Definisi Distribusi Pendapatan Pembahasan

Dikarenakan luasnya pembahasan tentang distribusi pendapatan menurut Islam, maka pembahasan dalam makalah ini dibatasi pada hal-hal berikut :

1. Definisi distribusi pendapatan. 2. Macam-macam distribusi pendapatan.

3. Distribusi pendapatan dalam pandangan Islam.

C. Perumusan Masalah Untuk mencapai jawaban atas beberapa hal tersebut, maka dirumuskanlah

pembahasan ini dalam beberapa pertanyaan berikut : 1. Apakah definisi distribusi pendapatan? 2. Apa sajakah macam-macam distribusi pendapatan? 3. Bagaimanakah distribusi pendapatan dalam pandangan islam?

D. Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk

mengetahui beberapa hal sebagai berikut : 1. Definisi distribusi pendapatan 2. Macam-macam distribusi pendapatan 3. Distribusi pendapatan dalam pandangan Islam

E. Manfaat Berdasarkan tujuan penilitian diatas, makalah ini diharapkan dapat mendatangkan

kegunaan, baik itu kegunaan teoritis maupun kegunaan praktis. 1. Kegunaan teoritis Diharapkan makalah ini dapat menjadi bahan acuan untuk penelitian sejenis dan usaha pengembangan yang lebih lanjut dimasa yang akan datang. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi penulis, makalah ini diharapkan memperdalam dan menambah wawasan penulis b. Bagi masyarakat, makalah ini diharapkan menambah wawasan masyarakat, dalam hal distribusi pendapatan dalam pandangan Islam.

BAB II Pembahasan

A. Definisi Distribusi Pendapatan

Istilah ini terdiri atas 2 kata, yaitu distribusi dan pendapatan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, distribusi bermakna pembagian, penyaluran, dan pengiriman, sedangkan pendapatan artinya adalah hasil kerja usaha, pencarian, dsb 3 . Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi pendapatan adalah suatu usaha penyaluran dan pembagian hasil kerja usaha, niaga, ataupun jasa dengan berupa harta atau uang kepada setiap anggota masyarakat. Muhammad Anas Zarqa, dalam makalahnya mengatakan bahwa distribusi memiliki 4 makna utama, yaitu : Pertukaran exchange, sumbangan sukarela voluntary contribution, dan Kepemilikan social social authority. “Distribusi pendapatan dapat diartikan sebagai sumbangan sukarela menurut prinsip-prinsip kebutuhan dan kewajiban-kewajiban moral tanpa menggunakan kekuatan kekuasaan atau kepemilikan.” 4 Apabila dalam suatu wilayah terjadi ketimpangan kekayaan, itu artinya distribusi pendapatan di wilayah tersebut belum berjalan dengan efektif. Ketimpangan kekayaan yang menciptakan jurang pemisah antara si kaya dan si miskin tersebut bisa jadi karena kesalahan sistim dalam distribusi pendapatan atau bsa jadi karena sistim yang ada belum diaplikasikan secara maksimal dalam kehidupan. B. Macam-Macam Sistim Distribusi Pendapatan Secara global, sistim distribusi pendapatan yang dijalankan dalam kehidupan social di dunia ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu sistim distribusi pendapatan kapitalis dan sistim distribusi pendapatan sosialis. 1. Sistim Distribusi Pendapatan Kapitalis Kaum kapitalis menerapakan prinsip mencari keuntungan yang sebesar-besarnya dengan modal yang sekeci-kecilnya. Oleh karena itu, tidaklah aneh apabila ketimpangan kekayaan terjadi. Meskipun demikian, ada beberapa kebijakan yang dilakukan untuk mengatasi permassalahan tersebut. Dalam mengatasi masalah ketimpangan social yang terjadi pada masyarakat Amerika Negara yang menganut paham kapitalis, ada beberapa kebijakan yang dapat diambil oleh pemerintah, diantaranya adalah : 3 Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia ,KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit Balai Pustaka,Jakarta. 4 Iqbal, Munawar, Distributive Justice and Need Fullfilment in an Islamic Economy, International Institue of Islamic Economics, Islamabad, Pakistan, 1988. a. Menerapkan Peraturan Upah Minimum Peraturan ini mewajibkan para majikan atau perusahaan untuk membayar sejumlah upah minimum agar tidak seenaknya menentukan upah para pekerjanya. Penerapan peraturan ini dinilai mengandung ketidak adilan oleh beberapa orang yang tidak setuju. Bagi para pekerja yang tingkat kecakapan dan penglamannya rendah, pemberlakuan upah minimum yang relative tinggi akan mendorong adanya tingkat upah melampaui tingakatan yang dapat menyeimbangkan penawaran dan permintaan. Dengan demikian, peraturan ini akan memperbesar biaya tenaga kerja bagi pihak perusahaan dan pada gilirannya akan menurunkan permintaan tenaga kerja dari perusahaan-perusahaan tersebut. Pada akhirnya, pengangguran pun akan meningkat. Jadi, di satu sisi orang-orang berpengalaman rendah yang beruntung sudah sudah memiliki pekerjaan, di sisi lain rekan-rekan mereka yang belum mendapat pekerjaan justru akan dirugikan karena akan sangat sulit mendapat pekerjaan. Sisi negative lain dari penerapan peraturan ini adalah bahwa pada kenyataanya para pekerja yang menerima upah minimum itu umumnya adalah dari kalangan kelas menengah, sehungga pemberlakuan ketentuan itu tidak mengenai sasarannya, yaitu kalangan miskin. b. Kesejahteraan Banyak sekali kritik-kritik yang dilontarkan terhadap kebijakan ini, yaitu bahwa kebijakan kesejahteraan seperti ini akan mendorong orang-orang yang menjadi penerimanya untuk malas atau bahkan sengaja merekayasa kondisinya sedemikian rupa , seolah-olah ia sangat membutuhkan kebijakan tersebut. c. Pajak Pendapatan Negatif Yaitu, suatu sistim pajak yang memungut pajak dari kalangan berpenghasilan tinggi dan member subsidi kepada rumah tangga yang berpenghasilan rendah. Pajak ini hanya dipungut dari orang yang memiliki pekerjaan. Oleh karena itu, kebijakan ini belum dikatakan efektif karena tidak dapat membantu orang-orang miskin yang memang tidak memperoleh pekerjaan karena berbagai sebab, seperti sakit, penyandang cacat, dll. 5 2. Sistim Distribusi Pendapatan Sosialis Dalam ajaran komunis, Negara merupakan pemilik tunggal atas asset-aset dan kegiatan ekonomi, individu dilarang untuk mempunyai kepemilikan dan kebebasan untuk bertransaksi. Masyarakat dalam paham sosialis setidaknya terbagi menjadi dua golongan, golongan pertama terdiri dari para kaaryawan dan pekerja, yaitu orang-orang yang berpenghasilan rendah, golongan kedua terdiri dari kaum bangsawan, ilmuwan, hakim, dan yang lainnya yang berpenghasilan tinggi. 6 Sosialisme adalah paham yang berteriak lantang tentang keadilan, namun pada hakikatnya sosialisme hanya sedikit mengurangi ketidakmerataan. Para buruh tetap saja menjadi buruh yang tidak memiliki hak milik. Mereka tidaklah bekerja untuk perusahaan milik inddividu, akan tetapi mereka malahan menjadi pekerja Negara monopolis yang memiliki kekuasaan tidak terbatas. 7 Distribusi pendapatan dalam pandangan sosialis diserahkan sepenuhnya kepada Negara, sebagai satu-satunya pemilik tunggal. Dengan demikian, sistim ini bukan saja tidak menyelesaikan masalah, akan tetapi menjadi sebuah masalah baru, dimana para petani tidak sekedar kehilangan hak kepemilikan atas tanahnya, mereka juga harus menerima harga yang rendah untuk produk-produk mereka. 8

C. Distribusi Pendapatan dalam Pandangan Islam