Nilai Batas Dosis NBD

Tujuan utama program proteksi dan keselamatan radiasi adalah menunjukkan tanggung jawab Pemegang Izin melalui penerapan struktur manajemen, kebijakan dan prosedur yang sesuai dengan sifat dan tingkat risiko. Ketika inspeksi dilakukan di suatu fasilitas, dokumen program proteksi dan keselamatan radiasi menjadi salah satu topik diskusi antara tim inspeksi dengan Pemegang Izin, Petugas Proteksi Radiasi PPR dan praktisi medik.

2.2.2 Nilai Batas Dosis NBD

Dosis radiasi adalah jumlah radiasi yang terdapat dalam medan radiasi atau jumlah energi radiasi yang diserap atau diterima oleh materi yang dilaluinya. Dosis ekuivalen adalah besaran dosis yang khusus digunakan dalam proteksi radiasi untuk menyatakan besarnya tingkat kerusakan pada jaringan tubuh akibat terserapnya sejumlah energi radiasi dengan memperhatikan faktor yang mempengaruhinya dosis dan jenis radiasi serta faktor lain. Sedangkan dosis efektif adalah besaran dosis yang khusus digunakan dalam proteksi radiasi yang nilainya adalah jumlah perkalian dosis ekuivalen yang diterima jaringan dengan faktor skor jaringan. 16 Menurut BAPETEN, NBD adalah dosis terbesar yang diizinkan oleh BAPETEN yang dapat diterima oleh pekerja radiasi dan anggota masyarakat dalam jangka waktu tertentu tanpa menimbulkan efek genetik dan somatik yang berarti akibat pemanfaatan tenaga nuklir. NBD tidak tergantung pada laju dosis baik untuk radiasi eksterna maupun interna. Dalam hal ini tidak termasuk penyinaran medis dan alam. Pekerja radiasi tidak boleh berumur kurang dari 18 tahun dan pekerja wanita dalam masa menyusui tidak diizinkan bertugas di daerah radiasi dengan resiko kontaminasi tinggi. 16 Berikut ini adalah NBD yang ditetapkan sesuai SK Kepala Bapeten No. 11999 tentang Ketentuan Keselamatan Kerja terhadap Radiasi: 16 a. Pekerja Radiasi NBD yang tidak boleh dilampaui setiap pekerja radiasi akibat penyinaran kerja adalah: 18,19 1. Dosis penyinaran seluruh tubuh adalah 50 mSvtahun. Universitas Sumatera Utara 2. Dosis untuk wanita dalam usia subur adalah 13 mSv dalam jangka 13 minggu pada abdomen dan wanita hamil adalah 10 mSv pada janin terhitung sejak dinyatakan mengandung hingga saat bayi lahir. 3. Dosis penyinaran lokal adalah 500 mSvtahun. Khusus untuk lensa mata adalah 150 mSvtahun dan 500 mSvtahun untuk kulit, tangan, lengan serta kaki. b. Keadaan Khusus Pembatasan dosis untuk penyinaran khusus direncanakan hanya boleh dilakukan bagi pekerja radiasi kategori A dan telah mendapat izin dari Pengusaha Instalasi Nuklir PIN setempat dengan mempertimbangkan bahwa sudah tidak ada cara lain, usia dan kesehatan. Penyinaran khusus tersebut tidak boleh diberikan kepada pekerja radiasi, apabila: 1. Selama 12 bulan sebelumnya pernah menerima dosis lebih besar daripada NBD seluruh tubuh dan usia subur. 2. Pernah menerima penyinaran akibat keadaan darurat atau kecelakaan sehingga jumlah dosis melebihi 5 kali NBD untuk seluruh tubuh lokal. 3. Wanita usia subur dan menolak. c. Masyarakat Umum NBD yang tidak boleh dilampaui masyarakat umum adalah: 18,19 1. Dosis penyinaran seluruh tubuh adalah 110 dari NBD pekerja radiasi yaitu sebesar 5 mSvtahun. 2. Dosis penyinaran lokal adalah 50 mSvtahun. Setiap penguasa instalasi nuklir harus menjamin kontribusi penyinaran yang berasal dari instalasinya kepada anggota masyarakat serendah mungkin dan harus dikaji ulang dan dilaporkan pada instansi yang berwenang, khususnya harus diperkirakan dosis genetik. d. Siswa dan Magang NBD dalam satu tahun untuk siswa dan magang yang harus menggunakan sumber radiasi adalah: 1. Usia di atas 18 tahun sama dengan nilai batas dosis untuk pekerja radiasi. 2. Usia antara 16 dan 18 tahun adalah 0,3 dari NBD untuk pekerja radiasi. Universitas Sumatera Utara 3. Usia dibawah 16 tahun adalah 0,1 dari NBD untuk masyarakat umum dan tidak boleh menerima dosis sebesar 0,01 dari NBD masyarakat umum dalam sekali penyinaran.

2.2.3 Alat Proteksi Radiasi

Dokumen yang terkait

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Keselamatan Kerja Di Lintasan Radiasi Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Sumatera Barat

5 67 55

Pengetahuan Mahasiswa Non-Klinik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi di Sumatera Barat Tentang Prosedur Pemanfaatan Radiografi Kedokteran Gigi

0 63 61

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Terhadap Bahaya Radiasi Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Denpasar Bali

2 84 59

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Terhadap Bahaya Radiasi Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Daerah Jakarta

3 65 52

Pengetahuan Mahasiwa Kepaniteraan Klinik tentang Prosedur Pemanfaatan Radiografi Kedokteran Gigi pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi di Sumatera Barat

3 8 46

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Terhadap Bahaya Radiasi pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi di DKI Jakarta

0 4 61

Pengetahuan Mahasiwa Kepaniteraan Klinik tentang Prosedur Pemanfaatan Radiografi Kedokteran Gigi pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi di Sumatera Barat

0 0 12

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Keselamatan Kerja Di Lintasan Radiasi Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Sumatera Barat

0 1 13

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiografi Kedokteran Gigi - Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Keselamatan Kerja Di Lintasan Radiasi Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Sumatera Barat

0 0 9

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Keselamatan Kerja Di Lintasan Radiasi Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Sumatera Barat

0 0 10