdasarkan Sosiodemografi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011- 2013

Sosiodemografi F %

Umur ( Tahun)

0-11 60 47,6

12-19 33 26,2

≥ 20 33 26,2

Jumlah 126 100

Jenis Kelamin

Laki- laki 66 52,4

Perempuan 60 47,6

Jumlah 126 100

Agama

Islam 79 62,7

Kristen Protestan 38 30,1

Katholik 7 5,6

Budha 2 1,6

Jumlah 126 100

Pendidikan

Tidak Tamat SD 55 43,6

SD 16 12,7

SMP 15 11,9

SMA 35 27,8

Akademi/Perguruan Tinggi 5 4,0

Jumlah 126 100

Pekerjaan

Pegawai Negeri Sipil 5 3,9

Wiraswasta 15 11,9

Petani 2 1,6

Ibu Rumah Tangga 6 4,8


(56)

Jumlah 126 100 Status Perkawinan

Kawin 19 15,1

Tidak Kawin 107 84,9

Jumlah 126 100

Tempat Tinggal

Medan 48 38,1

Luar Medan 78 61,9

Jumlah 126 100

Berdasarkan tabel 4.2. menunjukkan bahwa proporsi penderita epilepsi tertinggi berdasarkan umur adalah kelompok umur 0 – 11 tahun sebanyak 60 orang (47,6%) dan terendah pada kelompok umur 12-19 tahun dan ≥ 20 tahun dengan masing- masing sebanyak 33 orang (26,2%). Proporsi penderita epilepsi tertinggi berdasarkan jenis kelamin tertinggi adalah laki-laki sebanyak 66 orang (52,4%) dan terendah adalah perempuan sebanyak 60 orang (47,6%).

Proporsi penderita epilepsi tertinggi berdasarkan agama adalah Islam sebanyak 79 orang (62,7%) dan terendah adalah Budha sebanyak 2 orang (1,6%). Proporsi tertinggi berdasarkan pendidikan adalah tidak tamat SD sebanyak 55 orang (43,7%) dan terendah Akademi/Perguruan Tinggi sebanyak 5 orang (4,0%). Proporsi penderita epilepsi tertinggi berdasarkan pekerjaan adalah Lain-lain (anak-anak dan pelajar) sebanyak 98 orang (77,8 %) dan terendah adalah Petani sebanyak 2 orang (1,6%). Proporsi penderita epilepsi tertinggi berdasarkan status perkawinan adalah tidak kawin ( dibawah umur, pelajar) sebanyak 107 orang (84,9%) dan terendah adalah kawin sebanyak 19 orang (15,1%). Proporsi penderita epilepsi tertinggi berdasarkan tempat tinggal adalah luar Medan sebanyak 78 orang (61,9%) dan proporsi penderita epilepsi di Medan sebanyak 48 orang (38,1%).


(57)

4.2.2. Riwayat Keluarga

Proporsi penderita epilepsi berdasarkan riwayat keluarga yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2011-2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.3. Distribusi Proporsi Penderita Epilepsi Berdasarkan Riwayat Keluarga yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011- 2013

Riwayat Keluarga F %

Ada 9 7,1

Tidak Ada 117 92,9

Jumlah 126 100

Berdasarkan tabel 4.3. menunjukkan bahwa proporsi penderita epilepsi tertinggi berdasarkan riwayat keluarga adalah tidak ada sebanyak 117 orang (92,9%) dan terendah adalah ada riwayat keluarga sebanyak 9 orang (7,1%).

4.2.3. Riwayat Trauma

Proporsi penderita epilepsi berdasarkan riwayat trauma yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2011 – 2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.4. Distribusi Proporsi Penderita Epilepsi Berdasarkan Riwayat Trauma Kepala yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011- 2013

Berdasarkan tabel 4.4. menunjukkan bahwa proporsi penderita epilepsi tertinggi berdasarkan riwayat trauma kepala adalah tidak ada sebanyak 86 orang (68,3%) dan terendah adalah ada trauma kepala sebanyak 40 orang (31,7%).

Riwayat Trauma Kepala F %

Ada 40 31,7

Tidak Ada 86 68,3


(58)

4.2.4. Klasifikasi Serangan

Proporsi penderita epilepsi berdasarkan klasifikasi serangan yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2011 – 2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.5. Distribusi Proporsi Penderita Epilepsi Berdasarkan Klasifikasi Serangan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011 – 2013

Berdasarkan tabel 4.5. .menunjukkan bahwa proporsi penderita epilepsi tertinggi berdasarkan klasifikasi serangan adalah Epilepsi Umum Primer sebanyak 100 orang (79,4%) dan terendah adalah Epilepsi Parsial sebanyak 26 orang (20,6%). 4.2.5. Frekuensi Serangan

Proporsi penderita epilepsi berdasarkan frekuensi serangan yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2011 – 2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.6. Distribusi Proporsi Penderita Epilepsi Berdasarkan Frekuensi Serangan yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011- 2013

Frekuensi Serangan F %

1-3x/hari 83 65,9

4-6x/hari 28 22,2

>6x/hari 15 11,9

Jumlah 126 100

Berdasarkan tabel 4.6. menunjukkan bahwa proporsi penderita epilepsi tertinggi berdasarkan frekuensi serangan adalah 1-3x/hari sebanyak 83 orang (65,9%) dan terendah adalah >6x/hari sebanyak 15 orang (11,9%).

Klasifikasi Serangan Epilepsi F %

Epilepsi Umum Primer 100 79,4

Epilepsi Parsial 26 20,6


(59)

4.2.6. Aura

Proporsi penderita epilepsi berdasarkan aura yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2011 – 2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.7. Distribusi Proporsi Penderita Epilepsi Berdasarkan Ada Tidaknya Aura yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011- 2013

Aura f %

Ada 59 46,8

Tidak Ada 67 53,2

Jumlah 126 100

Berdasarkan tabel 4.7. menunjukkan bahwa proporsi penderita epilepsi tertinggi berdasarkan aura adalah tidak ada sebanyak 67 orang (53,2%) dan proporsi penderita epilepsi yang memiliki aura sebanyak 59 orang (46,8%).

4.2.7. Lama Rawatan Rata-Rata

Lama rawatan rata- rata penderita epilepsi yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2011 – 2013 dapat ilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.8. Lama Rawatan Rata- Rata Penderita Epilepsi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013

Lama Rawatan Rata-Rata (hari)

Mean 5,78

Standar Deviasi 4,803

95% Confidence Interval 4,93- 6,62

Minimum 1


(60)

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa lama rawatan rata-rata penderita epilepsi adalah 5,78 hari ( 6 hari). Lama rawatan minimum adalah 1 hari dan lama rawatan maksimum adalah 30 hari.

4.2.8. Keadaan Sewaktu Pulang

Proporsi penderita epilepsi berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2011 – 2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.9. Distribusi Proporsi Penderita Epilepsi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013

Keadaan Sewaktu Pulang f %

Pulang Berobat Jalan (PBJ) 92 73,0

Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) 29 23,0

Meninggal 5 4,0

Jumlah 126 100

Berdasarkan tabel 4.9. menunjukkan bahwa proporsi penderita epilepsi tertinggi berdasarkan keadaan sewaktu pulang adalah pulang berobat jalan sebanyak 92 orang (73,0%) dan terendah adalah meninggal sebanyak 5 orang (4,0%).


(61)

4.3. Analisis Statistik

4.3.1. Umur Berdasarkan Klasifikasi Serangan Epilepsi

Distribusi proporsi umur penderita epilepsi berdasarkan klasifikasi serangan epilepsi yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2011 – 2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.10. Distribusi Proporsi Umur Penderita Epilepsi Berdasarkan Klasifikasi Serangan Epilepsi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011 – 2013

Klasifikasi Serangan Epilepsi

0-11 Tahun 12- 19 Tahun ≥20Tahun Total

f % f % f % f %

Epilepsi Umum Primer

52 52,0 27 27,0 21 21,0 100 100

Epilepsi Parsial 8 30,8 6 23,1 12 46,1 26 100

X2= 7,060 df= 2 p= 0,029

Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa proporsi umur penderita epilepsi umum primer tertinggi adalah umur 0-11 tahun sebanyak 52 orang (80,0%) dan

terendah pada kelompok umur ≥ 20 tahun sebanyak 21 orang ( 21,0%). Proporsi umur penderita epilepsi parsial tertinggi adalah umur ≥ 20 tahun sebanyak 12 orang

(46,1%) dan terendah pada umur 12-19 tahun sebanyak 6 orang ( 23,1%).

Analisa uji statistik dengan uji chi-square diperoleh nilai p = 0,029 (p < 0,05) artinya ada perbedaan yang bermakna antara umur berdasarkan klasifikasi serangan epilepsi pada penderita epilepsi yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011 – 2013.


(62)

4.3.2. Jenis Kelamin Berdasarkan Klasifikasi Serangan Epilepsi

Distribusi proporsi jenis kelamin penderita epilepsi berdasarkan klasifikasi serangan epilepsi yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.11. Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Penderita Epilepsi Berdasarkan Klasifikasi Serangan Epilepsi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013

Klasifikasi Serangan Jenis Kelamin Total

Laki- laki Perempuan

f % f % f %

Epilepsi Umum Primer 49 49,0 51 51,0 100 100

Epilepsi Parsial 17 65,4 9 34,6 26 100

X2= 2,221 df=1 p= 0,136

Berdasarkan tabel 4.11. menunjukkan bahwa proporsi jenis kelamin penderita epilepsi umum primer tertinggi adalah berjenis kelamin perempuan sebanyak 51 orang (51,0%) dan epilepsi parsial tertinggi adalah berjenis kelamin laki – laki sebanyak 17 orang (65,4%).

Analisa uji statistik dengan uji chi-square diperoleh nilai p= 0,136 (p > 0,05) artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara jenis kelamin berdasarkan klasifikasi serangan epilepsi pada penderita epilepsi yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011 – 2013.


(63)

Distribusi proporsi pendidikan berdasarkan klasifikasi serangan epilepsi yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.12. Distribusi Proporsi Pendidikan Penderita Epilepsi Berdasarkan Klasifikasi Serangan Epilepsi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013

Klasifikasi

Serangan Epilepsi

Tidak Sekolah/SD/SMP

SMA/Akademi/PT Total

f % f % f %

Epilepsi Umum Primer

71 71,0 29 29,0 100 100

Epilepsi Parsial 15 57,7 11 42,3 26 100

X2= 1,687 df= 1 p= 0,194

Berdasarkan tabel 4.12. menunjukkan bahwa proporsi pendidikan penderita epilepsi umum primer tertinggi adalah tidak sekolah/SD/SMP sebanyak 71 orang (71,0%) dan penderita epilepsi parsial tertinggi adalah tidak sekolah/SD/SMP sebanyak sebanyak 15 orang (57,7%).

Analisa uji statistik dengan uji chi- square diperoleh nilai p= 0,194 (p>0,05) artinya tidak ada perbedan yang bermakna antara pendidikan berdasarkan klasifikasi serangan epilepsi pada penderita epilepsi yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011 – 2013.


(64)

4.3.4. Pekerjaan Berdasarkan Klasifikasi Serangan Epilepsi

Distribusi proporsi pekerjaan berdasarkan klasifikasi serangan epilepsi yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.13. Distribusi Proporsi Pekerjaan Penderita Epilepsi Berdasarkan Klasifikasi Serangan Epilepsi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013

Klasifikasi Serangan Epilepsi

Bekerja Tidak Bekerja Total

f % f % f %

Epilepsi Umum Primer 17 17,0 83 83,0 100 100

Epilepsi Parsial 11 42,3 15 57,7 26 100

X2= 7,647 df= 1 p= 0,006

Berdasarkan tabel 4.13. menunjukkan bahwa proporsi pekerjaan penderita epilepsi umum primer tertinggi adalah tidak bekerja sebanyak 83 orang (83,0%) dan penderita epilepsi parsial tertinggi adalah tidak bekerja sebanyak sebanyak 15 orang (57,7%).

Analisa uji statistik dengan uji chi- square diperoleh nilai p= 0,006 (p<0,05) artinya ada perbedan yang bermakna antara pekerjaan berdasarkan klasifikasi serangan epilepsi pada penderita epilepsi yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011 – 2013.


(65)

Distribusi proporsi frekuensi serangan penderita epilepsi berdasarkan klasifikasi serangan epilepsi yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.14. Distribusi Proporsi Frekuensi Serangan Berdasarkan Klasifikasi Serangan Epilepsi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013

Klasifikasi Serangan

Frekuensi Serangan Total

1-3/hari 4-6x/hari >6x/hari

f % f % f % f %

Epilepsi Umum Primer

67 67,0 23 23,0 10 10,0 100 100

Epilepsi Parsial 16 61,6 5 19,2 5 19,2 26 100

Berdasarkan tabel 4.14. menunjukkan bahwa proporsi frekuensi serangan penderita dengan epilepsi umum primer tertinggi adalah 1-3x/hari sebanyak 67 orang (67,0%) dan penderita epilepsi parsial tertinggi adalah 1-3x/hari sebanyak 16 orang (61,6%).

Analisa uji statistik dengan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 1 sel ( 16,7%) yang expected count-nya kurang dari 5.

4.3.6. Klasifikasi Serangan Epilepsi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Distribusi proporsi klasifikasi serangan epilepsi berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:


(66)

Tabel 4.15. Distribusi Proporsi Klasifikasi Serangan Epilepsi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013

Keadaan Sewaktu Pulang

Klasifikasi Serangan Total

Epilepsi Umum Primer

Epilepsi Parsial

f % f % f %

Pulang Berobat Jalan 75 81,5 17 18,5 92 100

Pulang Atas

Permintaan Sendiri

21 72,4 8 27,6 29 100

Meninggal 4 80,0 1 20,0 5 100

Berdasarkan tabel 4.15. menunjukkan bahwa proporsi klasifikasi serangan epilepsi berdasarkan keadaan sewaktu pulang pada pulang berobat jalan tertinggi adalah epilepsi umum primer sebanyak 75 orang (81,5%), pulang atas permintaan sendiri tertinggi adalah epilepsi umum primer sebanyak 21 orang (72,4%), meninggal tertinggi adalah epilepsi umum primer sebanyak 4 orang (80,0%).

Analisa uji statistik dengan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 2 sel ( 33,3%) yang expected count-nya kurang dari 5.


(1)

KeadaanSewaktuPulang * KlasifikasiSerangan Crosstabulation KlasifikasiSerangan Total Epilepsi Umum Primer Epilepsi Parsial KeadaanSewaktu Pulang

Pulang Berobat Jalan (PJB)

Count

75 17 92

% within

KeadaanSewaktuPulang 81,5% 18,5% 100,0%

% within

KlasifikasiSerangan 75,0% 65,4% 73,0%

% of Total 59,5% 13,5% 73,0%

Pulang Atas

Permintaan Sendiri (PAPS)

Count

21 8 29

% within

KeadaanSewaktuPulang 72,4% 27,6% 100,0%

% within

KlasifikasiSerangan 21,0% 30,8% 23,0%

% of Total 16,7% 6,3% 23,0%

Meninggal Count 4 1 5

% within

KeadaanSewaktuPulang 80,0% 20,0% 100,0%

% within

KlasifikasiSerangan 4,0% 3,8% 4,0%

% of Total 3,2% ,8% 4,0%

Total Count 100 26 126

% within

KeadaanSewaktuPulang 79,4% 20,6% 100,0%

% within

KlasifikasiSerangan 100,0% 100,0% 100,0%


(2)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability

Pearson Chi-Square 1,118(a) 2 ,572 ,708

Likelihood Ratio 1,065 2 ,587 ,718

Fisher's Exact Test 1,354 ,535

Linear-by-Linear

Association ,625(b) 1 ,429 ,545 ,272 ,111

N of Valid Cases

126

a 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,03. b The standardized statistic is ,791.


(3)

Lampiran 3

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN KARAKTERISTIK PENDERITA EPILEPSI RAWAT INAP DI RSUP HAJI ADAM MALIK

TAHUN 2011-2013

No

Kegiatan

Tahun 2014

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

Septem

ber

1

Pengajuan Judul

2

Survei Pendahuluan

3

Pencarian Literatur

4

Bimbingan Proposal

5

Seminar Proposal

6

Perbaikan Proposal

7

Pengumpulan dan Analisa Data

8

Bimbingan Skripsi

9

Sidang Skripsi

10

Perbaikan Skripsi


(4)

(5)

(6)