Lingkaran Kemiskinan SUMBER-SUMBER KEMISKINAN 3.1 Jumlah Penduduk yang besar

sumber secara ekonomis dan fasilitas-fasilitas secara merata. Sedangkan “kemiskinan alamiah” adalah kemiskinan yang muncul sebagai akibat sumber- sumber daya yang langkah jumlahnya dan atau karena tingkat perkembangan teknologi yang rendah. Adapun ciri-ciri dari kemiskinan, Emil Salim mengatakan dalam bukunya “perencanaan pembangunan dan pemerataan pendapatan” ada lima ciri-ciri yang dimiliki orang miskin, yaitu pertama, mereka pada umumnya tidak memiliki faktor produksi sendiri, seperti tanah yang cukup modal ataupun keterampilan yang memadai faktor produksi yang dimiliki sedikit sekali sehingga kemampuan untuk memperoleh tambahan pendapatan menjadi sangat terbatas. Kedua, mereka umumnya tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asat produksi dengan kekuatan sendiri. Pendapatan tidak cukup untuk memperoleh tanah garapan ataupun modal usaha. Sementara mereka pun tidak memiliki syarat seperti jaminan untuk memperoleh kredit dari lembaga perbankan yang sah, sehingga mereka perlu dan butuh kredit terpaksa berpaling kepada “lintah darat” yang biasanya meminta syarat pelunasan yang cenderung memberatkan si peminjam dan memungut bunga yang tinggi. Ketiga, tingkat pendidikan mereka rendah, umumnya tidak sampai tamat sekolah dasar. Waktu yang mereka miliki umumnya lebih banyak tersisa habis untuk mencari nafkah sehingga tidak ada tersisa lagi untuk belajar. Demikian juga anak-anak mereka tidak bisa menyelesaikan sekolah karena harus membantu orang tua mencari tambahan penghasilan atau menjaga adik-adik di rumah, sehingga secara turun temurun mereka terjerat dalam keterbelakangan dibawah garis kemiskinan. Keempat, kebanyakan di antara mereka tinggal di pedesaan dan tidak memiliki tanah garapan, jika ada relatif kecil, pada umumnya mereka menjadi buruh tani atau pekerja kasar di luar sektor pertanian. Karena sektor pertanian bekerja dengan musiman, maka kesinambungan kerja kurang terjamin sehingga banyak di antara mereka lalu menjadi “pekerja keras” self employed yang berusaha apa saja. Akibatnya, dalam keadaan penawaran tenaga kerja yang banyak, tingkat upah rendah. Perolehan upah yang rendah tentu saja akan mendukung mereka dalam suasana yang selalu “hidup di bawah garis kemiskinan”. Adanya kesulitan hidup di desa, langsung atau tidak langsung akan mendorong mereka untuk pergi ke kota urbanisasi dengan satu harapan dapat memperoleh hidup yang lebih baik. Kelima, di antara mereka yang hidup di kota kebanyakan masih berusia muda dan kurang memiliki keterampilan skill atau pendidikan, sementara itu, kota belum siap menerima gerak urbanisasi desa.

III. SUMBER-SUMBER KEMISKINAN 3.1 Jumlah Penduduk yang besar

Jumlah penduduk yang besar dengan laju pertumbuhan yang tinggi disertai penyebaran penduduk yang tidak merata, urbanisasi dan pengangguran merupakan sumber terjadinya kemiskinan. Salah satu struktural penyebab kemiskinan adalah besarnya jumlah penduduk pedesaan yang tidak memiliki tanah, terutama tanah sawah, yaitu buruh tani dan juga jumlah petani kecil atau gurem yang mencakup sepertiga jumlah seluruh penduduk Indonesia yang tingkat hidupnya masih jauh dibawah kebutuhan minimum. Di Indonesia, para petani merupakan golongan terendah pendapatannya. Rendahnya pendapatan mereka itu terutama disebabkan oleh produksi yang rendah. Produksi yang rendah ini disebabkan lahan usaha tani yang sempit dan umumnya dikelolah dengan teknologi yang sederhana serta peralatan yang terbatas. Keadaan ini tentu akan lebih buruk lagi apabila lahan garapan si petani adalah milik orang lain yang harus dibayar dengan uang atau bagi hasil. Rendahnya pendapatan yang mereka peroleh, jelas akan mengakibatkan daya beli menjadi rendah, yang pada gilirannya tidak mampu membentuk permintaan efektif bagi pertumbuhan hasil-hasil industri. Di samping itu, mereka tidak mampu menabung dan menambah investasi. Akibatnya teknologi dan peralatan yang mereka gunakan tetap sederhana dan tidak mengalami kemajuan, akhirnya produksi dan pendapatan tetap rendah. Bagi negara berkembang, seperti Indonesia, terdapatnya jumlah penduduk yang melimpah apabila disertai tingkat pengetahuan dan keterampilan yang rendah, jelas merupakan penghambat bagi proses percepatan pembangunan.

3.2 Lingkaran Kemiskinan

Pendapatan rendah, luas tanah garapan sempit, teknologi tradisional dan peralatan yang terbatas merupakan unsur yang kait-mengait yang membentuk suatu lingkaran yang tak berujung pangkal. Sadono Sukirno mendefinisikan lingkaran kemiskinan sebagai suatu rangkaian kekuatan- kekuatan yang saling mempengaruhi satu sama lain sedemikian rupa sehingga menimbulkan keadaan yang membuat suatu negara akan tetap miskin dan akan mengalami banyak kesukaran untuk mencapai tingkat pembangunan yang lebih tinggi, sedangkan menurut Nurkse lingkaran kemiskinan yang terpenting adalah keadaan-keadaan yang 42 menyebabkan timbulnya hambatan kepada terciptanya tingkat pembentukan modal yang tinggi. Pada satu pihak pembentukan modal ditentukan oleh tingkat tabungan dan di lain pihak oleh perangsang untuk menanam modal. Pada negara berkembang keadaan kedua faktor tersebut tidak memungkinkan untuk dilaksanakannya tingkat pembentukan modal yang tinggi. Jadi menurut pandangan Nurkse, terdapat dua jenis lingkaran kemiskinan yang menghalangi negara- negara berkembang untuk mencapai tingkat pembangunan yang pesat, yaitu dari segi penawaran modal dan dari segi permintaan modal. Dari segi penawaran modal lingkaran kemiskinan dapat dinyatakan sebagai berikut : tingkat pendapatan masyarakat yang rendah yang diakibatkan oleh tingkat produktivitas yang rendah, menyebabkan kemampuan masyarakat untuk menabung juga rendah. Ini akan menyebabkan tingkat pembentukan modal yang rendah. Selanjutnya , akan menyebabkan sesuatu negara menghadapi kekurangan barang modal dan dengan demikian tingkat produktifitas akan tetap rendah berikutnya dari segi permintaan modal, lingkaran kemiskinan dapat dinyatakan sebagai berikut: di negara-negara miskin perangsang untuk melaksanakan penanaman modal rendah karena luas pasar untuk berbagai jenis barang terbatas. Ini disebabkan oleh pendapatan masyarakat yang rendah. Pendapatan yang rendah disebabkan oleh produktifitas rendah yang diwujudkan oleh pembentukan modal yang terbatas pada masa lalu. Pembentukan modal yang terbatas ini disebabkan oleh kekurangan perangsang untuk menanam modal. Meier dan Baldwin mengemukakan bahwa lingkaran kemiskinan timbul dari hubungan saling mempengaruhi diantara keadaan masyarakat yang masih terbelakang dan tradisional dengan kekayaan alam yan masih belum dikembangkan. Untuk mengembangkan kekayaan alam yang dimiliki, dalam suatu masyarakat harus ada tenaga kerja yang mempunyai keahlian untuk memimpin dan melaksanakan berbagai macam kegiatan ekonomi. Di negara-negara sedang berkembang kekayaan alam belumlah sepenuhnya diusahakan dan dikembangkan karena tingkat pendidikan masyarakat masih relatif rendah, kurangnya tenaga- tenaga ahli yang diperlukan dan terbatasnya mobilitas dari sumber-sumber daya. Berdasarkan pendapat Nurkse beserta Meier dan Baldwin di atas, maka lingkaran kemiskinan dapat digambarkan sebagai berikut. Sumber : Sadono Sukirno, 1985, Ekonomi Pembangunan hal. 219 GAMBAR 1 LINGKARAN KEMISKINAN 43 Kekayaan alam kurang dikembangkan Masyarakat masih terbelakang Pembentukan modal rendah Kekurangan modal Produktivitas rendah Pembentukan modal rendah Tabungan rendah Pendapatan riil rendah 2 1 3 Dari gambar 1 di atas lingkaran kemiskinan dapat dijelaskan sebagai berikut : Lingkaran kemiskinan dimulai dari hubungan yang saling mempengaruhi diantara keadaan masyarakat yang masih terbelakang dan tradisional dengan kekayaan alam yang masih kurang dikembangkan, ini menyebabkan produktivitas rendah. Produktivitas rendah mengakibatkan pendapatan riil rendah, tabungan dan pembentukan modal rendah dan selanjutnya menyebabkan kekurangan modal. Selanjutnya tingkat produktivitas akan tetap rendah. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya teori lingkaran kemiskinan berpendapat bahwa : I Ketidakmampuan untuk mengerahkan tabungan yang cukup, II Kurangnya perangsang untuk melakukan penanaman modal dan III taraf pendidikan, pengetahuan kemahiran masyarakat yang relatif rendah merupakan faktor utama yang menghambat terciptanya modal dan perkembangan ekonomi yang pesat di negara-negara berkembang.

3.3 Ketimpangan Distribusi Pendapatan