PENGARUH METODE GILLINGHAM TERHADAP KEMAMPUAN MENGENALI TULISAN HURUF ARAB BRAILLE PADA SISWA TUNANETRA KELAS III SDLB DI SLBN-A BANDUNG : Penelitian Eksperimen pada Siswa Kelas III SDLB di SLBN – A Bandung.

(1)

PENGARUH METODE GILLINGHAM TERHADAP KEMAMPUAN

MENGENALI TULISAN HURUF ARAB BRAILLE PADA SISWA

TUNANETRA KELAS III SDLB DI SLBN-A BANDUNG

(Penelitian Eksperimen pada Siswa Kelas III SDLB di SLBN – A Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan khusus

Oleh Asep Sunandar

NIM. 0705108

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENGARUH METODE GILLINGHAM TERHADAP KEMAMPUAN MENGENALI TULISAN HURUF ARAB BRAILLE PADA SISWA TUNANETRA KELAS III SDLB

DI SLBN-A BANDUNG

Oleh Asep Sunandar

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada

Jurusan Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan

© Asep Sunandar 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang,difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH METODE GILLINGHAM TERHADAP KEMAMPUAN MENGENALI TULISAN HURUF ARAB BRAILLE PADA SISWA TUNANETRA KELAS III SDLB DI

SLBN-A BANDUNG

(Penelitian Eksperimen pada Siswa Kelas III SDLB di SLBN - A Bandung)

Oleh : Asep Sunandar

0705108

Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I,

Dr. Hj. Ehan, M.Pd. NIP. 19570712 198403 2 001

Pembimbing II,

Drs. Zulkifli Sidiq, M.Pd. NIP. 19601015 198710 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus

Drs. Sunaryo, M.Pd. NIP. 19560722 198503 1 001


(4)

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul pengaruh metode Gillingham terhadap kemampuan mengenali tulisan huruf arab braille pada siswa tunanetra kelas III SDLB di SLBN-A Bandung dilatarbelakangi oleh kurangnya media dan metode dalam pembelajaran huruf arab braille bagi siswa tunanetra kelas III SDLB. Peneliti mencoba menerapkan metode Gillingham dalam huruf arab braille. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan design one grup pretest- posttest. Populasi adalah seluruh siswa tunanetra kelas III SDLB di SLBN-A Bandung dengan teknik sampling adalah sampel jenuh. Instrumen yang digunakan berupa tes. Pengolahan dan analisis data yaitu menggunakan uji tanda (uji T) satu sisi atas. Berdasarkan pengolahan dan analisis data diketahui metode Gillingham berpengaruh positif terhadap kemampuan mengenali tulisan huruf arab braille pada siswa tunanetra kelas III SDLB di SLBN-A Bandung.


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GRAFIK ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Hipotesis ... 5

F. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II STUDI PUSTAKA A. Pengertian dan Dampak Ketunanetraan ... 7

B. Sistem Tulisan Braille ... 8

C. Huruf Arab Braille ... 15

D. Metode Gillingham ... 18


(6)

F. Kerangka Berpikir ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian ... 23

B. Metode Penelitian ... 24

C. Populasi dan Sampel... 26

D. Teknik Pengumpulan Data ... 26

E. Instrumen Penelitian ... 27

F. Pengolahan dan Analisis Data ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 32

1. Deskripsi Hasil Pretest dan Posttes ... 32

2. Pengolahan Data ... 38

3. Pengujian Hipotesis ... 39

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….…. ..44

B. Rekomendasi………....44

DAFTAR PUSTAKA ...46


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 huruf A-J ... 13

Tabel 2.2 huruf K – T ... 13

Tabel 2.3 huruf U-Z ... 14

Tabel 2.4 huruf arab braille ... 16

Tabel 3.1 Interprestasi Reliabilitas ... 29

Tabel 4.1 Skor Hasil Pretest ... 32

Tabel 4.2 Frekuensi dan Persentase Huruf Hasil Pretest ... 34

Tabel 4.3 Skor Hasil Posttest ... 35

Tabel 4.4 Frekuensi dan Persentase Huruf Hasil Postes ... 36


(8)

DAFTAR GRAFIK


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Abjad Braille... 9

Gambar 2.2 Reglet ... 10

Gambar 2.3 Perkins Brailler... 11


(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia diberikan kepercayaan dan keyakinan terhadap suatu kekuatan yang berada diluar dirinya untuk menyalurkan kepercayaan dan keyakinan terhadap kekuatan tersebut, maka manusia melakukan berbagai ritual yang kita kenal dengan istilah ibadah. Dengan beribadah jiwa akan mendapat ketentraman. Di Indonesia sendiri terdapat berbagai aliran kepercayaan dan keyakinan. Akan tetapi, kepercayaan dan keyakinan yang memiliki jumlah penganutnya banyak hanya ada empat, yaitu agama Islam, agama Kristen, agama Hindu dan agama Budha. Keempat agama tersebut memiliki pedoman bagi penganutnya untuk menunjukkan jalan hidup yang baik dan benar. Pedoman tersebut tertuang dalam kitab suci. Kunci untuk mengetahui dan memahami pedoman tersebut adalah dengan membaca kitab suci tersebut.

Bagi pemeluk agama Islam, perintah membaca merupakan wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah SAW, tepatnya surat Al-Alaq ayat 1, yaitu Iqro yang artinya bacalah. Dengan membaca kitab suci Al-Qur’an, maka umat muslim dapat menemukan dan memahami jalan kehidupannya. Membaca Al-Qur’an sudah menjadi keharusan bagi setiap muslim, sebagaimana yang diungkapkan dalam kitab Ma’tsurot himpunan Hasan Al-Bana (Ulwan, 1992:51) janganlah melewatkan satu hari pun tanpa membaca Al-Qur’an.

Selain mengetahui jalan kehidupan yang baik dan benar, membaca Al-Qur’an merupakan sebuah ibadah yang pahalanya berlipat ganda, karena bagi orang yang membaca Al-Qur’an maka baginya dari setiap huruf akan mendapatkan kebaikan sepuluh. At Turmudzi meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, beliau berkata; Rasulullah SAW. mengatakan bahwa:

Barang siapa membaca satu huruf dari kitabullah (Al-Qur’an), maka baginya satu kebaikan dan kebaikan tersebut akan dibalas sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan bahwa alif laam miim itu satu huruf, tapi aku mengatakan bahwa alif satu huruf, laam satu huruf, dan miim satu huruf.


(11)

2

Al-Qur’an berisikan ajaran-ajaran Allah SWT. untuk memberikan petunjuk dan bimbingan yang benar kepada manusia sepanjang masa, sebagai firman Allah SWT. dalam surat Al-Baqarah ayat 2, yang artinya Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang takwa. Sehingga orang yang sering membaca akan mendapat petunjuk dan pertolongan dari Allah SWT. Bahkan di hari kiamat nanti, Al-Qur’an memberikan syafa’at bagi orang yag membacanya. Imam muslim meriwayatkan dari Abu Umamah dari Rasulullah SAW. : bacalah Al-Qur’an sebab dia akan datang di hari kiamat nanti sebagai pemberi syafa’at atas pembacanya.

Membaca Al-Qur’an kita harus tartil, yaitu membaguskan bacaan huruf/kalimat-kalimat Al-Qur’an satu persatu, dengan terang, teratur, perlahan dan tidak terburu-buru dan bercampur aduk, sesuai dengan hukum-hukum tajwid. Sebagaimana firman Allah SWT. dalam surat Al-Mujammil ayat 4 yang artinya : dan bacalah Qur’an itu dengan tartil. Hukum belajar ilmu tajwid adalah fardhu kifayah, akan tetapi mempergunakan ilmu itu dalam membaca Al-Qur’an adalah fardhu’ain. Oleh sebab itu, maka belajar Al-Qur’an dan ilmu tajwid sangat penting sekali.

Pembelajaran membaca Al-Qur’an sebaiknya diberikan pada anak-anak sejak dini. yang dimulai dengan pengenalan huruf hijaiyah. Akan tetapi, para orang tua sekarang malah merasa bangga jika anak pada usia kelas persiapan sudah dapat membaca atau mengenal huruf latin. Akan tetapi, jika anak yang sudah memasuki SMP tidak bisa membaca Al-Qur’an tidak menjadi permasalahan dan orang tuanya pun tidak menganggap permasalahan yang serius, bahkan masih banyak orang dewasa yang belum dapat membaca Al-Qur’an.

Pembelajaran membaca Al-Qur’an harus diberikan pada tingkat sekolah dasar, tidak terkecuali bagi siswa tunanetra, yang dimulai pengenalan huruf hijaiyah. Membaca Al-Qur’an braille sama pahala dengan membaca Al-Qur’an yang biasa dibaca oleh orang awas, yang membedakan hanya bentuk tulisannya saja.


(12)

3

Bagi anak-anak awas, pengenalan huruf hijaiyah dapat dilakukan dengan berbagai cara. Banyak metode maupun media yang dapat kita pakai dalam mengenalkan huruf hijaiyah kepada anak-anak, bahkan sekarang ini, metode dan media dalam pengenalan huruf hijaiyah sudah dalam bentuk video. Orang tua dengan mudah dapat mengajarkan anak-anaknya dengan menggunakan video tersebut. Akan tetapi, metode dan cara pengenalan huruf hijaiyah bagi anak-anak tunanetra masih terbatas. Media yang biasa dipakai dalam pengenalan huruf braille ini adalah papan tulis braille (Pantule). Sebagaimana yang biasa dilakukan oleh guru-guru SLB-A di tingkat sekolah dasar dalam pengenalan huruf latin braille pada siswa tunanetra. Akan tetapi, pembelajaran seperti ini dirasakan kurang efektif karena ukuran titik-titik pada pantule lebih besar dari pada ukuran titik-titik pada reglet, sehingga pada saat anak diberikan tulisan arab braille yang ditulis dengan reglet harus beradaptasi terlebih dahulu. Dengan demikian, anak cukup kesulitan dalam mengenali huruf-huruf hijaiyah braille yang ditulis dengan menggunakan reglet atau alat tulis braille lainnya.

Selain itu, pembelajaran seperti ini akan berdampak kepada kemampuan membaca anak terutama kecepatan dalam membaca. Karena anak tidak terbiasa dalam membaca tulisan arab braille yang tulis dengan reglet dan belum terlatih taktil dalam meraba tulisan braille pada kertas. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan sebuah metode dalam pembelajaran pengenalan huruf arab atau hijaiyah braille pada anak tunanetra di sekolah dasar. Sehingga pembelajaran lebih efektif.

Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran pengenalan huruf arab braille ialah Gillingham. Metode Gillingham merupakan suatu metode yang terstruktur dan berorientasi pada kaitan bunyi dan huruf, di mana setiap huruf dipelajari secara multisensoris (Myers, 1976:279). Metode ini memiliki beberapa kelebihan yaitu, pengajaran yang merangsang beberapa alat indera selama proses belajar membaca. Hal ini memperkuat anggapan bahwa melalui metode ini anak dapat belajar membaca dengan lebih baik, ditunjang oleh proses pelaksanaan yang mudah dipraktekkan guru dan aman bagi anak–anak, serta media belajar yang mudah dibuat.


(13)

4

Akan tetapi, peneliti melakukan beberapa modifikasi dalam metode Gillingham ini dengan memperhatikan ketunanetraan, tingkat usia, ketersediaan waktu, serta tingkat kemampuan mengenali tulisan huruf yang ingin dicapai sesuai dengan tujuan penelitian ini. Sehingga metode ini dapat diterapkan bagi siswa tunanetra.

Atas dasar itulah yang melatarbelakangi penulis melakukan penelitian mengenai pembelajaran pengenalan huruf hijaiyah bagi anak tunanetra tingkat

SDLB, dengan judul “Pengaruh Metode Gillingham Terhadap Kemampuan Mengenali Tulisan Huruf Arab Braille Pada Siswa Tunanetra Kelas III SDLB di SLBN-A Bandung”.

B. Identifikasi Masalah

Banyak permasalahan yang dapat di identifikasi dalam pengenalan huruf braille bagi siswa tunanetra kelas III SDLB di SLBN-A Bandung, dari banyaknya permasalahan yang ada, peneliti melakukan identifikasi masalah. Adapun indentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Terbatasnya media pembelajaran pengenalan huruf arab braille bagi siswa tunanetra kelas III SDLB di SLBN-A Bandung.

2. Pembelajaran pengenalan tulisan huruf arab braille yang dilaksanakan oleh guru tingkat SDLB menggunakan media Pantule, sehingga siswa harus beradaptasi lagi ketika belajar membaca atau mengenali tulisan huruf arab braille yang ditulis dengan reglet atau alat tulis lainnya.

3. Kemampuan siswa tunanetra tingkat SDLB dalam mengenali tulisan huruf arab braille masih terbatas sehingga dengan diterapkannya pembelajaran dengan menggunakan metode Gillingham dapat meningkatkan kemampuan siswa mengenali tulisan huruf arab braille.


(14)

5

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak meluas, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

1. Bidang yang diteliti hanya mencakup kemampuan mengenali tulisa huruf arab braille melalui metode Gillingham bagi siswa tunanetra pada kelas III SDLB di SLBN-A Bandung.

2. Kemampuan mengenali tulisan huruf arab braille.

3. Subyek yang diteliti adalah siswa tunanetra pada Kelas III SDLB di SLBN-A Bandung.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

“Apakah metode Gillingham berpengaruh terhadap kemampuan mengenali tulisan huruf arab braille pada siswa tunanetra kelas III SDLB di SLBN-A Bandung?”.

E. Hipotesis

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

“Terdapat pengaruh metode Gillingham terhadap kemampuan mengenali huruf arab braille pada siswa tunanetra kelas III SDLB di SLBN-A Bandung”.

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

a. Mengetahui kemampuan mengenali tulisan huruf arab braille melalui metode Gillingham pada siswa tunanetra kelas III SDLB di SLBN-A Bandung. b. Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan Metode Gillingham dalam


(15)

6

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Kepentingan praktisi pendidikan sebagai bahan masukan mengenai penggunaan metode Gillingham dalam meningkatkan proses belajar mengajar di antara siswa tunanetra.

b. Jurusan Pendidikan Luar Biasa, diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran bagi program Pendidikan Luar Biasa dalam mengembangkan disiplin ilmu pengajaran.


(16)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai variable penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian dan pengolahan data.

A. Variabel Penelitian 1. Definisi Konsep Variabel

Dalam penelitian ini, ada dua variabel penelitian yaitu :

a. Variabel bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan pada variabel lainnya atau timbulnya variabel terikat. (Sugiyono, 2006:61). Dalam hal ini yang menjadi variabel bebas adalah Model Pembelajaran van Hiele.

b. Variabel terikat, adalah variabel yang dipengaruhi atau sebagai akibat dari adanya variabel bebas. (Sugiyono, 2006:61). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kemampuan Pemahaman Konsep.

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel menurut Nazir (1999:152) adalah: Definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstruk dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Adapun variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu:

1. Metode Gillingham

Metode Gillingham merupakan suatu metode yang terstruktur dan berorientasi pada kaitan bunyi dan huruf, di mana setiap huruf dipelajari secara multisensoris. Metode Gillingham dari beberapa tahapan. Adapun tahapan-tahapan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:


(17)

a. Kartu dirabakan pada anak, guru mengucapkan huruf dalam kartu, anak mengulang berkali-kali. Jika anak dirasa sudah mampu mengingat, guru menyebutkan huruf dan anak mengulangnya.

b. Guru mengucapkan bunyi sambil bertanya huruf apa yang dibunyikan. Tahap ini dilakukan tanpa merabakan kartu huruf.

c. Secara perlahan guru menulis dan menjelaskan bentuk huruf, anak menyusuri dengan jari dan menyalinnya.

d. Guru meminta anak menuliskan huruf yang sudah dipelajari. 2. Kemampuan Mengenali Tulisan Huruf Arab Braille

Mengenali huruf arab braille adalah mengenali setiap huruf hijaiyah dari alif sampai ya (١−b nasilut malad silutid gnay ).يraille.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini berupaya mengetahui mengetahui pengaruh metode Gillingham terhadap kemampuan mengenali tulisan huruf braille siswa tunanetra kelas III SDLB di SLBN-A Bandung. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen.

Ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tentang metode penelitian eksperimen, salah satunya menurut Sugiyono (2008:72) berpendapat bahwa: Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

Eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen lemah (pra-experiment), dengan desain (One Group Pre-tes and Post-test). Yaitu suatu perlakuan yang dilaksanakan tanpa kelompok pembanding atau kontrol. Desain tanpa kelompok pembanding dilakukan karena hanya terdapat satu kelompok eksperimen yang diteliti, yaitu dengan cara menganalisis perlakuan (X) melalui skor yang diperoleh dari pelaksanaan Pretest (T1) dan Posttest (T2). Tujuan

melakukan eksperimen ini adalah mengetahui perbedaan yang berarti (signifikan) antara hasil tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) pada kelompok eksperimen, serta dari hasil tes awal dan tes akhir tersebut terlihat lebih baik atau tidaknya


(18)

25 kemampuan mengenali tulisan huruf arab braille dari perlakuan (treatment) yang telah diberikan. Adapun desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

“One Group Pre-test and Post-test Design”

Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test Eksperimen T1 X T2

Sugiyono, (2007:111) Sedangkan langkah-langkah penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Menentukan sampel penelitian. 2. Melakukan Pra-penelitian.

3. Melakukan pretest (T1) pada sampel penelitian untuk mengetahui bagaimana

kemampuan mengenali tulisan huruf arab braille pada anak tunanetra sebelum sampel diberi perlakuan (treatment).

4. Melakukan treatmen (X) atau perlakuan, pada sampel penelitian yaitu memberikan pembelajaran pengenalan huruf arab braille dengan menggunakan metode Gillingham. Kegiatan ini dilakukan di dalam kelas, seluruh sampel diberikan pembelajaran pengenalan huruf arab braille dengan menggunakan metode Gillingham.

5. Melakukan post tes (T2) pada sampel penelitian untuk mengetahui bagaimana

kemampuan mengenali tulisan huruf arab braille pada anak tunanetra setelah diberi perlakuan (treatment).

6. Membandingkan antara T1 dan T2 untuk menentukan seberapa besar

perbedaan yang timbul jika sekiranya ada, sebagai pengaruh dari perlakuan yang telah diberikan.

7. Menetapkan statistik yang cocok yaitu statistik non-parametrik, dalam hal ini menggunakan uji tanda satu sisi untuk membanding kemampuan mengenali huruf arab braille sebelum dan sesudah pembelajaran pengenalan huruf braille melalui metode Gillingham.


(19)

C. Populasi dan Sampel

Dalam membuat data sampai dengan menganalisis data sehingga suatu gambar yang sesuai dengan apa yang diharapkan dalam penelitian ini diperlukan sumber data. Pada umumnya sumber data dalam penelitian disebut populasi dan sampel penelitian.

1. Populasi

Menurut Arikunto (2002:108) Populasi adalah keseluruhan sampel penelitian. Berdasarkan pernyataan tersebut yang menjadi populasi dalam penilitian ini adalah seluruh siswa tunanetra Kelas III SDLB di SLBN-A Bandung.

2. Sampel

Menurut Arikunto (2002:109), Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dengan kata lain sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap menggambarkan populasinya. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh, teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dikarenakan jumlah pupolasi dalam penelitian ini sedikit yaitu 8 orang. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Che (2009) bahwa sampling jenuh sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.

Berdasarkan dari hasil teknik sampling secara sampling jenuh, yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh anggota populasi, yaitu seluruh siswa kelas persiapan SLBN-A Bandung yang berjumlah 8 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Bentuk Teknik Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2002:207), Pengumpulan data adalah mengamati variabel yang akan diteliti dengan metode interviu, tes, observasi, kuesioner, dan sebagainya. Adapun bentuk teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes.


(20)

27 Tes yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes perbuatan dan lisan, yaitu siswa diminta untuk menunjukkan dan menyebutkan huruf arab braille. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek, mulai dari kemampuan dasar (pretest) sampai pencapaian atau prestasi (posttest).

2. Kriteria Penskoran

Setiap soal memiliki bobot skor 2 dengan kriteria penskoran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Setiap huruf yang ditunjukkan dan disebutkan dengan benar diberi skor 2.

b. Setiap huruf yang ditunjukkan saja (tanpa disebutkan atau salah menyebutkan) diberi skor 1.

c. Jika tidak mampu menunjukkan dan menyebutkan diberi skor 0.

E. Instrumen Penelitian

Instrument adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data pada suatu penelitian (Arikunto, 2002:194). Instrumen atau alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes.

Dalam penelitian ini tes yang digunakan termasuk tes prestasi, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Tes dalam penelitian ini terdiri dari tes awal (Pretest), yaitu tes yang dilakukan sebelum perlakuan dan tes akhir (Posttest), yaitu tes yang dilakukan setelah perlakuan. Hal ini dilakukan karena peneliti ingin mengamati sejauh mana perbedaan hasil belajar tersebut terjadi sebelum dan setelah pembelajaran dilangsungkan pada sampel.

Agar dapat diperoleh data yang valid, maka instrumen atau alat tes yang digunakan dalam penelitian pun harus valid. Diketahui valid atau tidaknya suatu instrumen atau alat tes yaitu melalui uji coba, selanjutnya hasil uji coba tersebut diolah dan dianalisis. Hasil dari analisis akan diketahui apakah instrumen atau alat tes yang telah disusun sudah dapat dipakai atau harus ada perbaikan terlebih


(21)

dahulu sebelum digunakan dalam penelitian. Pelaksanaan uji coba intrumen dalam penelitian ini dilaksanakan di SLBN-A Citeureup.

Langkah-langkah uji coba instrumen mengenai kemampuan mengenali tulisan huruf arab braille adalah sebagai berikut:

1. Validitas

Validitas disini berkenaan dengan ketepatan alat atau instrumen yang digunakan dalam penelitian terhadap konsep yang akan dinilai. Anderson, (Arikunto, 2008:65) Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Guna mengetahui ketepatan instrumen mengenai kemampuan mengenali tulisan huruf braille, maka digunakan validitas isi dengan teknik penilaian ahli (judgement). Validitas dengan teknik penilaian dari para ahli ini dilakukan untuk menentukan apakah instrumen yang dibuat sesuai dengan tujuan pengajaran dan sasaran yang akan dinilai. Proses validasinya yaitu membandingkan isi instrumen tujuan pengajaran, kemudian dilakukan penilaian oleh para ahli sebanyak 3 orang, yang terdiri dari 2 guru mata pelajaran agama SLBN-A Bandung dan 1 guru mata pelajaran agama SLBN-A Citeureup. Data yang sudah terkumpul dinilai validitasnya menggunakan prosentase dengan rumus :

P= Ket : ∑n : Jumlah cocok

∑N : Jumlah penilai/guru mata pelajaran P : Persentase

Berdasarkan hasil persentase, instrumen yang dibuat sudah valid. Hasil perhitungan Validitas instrumen tes, selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. 2. Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2008:86). Reliabilitas yang diukur adalah

% 100 x N n


(22)

29 realitas stabilitas tes dengan menggunakan internal konsistensi, yaitu dilakukan dengan percobaan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan rumus Belah Dua Akhir. Penggunaan rumus Belah Dua Awal-Akhir dalam menganlisis data hasil uji coba instrumen ini, dikarenakan instrumen yang dibuat berupa tes perbuatan dan lisan dan memiliki kriteria penskoran dengan bobot skor yang sama.

Adapun rumus Belah Dua Awal-Akhir yang digunakan dalam perhitungan reliabilitas ini adalah sebagai berikut:

(Arikunto, 2002:159) Keterangan :

= reliabilitas yang dicari

X = Belahan Awal

Y = Belahan Akhir

N = Jumlah Subjek

Kriteria reliabilitas yang dibuat oleh Guilford (Suherman, 2003:139) dikategorikan sebagai berikut:

Tabel 3.1

Interpretasi Reliabilitas

Derajat Reliabilitas Interpretasi 0,90  r11 1,00 Sangat tinggi

0,70  r11 < 0,90 Tinggi

0,40  r11 < 0,70 Sedang

0,20  r11 < 0,40 Rendah

r11 < 0,20 Sangat rendah

  

 

2 2

2

 

2

XY

N XY X Y

r

N X X N Y Y

   

 

XY r


(23)

Dari hasil perhitungan reliabilitas instrumen tes, diperoleh sebesar 0,780 sehingga berdasarkan klasifikasi interpretasi pada Tabel 3.1, reliabilitas instrumen tes termasuk tinggi. Hasil perhitungan reliabilitas instrumen tes, selengkapnya dapat dilihat pada lampiran

F. Pengolahan dan Analisis Data

Dalam penelitian ini, data yang sudah diperoleh atau terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan statistik non parametrik, dikarenakan jumlah sampel yang terbatas. Hal ini sejalan dengan pernyataan Natawidjaya (1988:62), yang menjelaskan bahwa:

Kadang-kadang kita melakukan penelitian dengan menggunakan sampel terbatas jumlahnya, sehingga tidak dapat menggunakan pengolahan data statistik parametrik, untuk itu dikembangkan pengolahan data dengan statistik nonparametrik.

Data yang sudah diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan uji tanda yaitu uji tanda satu sisi atas. Dalam penelitian ini tidak ada uji signifikansi, penelitian yang dilakukan pada populasi (sampel adalah populasi itu sendiri). Sehingga tidak ada kesalahan generalisasi (tarat kesalahan).

Analisis yang akan dilakukan untuk membandingkan kemampuan anak dalam mengenali tulisan huruf arab braille sebelum belajar pengenalan huruf braille melalui metode gillingham dan setelah belajar pengenalan tulisan huruf arab braille melalui metode gillingham. Adapun langkah-langkah dalam mengolah dan menganilis data diantaranya:

1. Menskor pretest dan posttest.

2. Mentabulasikan skor pretest dan posttest. 3. Menghitung selisih nilai posttestpretest.

4. Memberikan tanda (+) untuk pasangan berselisih positif dan memberikan tanda (─) pasangan untuk berselisih negatif.

5. Menguji hipotesis menggunakan uji T satu sisi yaitu sisi atas.

XY r


(24)

31 π = Proporsi selisih pasangan posttest-pretest yang bertanda positif. n = jumlah sampel

Dalam hal ini akan diuji hipotesis berikut:

H0 : Tidakterdapat pengaruh metode Gillingham terhadap kemampuan mengenali

huruf arab braille pada siswa tunanetra kelas III SDLB di SLBN-A Bandung.

H1 : terdapat pengaruh metode Gillingham terhadap kemampuan mengenali huruf

arab braille pada siswa tunanetra kelas III SDLB di SLBN-A Bandung. Dalam pengujian hipotesis, kreteria untuk menolak atau menerima H0

berdasarkan proporsi selisih pasangan posttest-pretest yang bertanda positif adalah sebagai berikut:

Jika π≤ 0,5, maka H0 diterima.

Jika π > 0,5, maka H0 ditolak.

tan

jumlah da positif n


(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diketahui bahwa kemampuan awal siswa tunanetra kelas III SDLB di SLBN-A Bandung dalam mengenali tulisan huruf arab braille hanya sebatas membedakan bentuk huruf dan tidak dapat menyebutkannya. Akan tetapi setelah diberikan pembelajaran pengenalan tulisan huruf arab braille dengan menerapkan metode Gillingham, siswa tunanetra kelas III SDLB di SLBN-A Bandung dapat membedakan dan menyebutkan beberapa tulisan huruf arab braille. Selain itu, dalam pembelajaran pengenalan tulisan huruf arab braille dengan menerapkan metode Gillingham mengalami beberapa permasalahan, diantara waktu pembelajaran lebih lama serta kondisi siswa emosional siswa yang labil menyebabkan kegiatan pembelajaran kurang efektif.

Adapun kseimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Metode Gillingham berpangaruh positif terhadap kemampuan mengenali tulisan huruf arab braille siswa tunanetra kelas III SDLB di SLBN-A Bandung.

2. Metode Gillingham membutuhkan waktu pelaksanaan yang cukup lama dan tidak dapat dilaksanakan setiap hari di sekolah.

3. Faktor emosi anak yang labil juga dapat menjadi masalah jika pembelajaran diberikan setiap hari berturut-turut dengan suasana yang monoton.

B. REKOMENDASI

Adapun rekomendasi yang dapat peneliti sampaikan dalam kesempatan ini adalah sebagai berikut:

1. Metode Gillingham dapat dijadikan sebagai salah satu alternative dalam kegiatan pengenalan huruf maupun pembelajaran membaca permulaan bagi siswa tunanetra.


(26)

45 2. Bagi guru yang akan menerapkan metode Gillingham hendaknya memperhatikan

waktu dan kondisi emosional anak.

3. Hendaknya media yang dipakai dalam kegiatan pengenalan huruf dibuat semenarik mungkin agar anak tidak mudah jenuh.


(27)

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2008). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Che. (2009). Populasi dan Sampel Penelitian. [online]. Tersedia : http://www.candilaras.co.cc/2009/10/populasi-sampel-penelitian.html. [29 November 2011].

Myers, P.I., dan Hammil, D.D. 1976. Methods for Learning Disorder. Canada: John Wiley and Sons.

Natawidjaja, R. (1988). Pengolahan Data Secara Statistik. Bandung: FPS IKIP Bandung.

Nazir, M. (1999). Metode Penelitian.. Jakarta: Ghalia Indonesia. Puar, W. (1998). Agar Anak Belajar. Jakarta: Penebar Swadaya.

Ross, E. P., Burns, P. C., dan Roe, B. D. 1984. Teaching Reading in Today’s Elementary School. Boston: Houghton Mifflin Company.

Shodorsmall (2000). BRL: Braille through Remote Learning. The Shodor Education Foundation, Inc.

Simon, C. & Huertas, J.A.(1998). How Blind Readers Perceive and Gather Information Written in Braille. American Foundation for the Blind. Journal of Visual Impairment and Blindness. May 1998, 322-330.

Sugiarto. (2002). Perbedaan Hasil Belajar Membaca Antara Siswa Laki - laki dan Perempuan yang Diajar Membaca dengan Teknik Skimming. [Online]. Tersedia:http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/perbedaan_hasil_belajar_mem baca. htm. [16 maret 2011].

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D). Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta

Sunardi (2005). Pengembangan Model Pembelajaran Geometri Berbasis Teori Van Hiele. Disertasi. Pada Program Studi Pendidikan Matematika, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Surabaya. Tidak diterbitkan. Tarsidi, D. (2007). Braille. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.


(29)

Tarsidi, D. (2007). Braille. Buku Materi Pokok Mata Kuliah Braille. Pada SPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

‘Ulwan , Abdullah N. (1992). Tarbiyah Ruhiyah Petunjuk Praktis Mencapai Derajat Taqwa. Jakarta : Robbani Press.

Yusuf, M. (2003). Pendidikan bagi Anak dengan Problema Belajar. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.


(1)

π = Proporsi selisih pasangan posttest-pretest yang bertanda positif. n = jumlah sampel

Dalam hal ini akan diuji hipotesis berikut:

H0 : Tidakterdapat pengaruh metode Gillingham terhadap kemampuan mengenali huruf arab braille pada siswa tunanetra kelas III SDLB di SLBN-A Bandung.

H1 : terdapat pengaruh metode Gillingham terhadap kemampuan mengenali huruf arab braille pada siswa tunanetra kelas III SDLB di SLBN-A Bandung. Dalam pengujian hipotesis, kreteria untuk menolak atau menerima H0 berdasarkan proporsi selisih pasangan posttest-pretest yang bertanda positif adalah sebagai berikut:

Jika π≤ 0,5, maka H0 diterima. Jika π > 0,5, maka H0 ditolak.

tan

jumlah da positif n


(2)

Asep Sunandar, 2014

Pengaruh Metode Gillingham Terhadap Kemampuan Mengenali Tulisan Huruf Arab Braille Pada Siswa Tunanetra Kelas III SDLB DI SLBN-A Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diketahui bahwa kemampuan awal siswa tunanetra kelas III SDLB di SLBN-A Bandung dalam mengenali tulisan huruf arab braille hanya sebatas membedakan bentuk huruf dan tidak dapat menyebutkannya. Akan tetapi setelah diberikan pembelajaran pengenalan tulisan huruf arab braille dengan menerapkan metode Gillingham, siswa tunanetra kelas III SDLB di SLBN-A Bandung dapat membedakan dan menyebutkan beberapa tulisan huruf arab braille. Selain itu, dalam pembelajaran pengenalan tulisan huruf arab braille dengan menerapkan metode Gillingham mengalami beberapa permasalahan, diantara waktu pembelajaran lebih lama serta kondisi siswa emosional siswa yang labil menyebabkan kegiatan pembelajaran kurang efektif.

Adapun kseimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Metode Gillingham berpangaruh positif terhadap kemampuan mengenali tulisan huruf arab braille siswa tunanetra kelas III SDLB di SLBN-A Bandung.

2. Metode Gillingham membutuhkan waktu pelaksanaan yang cukup lama dan tidak dapat dilaksanakan setiap hari di sekolah.

3. Faktor emosi anak yang labil juga dapat menjadi masalah jika pembelajaran diberikan setiap hari berturut-turut dengan suasana yang monoton.

B. REKOMENDASI

Adapun rekomendasi yang dapat peneliti sampaikan dalam kesempatan ini adalah sebagai berikut:

1. Metode Gillingham dapat dijadikan sebagai salah satu alternative dalam kegiatan pengenalan huruf maupun pembelajaran membaca permulaan bagi siswa tunanetra.


(3)

2. Bagi guru yang akan menerapkan metode Gillingham hendaknya memperhatikan waktu dan kondisi emosional anak.

3. Hendaknya media yang dipakai dalam kegiatan pengenalan huruf dibuat semenarik mungkin agar anak tidak mudah jenuh.


(4)

46

Asep Sunandar, 2014

Pengaruh Metode Gillingham Terhadap Kemampuan Mengenali Tulisan Huruf Arab Braille Pada Siswa Tunanetra Kelas III SDLB DI SLBN-A Bandung


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2008). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Che. (2009). Populasi dan Sampel Penelitian. [online]. Tersedia : http://www.candilaras.co.cc/2009/10/populasi-sampel-penelitian.html. [29 November 2011].

Myers, P.I., dan Hammil, D.D. 1976. Methods for Learning Disorder. Canada: John Wiley and Sons.

Natawidjaja, R. (1988). Pengolahan Data Secara Statistik. Bandung: FPS IKIP Bandung.

Nazir, M. (1999). Metode Penelitian.. Jakarta: Ghalia Indonesia. Puar, W. (1998). Agar Anak Belajar. Jakarta: Penebar Swadaya.

Ross, E. P., Burns, P. C., dan Roe, B. D. 1984. Teaching Reading in Today’s

Elementary School. Boston: Houghton Mifflin Company.

Shodorsmall (2000). BRL: Braille through Remote Learning. The Shodor Education Foundation, Inc.

Simon, C. & Huertas, J.A.(1998). How Blind Readers Perceive and Gather

Information Written in Braille. American Foundation for the Blind.

Journal of Visual Impairment and Blindness. May 1998, 322-330.

Sugiarto. (2002). Perbedaan Hasil Belajar Membaca Antara Siswa Laki - laki dan

Perempuan yang Diajar Membaca dengan Teknik Skimming. [Online].

Tersedia:http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/perbedaan_hasil_belajar_mem baca. htm. [16 maret 2011].

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R & D). Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta

Sunardi (2005). Pengembangan Model Pembelajaran Geometri Berbasis Teori

Van Hiele. Disertasi. Pada Program Studi Pendidikan Matematika,

Program Pascasarjana, Universitas Negeri Surabaya. Tidak diterbitkan. Tarsidi, D. (2007). Braille. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.


(6)

47

Asep Sunandar, 2014

Pengaruh Metode Gillingham Terhadap Kemampuan Mengenali Tulisan Huruf Arab Braille Pada Siswa Tunanetra Kelas III SDLB DI SLBN-A Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tarsidi, D. (2007). Braille. Buku Materi Pokok Mata Kuliah Braille. Pada SPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

‘Ulwan , Abdullah N. (1992). Tarbiyah Ruhiyah Petunjuk Praktis Mencapai Derajat Taqwa. Jakarta : Robbani Press.

Yusuf, M. (2003). Pendidikan bagi Anak dengan Problema Belajar. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.