2. Faktor Penderita : a. Usia
b. Jenis kelamin c. Pengetahuan penderita mengenai penyakit TB Paru
d. Pendidikan e. Pekerjaan
3. Faktor keluarga dan lingkungan: a. Stigma masyarakat terhadap sakit yang dideritanya
b. Dukungan dari keluarga sebagai PMO c. Fikiran tentang sembuh yang di anut oleh penderita.
Adapun kerangka teoritis adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Teori Puti, 2010
TB PARU Deteksi Kasus
Pengawas Minum Obat PMO:
Pendidikan dan pengetahuan
Usia dan jenis kelamin Hubungan dengan pasien
Jarak tempat tinggal Faktor Pelayanan
Kesehatan : Jarak rumah dengan
tempat pelayanan kesehatan
Kualitas pelayanan Edukasi dari petugas
kesehatan Faktor Penderita :
Usia pendidikan
Jenis Kelamin pekerjaan
Faktor Lingkungan : Stigma Masyarakat
Presepsi sembuh Dukungan Keluarga
Keteraturan minum OAT Sembuh
F. Kerangka Konsep
Pada tahun 1995 WHO merekomendasikan penggunaan program nasional penanggulangan TB melalui strategi DOTS di Indonesia. DOTS merupakan
pengobatan TB jangka pendek dengan pengawasan secara langsung. PMO merupakan salah satu komponen dari DOTS yang sangat penting bagi
keteraturan minum obat sehingga keberhasilan pengobatan dapat berhasil dan tercapai. Adapun salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja PMO adalah
Pendidikan dan pengetahuan dari PMO itu sendiri, maka terdapat kerangka konsep sebagai berikut :
Gambar 2. Kerangka Konsep VARIABEL PENGGANGGU:
- Usia
- Jenis kelamin
- Hubungan dengan pasien
- Jarak tempat tinggal
VARIABEL BEBAS: -
Pendidikan PMO -
Pengetahuan PMO VARIABEL TERIKAT:
Keteraturan Minum Obat Anti Tuberkulosis
OAT
G. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan adalah : 1. Ada hubungan antara Pendidikan PMO terhadap keteraturan minum
OAT pada penderita TB Paru di Kabupaten Tulang Bawang Barat. 2. Ada hubungan antara pengetahuan PMO terhadap keteraturan minum
OAT pada penderita TB Paru di Kabupaten Tulang Bawang Barat.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng
daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan Notoatmodjo, 2002. Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan, yaitu:
1. Tahu know Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, yang termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. 2. Memahami comprehension
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi secara
benar.