Model Penyelenggaraan Pemerintahan TINJAUAN PUSTAKA

3. Pemberian pelayanan publik, pemerintah daerah lebih dekat dengan masyarakat sehingga lebih mudah, murah dan cepat; 4. Cara penyelesaian masalah, pemerintah daerah lebih cepat menyelesaikannya 43 . 2.3.3 Tinjauan Tentang Otonomi Daerah Secara etimologis otonomi atau autonomy berasal dari bahasa Yunani, auto yang berarti sendiri dan nomous yang berarti hukum atau peraturan. Dalam Encyclopedia of Social Science otonomi adalah the legal self sufficiency of social body and its actual independence pengaturan dan pengurusan daerahnya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada. Kaitannya dengan politik atau pemerintahan, otonomi daerah berarti Daerah yang memiliki legal self sufficiency kewenangan sendiri yang bersifat self government lokal yang diatur dan diurus oleh own laws hukum setempat 44 . Menurut Charles Eisenmann otonomi adalah kebebasan untuk membuat keputusan sendiri dengan tetap menghormati perundang-undangan 45 . Sementara The Liang Gie menjelaskan otonomi adalah wewenang untuk menyelenggarakan kepentingan sekelompok penduduk yang berdiam di dalam suatu wilayah tertentu yang mencakup mengatur, mengurus, mengendalikan, dan mengembangkan berbagai hal yang perlu bagi kehidupan penduduk 46 . 43 Ibid. 44 Sarundajang, “Arus Balik Kekuasaan Pusat ke Daerah”, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 2002, hal 33. 45 Hanif Nurcholis, “Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah”, Grasindo, Jakarta, 2005, hal. 23. 46 Ibid. Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat disimpulkan otonomi adalah hak yang diberikan kepada penduduk yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu untuk mengatur, mengurus, mengendalikan, dan mengembangkan urusannya sendiri dengan tetap menghormati perundangan yang berlaku. Otonomi Daerah berarti hak penduduk yang tinggal di dalam suatu daerah untuk mengatur, mengurus, mengendalikan, dan mengembangkan urusannya sendiri dengan tetap menghormati peraturan perundangan yang berlaku. Menurut ketentuan umum Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, otonomi daerah adalah: Hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Daerah otonom yang dimaksud adalah daerah, merupakan kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal yang paling mendasar dari konsepsi kepemerintahan yang baik dalam era otonomi daerah terletak pada tuntutan yang sangat kuat agar peranan pemerintah dikurangi dan peranan masyarakat termasuk dunia usaha dan LSMOrnop semakin ditingkatkan dan semakin terbuka aksesnya. Keberadaan otonomi daerah yang selama ini ada pada dasarnya adalah sebagai sebuah upaya pendekatan hubungan antara pemerintah dengan masyarakat di daerah untuk bersama-sama memberdayakan masyarakat di daerah dan potensi daerah yang bersangkutan. Dalam kaitannya dengan good governance lebih ditekankan pada prinsip partisipasi masyarakat yang pada akhirnya juga akan berimplikasi pada perkembangan daerah tersebut. Dengan adanya partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah maka diharapkan akan tercipta hubungan interaksi yang sinergis antara pemerintah – swasta – masyarakat sebagai elemen-elemen good governance . Adanya otonomi daerah negara tidak lagi sebagai sentrum kekuasaan formal tetapi sebagai sentrum kapasitas politik yang mampu memadukan peranan dan kapasitas negara dalam melakukan promosi aksi kolektif dalam proses pembangunan politikpemerintahan, menguatkan institusi publik sebagai pengkontrol kinerja aparatur pemerintah daerah. Otonomisasi suatu masyarakat oleh Pemerintah tidak saja berarti melaksanakan demokrasi tetapi juga mendorong berkembangnya prakarsa sendiri dalam pembentukan dan pelaksanaan kebijakan untuk kepentingan masyarakat setempat. Oleh sebab itu dengan berkembangnya prakarsa sendiri tercapailah apa yang dimaksud dengan demokrasi yaitu pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat. Rakyat tidak saja menentukan nasibnya sendiri, melainkan juga dan terutama memperbaiki nasibnya sendiri. Jadi pada hakekatnya otonomi merupakan usaha untuk mendapatkan jawaban kembali semangat dan kekuatan rakyat guna membangun masa depan mereka sendiri yang luhur. Pengejawantahan desentralisasi adalah otonomi daerah dan daerah otonom. Secara yuridis, dalam konsep daerah otonom dan otonomi daerah mengandung elemen wewenang mengatur dan mengurus. Wewenang mengatur dan mengurus merupakan substansi otonomi daerah. Aspek spasial dan masyarakat yang memiliki dan terliput dalam otonomi daerah telah jelas sejak pembentukan daerah otonom. Maka dari itu kejelasan lebih lanjut adalah materi wewenang yang tercakup dalam otonomi daerah. Oleh karena itu, disamping pembentukan daerah otonom tercakup dalam konsep desentralisasi adalah penyerahan materi wewenang atau disebut oleh amandemen pasal 18 UUD 1945 urusan pemerintahan. Melalui penyerahan urusan pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom berarti terjadi distribusi urusan pemerintahan yang secara implisit distribusi wewenang antara Pemerintah dan daerah otonom. Sesuai dengan arahan TAP MPR No. IVMPR2000 penyelenggaraan pemerintahan daerah ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat setempat melalui pemberian layanan publik dan pembangunan lokalitas. Dalam kerangka good corporate governance , pemberian layanan dan barang publik perlu melibatkan sektor swasta dan komunitas dengan tetap menjunjung tinggi prinsip: transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi dan kewajaran. Strategi demikian juga terkait dengan sejumlah kendala yang dihadapi daerah otonom termasuk dalam sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk dapat memuaskan para pelanggannya yang berstatus juga sebagai warga masyarakat citizen. Oleh karena itu, distribusi barang dan jasa publik tidak mungkin sepenuhnya dipikul oleh birokrasi setempat. Sesuai dengan paradigma reinveinting government kini berkembang bergesernya peran Pemerintah Daerah dari services provider ke services enabler untuk mengakomodasi pergeseran paradigma dari rowing the boat ke steering the boat yang terkandung dalam konsep governance.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMITRAAN PEMERINTAH KOTA DAN SWASTA DALAM PENGADAAN RUANG TERBUKA HIJAU (Studi tentang kemitraan Dinas Kebersihan dan Pertamanan dengan PT. Beiersdorf dalam Pengadaan Merbabu Family Park di Kota Malang)

1 26 35

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KEMITRAAN PEMERINTAH KABUPATEN DAN SWASTA DALAM PEMBANGUNAN LAMONGAN PLAZA (Studi di Pemerintah Kabupaten Lamongan)

0 7 3

IMPLEMENTASI POLA KEMITRAAN PT. GUNUNG MADU PLANTATIONS DENGAN MASYARAKAT DESA GUNUNG BATIN UDIK KECAMATAN TERUSAN NUNYAI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

2 37 86

POLA KEMITRAAN PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG DENGAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) (Studi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) pada PengrajinKeripik di Sentra Industri Keripik Jalan Pagar Alam Bandar Lampung)

4 59 154

Analisis Pola Kemitraan Pemerintah Daerah dengan Swasta dalam Perspektif Good Corporate Governance (Studi Pada Kemitraan Pemerintah Provinsi Lampung dengan PT. Gunung Madu Plantations)

0 10 27

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUTUSAN PETANI BERALIH KEMITRAAN DALAM BERUSAHATANI (Kasus Petani Kemitraan Tebu di PT. Gunung Madu Plantations Beralih ke Kemitraan Ubi Kayu di Pabrik Bumi Waras)

1 32 109

Kajian Kemitraan Badan Karantina Pertanian Dengan Pemerintah Daerah Jawa Timur

0 20 104

Kontrak Pelayanan Antara Sektor Swasta Dan Pemerintah Dari Persaingan Untuk Kemitraan Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Sorong.

0 1 17

Good Governance dalam Pemerintah Daerah

0 0 9

Pola Kemitraan Antara Pemerintah, Masyarakat Dan Swasta Dalam Implementasi Kemitraan Pengembangan Ekonomi Lokal (KPEL) Repository - UNAIR REPOSITORY

1 1 193