Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige

(1)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN INFLASI TERHADAP PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA DI PT. BRI

PERSERO Tbk CABANG BALIGE

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

ISABELLA HUTASOIT 050501077

EKONOMI PEMBANGUNAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Medan 2009


(2)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the effect of rate of interest and inflation rate to third party fund at BRI Branch Balige. The data in this research are collected from the BRI (Bank Rakyat Indonesia) and BPS (Badan Pusat Statistik) with use the annual time series data in the period January 2006 until December 2007. The model analysis is linier regression with employs the OLS (Ordinary Least Squere) method.

In the equation model, the third party fund is the dependent variable but interest of rate and inflation are independent variable. The quantitative analysis show that third party fund significantly to influenced by rate of interest and inflation. The estimation result shows t-test of interest rate equal to 8.420348 and t-test of inflation equal to 82.268297. The overall test shows that the third variable in a confidence

interval 99% ( = 1%).

The result of this study shows that rate of interest and inflation have positive effect (not significant) on the third party fund at PT.BRI Persero Tbk Cabang Balige.


(3)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh dari tingkat suku bunga dan inflasi terhadap jumlah dana pihak ketiga di PT. BRI Persero Tbk Cabang Balige. Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dari BRI (Bank Rakyat Indonesia) dan BPS (Badan Pusat Statistik) dengan menggunakan urutan waktu periode Januari 2006 sampai dengan Desember 2007. Model analisis data adalah regresi linier berganda dengan menggunakan metode OLS (Ordinary Least Squere).

Dalam persamaan model, jumlah dana pihak ketiga adalah sebagai variabel terikat sedangkan tingkat suku bunga dan inflasi adalah sebagai variabel bebas. Analisis perhitungan menunjukkan bahwa jumlah dana pihak ketiga secara signifikan dipengaruhi oleh tingkat suku bunga dan inflasi. Hasil estimasi menunjukkan bahwa t-stat dari tingkat suku bunga sebesar 8.420348 dan t-stat dari inflasi sebesar 2.268297. Hasil tes keseluruhan menunjukkan bahwa ketiga variabel ini berada pada

tingkat kepercayaan 99% ( = 1%).

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat suku bunga dan inflasi berpengaruh positif (tidak signifikan) terhadap jumlah jumlah dana pihak ketiga di PT. BRI Persero Tbk Cabang Balige.


(4)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat rahmat dan karuniaNya-lah penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan juga penulisan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini merupakan kewajiban bagi para mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara guna memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana. Untuk memenuhi kewajiban tersebut maka penulis menyusun skripsi yang berjudul “ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN INFLASI

TERHADAP PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA DI PT. BRI PERSERO Tbk CABANG BALIGE”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca demi penulisan yang lebih sempurna di masa yang akan datang.

Hal yang paling indah dalam kesempatan ini adalah bahwa penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik dalam dukungan doa, moril maupun materil, yaitu kepada :

1. Bapak Drs. John Tafbu Ritonga, MEc, selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, MEc, selaku ketua jurusan Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

3. Bapak Drs. Aman Tarigan, SU, selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan masukan dan bimbingan dari awal pengerjaan sampai dengan selesainya skripsi ini.

4. Bapak Drs. Rahmat Sumanjaya. Msi dan Bapak Paidi Hidayat, selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan petunjuk yang berguna bagi penyelesaian skripsi ini.

5. Seluruh Staf Pengajar dan Staf Pegawai di Fakultas Ekonomi terutama Departemen Ekonomi Pembanguan yang telah mengajar dan membimbing penulis selama masa perkuliahan.

6. Teristimewa kepada orang tua tercinta Bapak R.P. Hutasoit dan Mama R. Sianipar dan juga seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan kepada penulis dan tidak pernah lelah memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepala Bank BRI Balige dan seluruh Staf Pegawai di Bank BRI Balige yang telah membantu saya dalam menulis skripsi ini.

8. Buat sahabat-sahabat “KASIH” (Lisna, Resy, Yuyun, Sinta dan Enni) yang banyak membantu penulis setiap saat. Semoga persahabatan kita tetap indah dan selalu penuh kasih.

9. Buat teman-teman seperjuangan EPO5 yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih buat kebersamaan kita selama ini. Tetap Semangat ya! EP SALUTE!!!.


(6)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

10.Buat teman-teman di Wisma TaraBunga (Kardo “dkk”, B'Fery, B'Tono, Franklin, Riven, Riko, Charles) yang selalu memberi dukungan dan keceriaan.

11.Buat Teman SMU aku “DISKET” (Eta, Ika, Deby), thanx buat

persahabatannya.

Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkat dan damai sejahteraNya bagi kita semua dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, 08 Maret 2009 Penulis


(7)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Hipotesis... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank ... 7

2.1.2 Fungsi dan Usaha Bank Umum ... 7

2.2 Sumber-sumber Dana Bank 2.2.1 Tabungan ... 9

2.2.2 Deposito... 12

2.2.3 Giro ... 16

2.3 Suku Bunga 2.3.1 Pengertian Suku Bunga ... 16

2.3.2 Teori Tingkat Suku Bunga ... 18

2.3.3 Perubahan Penawaran Uang dan Suku Bunga ... 23

2.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga ... 24

2.4 Inflasi 2.4.1 Pengertian Inflasi ... 27

2.4.2 Jenis-jenis Inflasi ... 27

2.4.3 Penyebab Timbulnya Inflasi dan Dampaknya ... 30

2.4.4 Model Teori Inflasi ... 32

2.4.5 Kebijakan Dalam Menanggulangi Inflasi... 34

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ... 39


(8)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

3.2 Ruang Lingkup ... 39

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 40

3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.5 Pengolahan Data ... 40

3.6 Model Analisis Data ... 40

3.7 Test of Goodness of Fit 3.7.1 Koefisian Determinasi (R-Squere) ... 42

3.7.2 Uji t-statistik ... 42

3.7.3 Uji F-statistik ... 44

3.8 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 3.8.1 Multikolinearitas ... 46

3.8.2 Autokorelasi... 47

3.9 Defenisi Operasional 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Daerah Penelitian 4.1.1 Gambran Umum Wilayah Balige ... 50

4.1.2 Sejarah Singkat Perusahaan ... 52

4.1.3 Visi dan Misi PT. BRI Balige ... 54

4.1.4 Jati Diri PT. BRI Balige ... 55

4.1.5 Struktur Organisasi PT. BRI Balige ... 56

4.1.6 Produk dan Jasa BRI ... 63

4.1.7 Perkembangan Teknologi ... 65

4.1.8 Operational BRI Balige ... 67

4.2 Perkembangan Variabel-variabel ... 68

4.3 Analisis dan Pembahasan ... 74

4.3.1 Analisis dan Pengumpulan Data ... 75

4.3.2 Interpretasi Model ... 76

4.3.3 Test of Goodness of Fit ... 76

4.3.4 Uji Penyimpangan Klasik ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 83

5.2 Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Surat Permohonan Riset Surat Keterangan Riset


(9)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

1. Tabel 4.1 Luas wilayah dan rasio terhadap luas kecamatan

Desa/Kelurahan Tahun 2007

2. Tabel 4.2 Jumlah dana pihak ketiga di PT. BRI Cabang Balige Januari 2005 - Desember 2007

3. Tabel 4.3 Jumlah tingkat suku bunga simpanan di BRI Balige Januari 2005 – Desember 2007

4. Tabel 4.4 Tingkat inflasi Sumatera Utara Januari 2005 – Desember 2007 5. Tabel 4.5 Hasil Regresi


(10)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Tingkat bunga menurut Klasik

2. Gambar 2.2 Tingkat bunga menurut Keynes

3. Gambar 3.1 Kurva Uji t-Statistik 4. Gambar 3.2 Kurva Uji F-Statistik

5. Gambar 3.3 Kurva Durbin-Watson

6. Gambar 4.1 Uji F-statistik

7. Gambar 4.2 Uji t-statistik terhadap Tingkat Suku Bunga 8. Gambar 4.3 Uji t-statistik terhadap Inflasi


(11)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi, yang dengan sendirinya akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi. Di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN), dinyatakan secara explisit bahwa pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting daripada pembangunan nasional secara keseluruhan dangan tujuan akhir untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga perekonomian bahu membahu menggerakkan semua potensi ekonomi agar berdaya dan berhasil guna secara optimal. Lembaga keuangan khususnya lembaga perbankan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam menggerakkan pola perekonomian suatu negara.

Bank sebagai mitra usaha bagi masyarakat karena peranannya yang dapat membantu memenuhi kebutuhan keuangan masyarakat. Bank juga merupakan tempat yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai transaksi yang berhubungan dengan keuangan seperti, tempat menyimpan uang,melakukan pengiriman uang, melakukan pembayaran, melakukan investasi.


(12)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

Secara sederhana bank dapat diartikan sebagai badan usaha yang kegiatan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa bank lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Suyatno,2001).

Oleh karena itu bank memegang peranan penting dalam pembangunan. Peranan perbankan mempunyai pengruh yang sangat besar bagi perekonomian suatu negara. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa bank. Oleh karena itu kemajuan suatu bank disuatu negara dapat pula dijadikan sebagai ukuran bagi kemajuan negara tersebut. Semakin maju suatu negara, maka semakin besar pula peranan perbankan dalam mengendalikan perekonomian negara tersebut (Kasmir,2002).

Sebagai badan usaha bank tentunya mempunyai strategi dalam rangka memobilisasi dana dari masyarakat seperti pengembangan dan pemasaran produk-poduk baru yang dapat memenuhi kebutuhan nasabah dan dunia perbankan juga menunjukkan peningkatan yang lebih nyata dalam mendukung keberhasilan garis-garis kebijakan usaha suatu perusahaan maupun dalam kehidupan ekonomi masyarakat secara umum. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya penggunaan fasilitas secara langsung maupun tidak langsung yang terdapat pada bidang perbankan baik fasilitas teknologi perbankan dalam pelaksanaan transaksi perdagangan maupun pemanfaatan produk-produk perbankan.


(13)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

Sebagai institusi yang amat penting peranannya dalam masyarakat, bank adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa- jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang, sehingga dengan demikian erat kaitannya antara bank dengan uang tersebut. Maka bank disebut juga sebagai lembaga yang berniaga uang. Bank menerima simpanan uang masyarakat dalam bentuk tabungan, giro, dan deposito. Kemudian uang tersebut dikembalikan lagi pada masyarakat dalam bentuk kredit. Seperti kita ketahui bahwa penghimpunan dana dari masyarakat merupakan sumber dana yang terbesar yang paling diandalkan bank, yang dikenal sebagai Dana Pihak Ketiga yang terdiri dari tige jenis yaitu : tabungan, giro, dan deposito. Sumber-sumber dana bank dalam bentuk simpanan tersebut berasal dari pihak ketiga bukan bank termasuk antara lain dana milik pemerintah pusat , pemerintah daerah, masyarakat maupun dari nasabah instansi. Ketiga jenis dana ini dihimpun oleh bank melalui berbagai macam produk yang ditawarkan kepada masyarakat luas yang menaruh kepercayaan terhadap bank yang bersangkutan untuk menghimpun dana dan memutarkan uangnya untuk kemudian ditarik kembali pada saat jatuh tempo dengan imbalan bunga dari bank.

Dana pihak ketiga bagi bank merupakan sumber dana yang cukup besar, khususnya untuk penyaluran kredit. Ini juga merupakan mobilisasi dana yang diperlukan untuk pembangunan, disamping juga sebagai salah satu pengaturan – pengaturan jumlah uang beredar. Dalam halnya dana pihak ketiga dimana banyak faktor – faktor penentu yang bisa mempengaruhi bank diantaranya tingkat inflasi, tingkat suku bunga, keamanan, pelayanan, marketing, dan manajemen. Salah satu


(14)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

daya tarik seseorang untuk menabung di bank adalah suku bunga yang ditawarkan. Naik turunnya suku bunga biasanya ditentukan oleh berbagai faktor ekonomi salah satunya adalah inflasi. Inflasi adalah suatu keadaan yang menunjukkan adanya kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum yang terjadi secara terus menerus. Tingkat inflasi yang tinggi akan mengakibatkan kenaikan biaya hidup masyarakat. Kenaikan biaya hidup masyarakat ini tentunya akan mengurangi pendapata reelnya, karena pendapatan mereka telah diserap oleh kenaikan harga. Dengan semakin kecilnya sisa pendapatan setelah dikurangi maka pihak bank akan menaikkan tingkat suku bunga bank. Jika suku bunga yang diberikan bank kepada nasabah tinggi, berarti suku bunga yang diberikan para peminjam juga tinggi. Peminjam yang juga merupakan produsen, tentunya akan terbebani oleh suku bunga yang tinggi tersebut. Maka untuk menanggulangi permasalahan tersebut, produsen akan meningkatkan harga produknya. Dengan meningkatnya harga – harga barang dan jasa maka pengeluaran rumah tangga atau pribadi juga akan mengalami peningkatan. Bila seseorang memiliki pendapatan yang tetap, dapat diduga bahwa jumlah uang yang ditabung rumah tangga justru akan mengalami penurunan atau bahkan rumah tangga akan menarik tabungannya untuk memenuhi kebutuhan pribadi tersebut.

Melihat betapa pentingnya tingkat suku bunga bagi bank dalam menghimpun dana dari masyarakat khususnya dana pihak ketiga dan juga karena adanya pengaruh inflasi terhadap penghimpunan dana pihak ketiga, maka penulis dalam penelitian ini


(15)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

ingin mencoba menganalisis pengaruh tingkat suku bunga dan inflasi yang mempengaruhi penghimpunan dana pihak ketiga.

Berdasarkan pada permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk memilih judul ”Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Inflasi Terhadap

Penghimpunan Dana Pihak Ketiga pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Balige ”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagaimanakah pengaruh tingkat suku bunga terhadap penghimpuana dana pihak ketiga di PT. BRI (Persero) Tbk Cabang Balige?

b. Bagaimanakah pengaruh inflasi terhadap penghimpunan dana pihak ketiga di PT. BRI (Persero) Tbk Cabang Balige?

1.3Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari hasil pembahasan terhadap permasalahan yang menjadi objek penelitian. Dimana kebenarannya masih harus diuji. Dari permasalahan di atas maka penulis memberikan hipotesa sebagai berikut :

a. Tingkat suku bunga memberikan pengaruh positif terhadap jumlah dana pihak ketiga di PT. BRI (Persero) Tbk Cabang Balige, ceteris


(16)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

b. Tingkat inflasi memberikan pengaruh positif terhadap jumlah dana pihak ketiga di PT. BRI (Persero) Tbk Cabang Balige, ceteris paribus.

1.4Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh tingkat suku bunga

terhadap penghimpuana dana pihak ketiga di PT. BRI (Persero) Tbk Cabang Balige.

b. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh inflasi terhadap

penghimpunan dana pihak ketiga di PT. BRI (Persero) Tbk Cabang Balige.

Adapun manfaat yang penulis harapkan dari penelitian ini adalah :

a. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi

mahasiswa Fakultas Ekonomi terutama Departemen Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.

b. Sebagai tambahan wawasan ilmiah dan ilmu pengetahuan penulis dalam disiplin ilmu yang penulis tekuni.

c. Sebagai masukan atau bahan kajian bagi kalangan akademis dan peneliti yang tertarik membahas topik yang sama.


(17)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 BANK

2.1.1 Pengertian Bank

Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan dengan penghimpunan dana ini, bank sering pula disebut sebagai lembaga kepercayaan. Sejalan dengan karakteristik usahanya tersebut, maka bank merupakan suatu sekmen usaha yang kegiatannya banyak diatur oleh pemerintah.

Bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatakan taraf hidup orang banyak.

2.1.2 Fungsi dan Usaha Bank Umum

Fungsi pokok bank umum adalah sebagai berikut:

a. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi

b. Menciptakan uang


(18)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

d. Menawarakn jasa-jasa keuangan lainnya Usaha bank

Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh bank menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan adalah sebagai berikut:

a. Menghimpun dana dari masyarakat b. Memberikan kredit

c. Menerbitkan surat pengakuan hutang

d. Membeli, menjual, atau menjamin resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya

e. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk

kepentingan nasabah

f. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk cek atau sarana lainnya

g. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan ataun antara pihak ketiga

h. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga

i. Membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya


(19)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

k. Melakukan kegiatan lain misalnya kegiatan dalam valuta asing melakukan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain dibanding keuangan seperti sewa guna usaha, modal ventura, asuransi, dan melakukan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit

l. Kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-undang.

2.2 SUMBER - SUMBER DANA BANK

Dana - dana bank yang digunakan sebagai modal operasional, bersumner dari: a. Dana dari modal sendiri (sering juga disebut dana pihak pertama yaitu dana

dari modal itu sendiri yang berasal dari para pemegang saham).

b. Dana pinjaman dari pihak luar (sering disebut dengan dana pihak kedua). c. Dana dari masyarakat (sering disebut dengan dana pihak ketiga).

Dari ketiga sumber dana bank tersebut, yang merupakan sumber utama dana bank yang berasal dari masyarakat terdiri dari tiga jenis, yaitu:

2.2.1 Tabungan

2.2.1.1 Pengertian Tabungan

Pengertian tabungan menurut Undang-undang Perbankan No. 10 tahun 1998 “Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat–syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat pembayaran lainnya yang dipersamakan dengan itu.”


(20)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

2.2.1.2 Jenis – jenis Tabungan

Pada dewasa ini terdapat empat jenis tabungan, yaitu:

a. Tabungan Pembangunan Nasional (Tabanas)

Tabanas adalah bentuk-bentuk tabungan yang tidak terikat oleh jangka waktu dengan syarat penyetoran dan pengambilan, untuk pertama kalinya diatur pada tahun 1971.

Tabanas tersebut terdiri dari:

1. Tabanas umum, yaitu tabanas yang berlaku bagi perorangan

dilaksanakan secara sendiri–sendiri oleh penabung yang bersangkutan. Kegunaan tabanas:

a. Membantu program pemerintah dalam rangka pembangunan

b. Membiasakan masyrakat untuk menyisihkan atau menghimpun

sebagian dananya untuk keperluan masa depan. c. Dapat digunakan untuk jaminan atas kredit

Jasa yang diberikan bank:

a. Simpanan s/d Rp 1.000.000 diberikan jasa 15% atau 1,25% b. Diatas Rp 1.000.000 diberikan jasa 12% atau 1%

Syarat-syarat Tabanas:

a. Menyetor uang tunai (minimum Rp 250), cek atau bilyet giro b. Dalam satu bulan dapat diambil hanya 2 kali

c. Penabung hanya dapat memiliki satu buku tabungan. 1. Tabungan Pemuda, Pelajar, dan Pramuka (Tapelpram)


(21)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

Yaitu tabanas khusus yang dilaksanakan secara kolektif melalui organisasi pemuda, sekolah dan satuan pramuka.

2. Tabanas Pegawai

Yaitu tabanas khusus para pegawai dari semua golongan kepangkatan di lingkungan, departemen, lembaga, instansi pemerintah dan perusahaan pemerintah maupun swasta yang pelaksanaannya dilakukan secara kolektif.

b. Tabungan Ongkos Naik Haji (ONH)

Tabungan ongkos naik haji (ONH), yaitu setoran ongkos naik haji atas nama calon jemaah haji untuk setiap musim haji yang bersangkutan. Besarnya ongkos naik haji untuk setiap tahun atau musim haji ditetapkan untuk pertama kalinya Keputusan Presiden tahun 1969.

c. Tabungan lainnya

Tabungan lainnya yaitu tabungan selain tabanas dan taska, misalnya tabungan yang diterima oleh bank dari pegawai bank sendiri yang bukan dalam bentuk tabanas dan taska, dan tabungan yang diterima oleh bank yang bukan penyelenggara tabanas dan taska.

2.2.2 Deposito

2.2.2.1 Pengertian Deposito

Menurut Undang-undang No. 14 tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan Indonesia “Deposito adalah simpanan pihak ketiga kepada bank yang penarikannya


(22)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

hanya dapat dilakukan dengan jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dengan bank yang bersangkutan.”

Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan Indonesia “Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.”

2.2.2.2 Jenis – jenis Deposito

1) Deposito Berjangka (Time Deposit)

Deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai tanggal yang duiperjanjikan antara deposan dan bank. Deposito berjangka merupakan deposito yang diterbitkan dengan jenis jangka waktu tertentu. Jangka waktu deposito berjangka biasanya bervariasi mulai dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan s/d 24 bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik perorangan maupun lembaga. Artinya di dalam bilyet deposito tercantum nama seseorang atau lembaga sipemilik deposito berjangka. Penarikan bunga deposito berjangka dapat dilakukan secara tunai maupun pemindahbukuan dan setiap bunga deposito dikenakan pajak dari jumlah bunga yang diterimanya.

Untuk menarik minat masyarakat, pihak bank dapat memberikan berbagai insentif seperti hadiah atau ransangan. Insentif biasanya diberikan untuk jumlah nominal yang besar baik berupa bunga khusus maupun insentif seperti hadiah atau cendera mata lainnya. Insentif juga dapat diberikan kepada nasabah yang loyal


(23)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

terhadap bank tersebut. Artinya deposito berjangka dengan nominal besar dan terus dipertahankan untuk jangka waktu yang relatif lama.

2) Deposito Automatic Roll Over

Deposito automatic roll over adalah suatu bentuk lain dari deposito berjangka dimana simpanan masyarakat (dalam bentuk deposito) yang telah jatuh tempo sesuai dengan jangka waktu yang diperjanjikan, namun pihak deposan belum mengambilnya maka secara otomatis terhadap simpanan tadi dilakukan perpanjangan waktu tanpa menunggu persetujuan dari deposan.

3) Sertifikat Deposito

Sertifikat deposito merupakan hasil pengembangan dari deposito berjangka. Sertifikat deposito adalah deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat diperjualbelikan. Agar simpanan ini dapat diperjualbelikan dengan mudah maka penarikan pada saat jatuh tempo dapat dilakukan atas unjuk, sehingga siapapun yang memegang bukti simpanan tersebut dapat menguangkannya pada saat jatuh tempo. Hal lain yang menjadi ciri dari sertifikat deposito adalah dalam hal pembayaran bunganya. Apabila deposito berjangka bunga dibayarkan setelah dana mengendap, maka bunga sertifikat deposito ini dibayarkan dimuka yaitu pada saat nasabah menempatkan dananya dalam bentuk deposito.

4) Deposit on Call

Deposit on call adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan pemberitahuan lebih dahulu dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan antara pihak bank dengan nasabah. Deposit on call biasanya digunakan


(24)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

oleh nasabah yang tidak setiap saat perlu menarik dananya dan keperluan penarikan dana itu dapat diprediksi oleh nasabah dalam jangka waktu tertentu.

2.2.2.3 Fungsi dan Manfaat Deposito

Fungsi deposito dapat dibagi dalam dua bagian yaitu: 1. Fungsi Intern

Maksudnya fungsi deposito ini sangat strategis dalam membantu kegiatan operasional bank khususnya ruang lingkup bank itu sendiri. Jenis simpanan ini merupakan salah satu sumber utama modal bank yang praktis penggunaannya karena mempunyai limit waktu. Deposito ini bagi suatu bank berfungsi untuk memenuhi kebutuhan modal suatu bank, dan disamping itu juga membantu menjaga posisi likuiditas bank. Kebutuhan akan modal kerja suatu bank harus selalu dipenuhi setiap saat sehubungan dengan salah satu fungsi utamanya yakni sebagai lembaga yang menyalurkan dana dari masyarakat dalam bentuk kredit atau sebagai lembaga pemberi kredit.

2. Fungsi Ekstern

Fungsi ekstern ini dikaitkan dengan fungsi yang ada diluar perusahaan bank yakni sebagai lembaga yang bergerak dalam bidang jasa yang memeperlancar arus pembayaran uang. Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan nasional diharapkan lembaga perbankan dapat berperan dalam mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan perkembangan erekonomian


(25)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

nasional maupun internasional yang senantiasa bergerak cepat disertai tantangan yang semakin luas, untuk itu bank harus mampu menghadapi persaingan yang sehat dan efisien. Depositi ini merupakan sarana penghimpunan dana dalam jumlah yang besar, dengan demikian pemerintah sangat mengharapkan inisiatif dari masyarakat untuk menanamkan dana yang lebih ini melalui deposito demi meununjang pembangunan yang senantiasa membutuhkan dana yang relatif besar.

Manfaat deposito adalah sebagai berikut

Setiap bank tentunya menginginkan memperoleh simpanan masyarakat dalam jumlah yang besar, dengan banyaknya simpanan masyarakat di bank, maka bank akan dapat memenuhi kebutuhan dari nasabah yang dapat memberikan lebih banyak pinjaman kepada mereka yang membutuhkan.

Persaingan yang tajam menuntut setiap bank dapat mencari dan memperoleh cara yang khusus serta menarik simpanan masyarakat ini. Dana deposito ini disamping bermanfaat dalam pembiayaan aktifitas bank, juga berguna untuk memenuhi kebutuhan dana pembangunan yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2.2.3 Giro

2.2.3.1 Pengertian Giro

Giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan mempergunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya


(26)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

atau dengan cara pemindahbukuan. Dalam pelaksanaan tata usaha giro dilakukan melalui suatu rekening yang disebut rekening koran. Rekening ini digunakan juga untuk menatausahakan kredit yang diberikan melalui rekening koran. Perkembangan rekening giro pada bank tidak hanya melalui berdasarkan kepentingan bank semata tetapi juga kepentingan masyarakat modern karena giro adalah uang giral yang juga dipergunakan sebagai alat pembayaran yaitu melalui penggunaan cek.

Bagi pengusaha (kecil, menengah, ataupun besar, dan kaum menengah keatas), mempunyai rekening giro pada bank sudah merupakan kebutuhan mutlak demi kelancaran berbagai urusan bisnis dan urusan pembayaran. Salah satu segi yang amat penting dalam peningkatan jumlah pemegang giro adalah kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut dan pelayanan (service) yang menyenangkan nasabah.

2.3 SUKU BUNGA

2.3.1 Pengertian Suku Bunga

Suku bunga adalah harga dari penggunaan uang atau bias juga dipandang sebagai sewa atas penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Atau harga dari meminjam uang untuk menggunakan daya belinya dan biasanya dinyatakan dalam persen (%).

Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada


(27)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman).

(Kasmir, 2002: 121)

Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada dua macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya, yaitu:

1. Bunga Simpanan yaitu bunga yang diberikan sebagai ransangan atau balas

jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Contoh: jasa.

2. Bunga Pinjaman yaitu bunga yang diberikan kepada para peminjam atau

harga yang harus dibayar oleh nasabah pinjaman kepada bank. Contoh: bunga kredit.

Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus dikeluarkan kepada nasabah sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang diterima nasabah. Baik bunga simpanan maupun bunga bunga pinjaman masing-masing saling mempengaruhi satu sama lainnya. Sebagai contoh seandainya bunga pinjaman tinggi, maka secara otomatis bunga pinjaman juga berpengaruh naik dan demikian sebaliknya.


(28)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

2.3.2 Teori Tingkat Suku Bunga

2.3.2.1 Teori Klasik

Teori bunga aliran klasik dinamakan “The Pure Theory of Interest”. Menurut teori ini, tinggi rendahnya tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran akan modal. Jadi modal telah dianggap sebagai harga dari kesempatan penggunaan modal. Sama seperti harga barang-barang dan jasa , tinggi rendahnya ditentukan oleh permintaan dan penawaran, demikian pula tinggi rendahnya bunga modal ditentukan oleh permintaan dan penawaran modal.

Menurut teori klasik, tabungan merupakan fungsi dari tingkat bunga pada perekonomian akan mempengaruhi tabungan (saving) yang terjadi. Berarti keinginan masyarakat untuk menabung sangat tergantung pada tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga, semakin besar keinginan masyarakat untuk menabung atau masyarakat akan terdorong untuk mengorbankan pengeluaran guna menambah besarnya tabungan. Jadi tingkat suku bunga menurut klasik adalah balas jasa yang diterima seseorang karena menabung atau hadiah yang diterima seseorang karena menunda konsumsinya.

Investasi merupakan fungsi tingkat suku bunga. Semakin tinggi tingkat bunga, semakin kecil keinginan masyarakat untuk mengadakan investasi. Karena keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut akan lebih dari tingkat bunga (biaya penggunaan pinjaman tersebut). Bilamana terjadi kondisi tingkat bunga dalam keseimbangan, artinya tidak ada dorongan untuk menabung akan sama dengan dorongan pengusaha untuk melakukan investasi.


(29)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

Tingkat keseimbangan bunga berada pada io dimana pada tingkat bunga ini tingkat tabungan yang terjadi sama dengan tingkat investasi. Bilaman tingkat bunga bergerak naik (berpindah dari io ke i1), maka jumlah investasi (keinginan investor guna melakukan investasi) berkurang. Kondisi yang terjadi pada tingkat bunga i1 dananya (mereka akan bersaing menawarkan sehingga tingkat bunga pada i1) akan bergerak turun atau kembali pada tingkat bunga io.

Interest

Saving

i1

i0

i2 i1

i2 i0 0 S2 S0 S1

Gambar 2.1 Tingkat Bunga Menurut Klasik

Apabila tingkat bunga io bergerak turun pada tingkat bunga i2, para investor (pengusaha) akan bersaing guna memperoleh dana (tabungan) yang jumlahnya kecil dibandingkan keinginan untuk investasi. Tingkat bunga keseimbangan terjadi di pasar


(30)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

sama dengan interaksi antara penawaran dengan permintaan suatu barang. Sejalan dengan proses terjadinya harga pasar suatu barang, maka tingkat bungapun ditentukan antara keseimbangan penawaran tabungan dan permintaan tabungan. Jadi tingkat bungalah sebagai penggerak antara keseimbangan tabungan dan investasi.

Pendapat klasik tentang tingkat bunga ini didasarkan pada Hukum Say (pendapat Baptis Say) bahwa penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri. Dengan berttitik tolak dari Hukum Say ini maka setiap tabungan akan otomatis sama dengan investasi. Tingkat bunga yang mengalami penurunan dan kenaikan atau bergerak naik turun dari titik keseimbangan, maka pergerakan naik turunnya tingkat bunga hanya bersifat sementara. Bilamana telah tejadi tarik menarik penawaran dan permintaan atau bekerjanya mekanisme harga (aeperti pada pasar barang) tingkat bunga keseimbangan akan tercipta kembali.

2.3.2.2 Teori Keynes

Teori ini dikemukakan oleh Keynes dan dinamakan “Liqudity Preference

Theory of Interest”. Menurut Keynes tingkat bunga ditentukan oleh preference dan

suplly of money. Liquidity preference adalah keinginan memegang atau menahan uang didasarkan tiga alasan yaitu motif transaksi, berjaga-jaga dan motif spekulasi.

Ahli-ahli ekonomi sesudah klasik pada umumnya memberikan sokongan pada pandangan Keynes yang berkeyakinan bahwa tingakat bunga merupakan balas jasa yang diterima seseorang karena orang tersebut mengorbankan liquidity preferencenya (permintaan uang).


(31)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

Permintaan uang mempunyai hubungan yang negative dengan tingkat bunga. Hubungan yang negative antara permintaan uang dengan tingkat bunga ini dapat diterangkan Keynes, dia mengatakan bahwa masyarakat mempunyai pendapat tentang adanya tingkat bunga nominal (natural rate). Bilamana tingkat bunga turun dari tingkat bunga nominal dalam masyarakat ada suatu keyakinan memegang obligasi (surat berharga) pada saat suku bunga naik (harga obligasi mengalami penurunan) pemegang obligasi tersebut akan menderita kerugian (capital loss). Guna menghindari kerugian ini, tindakan yang dilakukan adalah menjual obligasi denga sendirinya akan mendapatkan uang kas, dan uang kas ini yang akan dipegang pada saat suku bunga naik. Hubungan inilah yang disebut motif spekulasi permintaan uang karena masyarakat akan melakukan spekulasi tentang obligasi dimasa yang akan datang.

Tanggapan Keynes yang kedua adalah berhubungan dengan ongkos (harga) memegang uang kas, karena makin tinggi tingkat bunga makin besar ongkos memegang uang kas. Hal ini akan menyebabkan keinginan memegang uang kas juga akan makin menurun. Bila tingkat bunga turun berarti ongkos memegang uang rendah, sehingga permintaan uang kas naik. Permintaan ini akan menentukan tingkat bunga. Tingkat bunga keseimbangan pada io terjadi bila jumlah kas yang ditawarkan (uang beredar) sama dengan yang diminta. Bila terjadi peningkatan suku bunga (di atas io) masyarakat akan menginginkan uang kas lebih sedikit dengan membeli obligasi (tingkat bunga turun) sampai kembali pada tingkat keseimbangan.


(32)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

Bilamana tingkat bunga yang terjadi berada dibawah keseimbangan (io) masyarakat akan menginginkan uang kas lebih besar. Ini perlu agar menjual obligasi yang dipegang. Tindakan untuk menjual inilah yang mendesak harganya turun dan tingkat bunga akan bergerak naik.

Tingkat bunga

Jumlah uang

io

liquidity preference

0 M3 Permintaan uang

Gambar 2.2

Tingkat Bunga Menurut Keynes

2.3.3 Perubahan Penawaran Uang dan Suku Bunga

Menurut Teori Ferri Fabozzi dalam bukunya yang berjudul “Pasar dan Lembaga Keuangan” pada tahun 1999, perubahan penawaran uang memiliki tiga efek yang berbeda atas suku bunga yaitu;


(33)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

1. Efek Likuiditas

Efek ini merupakan reaksi awal suku bunga terhadap perubahan penawaran uang. Jika penurunan uang meningkat, reaksi awalnya adalah turunnya suku bunga. Alasan bagi penurunan tersebut adalah bahwa kenaikan penawaran uang mewakili pergerakan kurva panawaran.

2. Efek Pendapatan

Perubahan-perubahan dalam penawaran uang jelas mempengaruhi perekonomian. Secara umum peningkatan uang beredar menyebabkan ekspansi ekonomi, yaitu lebih banyak pinjaman yang tersedia, maka akan lebih banyak individu yang dipekerjakan dan bekerja lebih lama, serta lebih banyak barang dan jasa yang dibeli oleh kensumen dan produsen. Jadi perubahan uang beredar bias menyebabkan pendapatan berubah.

3. Efek Ekspektasi Harga

Efek ekspektasi harga biasanya terjadi jika pertumbuhan uang beredar terjadi pada saat output tinggi. Karena tingkat harga mempengaruhi fungsi permintaanuang, efek ekspektasi harganya adalah peningkatan suku bunga. Kenaikan tersebut. Karena permintaan terhadap saldo uang bergerak keatas. Efek positif ini menggerakkan suku bunga dalam arah yang sama dengan efek pendapatan, dan berlawanan arah dengan efek likuiditas.


(34)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

2.3.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Suku Bunga

Agar keuntungan yang diperoleh bank dapat maksimal, maka pihak manajemen bank harus pandai dalam menetukan besar kecilnya komponen suku bunga. Hal ini disebabkan apabila salah dalam menentukan besar kecilnya komponen suku bunga maka akan dapat merugikan bank itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan suku bungs yaitu:

1. Kebutuhan Dana

Faktor kebutuhan dana dikhususkan untuk dana simpanan yaitu, seberapa besar kebutuhan dana yang diinginkan. Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dan tersebut cepat terpenuhi adalah dengan meningkatakan suku bunga simpanan. Namun peningkatan suku bunga simpanan juga akan meningkatkan suku bunga pinjaman. Sebaliknya apabila dana yang ada dalam simpanan di bank banyak, sementara permohonan pinjaman sedikit maka bung simpanan akan turun.

2. Target Laba yang Diinginkan

Faktor ini dikhususkan untuk bunga pinjaman. Hal ini disebabkan target laba merupakan salah satu komponen dalam menentukan besar kecilnya suku bunga pinjaman. Jika laba yang diinginkan besar maka


(35)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

bunga pinjaman juga besar dan demikian sebaliknya. Namun untuk menghadapi pesaing target laba dapat diturunkan seminimal mungkin. 3. Kualitas Jaminan

Kualitas jaminan juga diperuntukkan untuk bunga. Semakin likuid jaminan (mudah dicairkan) yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan demikian sebaliknya.

4. Kebijaksanaan Pemerintah

Dalam menentukan bunga simpanan maupun bunga pinjaman, bank tidak boleh mlebihi batasan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Artinya ada batasan maksimal dan ada batasan minimal.untuk suku bunga yang diizinkan. Tujuannya adalah agar bank dapat bersing sacara sehat.

5. Jangka Waktu

Baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman, faktor jangka waktu sangat menentukan. Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka semakin tinggi bunganya. Hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko macet dimasa mendatang. Demikian pula sebaliknya jika pinjaman berjangka waktu pendek, maka bunganya relatif rendah. Akan tetapi untuk bunga simpanan berlaku sebaliknya, semakin panjang jangka waktu maka bunga simpanan semakin rendah dan sebaliknya.


(36)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

6. Reputasi Perusahaan

Reputasi perusahaan juga sangat menentukan suku bunga terutama untuk bunga pinjaman. Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat menentukan tungkata suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid kemungkinan resiko kredit macet dimasa mendatang relatif kecil dan demikian sebaliknya perusahaan yang kurang bonafid factor resiko kredit macet cukup besar.

7. Produk yang Kompetitif

Produk yang kompetitif sangat menentukan besar kecilnya pinjaman. Kompetitif maksudnya adalah produk yang dibiayai sangat laku di pasaran. Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif. Hal ini disebabkan produk yang kompetitif tingkat perputaran produknya tinggi sehingga pembayarannya diharapkan lancar.

8. Hubungan Baik

Biasanya bunga pinjaman dikaitkan dengan factor kepercayaan kepada seseorang atau lembaga. Dalam prakteknya, bank menggolongkan nasabahnya antara nasabah uatam (primer) dan nasabah biasa (sekunder).


(37)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

Dalam kondisi tidak stabil dan bank kekurangan dana sementara maka tingkat persaingan dalam memperebutkan dana simpanan cukup ketat, maka bank harus bersaing ketat dengan bank lainnya.

2.4. INFLASI

2.4.1 Pengertian Inflasi

Inflasi adalah suatu proses kenaikan tingkat harga yang terjadi terus menerus dan pada arah yang tetap menaik yang disebapkan oleh kelebihan permintaan diatas kapasitas penawaran.

2.4.2 Jenis-jenis Inflasi

2.4.2.1 Berdasarkan Penyebabnya 1. Demand Pull Inflation

Inflasi ini timbul karena adanya permintaan keseluruhan yang tinggi disatu pihak, di pihak lain kondisi produksi telah mencapai kesempatan kerja penuh ( full employment ). Jika kondisi produksi telah berada pada kesempatan kerja penuh, maka kenaikan permintaan tidak lagi mendorong kenaikan output ( produksi ), tetapi hanya mendorong kenaikan harga-harga yang biasa akibatnya sesuai dengan hukum permintaan, bila permintaan banyak sementara penawaran tetap maka harga akan naik. Dan bila ini berlangsung terus menerus akan mengakibatkan inflasi yang berkepanjangan. Oleh karenanya untuk membatasi itu diperlukan adanya pembukaan kapasitas produksi baru dengan penambahan tenaga kerja yang baru.


(38)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009 2. Cosh Push Inflation

Cosh Push Inflation adalah yang terjadi akibat pergeseran kurva penawaran agrebat. Pada kondisi Cosh Push Inflation, penawaran lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat permintaan. Ini terjadi karena kenaikan harga faktor produksi sehingga produsen terpaksa mengurangi produksinya sampai pada jumlah tertentu. Penawaran total terus menurun karena semakin mahalnya biaya produksi. Apabila keadaan tersebut berlangsung cukup lama maka terjadilah inflasi. Karena biaya produksi yang menimbulkan cosh push inflation didorong oleh beberpa faktor sebagai berikut :

a. Adanya tuntutan kenaikan upah dari para pekerja yang biasanya dikordinir oleh organisasi serikat buruh.

b. Adanya industri yang monopolis, yang memberi kekuatan kepada pengusaha untuk menguasai pasar dan selanjutnya menaikkan harga lebih tinggi.

c. Kenaikan harga bahan baku industri.

2.4.2.2 Berdasarkan Asal Terjadinya 1. Domestic Inflation (Inflasi Domestik)

Inflasi domestik adalah inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestik). Kenaikan harga disebapkan karena adanya kejutan dari dalam negeri, baik karena perilaku masyarakat maupun perilaku pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakan. Kenaikan harga terjadi secara absolut, akibatnya terjadilah inflasi atau semakin meningkatnya angka inflasi.


(39)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

2. Imported Inflation (Inflasi Luar Negeri)

Imported Inflation adalah inflasi yang terjadi di dalam negeri karena adanya pengaruh harga dari luar negeri, terutama barang-barang impor atau bahan baku industri yang masih belum dapat diproduksi di dalam negeri.

2.4.2.3 Berdasarkan Intensitasnya 1. Creeping Inflation

Creeping Inflation adalah Inflasi yang terjadi dengan laju pertumbuhan berlangsung lambat.

2. Hyper Inflation

Infalasi ini sangat berat yang timbul akibat adanya kenaikan harga-harga yang umum yang berlangsung sangat cepat. Inflasi jenis ini dapat merusak struktur perekonomian negara.

2.4.2.4 Berdasarkan Sudut Bobotnya 1. Inflasi Ringan

Yaitu inflasi yabng ditandai dengan kenaikan harga berjalan secara lambat dengan persentase yang kecil serta dalam jangka waktu yang relatif lama.

2. Inflasi Sedang

Yaitu inflasi yang ditandai dengan kenaikan harga yang lebih cepat dan perlu diwaspadai dampaknya bagi perekonomian.


(40)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009 3. Inflasi Berat

Yaitu inflasi yang ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar dan kadang-kadang berjalan dalam waktu yang relatif pendek.

4. Inflasi Sangat Berat

Yaitu inflasi dengan laju pertumbuhan melampaui 100% per tahun.

2.4.3 Penyebab Timbulnya Inflasi dan Dampaknya

Adapun yang menjadi penyebab timbulnya inflasi antara lain :

1. Pemerintah telah berambisi untuk menguasai sumber-sumber ekonomi dalam jumlah besar yang seharusnya diserahkan pada pihak swasta.

2. Adanya efek phisikologi di kalangan masyarakat, seperti isu devaluasi yang menyebapkan permintaan masyarakat terhadap produk barang melonjak drastis

3. Berbagai golongan dan pelaku ekonomi berusaha memperoleh tambahan pendapatan yang lebih besar dengan cara menaikkan tingkat produktivitas mereka.

4. Adanya kebijakan pemerintah, baik yang bersifat ekonomi maupun non ekonomi yang dapat memicu kenaikan harga.

5. Pengaruh alam yang dapat menurunkan produksi dan menaikkan harga, seperti kemarau panjang yang mengakibatkan kegagalan permintaan.


(41)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

6. Pengaruh inflasi dari luar negeri, seperti meningkatnya harga barang-barang impor dan komponem atau bahan-bahan baru yang belum sanggup diproduksi di dalam negeri.

Dampak inflasi sangat luas dan beraneka ragam serta menurunkan tingkat kesejahteraan hidup masyarakat. Laju tingkat pertumbuhan inflasi yang tinggi akan merusak struktur ekonomi dan akan melemahkan kinerja perekonomian suatu negara. Dampak inflasi tidak hanya dibidang ekonomi, tetapi juga dapat mempengaruhi sosial politik suatu negara.

Dampak inflasi antara lain :

1. Equity Effect

Equity Effect adalah dampak inflasi terhadap pendapatan. Dampak inflasi terhadap pendapatan bersifat tidak merata, ada yang mengalami kerugian terutama mereka yang berpenghasilan tetap dan ada pula yang mengalami keuntungan dengan adanya inflasi. Mereka yang berpenghasilan tetap akan mengalami penurunan nilai riil dari penghasilannya, sehingga daya belinya menjadi lemah. Sebaliknya dengan terjadinya inflasi, kelompok- kelompok yang mendapatkan keuntungan adalah mereka yang memperoleh kenaikan atau peningkatan pendapatan dengan dengan tingkat persentase yang lebih besar daripada tingkat inflasi. Selain itu inflasi akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada distribusi pendapatan dan kekayaan masyarakat. Inflasi seolah-olah berfungsi sebagai pajak bagi seseorang dan merupakan subsidi bagi orang yang berpenghasilan rendah. Namun jika keadaan tersebut tidak segera diatasi, dalam jangka panjang akan semakin memperlebar


(42)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

kesenjangan antara kelompok yang berpenghasilan tinggi dan kelompok yang berpenghasilan menengah kebawah, antara kelompok kaya dan miskin dan antara kelompok konglomerat dan kelompok pengusaha menengah kebawah yang semakin lama akan merusak tatanan perekonomian dan melumpuhkan sektor ekonomi.

2. Efficiency Effect

Inflasi juga dapat mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi. Harga-harga faktor produksi semakin meningkat. Perubahan tersebut dapat terjadi melalui kenaikan permintaan akan berbagai macam barang yang selanjutnya akan mendorong perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu. Dengan adanya inflasi, permintaan barang-barang tertentu akan mendorong peningkatan produksi terhadap barang-barang tersebut. Kenaikan produksi yang demikian akan mengubah pola alokasi faktor produksi barang-barang tersebut akan menjadi lebih efisien.

2.4.4 Model Teori Inflasi 2.4.4.1 Teori Kuantitas

Teori ini merupakan teori yang paling tua dan merupakan teori yang mendekati inflasi dari segi permintaan. Teori ini kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh sekelompok ekonom dari Chicago University, yang juga dikenal sebagai kelompok monetaris.

Menurut toeri kuantitas ada dua faktor yang berperan dalam terjadinya inflasi, yaitu :


(43)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

1. Jumlah Uang Beredar

Inflasi hanya akan terjadi kalau ada pertambahan uang yang beredar baik uang kartal maupun uang giral. Bila jumlah uang tidak ditambah, inflasi akan berhenti dengan sendirinya.

2. Psikolog (harapan masyarakat mengenai kenaikan harga-harga pada masa yang

akan datang). Hal ini dapat mempercepat laju inflasi.

2.4.4.2 Teori Keynes

Teori inflasi menurut pendakatan ini mengatakan bahwa inflasi terjadi karena sesuatu kelompok masyarakat ingin hidup diluar batas kemampuan ekonominya, sehingga proses inflasi merupakan proses tarik menarik antar golongan masyarakat untuk memperoleh bagian dana masyarakat yang lebih besar daripada yang mampu disediakan oleh masyarakat sendiri. Kalau hal ini selalu terjadi maka kan timbul kesenjangan inflasi/inflationary gap. Tekanan dari golongan ini akan mengakibatkan kenaikan biaya. Inflationary Gap ini dapat ditimbulkan oleh pemerintah yang menjalankan defisit dalam anggaran belanjanya yang dibiayai untuk mencetak uang baru. Selain itu dapat ditimbulkan oleh pengusaha swasta yang ingin melakukan investasi baru dan memperoleh pembiayaan dari kredit bank dan serikat buruh yang berusaha untuk memperoleh kenaikan gaji yang lebih produktifits buruh.


(44)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

2.4.4.3 Teori Strukturalis

Teori ini merupakan teori inflasi yang didasarkan pada pengalaman di negara-negara Amerika latin dan mengaitkan timbulnya inflasi. Dan karenanya sering pula disebut toeri inflasi jangka panjang.

Inflasi ini timbul disebapkan oleh adanya kelemahan dan hambatan struktural dalam struktur ekonomi. Hambatan-hambatan struktural tersebut bisa berupa tidak elastisnya penawaran bahan makanan yang disebapkan oleh cukup besarnya peran faktor musim atau cuaca, disamping masih tradisionalnya proses produksi bahan makanan serta rendahnya produktivitas petani. Keadaan ini juga dipengaruhi oleh adanya urbanisasi yang cepat, yang disatu pihak menyebapkan tenaga penghasil bahan makanan berkurang, dilain pihak dengan meningkatnya pendapatan juga akan mendorong kenaikan daripada permintaan akan bahan makanan, padahal penawaran tidak mencukupi.

2.4.5 Kebijakan Dalam Menanggulangi Inflasi

Inflasi yang terus menerus bisa mengakibatkan kondisi perekonomian semakin hancur. Kebijakan pemerintah dalam menanggulangi inflasi tersebut adalah:

2.4.5.1 Kebijakan Moneter

Yaitu langkah-langkah pemerintah yang dilaksanakan oleh Bank Sentral/Bank Indonesia untuk mempengaruhi (merubah) penawaran uang dalam perekonomian atau merubah tingkat bunga untuk mempengaruhi pengeluaran. Adapun langkah-langkah yang diambil dalam kebijakan moneter adalah :


(45)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

1. Tight Money Policy (Kebijakan Uang Ketat)

Tight Money Policy adalah kebijakan untuk mengurangi jumlah uang beredar. Kebijakan ini merupakan suatu kebijakan dari Bank untuk menjual surat-surat berharga ini ditujukan kepada bank-bank, maka hal ini selain berakibat berkurangnya uang dari tangan masyarakat, tetapi berkurangnya uang di tangan badan-badan kredit juga. Berkurangnya jumlah uang ditangan masyarakat menyebapkan permintaan terhadap barang berkurang dan barang-barang di pasar hanya dapat dijual seluruhnya apabila harga diturunkan dan dengan telah terealisasinya hal ini, tekanan inflasipun dapat dikurangi.

2. Menaikkan Suku Bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia)

Keinginan dari orang-orang atau badan-badan usaha untuk mengadakan pinjaman kepada badan-badan kredit berhubungan erat dengan keuntungan yang diharapkan dri investasi yang akan dijalankannya dan besarnya bunga yang harus dibayar dari modal yang dipinjam. Bilamana bunga pinjaman semakin besar, maka ada kecenderungantertahannya aktiva yang besar yang pembiayaannya didasarkan atas peminjaman dari badan kredit. Dengan demikian jelaslah bahwa kenaikan tinkat bunga dari bank akan mengurangi keinginan badan-badan kredit untuk mengadakan peminjaman untuk memenuhi permintaan pinjaman masyarakat, yang berarti besarnya kredit dari badan kredit berkurang, yang berarti pula mengurangi tekanan inflasi.


(46)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

3. Menurunkan Nilai Tukar Mata Uang

Dengan melakukan intervensi terhadap mata uang asing, maka nilai tukar akan dapat diatur, sehingga akan mempermudah biaya impor barang-barang material (input).

2.4.5.2 Kebijakan Fiskal

Yaitu langkah-langkah pemerintah membuat perubahan dalam bidang perpajakan dan pengeluaran pemerintah dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran dalam perekonomian. Dalam menaggulangi inlasi pemerintah dapat melakukan kebijakan fiskal antara lain:

1. Menaikkan Pajak

Dengan menaikkan pajak maka pemerintah akan dapat mengurangi jumlah uang beredar. Karena dengan menaikkan pajak berarti penghasilan seseorang akan berkurang, karena sebagian dari penghasilannya itu dalam bentuk pajak telah diberikan kepada pemerintah. Apabila penghasilan seseoang berkurang maka tenaga pebelanjaan juga berkurang, dan apabila pembeli berkurang, maka harga barang-barang tidak mungkin naik lagi, melainkan akan turun seimbang dengan jumlah uang yang ada di masyarakat.


(47)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

2. Menurunkan Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah harus diperkecil sedikit demi sedikit, walaupun begitu sulit. Salah satu usaha dalam melakukan penurunan pengeluaran pemerintah yakni dengan menetralisisr kenaikan pengeluaran swasta sehingga pengeluaran dalam perekonomian dapat dikendalikan. Selain itu dengan menaikkan pajak dan mengadakan pinjaman pemerintah juga diharapkan dapat memperkecil pengeluaran pemerintah.

3. Mengurangi Biaya Ekonomi Yang Tinggi

Dengan melakukan deregulasi-deredulasi dalam perizinan serta kemudahan dalam pendistribusian barang dapat mengakibatkan harga barang menjadi turun atau palin tidak tetap, sehingga perekonomian tidak berada dalam keadaan inflasi.

2.4.5.3 Kebijakan Non Moneter 1. Menaikkan Hasil Produksi

Cara ini cukup efektif karena inflasi pada dasarnya terjadi karena kenaikan jumlah

barang yang dihasilkan tidak seimbang dengan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Melalui kegiatan ini diupayakan dengan mengerjakan factor-faktor produksi pada kapasitas penuh, dan memberi prioritas/subsidi kepada factor produksi yang sangat sensitive terhadap inflasi artinya memberi bantuan kepada usaha-usaha untuk memproduksikan barang yang persediaannya terbatas dan sangat dibutukan oleh masyarakat banyak.


(48)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

2. Kebijaksanaan Gaji/Upah

Kenaikan gaji/upah dapat dilakukan hanya apabila produktivitas umum bertambah. Jadi sejalan dengan naiknya hasil produksi para pekerja, upah boleh dinaikkan sebanding dengan peningkatan produktivitas tersebut. Dengan menstabilisasikan gaji maka inflasi dapat dikurangi.


(49)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesa penelitian. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan cara sebagai berikut:

3.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Balige yang terletak di jalan Sisingamangaraja No. 188 Balige Kabupaten Toba Samosir.

3.2 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisa pengaruh tingkat suku bunga dan inflasi terhadap penghimpunan dana pihak ketiga di PT. BRI (Persero) Tbk Cabang Balige.

3.3 Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang sudah ada obyek penelitiannya yang dapat diperoleh dari hasil kepustakaan,


(50)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

buku literatur serta sumber lain yang berhubungan dengan penelitian, dalam bentuk time series yang bersifat kuantitatif yaitu berupa data bulanan dalam bentuk angka dalam ukuran waktu 24 bulan dari Januari 2006 sampai dengan Desember 2007 yang diperoleh dari Bank Rakyat Indonsia Cabang Balige.

3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan metode pengumpulan data yang diperoleh dari instansi yang terkait yang diperoleh dari publikasi resmi yang berhubungan dengan penelitian. Data yang dipergunakan adalah dengan melakukan pencatatan langsung yang diperoleh dari laporan BRI Cabang Balige dengan kurun waktu 24 bulan.

3.5 Pengolahan Data

Penulis melakukan pengolahan data dengan metode statistika mengunakan program E-views 4.1 dalam penulisan skripsi ini.

3.6 Model Analisis Data

Model analisis yang digunakan dalam menganalisis data adalah model Ekonometrika. Dalam menganalisis data yang diperoleh untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat maka digunakan model ekonometrik dengan meregresikan variabel-variabel yang ada dengan menggunakan metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Squere). Data yang


(51)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

digunakan dianalisis secara kwantitatif dengan menggunakan analisis statistika yaitu persamaan regresi linear berganda.

Model persamaannya adalah sebagai berikut:

Y = f (X1,X2)……….(1)

Kemudian fungsi tersebut dispesipikasikan kedalam bentuk model persamaan regresi linier sebagai berikut:

Y = 耀+β1X1 +β2X2 +µ ……… Dimana:

Y = Jumlah dana pihak ke tiga dalam bentuk tabungan Giro dan

Deposito (Milyar Rupiah)

X1 = Tingkat suku bunga (%)

X2 = Inflasi (%)

耀 = Intercept/ Konstanta 2

1,β

β = Koefisien regresi

µ = Term of Error ( Kesalahan pengganggu)

Bentuk hipotesis di atas secara matematis dapat dinyatakan sebagai beikut:

, 0 1

> ∂∂X

Y

Artinya jika X1 tersebut meningkat maka Y (jumlah dana pihak


(52)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

, 0 2

< ∂∂X

Y

Artinya jika X2 (inflasi) meningkat maka Y (jumlah dana pihak

ketiga) akan mengalami peningkatan, ceteris paribus.

3.7 Test Goodness of Fit (Uji kesesuaian) 3.7.1 Koefisien Determinasi (R- Squere)

Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independen secara bersama-sama memberi penjelasan terhadap variabel-variabel dependen. Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1 (0≤R2≤1).

3.7.2 Uji t-statistik

Uji t-statistik merupakan suatu pengujian secara parsial yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variable dependen dengan menganggap variabel lainnya konstan. Dalam uji ini digunakan hipotesis sebagai berikut:

Ho : bi = b Ha : bi ≠b

Dimana bi adalah koefisien variabel independen ke-i nilai para meter hipotesis, biasanya b dianggap = 0. Artinya tidak ada pengaruh variabel X terhadap Y. Bila nilai t-hitung > t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel depenen. Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus:


(53)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

t-hitung =

(

)

Sbi b bi

Dimana :

bi = Koefisien variabel independen ke-i b = Nilai hipotesis nol

Sbi = Simpangan baku dari variabel independen ke-i Kriteria pengambilan keputusan

H0: β =0 H0 diterima (t*<t-tabel) artinya variabel independen secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap pariabel dependen. Ha: β ≠0 Ha diterima (t*>t-tabel) artinya variabel independen secara


(54)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009 3.7.3 Uji F-statistik

Uji f-statistik ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh koefisien regresi secara bersama-sama terhadap variable dependen.

Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut :

Ho : b1 ≠ b2 ………. bk = 0 ( tidak ada pengaruh ) Ha : b2 = 0 ………... i = 1 (ada pengaruh)

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F-statistik dengan F-tabel . Jika F-hitung>F-tabel maka H0 ditolak, yang berarti variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dpenden, Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus :

F-hitung =

( )

(

R

)

(

n k

)

k R

− /−

1

1 / 2 2

Dimana:

R2 = Koefisien determinasi k = Jumlah Variabel independen

n = Jumlah sampel

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 : β1 =β2 =0 H0 diterima (F*<F-tabel) artinya variabel independen secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen


(55)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

Ha : β1 ≠β2 ≠0 H0 diterima (F*>F-tabel) artinya variabel independen secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

3.8 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 3.8.1 Multikolinearity

Multikolinearity adalah alat untuk mengetahui suatu kondisi apakah terdapat korelasi variabel indepenen diantara satu sama lainnya.Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearity dapat dilihat dari nilai R2 , F-hitung,t-hitung , dan standart error .

Adanya multikolinearity ditandai dengan :


(56)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

• Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada α =1 %. 耀 = 5 %, 耀 =10 %

• Terjadi perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori

• R2 sangat tinggi.

3.8.2 Autokorelasi (Serial Correlation)

Serial correlation didefenisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu dan ruang. Model regresi linear klasik mengasumsikan autokorelasi tidak terdapat didalamnya distribusi atau gangguan µi dilambangkan dengan :

(

)

i j

E µij =0 ≠

Ada beberapa cara untuk menguji keberadaan autokorrelasi, yaitu: 1. Dengan menggunakan atau memplot grafik

2. Dengan D-W Test (Uji Durbin-Watson ) Uji D-W ini dirumuskan sebagai berikut:

D-W =

(

)

− −

t e

e

e t

2 2 1 1

Dengan Hipotesis sebagai berikut :

H0 : ρ=0, Artinya tidak ada autokorelasi Ha : ρ ≠0, Artinya ada autokorelasi


(57)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

Dengan jumlah sampel tertentu dan jumlah variabel independen tertentu diperoleh nilai kritis dl dan du dalam tabel distribusi Durbin-Watson untuk berbagai nilai 耀. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

Gambar 3.3 Kurva Durbin Watson

Keterangan:

H0 : Tidak ada korelasi

DW<dl : Tolak H0 (ada korelasi positif) DW>4-dl : Tolak H0 (ada kolerasi negatif) Du<DW<4-du : Tolak H0 (tidak ada kolerasi)

dl≤DW<4-du : Tidak bisa disimpulkan (inconclusive) (4-du)≤DW≤(4-dl) : Tidak bisa disimpulkan (inconclusive)


(58)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

3.9 Defenisi Operasional

1. Dana pihak ketiga adalah sumber dana yang terbesar yang paling diandalkan bank yang terdiri dari tabungan, giro, dan deposito.

2. Bunga adalah balas jasa yang diberikan kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga bagi bank juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dan harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman). Tingkat suku bunga dinyatakan dalam bentuk persentase.

3. Inflasi adalah suatu keadaan yang menunjukkan adanya kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum yang terjadi secara terus menerus dan berlangsung dalam waktu yang relatif lama. Tingkat inflasi dinyatakan dalam bentuk persentase.


(59)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskriptif Daerah Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Wilayah Balige

Kecamatan Balige terletak pada ketinggian 905 – 1000 m dari pemukaan laut sehingga suhu udara cukup lembab tidak heran jika curah hujan di kecamatan ini cukup tinggi berkisar antara 143-337 mm yang terjadi pada bulan Januari, April, Agustus, Oktober, dan Desember. Balige berbatasan dengan

Sebelah Utara : Danau Toba Sebelah Selatan : Tapanuli Utara Sebelah Barat : Kec. Pakpahan

Sebelah Timur : Laguboti

Luas wilayah mencapai 91,05 km2 dan tersebar di 33 desa. Ketersediaan lahan di kecamatan Balige ada seluas 9.105 Ha dan dimanfaatkan untuk lahan sawah sebanyak 2.924 Ha dan sisanya merupakan lahan kering, lokasi bangunan/perumahan dan lainnya.

Kecamatan Balige beribukota Napitupulu Bagasan yang terdiri dari 33 desa, dimana 2 desa masih merupakan desa swadaya, 27 desa swakarya dan 4 desa sudah berhasil swasembada. 4 desa yang telah berhasil swasembada antara lain desa


(60)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

Sangkar Nihuta, Pardede Onan, Napitupulu Bagasan,dan Desa Balige III. Desa dikecamatan ini dibagi atas 93 dusun dan 31 lingkungan.

Tabel 4.1

Luas Wilayah dan Rasio terhadap luas kecamatan Desa / Kelurahan 2007

No Desa / Kelurahan Luas Wilayah (km2)

1 Aek Bolon Julu 5,33

2 Aek Bolon Jae 3,16

3 Siboruon 5,39

4 Hutagaol 10,32

5 Bonan Dolok II 3,75

6 Hutanamora 13,67

7 Hutadame 3,68

8 Bonan Dolok I 3,80

9 Bonan Dolok III 3,39

10 Sibuntuon 2,66

11 Lumban Gorat 0,81

12 Sianipar Sihail-hail 2,85

13 Silalahi Pagar Batu 6,14

14 Hinalang Bagasan 2,04

15 Sangkar Nihuta 0,93

16 Pardede Onan 0,72

17 Napitupulu Bagasan 0,48

18 Balige III 0,69

19 Balige II 0,61

20 Paindoan 1,03

21 Parsuratan 0,64

22 Huta Bulu 1,15

23 Saribu Raja Janji Maria 0,85

24 Baruara 3,29

25 Matio 2,38

26 Lumban Pea 3,39


(61)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

28 Sibola Hotang 1,44

29 Lumban Bulbul 0,71

30 Balige I 0,45

31 Lumban Dolok 0,63

32 Longat 1,05

33 Lumban Silintong 1,74

Jumlah 91,05

(Sumber: BPS Medan) 4.1.2 Sejarah Singkat Perusahaan

Bank Rakyat Indonesia adalah salah satu bank tertua di Indonesia yang merupakan milik negara dan mempunyai sejarah yang cukup panjang. Pada tanggal 16 Desember 1895 Raden Wiriaatmadja dan kawan-kawan mendirikan “De Poerwokerto Hu-en Spaarbank der Indlandsche Hoofden (Bank Priyayi Purwokerto)”. Kemudian tahun 1896 seorang Asisten Residen Poerwokerto mendirikan “De Poerwoketose Hulp Spaaren Lanbouwcredietbank” sebagai kelanjutan dari “De Poerwokerto Hu-en Spaarbank der Indlandsche Hoofden”, (Suyatno,2001).

Pada zaman tersebut dunia perbankan sudah bersaing satu sama lain untuk mencari nasabah. Selain dari Bank Priyayi Powerwokerto juga terdapat De Javasche Bank yang beroperasi sebagai bank komersil. Pada tahun 1898 didirikan Volksbanken atau yang lebih dikenal dengan Bank Rakyat yang didirikan atas bantuan Hindia Belanda, ketika Bank Rakyat mengalami kesulitan, pemerintah Hindia Belanda turut campur dalam menanganinya yaitu dengan dididrikannya Dienst der Volkscredietewesen (Dinas Perkreditan Rakyat).


(62)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

Untuk mengendalikan dan mengembangkan usaha perbankan, pada tahun 1912 pemerintah Hindia Belanda mendirikan Centrale Kas dibawah naungan Departemen Dalam Negeri yang berfungsi sebagai Bank Sentral bagi Dients der Volkscredietewesen. Pendirian Centrale Kas ini tidak juga membawa perubahan pada usaha perbankan, hal ini karena terjadi resesi dunia pada tahun 1929 sampai 1932 dan akibatnya Volkscredietewesen tidak dapat berjalan dengan baik. Akhirnya Centrale Kas dibubarkan. Bersamaan dengan itu didirikanlah Algemene Volkscrediet Bank pada tahun 1934.

Setelah Jepang masuk pada tahun 1942 Algemene Volkscrediet Bank diganti namanya menjadi Syoomin Ginko (Bank Rakyat) dan pada tanggal 22 Maret 1946 melalui Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1946 Bank Rakyat tidak mau bekerja sama dengan Belanda. Setelah perjanjian Royem Royen Bank Rakyat diaktifkan kembali. Pada tanggal 21 April 1951 Bank Rakyat ditetapkan menjadi Bank menengah (Ibid).

Pada bulan Agustus 1965 semua bank milik pemerintah dilebur menjadi satu dan diberi nama Bank Negara Indonesia, dimana Bank Rakyat Indonesia masuk kedalam Bank Negara Indonesia Unit II. Pada tahun 1982 Dewan Direksi membentuk tim tentang sejarah Bank Rakyat Indonesia dan menetapkan melalui Surat Keputusan Direksi BRI NOKED: 67/DIR/12/1982 tentabg berdirinya Bank Rakyat Indonesia dan menetapkan bahwa pada tanggal 16 Desember 1985 sebagai hari lahirnya Bank Rakyat Indonesia.


(63)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

Bank Rakyat Indonesia berkembang menjadi bank devisa sejak tahun 1957 dan berubah status menjadi perseroan sejak tanggal 1 Juli 1992 dengan nama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero). Sejak tahun 2003 Bank BRI telah melakukan penawaran dan penjualan sahamnya kepada masyarakat dan telah berubah statusnya menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

4.1.3 Visi dan Misi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk a. Visi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah (customer is a king).

b. Misi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

1. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan

pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang perkembangan ekonomi masyarakat.

2. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profersional dengan semangat kerja BRI yaitu integritas, profesionalisme, kepuasan nasabah. Keteladanan dan penghargaan terhadap SDM.

3. Melaksanakan praktek Good Corporate Governance secara

berkesinambungan.

4. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan.


(1)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

5.2 Saran

Berdasarkan evaluasi analisis dari hasil penelitian serta kesimpulan yang telah dirumuskan di atas, maka perlu untuk mengajukan saran-saran yang relevan sebagai usaha untuk memecahkan permasalahan yang ditentukan dalam analisis serta diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang terkait. Adapun saran-saran tersebut adalah :

1. Pemerintah hendaknya melakukan suatu upaya yang dapat mengatasi permasalahan ekonomi, khususnya inflasi sehingga masyarakat mempunyai kemampuan menabung yang tinggi sehingga bank semakin mampu untuk menyerap dana simpanan dari masyarakat.

2. Pemerintah dan lembaga perbankan hendaknya berusaha untuk berhemat dalam arti mengurangi konsumsinya, sehingga dapat menyimpan kelebihan pendapatannya pada bank dalam bentuk simpanan.

3. Pemerintah dan lembaga perbankan hendaknya berusaha untuk menciptakan tingkat suku bunga yang stabil sehingga masyarakat penabung merasa tertarik untuk menyimpan dananya di bank, dan pihak pengusaha juga semakin tertarik untuk melakukan pinjaman/kredit. Sehingga dunia usaha lambat laun menjadi lebih berkembang.

4. Pemerintah hendaknya selalu berusaha untuk mmbuat keputusan/kebijakan yang terhadap dunia perbankan, khususnya keputusan tingkat suku bunga. Karena keputusan yang tidak tepat hanya akan menghancurkan perekonomian Indonesia dimana sangat banyak terkait terhadap banyak sektor usaha.


(2)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Sritua, 1993. “Metodologi Penelitian”, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta.

Anwari, Achmad, 1983. “Praktek Perbankan Di Indonesia”, Edisi Dua, Balai Aksara: Jakarta.

Boediono, 1999, “Ekonomi Moneter”, BPFE-Yogyakarta: Yogyakarta.

Gujarati, Damodar, 1999, “Ekonometrika Dasar, Edisi Keenam”, Jakarta, Erlangga. Kasmir, 2004, “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, Edisi Keenam, PT. Raja

Grafindo: Jakarta.

Kasmir, 2002, “Manajemen Perbankan”, Edisi Satu, PT. Raja Grafindo: Jakarta. Mandala, Manurung, 1999, “Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter”, Fakultas

Ekonomi, Universitas Sumatera Utara: Jakarta.

Nanga, Muana, 2001, “Makro Ekonomi, Teori, Masalah dan Kebijakan”, Edisi Perdana, PT. Raja Grafindo: Jakarta.

Nopirin, 2000, “Ekonomi Moneter”, BPFE-Yogyakarta: Yogyakarta.

Pratomo, Wahyu Ario dan Paidi Hidayat, 2007, “Pedoman Praktis Penggunaan Eviews dalam Ekonometrika”, USU Press: Medan.

Sukirno, Sadono, 2004. Pengantar Teori Mikroekonomi Edisi Ketiga, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.


(3)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

Siamat, Dahlan, 2004, “Manajemen Lembaga Keuangan”, Edisi Keempat, LPFE, UI: Jakarta.

Sinungan, Muchdarsyah, Drs, 1992, “Strategi Manajemen Bank”, Rineka Cipta: Jakarta.

………, Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Balige.

---, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan” Perkembangan Inflasi Nasional” www. Google.co.id


(4)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

Lampiran 1

Hasil Regresi Tingkat Suku Bunga (X1) dan Inflasi (X2) Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (X3)

Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 15/02/09 Time: 13:28 Sample: 2006M01 2007M12 Included observations: 24

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -76.22001 14.64204 -5.205561 0.0000

X1 21.85716 2.595755 8.420348 0.0000

X2 8.884455 3.916795 2.268297 0.0340

R-squared 0.809281 Mean dependent var 55.53858

Adjusted R-squared 0.791118 S.D. dependent var 17.77953

S.E. of regression 8.125895 Akaike info criterion 7.144457

Sum squared resid 1386.633 Schwarz criterion 7.291714

Log likelihood -82.73349 F-statistic 44.55489


(5)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

Lampiran 2 Uji Multikolinearitas

Tingkat Suku Bunga Terhadap Inflasi

Dependent Variable: X1 Method: Least Squares Date: 15/02/09 Time: 13:31 Sample: 2006M01 2007M12 Included observations: 24

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 5.510603 0.256856 21.45408 0.0000

X2 0.338664 0.313496 1.080281 0.2917

R-squared 0.050374 Mean dependent var 5.745833

Adjusted R-squared 0.007209 S.D. dependent var 0.669834

S.E. of regression 0.667415 Akaike info criterion 2.108847

Sum squared resid 9.799749 Schwarz criterion 2.207018

Log likelihood -23.30616 F-statistic 1.167006


(6)

Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009.

USU Repository © 2009

Lampiran 3 Uji Multikolinearitas

Inflasi Terhadap Tingkat Suku Bunga

Dependent Variable: X2 Method: Least Squares Date: 15/02/09 Time: 13:31 Sample: 2006M01 2007M12 Included observations: 24

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.160065 0.796271 -0.201018 0.8425

X1 0.148742 0.137689 1.080281 0.2917

R-squared 0.050374 Mean dependent var 0.694583

Adjusted R-squared 0.007209 S.D. dependent var 0.443915

S.E. of regression 0.442312 Akaike info criterion 1.286054

Sum squared resid 4.304083 Schwarz criterion 1.384225

Log likelihood -13.43265 F-statistic 1.167006