Komunikasi Verbal LANDASAN TEORI

verbal yang mencerminkan pada tindakan agresi dan penyerangan pada kebebasan atau martabat seseorang yang dapat dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang umumnya berkaitan dengan kewenangannya yakni bila diterjemahkan secara bebas dapat diartinya bahwa semua kewenangan tanpa mengindahkan keabsahan penggunaan atau tindakan kesewenang-wenangan itu dapat pula dimasukan dalam rumusan kekerasan ini http:id.wikipedia.orgwikiKekerasandiakses 17 Desember 2014, 14:20 WIB. Verbalisme berasal dari kata Latin, verbum yang berarti perkataan atau ucapan. Verbalisme dapat sekadar berarti sebagai ungkapan verbal verbal expression, entah istilah untuk menyebut sesuatu, atau pengungkapan lewat kata-kata untuk mengungkapkan gagasan dan menyatakan pengertian. Verbal atau verbalisme juga dapat dipergunakan untuk menyebut tulisan atau uraian yang mempergunakan terlalu banyak kata, sedang isinya terlalu sedikit, tanpa isi atau terlalu sedikit, atau sama sekali tak menyentuh topik yang sedang dibicarakan, alias omong kosong. Akan tetapi, verbalisme juga merupakan pendirian. Verbalisme lalu menjadi sikap yang lebih menjunjung tinggi kata daripada kenyataan yang diungkapkan, istilahpermasalahan yang ada di belakangnya, dan rumusan daripada kebenaran yang dikandungnyahttp:id.wikipedia.orgwikiVerbalismediakses pada 17 Desember 2014, pukul 14: 12 WIB. Jehel mengambarkan bahwa dalam kekerasan terkandung dominasi pihak lain dalam berbagai bentuknya: fisik, verbal, maupun melalui gambar. Penggunaan kekuatan, manipulasi, fitnah, pemberitaan yang tidak benar, pengondisian yangmerugikan, kata-kata yang memojokkan, dan penghinaan merupakan ungkapannyata kekerasan. Logika kekerasan merupakan logika kematian karena bisamelukai tubuh, melukai secara psikologis, merugikan, dan bisa menjadi ancaman terhadap integritas pribadi Baryadi, 2012:35. Berdasarkan kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kekerasan verbal adalah tingkah laku individu yang ditujukan pada individu lain dengan maksud melukai perasaan dan badan menggunakan tuturan atau lisan.

2.2.1 Wujud dan Kategori Kekerasan

Perbedaan kategori dan bentuk kekerasan menimbulkan berbagai macam klasifikasi yang tidak bias dan jauh dari kelemahan-kelemahannya. Kekerasan verbal terwujud dalam tindak tutur dapat disebut sebagai tindak tutur kekerasan. Tindak tutur kekerasan, selain dengan titi nada tinggi, juga ditandai dengan kelugasan pengungkapan kata-kata yang menyakitkan hati kata-kata jorok atau kata- kata makian yang merendahkan pihak lain lazim dikenal sebagai „ucapannya yang keras‟, „bicaranya keras‟, atau „kata-katanya pedas‟ atau dalam bahasa Jawa omongane atos „ucapannya keras‟, omongane pedhes „bicaranya pedas‟, omongane nylekit „omongannya menyakitkan‟. Karena juga merupakan pelampiasan emosi tertentu, misalnya marah, tindak tutur kekerasan termasuk kegiatan berbahasa pengawafungsian bahasa yang berat Sudaryanto dalam Baryadi, 2012:36. Kekerasan dalam hal ini, tindakan yang harus dihindari yang menyebabkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia dalam pengertian yang luas, atau pelanggaran yang menghalangi manusia memenuhi kebutuhan dasarnya harus dilindungi secara resmi. Hal ini berarti kekerasan tersebut mencakup kekerasan aksidental dan juga kekerasan struktural yang inheren dalam kehidupan sehari- hari misalnya, diskriminasi seksual dalam dunia kerja, atau dalam suatu kehidupan masyarakat. Definisi ini berkaitan dengan semua kategori kekerasan tanpa memperhitungkan beberapa jumlah korbannya, siapa orangnya, dan siapa yang bertanggung jawab, apakah individu, kelompok, institusi, negara atau masyarakat secara keseluruhan. 2.2.2Jenis Kekerasan Verbal

Dokumen yang terkait

CIRI-CIRI TOKOH DALAM NOVEL EDENSOR KARYA ANDREA HIRATA DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA INDONESIA DI SMA

2 33 14

ASPEK MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL ALIF KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

3 21 53

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA PADA NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA: Konflik Batin Tokoh Utama pada Novel Pulang Karya Tere Liye dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA: Tinjauan Psikologi Sastra.

1 20 16

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PULANG KARYA TERE LIYEDAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA Konflik Batin Tokoh Utama pada Novel Pulang Karya Tere Liye dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA: Tinjauan Psikologi Sastra.

0 7 12

KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL 2 KARYA DONNY DHIRGANTORO: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA DAN Kepribadian Tokoh Utama dalam Novel 2 Karya Donny Dhirgantoro: Tinjauan Psikologi Sastra dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA.

1 6 19

ASPEK MORAL DALAM TOKOH NOVEL DIARY PRAMUGARI KARYA AGUNG WEBE: TINJAUAN SEMIOTK DAN IMPLEMENTASINYA Aspek Moral Dalam Tokoh Novel Diary Pramugari Karya Agung Webe: Tinjauan Semiotk Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Di SMA.

0 1 12

PENDAHULUAN Aspek Moral Dalam Tokoh Novel Diary Pramugari Karya Agung Webe: Tinjauan Semiotk Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Di SMA.

0 1 9

CITRA PEREMPUAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LASMI KARYA NUSYA KUSWANTIN: TINJAUAN FEMINISME DAN Citra Perempuan Tokoh Utama Dalam Novel Lasmi Karya Nusya Kuswantin: Tinjauan Feminisme Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di Sma.

0 2 13

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL Aspek Kepribadian Tokoh Utama Dalam Novel Cinta Di Dalam Gelas Karya Andreahirata: Tinjauan Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 1 12

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL Aspek Kepribadian Tokoh Utama Dalam Novel Cinta Di Dalam Gelas Karya Andreahirata: Tinjauan Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 1 20