Belanja Daerah ANALISIS PENGARUH DANA PERIMBANGAN DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP ALOKASI BELANJA TIDAK LANGSUNG 10 KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2009-2013

4. Keseriusan manajemen puncak Kepala Daerah merupakan penentu efektifitas program pengurangan biaya karena pada dasarnya manajemen biaya strategik merupakan tone from the top. Penurunan biaya Pemerintah Daerah dapat dilakukan melalui perencanaan dan pengendalian aktivitas, yaitu dengan cara: 1. Pilihan aktivitas. Strategi yang berbeda memerlukan aktivitas yang berbeda. Aktivitas yang berbeda akan menyebabkan biaya yang berbeda. Pemerintah Daerah hendaknya memilih strategi yang memerlukan biaya terendah untuk mencapai tujuan Pemerintah Daerah. 2. Pengurangan aktivitas. Pengurangan aktivitas dapat dicapai dengan mengurangi waktu dan sumber daya yang digunakan. Pendekatan pengurangan aktivitas dimaksudkan untuk perbaikan efisiensi dengan catatan aktivitas yang dikurangi adalah aktivitas yang tidak mnambah nilai bagi kesejahteraan masyarakat non value added activities. 3. Penghilangan aktivitas dan fungsi yang tiak menambah nilai bagi kesejahteraan masyarakat dan justru membebani anggaran. Istilah belanja terdapat dalam laporan realisasi anggaran, karena dalam penyusunan laporan realisasi anggaran masih menggunakan basis kas. Belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi jenis belanja, oganisasi dan fungsi. Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokkan belanja yang didasarkan pada jenis belanja untuk melaksanakan suatu aktifitas. Klasifikasi belanja menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang standar akuntansi pemerintah untuk tujuan pelaporan keuangan menjadi: a. Belanja Operasi. Belanja Operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari pemerintah pusat daerah yang member manfaat jangka pendek. Belanja Operasi meliputi: 1 Belanja Pegawai, 2 Belanja Barang, 3 Subsidi, 4 Hibah, 5 Bantuan Sosial. b. Belanja Modal. Belanja Modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap berwujud yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Nilai aset tetap dalam belanja modal yaitu sebesar harga belibangunan aset ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaanpembangunan aset sampai aset tersebut siap digunakan. Belanja Modal meliputi: 1 Belanja Modal Tanah, 2 Belanja Modal Peralatan dan Mesin, 3 Belanja Modal Gedung dan Bangunan, 4 Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan, 5 Belanja Modal Aset Tetap Lainnya, 6 Belanja Aset Lainnya. c. Belanja Lain-LainBelanja Tidak Terduga. Belanja lain-lain atau belanja tak terduga adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial, dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah pusatdaerah. d. Belanja Transfer. Belanja Transfer. Belanja Transfer adalah pengeluaran anggaran dari entitas pelaporan yang lebih tinggi ke entitas pelaporan yang lebih rendah seperti pengeluaran dana perimbangan oleh pemerintah provinsi ke kabupaten kota serta dana bagi hasil dari kabupatenkota ke desa. Menurut Mardiasmo 2002, untuk mengukur kinerja keuangan daerah Pemerintah dearah perlu dikembangkan Tolak Ukur Kinerja dan StandarAnalisa Biaya. Tolak Ukur Kinaerja adalah ukuran keberhasilan yang dicapai pada setiap unit kerja perangkat daerah. satuan ukur merupakan tolak ukur yang dapat digunakan untuk melihat sampai sejauh mana Unit Kerja mampu melaksanakan tupoksinya. Tolak ukur kinerja ditetapkan dalam bentuk standar pelayanan yang ditentukan oleh masing- masing daerah. Kemudian Standar Analisa Biaya SAB adalah penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya terhadap suatu kegiatan. Tujuan penyusunan SAB yang dilakukan pada saatperencanaan Anggaran Daerah antara lain untuk: 1. Meningkatkan kemampuan Unit Kerja dalam menyusun anggaran berdasarkan skala prioritas anggaran daerah, tugas pokok dan fungsi, tujuan, sasaran, serta indikator kinerja pada setiap program dan kegiatan yang direncanakan, 2. Mencegah terjadinya duplikasi dan atau tumpang tindih kegiatan dan anggaran belaanjanya pada masing-masing dan antar Unit Kerja 3. Menjamin kesesuaian antara kegiatan dan anggaran dengan arah, kebijakan, strategi dan prioritas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik, mengurangi tumpang tindih belanja dalam kegiatan investasi dan non investasi 4. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas daalam pengelolaan keuangan daerah. Dalam rangka perhitungan SAB, anggaran belanja Unit Kerja dikelompokan menjadi Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.

H. Belanja Langsung

Belanja langsung adalah belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Keberadaan anggaran Balanja langsung merupakan konsekuensi adanya program atau kegiatan. Karakteristik Belanja Langsung adalah input alokasi belanja yang ditetapkan dapat diukur dan diperbandingkan dengan output yang dihasilkan. Variabilitas jumlah komponen Belanja Langsung sebagian besar dipengaruhi oleh target kinerja tingkat pencapaian program atau kegiatan yang diharapkan. Kelompok belanja langsung terdiri dari hal-hal berikut ini: 1. Belanja Pegawai Belanja pegawai untuk pengeluaran honorariumupah dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah. 2. Belanja Barang dan Jasa Belanja barang dan jasa digunakan untuk pengeluaran pembelianpengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 duabelas bulan danatau pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah. 3. Belanja Modal Belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelianpengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 duabelas bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasidan jaringan, dan aset tetap lainnya.

I. Belanja Tidak Langsung

Belanja tidak langsung merupakan belanja yang tidak memiliki keterkaitan secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan pemerintah. Keberadaan Belanja Tidak langsung bukan merupakan konsekuensi ada atau tidaknya suatu program atau kegiatan. Belanja Tidak langsung digunakan secara periodik umumnya bulanan dalam rangka koordinasi penyelenggaraan kewenangan pemerintah daerah yang bersifat umum. Belanja Tidak Langsung terdiri dari: 1. Belanja pegawai Belanja pegawai merupakan belanja kompensasi, dalam bentuk gaji dan tunjangan, serta penghasilan lainnya yang diberikan kepada pegawai negeri sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. 2. Bunga Belanja bunga digunakan untuk menganggarkan pembayaran bunga utang yang dihitung atas kewajiban pokok utang principal outstanding berdasarkan perjanjian pinjaman jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. 3. Subsidi Belanja subsidi digunakan untuk menganggarkan bantuan biaya produksi kepada perusahaanlembaga tertentu perusahaanlembaga yang menghasilkan produk atau jasa pelayanan umum masyarakat agar harga jual produksijasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat banyak. 4. Hibah Belanja hibah digunakan untuk menganggarkan pemberian hibah dalam bentuk uang, barang danatau jasa kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, dan kelompok masyarakat perorangan yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya. Hibah kepada pemerintah bertujuan untuk menunjang peningkatan penyelenggaraan fungsi pemerintahan di daerah. Hibah kepada perusahan daerah bertujuan untuk menunjang peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Hibah kepada pemerintah daerah Iainnya bertujuan untuk menunjang peningkatan penyelenggaraan pemerintahan daerah dan layanan dasar umum. Hibah kepada badanlembagaorganisasi swasta danatau kelompok masyarakat perorangan bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dalam penyelenggaraan pembangunan daerah. 5. Bantuan sosial Bantuan sosial digunakan untuk menganggarkan pemberian bantuan dalam bentuk uang danatau barang kepada masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. 6. Belanja Bagi Hasil Belanja bagi hasil digunakan untuk menganggarkan dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan provinsi kepada kabupatenkota atau pendapatan kabupatenkota kepada pemerintah desa atau pendapatan pemerintah daerah tertentu kepada pemerintah daerah Iainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. 7. Bantuan keuangan Bantuan keuangan digunakan untuk menganggarkan bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus dari provinsi kepada kabupatenkota, pemerintah desa, dan kepada pemerintah daerah lainnya atau dari pemerintah kabupatenkota kepada pemerintah desa dan pemerintah daerah lainnya dalam rangka pemerataan danatau peningkatan kemampuan keuangan. Bantuan keuangan yang bersifat umum peruntukan dan penggunaannya diserahkan sepenuhnya kepada

Dokumen yang terkait

FLYPAPER EFFECT PADA DANA ALOKASI UMUM (DAU) DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP BELANJA DAERAH PADA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR

2 15 16

FLYPAPER EFFECT PADA DANA ALOKASI UMUM (DAU) DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP BELANJA DAERAH PADA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR

0 5 13

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA PERIMBANGAN DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH DI PROVINSI LAMPUNG

0 6 17

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA PERIMBANGAN DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH DI PROVINSI LAMPUNG

0 19 74

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN BELANJA MODAL TERHADAP FISCAL STRESS PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI LAMPUNG

0 33 73

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN BELANJA MODAL TERHADAP FISCAL STRESS PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI LAMPUNG

1 45 71

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA DAERAH DI PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG (TAHUN 2001-2012)

0 19 77

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH Di KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

1 32 60

ANALISIS PENGARUH DANA PERIMBANGAN DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP ALOKASI BELANJA TIDAK LANGSUNG 10 KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2009-2013

1 19 93

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA DAERAH PADA KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI ACEH

0 0 7