Definisi Operasional PENGGUNAAN MEDIA DIDAKTIK MONTESSORI AREA SENSORIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BASIC INTELLECTUAL ACTIVITIES PADA ASPEK KORESPONDENSI DAN SERIASI SISWA SDLB DENGAN HAMBATAN INTELEKTUAL DI SLBN KAB. TASIKMALAYA.

Tati Sulastri, 2014 Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Variabel Terikat Variabel terikat pada penelitian ini adalah kemampuan basic intellectual activities aspek korespondensi dan basic intellectual activities aspek seriasi. Sugiyono, 2008 mengatakan bahwa variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas Hamidah, 2013 dan Witasari, 2013. Yang dimaksud dengan kemampuan basic intellectual activities aspek korespondensi pada penelitian ini adalah kemampuan korespondiensi 1-1 yaitu anak memasangkan suatu benda dengan pasangannya sesuai dengan peruntukannya, seperti panci dengan tutupnya, 1 es krim dengan 1 orang dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksud dengan basic intellectual activities aspek seriasi pada penelitian ini adalah mengurutkan benda-benda berdasarkan ukuran, contohnya pot bunga diurutkan dari yang paling besar hingga yang paling kecil dan lain sebagainya. Cara untuk mengetahui kemampuan basic intellectual activities aspek korespondensi dan basic intellectual activities aspek seriasi subjek pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengukuran menggunakan instrument asesmen definisi operasional dari variable bebas dan terikat dapat dilihat di Bab 1 bagian f halaman 12.

B. Definisi Operasional

Penjelasan definisi mengenai variabel bebas dan variabel terikat telah diuraikan secara lengkap pada paparan di atas. Di bawah ini adalah paparan mengenai definisi operasionalnya. Tati Sulastri, 2014 Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Media Didaktik Montessori Blok Silinder dan Menara Pink Media didaktik Montessori adalah sekumpulan alat yang ditemuciptakan oleh Maria Montessori dan digunakan di kelas-kelas Montessori. Alat-alat ini ditempatkan menurut area fungsinya. Area keterampilan hidup mengembangkan kemampuan dasar individu dan keterampilan sosial dalam kehidupan sehari-hari seperti keterampilan memakai baju, keterampilan bersih-bersih dan bersikap sopan. Area sensorial mengembangkan kemampuan persepsi indera sensorial anak terhadap lingkungannya. Area bahasa terdiri dari pengembangan keterampilan menulis dan membaca. Area matematika mencakup membilang dan aritmatik. Area budaya mengenalkan dunia sains, sejarah, geografi, antropologi dan biologi. Media didaktik Montessori yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua buah alat pada area sensorial visual yaitu blok silinder dan menara pink. Area sensorial dimaksudkan pada jenis stimuli indera yang secara dominan menstimulus indera anak saat berinteraksi dengan blok silinder dan menara pink. Dalam kelas Montessori blok silinder dan menara pink ditempatkan di area sensorial visual. 4. Basic Intellectual Activities Aspek Korespondensi dan Seriasi Basic Intellectual Activities adalah keterampilan dasar yang perlu dikuasai sebelum anak masuk sekolah dasar. Keterampilan dasar ini mendukung tumbuhnya kemampuan Matematik. Berkembangnya keterampilan Basic Tati Sulastri, 2014 Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Intellectual Activities pada anak berlangsung pada tahap pre operational concrete seperti yang disebutkan dalam teori Piaget. Pada penelitian ini Basic Intellectual Activities aspek korespondensi terdiri dari enam aktifitas sedangkan aspek seriasi terdiri dari lima aktifitas. Enam aktifitas aspek korespondensi diantaranya memasangkan botol dengan tutupnya yang sesuai, memasangkan wadah alat dapur dengan tutupnya yang sesuai, memasangkan alat masak dengan pengaduknya yang sesuai, memasangkan jumlah makananminuman di baki yang sesuai, memasangkan makananminuman dengan jumlah tamu yang sesuai dan menyusun piring-piring di rak. Lima aktifitas aspek seriasi diantaranya, mengurutkan baki secara horizontal mulai dari yang paling besar, mengurutkan baki secara vertikal mulai dari yang paling besar, mengurutkan piring secara vertical mulai dari yang paling besar, mengurutkan pot secara vertical mulai dari yang paling besar, mengurutkan pot secara horizontal mulai dari yang paling besar. Dimana penilaian aktifitas tersebut adalah sebagai berikut: a. Untuk aktifitas korespondensi, jika alat diletakkan di tempat yang sesuai fungsi, kegunaan dan ukuran maka nilai 1 atau jika alat yang lebih besar ditempatkan di yang lebih bawah maka nilai adalah 1n. n: jumlah item pada aktifitas korespondensi nomor bersangkutan; b. Untuk aktifitas seriasi, jika yang diambil atau yang ditunjukkan atau yang disusun yang paling besar terlebih dahulu maka nilai 1. Tati Sulastri, 2014 Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Metode Penelitian

Dokumen yang terkait

Penggunaan Media Komputer Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpidato Pada Siswa SMP

0 2 9

PENGGUNAAN MEDIA CONGKLAK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN DI KELAS III SDLB A BAKTI PERTIWI SUKABUMI.

0 2 16

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN : Studi Ekperimen Pada Siswa Tunarungu Tingkat Dasar (SDLB).

0 1 35

PENGGUNAAN MEDIA KOMIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA TUNARUNGU KELAS D3 SDLB-B SUKAPURA BANDUNG.

0 8 32

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PERISTIWA BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TUNARUNGU PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS III SDLB AL-ICHLAS JAYARATU TASIKMALAYA.

0 4 40

PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS III DI SLBN TRITUNA SUBANG.

1 43 33

PENGGUNAAN MEDIA ABAKUS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN PADA SISWA LOW VISION KELAS VI SDLB DI SLB NEGERI CITEUREUP KOTA CIMAHI.

0 4 16

PENGARUH METODE GILLINGHAM TERHADAP KEMAMPUAN MENGENALI TULISAN HURUF ARAB BRAILLE PADA SISWA TUNANETRA KELAS III SDLB DI SLBN-A BANDUNG : Penelitian Eksperimen pada Siswa Kelas III SDLB di SLBN – A Bandung.

0 1 29

PENGGUNAAN BALOK SEMPOA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PERKALIAN PADA SISWA TUNARUNGU: Penelitian Eksperimen pada Siswa Tunarungu Kelas IV SDLB di Kab. Subang.

2 7 34

PENGARUH MEDIA PAPAN PAKU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP BANGUN DATAR PADA ANAK TUNANETRA KELAS 1 SDLB NEGERI TAMANSARI KOTA TASIKMALAYA: Single Subject Research pada Siswa Tunanetra Kelas 1 di SLBN Tamansari Kota Tasikmalaya.

2 6 26