Analisis Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia dan Infalsi Terhadap Dana Pihak Ketiga dan Penyaluran Kredit serta Dampaknya Kepada Profitabilitas pada Bank Umum

(1)

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK

INDONESIA DAN INFLASI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA

DAN PENYALURAN KREDIT SERTA DAMPAKNYA

KEPADA PROFITABILITAS PADA BANK UMUM

Disusun Oleh:

Epen Sa’ad

NIM. 108081000074

JURUSAN MANAJEMEN PERBANKAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA DAN INFLASI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA

DAN PENYALURAN KREDIT SERTA DAMPAKNYA KEPADA PROFITABILITAS PADA BANK UMUM

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Epen Sa’ad

NIM. 108081000074

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni Murdiyah Hayati, S. Kom, MM NIP. 19690203 200112 1 003 NIP. 19700106 200312 1 001

JURUSAN MANAJEMEN PERBANKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Selasa, Tanggal 05 Maret 2013 telah dilakukan ujian komprehensif atas Mahasiswa:

1. Nama : Epen Sa’ad

2. NIM : 108081000074

3. Jurusan : Manajemen Perbankan

4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia dan Infalsi Terhadap Dana Pihak Ketiga dan Penyaluran Kredit Serta Dampaknya Kepada Profitabilitas pada Bank Umum

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 05 Maret 2013

1. Herni Ali HT. SE. MM ( )

NIDN. 0422 1259 02 Ketua

2. Dr. Suhendra, MM ( )

NIP. 19711206 200312 1 001 Sekretaris

3. Murdiyah Hayati, S. Kom. MM ( )


(4)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Rabu, tanggal 26 Agustus 2015 telah dilakukan ujian Skripsi atas Mahasiswa:

1. Nama : Epen Sa’ad

2. NIM : 108081000074

3. Jurusan : Manajemen Perbankan

4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia dan Infalsi Terhadap Dana Pihak Ketiga dan Penyaluran Kredit Serta Dampaknya Kepada Profitabilitas pada Bank Umum

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Perbankan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 26 Agustus 2015

1. Amilin, Dr, SE, Ak., M.Si ( )

NIP. 19730615 200501 1 009 Ketua

2. Titi Dewi Warninda, SE, M.Si ( )

NIP. 19731221 200501 2 002 Sekretaris

3. Indo Yama Nasarudin, SE., MBA ( )

NIP. 19741127 200112 1 002 Penguji Ahli

4. Prof. Dr. Ahmad Rodoni ( )

NIP. 19690203 200112 1 003 Pembimbing I

5. Murdiyah Hayati, S. Kom, MM ( )


(5)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Epen Sa’ad

No. Induk Mahasiswa : 108081000074

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggung jawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya

4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya

ini.

Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, Agustus 2015 Yang menyatakan,


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Curriculum Vitae

Data Pribadi / Personal details

Nama / Name : Epen Sa’ad

Tanggal Kelahiran / Date of Birth : 05 Juni 1990 Jenis Kelamin / Gender : Laki – Laki

Agama / Religion : Islam

Warga Negara / Nationality : Indonesia

Alamat / Addres : Jl. Cipunegara Raya II Komp. Kejaksaan Agung RI Blok E No. 16 A Cipayung - Ciputat, Tangerang Selatan.

Nomor Telepon / Phone : 085714081444

Email : epensaad90@gmail.com

Riwayat Pendidikan

Education Qualification

1. SD Negeri 01 Gajah Mati Mesuji, SUM-SEL (1996 – 2002) 2. SMP Negeri 01 Wiralaga Mesuji, Lampung (2002 – 2005) 3. SMA Negeri 01 Parung, Kab. Bogor (2005 – 2008) 4. S1 Manajemen Perbankan, UIN Syarif Hidayatullah (2008 – 2015) Pendidikan Non Formal / Training - Seminar / Pengalaman Kerja

1. Seminar Asuransi ACA 2009 2. Seminar Angsa Emas 2010


(7)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh suku bunga SBI dan inflasi terhadap dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit serta dampaknya kepada profitabilitas pada bank umum di Indonesia. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis jalur. Hasil pengujian substruktur I menunjukan bahwa variabel suku bunga SBI berpengaruh signifikan terhadap dana pihak ketiga (DPK). Hasil Pengujian Substruktur II menunjukan bahwa variabel suku bunga SBI, inflasi dan dana pihak ketiga (DPK) berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit di bank umum. Hasil pengujian substruktur III menunjukan bahwa variabel suku bunga SBI, dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank Umum.

Kata Kunci : Suku Bunga SBI, Inflasi, Dana Pihak Ketiga (DPK), Penyaluran Kredit, Return On Asset (ROA)


(8)

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the influence of SBI Interest Rate, Inflation, toward Third Party Fund (TPF) and Credit Distribution and its implications on the Profitability of Commercial Banks. This Research used path analysis. The result on substructure I shows that the variable of SBI interest rate have a significant influence on Third Party Fund (TPF). The result on substructure II shows that the variable SBI Interest Rate, Inflation and Third Party Fund (TPF) have a significant influence on Credit Distribution. The result on substructure III shows that the variable SBI Interest Rate, Third Party Fund (TPF) and Credit Distribution have a significant influence on Return On Asset (ROA) at the Commercial Banks.

Keyword : SBI Interest Rate, Inflation, Third Party Fund (TPF), Credit Distribution, Return On Asset (ROA)


(9)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarkatuh

Alhamdulillahirobbil’alamin, Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas nikmat iman, islam dan karunia-Nya yang telah diberikan sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SBI DAN INFLASI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA DAN PENYALURAN KREDIT SERTA DAMPAKNYA

KEPADA PROFITABILITAS PADA BANK UMUM”. Shalawat beserta salam semoga terus tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabat. Penulis sangat bersyukur atas selesainya penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama proses penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan, arahan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibunda tercinta Juairyah yang telah sabar dan tulus ikhlas membesarkan serta mendidik putra-putrinya. Selalu memberikan dukungan baik moral, materil dan spiritual yang tidak terhingga. Semoga allah SWT memberikan kesehatan dan kebahagiaan serta kemuliaan kepada beliau dan semoga penulis dapat membahagiakannya, meskipun tidak sebanding dengan apa yang beliau telah berikan, Amin yarobbal’alamin.

2. Ayahanda tersayang (Alm) Ahmad Alim terima kasih untuk semuanya. Semoga Allah SWT berkenan mengampuni dan menghapus dosa-dosa beliau dan menerima seluruh amal ibadahnya, amin Ya Robbal Alamin. Walaupun saat ini ayah tidak hadir, tapi semangat dan pesanmu InsyaALLAH akan selalu menemani perjalanan hidup ini. Semoga penulis dapat menjadi kebanggan beliau dan keluarga.

3. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Selaku Rektor Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.


(10)

4. Bapak Arif Mufraini, MM Selaku pudek bidang akademik fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas Islam Negeri Jakarta.

5. Ibu Titi Dewi Warninda, M.Si Selaku ketua jurusan manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni Selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu

Murdiyah Hayati, S. Kom, MM selaku dosen pembimbing II, yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, dan ilmu pengetahuannya kepada penulis selama penyusunan skripsi hingga akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan. Terima kasih atas segala masukan guna penyelesaian skripsi ini serta semua motivasi dan nasihat yang telah diberikan selama ini.

7. Ibu Ela patriana MM. Selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah memberi bimbingan, arahan, semangat, motivasi dan nasehat kepada penulis. Terima kasih atas segala bimbingan dan konsultasi yang telah diberikan selama ini. 8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat luas kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.

9. Seluruh Staf Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.

10.Kepada seluruh keluarga besar Ahmad Alim dan Juariyah ayuk dan kakak – kakak beserta ipar yang tercinta. Suadara - Saudara tercinta : Ely Fitri Yanti, Heryanto.AD, Ahmadi Tagor.AD, Firdaus.AD, Faisal.AD, Ferdinansyah.AD serta seluruh keponakan dan cucu-cucu lucu, selalu memberikan keceriaan, dukungan semangat serta do’a kepada penulis.

11. Kepada Seluruh keluarga besar Hj. Roba’ah dan anak – anaknya yang telah memberi bimbingan, arahan, semangat, motivasi dan nasihat kepada penulis. 12. Kepada keluarga A Yadi ahmad dan Ayuk Destry yang telah memberi

bimbingan, arahan, semangat, motivasi dan nasihat. Serta bersuka rela memberikan tempat dan fasilitas untuk penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.

13.Special thanks to khusus yang punya nama Evita Ayu Kusumawati.Amd AKPER, anugrah wanita terindah yang kini selalu besemayam dilubuk hati. Memberikan kebahagian, kecerian, semangat, motivasi, nasihat serta do’a sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.


(11)

14. Sahabat - sahabatku Aan sophan. SE, Muhammad Ahyan. SH, Tatang Herwanto. Spdi, Mundir. SE, Umar Mochtar. SH, Ujuk Rafles. SE, Efri Sofyan. SE, mereka saya anggap seperti keluarga, kepada mereka saya ucapkan terimakasih untuk semuanya, karena partisipasi dan dukungan serta do’anya dari merekalah sehingga skripsi ini terselesaikan dengan lancar. Terimakasih atas kebersamaannya serta kekompakannya semoga persahabatan kita tetap selalu terjaga.

15.Sahabat dan teman – teman seperjuangan yang telah bersama-sama berjuang serta saling membantu untuk menyelesaikan skripsi ini yang begitu banyak jika disebutkan satu-persatu. Untuk seluruh teman-teman di kelas Manajemen B 2008 dan Perbankan B Terima Kasih atas kebersamaannya selama ini, dan khususnya untuk yang selalu memberikan semangat serta support yang berharga untuk penulis dari sebelum hingga terselesaikannya skripsi ini.

Semoga segala amalan yang baik tersebut akan memperoleh balasan rahmat dan karunia dari ALLAH SWT. Amien. Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang ada pada penulis sehingga tidak menutup kemungkinan bila skripsi ini masih banyak kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran, arahan mapun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian ini. Akhirnya hanya kepada Allah semua ini penulis serahkan, karena hanya dengan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat membuka jalanku untuk meraih cita-cita. Amin.

Wasalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarkatuh

Jakarta, Agustus 2015

Epen Sa’ad (Penulis)


(12)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... i

LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSHIF ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iii

LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH ... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Perumusan Masalah ... 9

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A. Sistem Perbankan di Indonesia ... 11

1. Pengertian Bank ... 12

2. Fungsi Pokok Bank ... 13

3. Jenis – jenis Bank ... 13

B. Perkreditan ... 17

1. Pengertian Kredit ... 17

2. Unsur – unsur Kredit ... 18

3. Fungsi dan Tujuan Kredit ... 19

4. Jenis – jenis Kredit ... 20

5. Prinsip – prinsip Pemberian Kredit ... 22


(13)

D. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia ... 27

1. Pengertian Suku Bunga ... 27

2. Sertifikat Bank Indonesia ... 29

3. Karakteristik Sertifikat Bank Indonesia ... 29

E. Inflasi ... 30

1. Pengertian Inflasi ... 30

2. Jenis – jenis Inflasi ... 31

3. Indikator Inflasi ... 32

4. Efek Buruk Inflasi ... 34

5. Kebijakan untuk Mengatasi Inflasi ... 35

F. Return On Asset (ROA) ... 35

G. Penelitian Terdahulu ... 36

H. Kerangka Pemikiran ... 50

I. Paradigma Penelitian ... 52

J. Hipotesis Penelitian ... 53

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 54

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 54

B. Metode Penentuan Sampel ... 54

C. Metode Pengumpulan Data ... 55

D. Metode Analisis ... 56

E. Operasional Variabel Penelitian ... 66

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 69

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 69

B. Penemuan dan Pembahasan ... 71

1. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ... 71

a. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia ... 71

b. Inflasi ... 73

c. Dana Pihak Ketiga ... 74

d. Penyaluran Kredit ... 76


(14)

2. Analisis Jalur Pengaruh Suku Bunga SBI, Inflasi terhadap Dana Pihak Ketiga dan Penyaluran Kredit serta Dampaknya

pada Return on Assets (ROA) pada Bank Umum ... 79

a. Analisis Korelasi ... 80

b. Analsis Jalur Pengaruh Suku Bunga SBI, dan Inflasi terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) ... 82

c. Analsis Jalur Pengaruh Suku Bunga SBI, Inflasi, dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Penyalura Kredit ... 87

d. Analasis Jalur Pengaruh Suku Bunga SBI, Inflasi, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Penyalura Kredit terhadap Return on Assets (ROA) ... 92

e. Hasil Uji Kesesuaian Model (Goodness of Fit) ... 101

3. Analisis Jalur Setelah Trimming I ... 103

a. Analisis Jalur Substruktur I setelah Trimming I ... 105

b. Analisis Jalur Substruktur II setelah Trimming I ... 108

c. Analisis Jalur Substruktur III setelah Trimming I ... 112

d. Uji Kesesuaian Model Setelah Trimming I ... 119

e. Hubungan Langsung dan tidak Langsung ... 120

4. Analisis Jalur Setelah Trimming II ... 122

a. Analisis Jalur Substruktur I setelah Trimming II ... 125

b. Analisis Jalur Substruktur II setelah Trimming II ... 128

c. Analisis Jalur Substruktur III setelah Trimming II ... 133

d. Uji Kesesuaian Model Setelah Trimming II ... 139

e. Hubungan Langsung dan tidak Langsung ... 140

C.Interpretasi ... 142

BAB IV KESIMPULAN DAN HASIL A. Kesimpulan ... 152

B. Implikasi ... 153

DAFTAR PUSTAKA ... 155


(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Tabel Penelitian Terdahulu ... 43

3.1 Standar Penilaian Kesesuaian (fit)... 65

4.1 Suku Bunga SBI Periode Tahun 2007 – 2014... 72

4.2 Tingkat Inflasi Periode Tahun 2007 – 2014 ... 72

4.3 Dana Pihak Ketiga Periode Tahun 2007 – 2014 ... 75

4.4 Penyaluran Kredit Periode Tahun 2007 – 2014 ... 76

4.5 ROA Periode Tahun 2007 – 2014 ... 78

4.6 Korelasi antara SBI dan Inflasi ... 80

4.7 Hasil Korelasi antara SBI dan Inflasi ... 80

4.8 Pengaruh suku bunga SBI dan Inflasi terhadap Dana Pihak Ketiga ... 83

4.9 Pengaruh Suku Bunga SBI, Inflasi dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Kredit... 88

4.10 Pengaruh Suku Bunga SBI, Inflasi, Dana Pihak Ketiga dan Kredit terhadap ROA ... 93

4.11 Pengujian Pengaruh antar variabel Eksogen dengan Endogen ... 100

4.12 Hasil Uji Goodness Of Fit Pengaruh SBI, Inflasi terhadap Dana Pihak Ketiga dan Kredit serta Dampaknya terhadap ROA ... 101

4.13 Hasil Uji Goodness Of Fit Setelah Modifikasi... 102

4.14 Hasil Perhitungan Pengaruh Antar Variabel Setelah Trimming ... 103

4.15 Hasil Korelasi antara SBI dan Inflasi Setelah Trimming ... 104

4.16 Hasil Uji Pengaruh Suku Bunga SBI dan Inflasi terhadap Dana Pihak Ketiga ... 105

4.17 Hasil Uji Pengaruh Suku Bunga SBI, Inflasi dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Kredit ... 109 4.18 Hasil Uji Pengaruh Suku Bunga SBI, Inflasi, Dana Pihak Ketiga


(16)

4.19 Hasil Uji Goodness Of Fit Setelah Trimming I... 119 4.20 Pengaruh Langsung dan Tidak langsung, dan pengaruh total

tentang SBI (X1), Inflasi (X2), DPK (Y1) dan Kredit (Y2) Pada

ROA (Z) ... 120 4.21 Hasil Uji Goodness Of Fit Setelah Modifikasi... 123 4.22 Hasil Perhitungan Pengaruh Antar Variabel Setelah Trimming II .. 124 4.23 Hasil Korelasi antara SBI dan Inflasi Setelah Trimming II ... 125 4.24 Hasil Uji Pengaruh Suku Bunga SBI dan Inflasi terhadap Dana

Pihak Ketiga ... 126 4.25 Hasil Uji Pengaruh Suku Bunga SBI, Inflasi dan Dana Pihak

Ketiga Terhadap Kredit ... 129 4.26 Hasil Uji Pengaruh Suku Bunga SBI, Inflasi, Dana Pihak Ketiga dan Kredit terhadap ROA ... 133 4.27 Hasil Uji Goodness Of Fit Setelah Trimming II ... 139 4.28 Pengaruh Langsung dan Tidak langsung, dan pengaruh total

tentang SBI (X1), Inflasi (X2), DPK (Y1) dan Kredit (Y2) Pada


(17)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran ... 51

2.2 Paradigma Penelitian ... 52

3.1 Hubungan Kausal X1 dan X2 Terhadap Y1 ... 57

3.2 Hubungan Kausal X1, X2 dan Y1 Terhadap Y2 ... 58

3.3 Hubungan Kausal X1, X2, Y1 dan Y2 Terhadap Z... 59

4.1 Perkembangan Suku Bunga SBI Periode Tahun 2007 – 2014 ... 72

4.2 Perkembangan Inflasi Periode Tahun 2007 – 2014 ... 74

4.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) ... 76

4.4 Perkembangan Penyaluran Kredit ... 77

4.5 Perkembangan Return On Asset (ROA) ... 79

4.6 Diagram Hasil Perhitungan ... 80

4.7 Diagram Jalur Substruktur I ... 82

4.8 Diagram Jalur Substruktur II ... 87

4.9 Diagram Jalur Substruktur III ... 93

4.10 Hasil Perhitungan Jalur Setelah Trimming I ... 104

4.11 Diagram Jalur Substruktur I setelah Trimming I ... 105

4.12 Diagram Jalur Substruktur II setelah Trimming I ... 108

4.13 Diagram Jalur Substruktur III setelah Trimming I ... 113

4.14 Hasil Perhitungan Jalur Setelah Trimming II ... 125

4.15 Diagram Jalur Substruktur I setelah Trimming II ... 126

4.16 Diagram Jalur Substruktur II setelah Trimming II ... 128


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 Data Mentah ... 160 2 Hasil Pengolahan Data ... 163


(19)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, maka kesinambungan dan peningkatan pelaksanaan pembangunan nasional yang berasaskan kekeluargaan perlu dipelihara dengan baik. Untuk mencapai tujuan tersebut, pelaksanaan pembangunan ekonomi harus lebih memperhatikan keselarasan dan keseimbangan unsur-unsur pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional. Salah satu sarana yang mempunyai peran strategis untuk menyerasikan dan menyeimbangkan dari masing-masing unsur adalah perbankan. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara, dimana fungsi utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa-jasa perbankan (Ismail, 2010:12).

Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan dalam bidang perekonomian suatu Negara, khususnya di bidang pembiayaan perekonomian. Berdasarkan UU No.10 tahun 1998 tentang perbankan, “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Dengan demikian, sektor perbankan memiliki peranan yang sangat penting


(20)

bagi pembangunan ekonomi terkait fungsinya sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediary) dari unit surplus yang memiliki kelebihan dana ke unit defisit yang kekurangan akan dana.

Perbankan khususnya bank umum merupakan inti dari sistem keuangan setiap negara, bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi perusahaan, badan pemerintah, swasta dan perorangan menyimpan dana. Melalui kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan, bank melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor perekonomian.

Perekonomian suatu negara dapat dipengaruhi oleh kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah, salah satunya adalah kebijakan moneter. Kebijakan moneter menjadi salah satu cara pemerintah dalam mengontrol kondisi perekonomian guna mencapai sasaran pembangunan ekonomi melalui bank sentral. Menurut Warjiyo (2006:422), pengaruh kebijakan moneter berdampak langsung pada sektor perbankan. Bank Indonesia sebagai lembaga yang mengawasi dan mengontrol sistem moneter di Indonesia memiliki beberapa mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui beberapa saluran, diantaranya adalah saluran uang, saluran kredit, saluran suku bunga, saluran nilai tukar, saluran harga aset dan saluran ekspetasi.

Menurut Perry (2006:430), stabilitas sistem perbankan dan sistem moneter merupakan dua aspek yang saling terkait satu sama lain. Stabilnya sistem perbankan secara umum dicerminkan dengan kondisi perbankan yang sehat dan berjalannya fungsi intermediasi perbankan dalam memobilisasi


(21)

simpanan masyarakat untuk disalurkan dalam bentuk dan pembiayaan lain kepada dunia usaha. Apabila kondisi ini terpelihara, maka proses perputaran uang dan mekanisme transmisi kebijakan moneter dalam perekonomian yang sebagian besar berlangsung melalui sistem perbankan juga data berjalan dengan baik. Stabilnya sistem perbankan akan menentukan efektifitas pelaksanaan kebijakan moneter.

Kegiatan perekonomian suatu Negara tidak terlepas dari lalu lintas pembayaran uang, dimana industri perbankan memegang peranan yang sangat strategis, dapat dikatakan sebagai urat nadi dari sistem perekonomian.

Kondisi perekonomian suatu negara dikatakan meningkat atau menurun dapat dilihat dari beberapa indikator dasar makro ekonomi diantaranya adalah Inflasi dan SBI. Menurut Bank Indonesia, secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Menurut Dornbus & Fischer dalam Nandadipa (2010:28), dampak dari inflasi diantaranya menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, meningkatkan kecenderungan untuk belanja, melemahkan semangat untuk menabung, pengerukan tabungan dan penumpukan uang, permainan harga diatas standar kemampuan, penumpukan kekayaan dan investasi non produktif, distribusi barang relatif tidak stabil dan terkonsentrasi.

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/4/DPM tanggal 16 Februari 2004 penerbitan Sertifikat Bank Indonesia melalui lelang, sebagai


(22)

salah satu piranti Operasi Pasar Terbuka, kegiatan transaksi dipasar uang yang dilakukan oleh BI dengan bank dan pihak lain dalam rangka pengendalian moneter. SBI adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek (Siamat, 2005:262).

Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki wewenang untuk melakukan kebijakan moneter (seperti uang beredar atau suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh pemerintah. Instrumen-instrumen yang digunakan antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan. Selain itu, untuk meredam laju inflasi BI juga melakukan stabilisasi melalui instrumen suku bunga SBI, penetapan suku bunga SBI dilakukan untuk mengendalikan jumlah uang beredar yang dapat mencegah meningkatnya inflasi.

Menurut Kiryanto dalam Pratama (2010:3), Pembangunan ekonomi di suatu negara sangat bergantung pada perkembangan dinamis dan kontribusi nyata dari sektor perbankan. Ketika sektor perbankan terpuruk perekonomian nasional juga ikut terpuruk. Demikian pula sebaliknya, ketika perekonomian mengalami stagnasi sektor perbankan juga terkena imbasnya dimana fungsi intermediasi tidak berjalan normal.

Saat krisis ekonomi yang melanda kawasan asia tenggara termasuk Indonesia pada tahun 1998 yang mengakibatkan membuat banyak industri menjadi hancur termasuk industri perbankan, saat itu banyak bank-bank yang


(23)

dilikuidasi oleh Bank Indonesia selaku bank sentral karena banyak bank yang tidak mampu membiayai kegiatan operasional termasuk pengembalian dana nasabah. Sehingga melunturkan kepercayaan masyarakat kepada lembaga perbankan, yang pada gilirannya melemahkan fungsi intermediasi perbankan. Menurut Bappenas inflasi yang dialami Indonesia saat itu sebesar 35,07% dalam kurun waktu januari hingga mei 1998 dan pada puncaknya angka inflasi pada tahun 1998 sebesar 77,6% merupakan inflasi yang tertinggi dialami Indonesia semenjak tahun 1974 yang waktu itu hanya sebesar 33,3% (Widoseno, 2012:3).

Demikian pula perlambatan perekonomian Indonesia yang dilatar belakangi oleh Krisis Finansial Global 2008 – 2009 yang berdampak pada perekonomian di Indonesia. Keketatan likuiditas yang banyak dialami oleh perbankan nasional kala itu telah mendorong perbankan untuk lebih berhati – hati, sehingga cenderung memilih yang paling aman dengan menjaga likuiditas yang lebih tinggi dari yang dibutuhkan dan memilih menaruh dananya pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI) ketimbang meminjamkannya kepada bank lain atau melakukan ekspansi kredit kepada nasabah (Purna, Hamidi, Prima, 2009).

Pasca krisis ekonomi global, pertumbuhan kredit perbankan mengalami perlambatan yang signifikan, terutama kredit dalam valuta asing (valas). Selama tahun 2009, total kredit hanya tumbuh sekitar 10% (yoy). Hal ini perlu mendapatkan perhatian serius karena rendahnya penyaluran kredit berpotensi menimbulkan instabilitas. Secara makro, dengan menurunnya pertumbuhan kredit, pertumbuhan ekonomi ke depan dapat tertekan. Secara mikro,


(24)

penurunan pertumbuhan kredit dapat menyebabkan sektor korporasi dan rumah tangga menjadi semakin sulit untuk mendapatkan pendanaan untuk membiayai kegiatan usaha. Pada tahun 2009, meskipun kredit mengalami perlambatan pertumbuhan, hal itu tidak mengurangi kemampuan bank menghasilkan profit, bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan laba yang berhasil diperoleh pada 2008. Perbankan juga berhasil menekan dampak resiko, terutama resiko kredit, yang sempat meningkat sampai dengan pertengahan tahun 2009. Salah satu faktor yang tampaknya mendorong peningkatan profitabilitas adalah upaya bank untuk memperlebar spread ditengah tren penurunan BI rate. Upaya memperlebar spread itu menjadi semakin mudah dilakukan setelah adanya kesepakatan sejumlah bank terutama bank besar pada bulan agustus 2009 untuk menurunkan suku bunga pinjaman agar mendekati BI rate. Meskipun tujuan akhir kesepakatan tersebut adalah untuk mendorong pertumbuhan kredit, namun menjelang tujuan akhir itu tercapai, perbankan telah menikmati dampak positifnya dari sisi kenaikan profitabilitas (Kajian Stabilitas Keuangan Bank Indonesia, 2010).

Salah satu indikator yang menandai keberhasilan bank dalam menghadapi keterpurukan akibat dari krisis yang melanda saat itu adalah kembali meningkatnya jumlah dana pihak ketiga (DPK) yang disimpan dibank. Seiring dengan normalnya kondisi perekonomian di Indonesia dan keberhasilan bank dalam mengelolah profitabilitasnya membuat masyarakat kembali berani untuk menginvestasikan uang yang dimiliki kesektor perbankan.


(25)

Kegiatan bank sebagai lembaga intermediary dapat dibedakan menjadi dua fungsi yaitu kegiatan pendanaan dan perkreditan. Kegiatan pendanaan diantaranya adalah mencari, memilih dan menetapkan sumber dana (DPK) semurah mungkin. Sedangkan kegiatan perkreditan merupakan rangkaian kegiatan utama bank umum dan menjadi aktivitas terbesar bagi perbankan karena aktivitas prekeditan memberikan penghasilan terbesar bagi suatu bank yang diperoleh melalui bunga, provisi, komisi, commiitment fee, appraisal fee,

dan lain-lain sebagai imbalan dari pemberian kredit. Bank mengeluarkan biaya bunga sebagai imbalan kepada nasabah baik itu berbentuk giro, tabungan, maupun deposito. Sedangkan bank juga memperoleh pendapatan bunga yang berasal dari kredit yang disalurkan (Dendawijaya, 2000:33).

Penyaluran kredit merupakan salah satu kegiatan utama bank sebagai lembaga intermediasi. Selain untuk mensejahterakan masyarakat, kredit yang dilaksanakan oleh bank juga bertujuan untuk memperoleh laba, yang diperoleh dari pendapatan bunga. Dimana pendapatan bunga ini akan menjadi salah satu sumber pemasukan terbesar bagi bank. Namun dalam usaha penyaluran kredit mengandung risiko kegagalan atau kemacetan pelunasannya, yang mana nasabah tidak mampu lagi untuk melunasi kreditnya. Prinsip penyaluran kredit adalah prinsip kepercayaan dan kehati-hatian. Indikator kepercayaan ini adalah kepercayaan moral, komersial, finansial, dan agunan (Hasibuan, 2011:87).

Profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini diprosikan dengan

Return on Assets (ROA), karena ROA memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dalam operasi perusahaan. Kemampuan bank dalam


(26)

menghasilkan profit akan bergantung kepada kemampuan manajemen bank yang bersangkutan dalam mengelolah asset dan liabilities yang ada. Profitabilitas menjadi indikator untuk menilai baik buruknya kinerja dari sebuah perusahaan, dalam menjalankan kegiatan bisnisnya setiap perusahaan akan berusaha untuk menghasilkan profitabilitas yang optimal (Yuliani, 2007:16). Profitabilitas mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui kegiatan operasional yang dilakukan perusahaan dan tingkat profitabilitas yang tinggi menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan (Yuliani, 2007:16).

Bank harus senantiasa menjaga profitabilitasnya untuk menjaga keberlangsungan usahanya dan tingkat kinerja profitabilitas suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan dengan cara menganalisis dan menghitung rasio-rasio dalam kinerja keuangan, karena rasio-rasio tersebut mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan. Dengan begitu, profitabilitas bank tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Loen dan Ericson, 2008:31).

Dengan didasarkan atas latar belakang diatas, penelitian ini dilakukan untuk mengkaji ulang dan mereview penelitian sebelumnya, dengan menggunakan metode dan alat uji yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, serta rentang waktu yang berbeda pula, penulis mencoba untuk mengetahui apakah variabel-variabel eksogen yang berasal dari indikator makro ekonomi dapat mempengaruhi dana pihak ketiga dan penyaluran kredit serta berimplikasi pada profitabilitas bank yang merupakan variabel endogen.


(27)

Dari latar belakang di atas dimana peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara dan mengingat betapa pentingnya fungsi bank saat ini sebagai intermediasi. Maka peneliti memilih judul “Analisis Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia dan Inflasi Terhadap Dana Pihak Ketiga dan Penyaluran Kredit Serta Dampaknya Kepada Profitabilitas Pada Bank Umum”.

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan permasalahan yang ada sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh Suku Bunga SBI dan Inflasi terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK)?

2. Bagaimana pengaruh Suku Bunga SBI, Inflasi dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Penyaluran Kredit?

3. Bagaimana pengaruh Suku Bunga SBI, Inflasi, Dana Pihak Ketiga dan Penyaluran Kredit terhadap Return on Assets (ROA)?

4. Bagaimana pengaruh langsung dan tidak langsung Suku Bunga SBI, Inflasi, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Penyaluran Kredit terhadap Return on Assets

(ROA)?

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:


(28)

a. Menganalisis pengaruh Suku Bunga SBI dan Inflasi terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK).

b. Menganalisis pengaruh Suku Bunga SBI, Inflasi dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Penyaluran Kredit.

c. Menganalisis pengaruh Suku Bunga SBI, Inflasi, Dana Pihak Ketiga dan Penyaluran Kredit terhadap Return on Assets (ROA).

d. Menganalisis pengaruh langsung dan tidak langsung Suku Bunga SBI, Inflasi, Dana Pihak Ketiga dan Penyaluran Kredit terhadap Return on Assets (ROA).

2. Manfaat Penelitian

Diharapkan dari hasil penelitian ini untuk dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, diantaranya:

a. Bagi Penulis

Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan dibidang perbankan serta sebagai sarana untuk merealisasikan ilmu yang diperoleh selama kuliah melalui pengkajian dalam karya ilmiah ini.

b. Bagi Emiten

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan perbandingan kepada semua pihak yang melakukan penelitian lebih lanjut.

c. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan referensi tambahan bagi para mahasiswa maupun pihak lain yang berkepentingan untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta memungkinkan penelitian berikutnya mengenai topik-topik yang berkaitan yang sifatnya melanjutkan atau melengkapi.


(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Sistem Perbankan di Indonesia

Secara etimologi bank berasal dari bahasa Italia yang berarti bantu atau pembantu. Namun seiring berjalannya waktu, pengertian bank meluas menjadi suatu bentuk pranata sosial yang bersifat finansial, yang melakukan kegiatan keuangan dan melaksanakan jasa-jasa keuangan. Sistem perbankan di Indonesia berawal dari era sebelum lahirnya UU No. 14 Tahun 1967 tentang pokok-pokok perbankan sampai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Judisseno, 2005:105).

Berdasarkan UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan menggantikan UU No. 14 tahun 1967, bank-bank yang sebelumnya beroperasi sebagai bank tabungan, bank pembangunan, dan bank koperasi, semuanya dikelompokan menjadi bank umum. Sementara bank pasar, bank desa, dan lembaga kredit pedesaan lainnya yang telah mendapatkan pengukuhan dari Menteri Keuangan, berubah status menjadi BPR. Sementara itu Bank Indonesia melakukan fungsinya sebagai bank sentral dan melakukan pengaturan, pengawasan, dan pembinaan terhadap sektor perbankan (Siamat, 2005:48).

Sistem perbankan Indonesia berbeda dengan sistem perbankan di negara-negara lain, sebagaimana diatur dalam UU No. 7 Tahun 1992 yang telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan meliputi Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (Veitzhal, 2007:113).


(30)

Sistem perbankan di Indonesia terbangun dengan konsep yang dilandaskan pada sistem perekonomian yang ada. Indonesia menetapkan sistem perekonomiannya sebagai sistem ekonomi yang demokrasi sesuai dengan landasan negara yaitu Pancasila. Hal ini di atur dalam Undang-undang Azas Perbankan Indonesia, pada Pasal 2 UU No. 7 Tahun 1992, yang berbunyi: “Perbankan Indonesia dalam menjalankan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan prinsip kehati-hatian”. Demokrasi yang dimaksud adalah demokrasi ekonomi berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Dalam sistem perbankan di Indonesia ada sebuah otoritas bank sentral yang berfungsi untuk mengatur serta memelihara perbankan. Berdasarkan pasal 23 ayat (3) UUD 1945, di Indonesia hanya ada satu bank sentral yaitu Bank Indonesia (Siamat, 2005:149).

1. Pengertian Bank

Pengertian bank menurut UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 adalah:

“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masayarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak” (Siamat, 2005:275).

Menurut Kasmir (2007:11), Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai:

Lembaga Keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.


(31)

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa bank merupakan suatu badan usaha yang bergerak dalam bidang keuangan yang berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediary)

yang kegiatan utamanya meliputi penghimpunan dana, penyaluran dana, serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas perbankan lainnya dengan tujuan meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

2. Fungsi Pokok Bank

Bank umum sebagai lembaga intermediasi keuangan memberikan jasa-jasa keuanagan baik kepada unit surplus maupun kepada unit defisit. Menurut Siamat (2005:276), bank melaksanakan beberapa funsi pokok. Fungsi pokok bank umum diantaranya yaitu:

a. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi;

b. Menciptakan uang;

c. Menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat; d. Menawarkan jasa-jasa keuangan lainnya.

3. Jenis – jenis Bank

Menurut Kasmir (2009:35), jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari beberapa segi antara lain:

a. Dilihat dari Segi Fungsinya

Berdasarkan Undang-undang Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-undang RI. Nomor 10 Tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri:


(32)

1) Bank Umum

Merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. b. Dilihat dari Segi Kepemilikanya

Bank dilihat dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank bersangkutan. 1) Bank milik pemerintah

2) Bank milik pemerintah daerah (BPD) 3) Bank milik swasta nasional

4) Bank milik asing 5) Bank milik campuran c. Dilihat dari Segi Status

1) Bank Devisa

Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri, atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri,

travellers cheque, pembukaan dan pembayaran Letter of Credit


(33)

bank devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia setelah memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan.

2) Bank Non Devisa

Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti hal nya bank devisa. Jadi bank non devisa merupakan kebalikan dari pada bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas suatu negara.

d. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga 1) Bank yang berdasarkan Prinsip Konvensional

Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini disebabkan tidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia dimana asal mula bank di Indonesia dibawa oleh kolonial Belanda (Barat). Dalam mencari keuntungan dan menetukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode yaitu:

a) Menetapkan bunga sebagai harga jual, baik untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga beli untuk produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penetuan harga ini dikenal dengan istilah spread based.

b) Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan konvensional menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam


(34)

sewa, iuran dan biaya-biaya lainnya. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based.

2) Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah

Bank berdasarkan Prinsip Syariah menerapkan aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara Bank dengan pihak lain baik dalam hal untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya. Penentuan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah dengan cara:

a) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah).

b) Pembiayaan berdasarkan prinsip penertaan modal (musharakah).

c) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan

(murabahah).

d) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah).

e) Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).

Sedangkan penentuan biaya-biaya jasa bank lainnya bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah juga sesuai dengan syariah Islam. Kemudian sumber penentuan harga atau pelaksanaan kegiatan bank prinsip syariah dasar hukumnya adalah al-quran dan sunnah rasul. Bank berdasarkan prinsip syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu. Bagi bank syariah bunga adalah riba.


(35)

B.Perkreditan

1. Pengertian Kredit

Kredit berasal dari bahasa yunani “Credere” yang berarti kepercayaan atau dalam bahasa latin “Creditum” yang berarti kepercayaan akan kebenaran. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa seorang debitur yang memperoleh pinjaman telah mendapatkan kepercayaan dari bank bahwa debitur tersebut tidak akan menyalahgunakan pinjaman yang diberikan dan akan mengembalikannya pada saat yang telah ditetapkan (jatuh tempo).

Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan.

Menurut pendapat Veitzhal (2007:438), ada beberapa pengertian kredit yaitu:

a. Kredit merupakan penyerahan barang, jasa atau uang dari satu pihak (kreditor) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (debitur) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati.

b. Kredit penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.


(36)

c. Kredit merupakan penyerahan nilai ekonomi sekarang atas kepercayaan dengan harapan mendapatkan kembali suatu nilai ekonomi yang sama dikemudian hari.

d. kredit merupakan suatu tindakan atas dasar perjanjian dimana dalam perjanjian tersebut terdapat jasa dan balas jasa (prestasi dan kontraprestasi) yang keduanya dipisahkan oleh unsur waktu.

e. Kredit merupakan suatu hak, dengan hak itu seseorang dapat mempergunakannya untuk tujuan tertentu, dalam batas waktu tertentu, dan atas pertimbangan tertentu pula.

2. Unsur - unsur Kredit

Menurut Kasmir (2009:98), unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut:

a. Kepercayaan

Kepercayaan adalah suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, jasa atau barang) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa yang akan datang.

b. Kesepakatan

Disamping unsur percaya didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing-masing-masing. c. Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.


(37)

d. Risiko

Dengan suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar risikonya demikian pula sebaliknya.

e. Balas jasa

Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank.

3. Fungsi dan Tujuan Kredit

Kredit memiliki fungsi yang sangat penting. Menurut Hasibuan (2011:88), fungsi kredit bagi masyarakat, antara lain:

a. Menjadi motivator dan dinamisator peningkatan kegiatan perdagangan dan perekonomian;

b. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat; c. Memperluas arus barang dan arus uang;

d. Meningkatkan hubungan internasional (L/C, CGI, dan lain-lain); e. Meningkat produktivitas dana yang ada;

f. Meningkatkan daya guna (utility) barang; g. Meningkatkan kegairahan berusaha masyarakat; h. Memperbesar modal kerja perusahaan;

i. Meningkatkan income per capita (IPC) masyarakat;


(38)

Tujuan pemberian kredit tidak terlepas dari misi bank tersebut didirikan. Adapun tujuan penyaluran kredit menurut Hasibuan (2011:88), antara lain adalah:

a. Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit;

b. Memanfaatkan dan memproduktifkan dana-dana yang ada; c. Melaksanakan kegiatan operasional bank;

d. Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat; e. Memperlancar lalulintas pembayaran;

f. Menambah modal kerja perusahaan;

g. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. 4. Jenis - jenis Kredit

Menurut Kasmir (2009:103), Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagi segi antara lain sebagai berikut:

a. Dilihat dari segi kegunaan 1) Kredit Investasi

Biasanya digunakan untuk keperluan perlunasan usaha atau mebangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. 2) Kredit modal kerja

Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasioanlnya.

b. Dilihat dari segi tujuan kredit 1) Kredit produktif

Kredit yang digunakan untuk meningkatkan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.


(39)

2) Kredit konsumtif

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. 3) Kredit perdagangan

Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.

c. Dilihat dari segi jangka waktu 1) Kredit jangka pendek

Kredit yang memilki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun.

2) Kredit jangka menengah

Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, biasanya untuk investasi.

3) Kredit jangka panjang

Kredit yang masa pengembaliannya paling panjang yaitu diatas 3 tahun atau 5 tahun.

d. Dilihat dari segi jaminan 1) Kredit dengan jaminan

Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. 2) Kredit tanpa jaminan

Kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter


(40)

e. Dilhat dari segi sektor usaha 1) Kredit pertanian

2) Kredit peternakan 3) Kredit industri 4) Kredit pertambangan 5) Kredit pendidikan 6) Kredit propesi 7) Kredit perumahan

8) Dan sektor-sektor lainnya 5. Prinsip - prinsip pemberian kredit

Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan, bank harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan analisis 5 C dan 7 P (Kasmir, 2009:108).

Adapun penjelasan untuk analisis dengan 5 C kredit adalah sebagai berikut:

a. Character

Suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang si nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi.


(41)

b. Capacity

Untuk melihat kemampuannya nasabah dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah. Begitu juga dengan kemampuannya dalam menjalankan usahanya selama ini. Pada akhirnya akan terlihat “kemampuannya” dalam mengembalikan kredit yang disalurkan.

c. Capital

Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat dari laporan keuangan (neraca laporan laba rugi) dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan ukuran lainnya. Capital juga harus dilihat dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini.

d. Colleteral

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.

e. Condition

Dalam menilai kredit hendaknya dinilai dari kondisi ekonomi dan politik sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta prospek usaha dari sektor yang ia jalankan. Penilaian prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek


(42)

Kemudian penilaian kredit dengan metode analisi 7 P adalah sebagi berikut:

a. Personality

Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.

b. Party

Yaitu mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.

c. Perpose

Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit bermacam-macam. Seperti untuk tujuan investasi, modal kerja, konsumtif atau produktif dan lain sebagainya.

d. Prospect

Yaitu untuk menilai usaha nsabah dimasa yang akan datang, apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau bahkan mungkin sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunya prospek, bukan hanya bank yang rugi, tetapi juga nasabah.


(43)

e. Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur, akan semakin baik. Dengan demikian, jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutup oleh sektor lainnya.

f. Profitability

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari priode ke priode apakah akan tetap sama atau semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.

g. Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

C.Dana Pihak Ketiga

Menurut Sugiarto (2006:4), Dana Pihak Ketiga merupakan simpanan-simpanan yang dilakukan nasabah pada bank berupa giro, tabungan, deposito dan bentuk lain yang di persamakan dengan itu. Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. Menurut Kasmir (2009:69), secara umum kegiatan penghimpunan dana dibagi kedalam tiga jenis yaitu:


(44)

1. Simpana Giro (demand deposit)

Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnyaatau dengan cara pemindahbukuan.

Dalam penarikan simpanan giro dapat dilakukan secara tunai adalah dengan menggunakan cek sedangkan penarikan non tunai adalah dengan menggunakan bilyet giro (BG).

2. Simpanan Tabungan (saving deposit)

Pengertian tabungan menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Ada beberapa alat penarikan tabungan, hal ini tergantung bank masing-masing, mau menggunakan sarana yang mereka inginkan. Alat-alat yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Buku Tabungan b. Slip Penarikan c. Kwitansi


(45)

3. Simpanan Deposito (time deposit)

Simpanan deposito merupakan simpanan jenis ketiga yang dikeluarkan oleh bank, dimana simpanan deposito mengandung unsur jangka waktu (jatuh tempo) lebih panjang dan tidak dapat ditarik setiap saat atau setiap hari.

Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan deposito adalah simpanan yang penrikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.

Adapun jenis-jenis deposito yang ada di Indonesia dewasa ini, adalah sebagai berikut:

a. Deposito berjangka, Deposito yang diterbitkan atas nama dan tidak dapat dipindahtangankan.

b. Sertifikat Deposito, Sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk dalam bentuk sertifikat dan dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan kepada pihak lain.

c. Deposito on Call, Merupakan deposito yang berjangka waktu minimal tujuh hari dan paling lama kurang dari satu bulan. Sebelum deposito on call dicairkan nasabah terlebih dahulu memberitahukan bank tiga hari sebelumnya.

D.Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia

1. Pengertian Suku Bunga

Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensioanal kepada nasabah yang


(46)

membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartiakan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang mempeoleh pinjaman). (Kasmir, 2009:131).

Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada dua macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya yaitu sebagai berikut:

a. Bunga simpanan

Yaitu bunga yang diberikan oleh bank sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang telah menyimpan dananya di bank. bunga simpanan merupakan sebuah harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Contoh bunga simpanan yaitu: bunga giro, bunga tabungan dan bunga deposito.

b. Bunga pinjaman

Yaitu bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank pemberi pinjaman. Sebagai contoh yaitu bunga kredit.

Menurut Ismail (2010:131), bunga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar oleh bank dan nasabah sebagai balas jasa atas transaksi antara bank dan nasabah. Pada dasarnya suku bunga dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Suku bunga nominal adalah suku bunga dalam nilai uang. Suku bunga ini merupakan nilai yang dapat dibaca secara umum.

b. Suku bunga riil merupakan suku bunga yang telah mengalami koreksi akibat inflasi dan didefinisikan sebagai suku bunga nominal dikurangi laju inflasi.


(47)

2. Sertifikat Bank Indonesia

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh BI sebagai pengakuan utang jangka pendek yang dijual secara diskonto melalui lelang. Jangka waktu jatuh tempo S B I mulai dari 1 bulan, 3 bulan, dan 6 bulan (Siamat, 2005:92). Sementara itu berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/4/DPM tanggal 16 Februari 2004 tentang penerbitan Sertifikat Bank Indonesia melalui lelang, Sertifikat Bank Indonesia yang selanjutnya disebut SBI adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek. SBI merupakan instrumen yang digunakan dalam rangka pelaksanaan Operasi Pasar Terbuka sebagai pelaksanaan kebijakan moneter oleh Bank Indonesia (Siamat, 2005: 262). Hasil dari penempatan dana dalam SBI yang dimiliki oleh pihak lain nantinya akan memperoleh imbalan berupa bunga yang dinyatakan sebagai tingkat suku bunga SBI.

3. Karakteristik Sertifikat Bank Indonesia

Menurut Siamat (2005:263), Sertifikat Bank Indonesia sebagai instrument pasar uang memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Satuan unit sebesar Rp. 1.000.000,00

b. Jangka waktu SBI sekurang-kurangnya 1 bulan dan paling lama 12 bulan yang dinyatakan dalam jumlah hari dan dihitung dari tanggal penyelesaian transaksi sampai dengan tanggal jatuh tempo.

c. Diterbitkan dan diperdagangkan dengan sistem diskonto (discounted basis).


(48)

d. Diterbitkan tanpa warkat (scriptless). e. Dapat diperdagangkan di pasar sekunder. f. Nilai Diskonto dihitung sebagai berikut:

g. Nilai tunai transaksi dihitung berdasarkan diskonto murni (true discount)

dengan menggunakan formula berikut:

Jadi tingkat Suku Bunga SBI merupakan salah satu instrumen yang digunakan oleh Bank Indonesia dalam fungsinya mengawasi serta mengontrol kegiatan moneter yang dilakukan dengan kebijakan operasi pasar terbuka. Pembelian SBI dilakukan melalui mekanisme perbankan, dengan penempatan dana-dana atau pencairan kembali dana-dana BUMN atau perusahaan milik Negara.

E.Inflasi

1. Definisi Inflasi

Menurut Bank Indonesia, secara sederhana inflasi diartikan meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Sementara menurut Sukirno (2004:27), inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya, sedangkan tingkat inflasi adalah persentase kenaikan harga-harga pada suatu tahun tertentu berbanding dengan tahun sebelumnya.


(49)

2. Jenis - Jenis Inflasi

Menurut Sinungan (1987:51), berdasarkan derajatnya “parah” tidaknya inflasi dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu:

a. Inflasi ringan (dibawah 10% setahun) b. Inflasi sedang (antara 10%-30% setahun) c. Inflasi berat (antara 30%-100% setahun) d. Hiperinflasi (diatas 100% setahun)

Menurut Sukirno (2004:333), berdasarkan kepada sumber atau penyebabnya kenaikan harga berlaku, inflasi dibedakan kepada tiga bentuk sebagai berikut:

a. Inflasi Tarikan Permintaan

Inflasi ini biasanya terjadi saat perekonomian berkembang pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa. Pengeluaran yang berlebihan tersebut yang dapat menimbulkan inflasi.

b. Inflasi Desakan Biaya

Kenaikan harga-harga yang disebabkan oleh kenaikan dalam biaya produksi sebagai akibat kenaikan harga bahan mentah atau kenaikan upah. Inflasi ini terutama berlaku dalam masa perekonomian berkembang dengan pesat saat pengangguran sangat rendah. Apabila perusahaan-perusahaan masih menghadapi permintaan yang bertambah, mereka akan berusaha meningkatkan produksi dengan cara


(50)

memberikan gaji dan upah yang lebih tinggi kepada pekerjanya untuk mencegah pekerjanya mencari pekerjaan baru dengan tawaran pembayaran yang lebih tinggi. Langkah ini mengakibatkan biaya produksi meningkat, yang akhirnya akan menyebabkan kenaikan harga barang.

c. Inflasi di Impor

Kenaikan harga-harga yang disebabkan oleh kenaikan harga-harga barang impor yang digunakan sebagai bahan mentah produksi dalam negeri. Inflasi ini akan ada apabila barang-barang impor yang mengalami kenaikan harga mempunyai peranan penting dalam kegiatan pengeluaran-pengeluaran perusahaan.

3. Indikator Inflasi

Menurut Manurung dan Rahardja (2004:164), terdapat beberapa indeks yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi yang terjadi yaitu seperti:

a. Indek Harga Konsumen

IHK merupakan angka indeks menunjukkan pergerakan tingkat harga dari sejumlah paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat dalam periode tertentu. Masing-masing harga barang dan jasa tersebut diberikan bobot berdasarkan tingkat keutamaannya. Barang dan jasa yang dianggap paling penting diberi bobot yang paling besar. Perhitungan IHK dilakukan dengan memperhitungkan sekitar ratusan


(51)

komoditas pokok dengan melihat perkembangan secara regional, dengan mempertimbangkan tingkat inflasi kota-kota besar, terutama ibu kota propinsi di Indonesia untuk mencerminkan keadaan yang sebenarnya.

b. Indek Harga Perdagangan Besar (Wholesale Price Index)

Indeks ini melihat inflasi dari sisi produsen. Oleh kerana itu IHPB sering disebut sebagai indeks harga produsen. IHPB menunjukkan tingkat harga yang diterima produsen berbagai tingkat produksi. Prinsip yang digunakan unruk menghitung inflasi berdasarkan data IHPB adalah sama dengan IHK:

c. Indek Harga Implisit (GDP Deflator)

Sama halnya dengan IHK dan IHPB, perhitungan inflasi dengan IHI dilakukan dengan menghitung perubahan indeks:


(52)

4. Efek Buruk Inflasi

Menurut Sukirno (2004:338), efek buruk inflasi adalah sebagi berikut: a. Inflasi dan Perkembangan Ekonomi.

Inflasi yang tinggi tingkatanya akan menghambat perkembangan ekonomi. Biaya yang terus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan yang membuat pemilik modal lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi dan investasi untuk sektor produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi akan menurun yang berakibat pada meningkatnya pengangguran.

b. Inflasi dan Kemakmuran Masyarakat.

Disamping menimbulkan efek buruk ke atas kegiatan ekonomi Negara inflasi juga akan menimbulkan efek-efek terhadap individu dan masyarakat.

c. Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang berpendapatan tetap.

Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan harga-harga. Maka inflasi akan menurunkan upah riil individu-individu yang berpendapatan tetap. Sehingga daya beli masyarakat juga akan menurun. d. Inflasi akan mengurangi kekayaan yang berbentuk uang.

Sebagian kekayaan yang dimiliki oleh masyarakat yang berbentuk uang tunai yang disimpan akan menurun nilai riil nya bila terjadi inflasi.


(53)

e. Memperburuk pembagian kekayaan.

Seperti halnya di atas, inflasi menyebabkan pembagian pendapatan diantara golongan berpendapatan tetap dengan pemilik harga tetap dan penjual akan semakin tidak merata.

5. Kebijakan untuk Mengatasi Inflasi

Menurut Sukirno (2004:34), kebijakan untuk mengatasi inflasi yang dilakukan oleh pemerintah adalah:

a. Kebijakan Fiskal, yaitu dengan menambahkan pajak dan mengurangi pengeluaran pemerintah.

b. Kebijakan Moneter, yaitu dengan menambahkan suku bunga dan membatasi kredit.

c. Dari segi penawaran yaitu dengan melakukan langkah yang dapat mengurangi biaya produksi dan menstabilkan harga seperti mengurangi pajak impor atas bahan mentah, penetapan harga, menggalakan pertambahan produksi dan perkembangan teknologi.

F. Return on Asset (ROA)

Menurut Riyadi (2007:156), ROA adalah adalah rasio profitabilitas yang menunjukan perbandingan antara Laba (setelah pajak) dengan total asset yang dimiliki bank pada periode tertentu. Rasio ini menunjukan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan. Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001, rasio ROA dapat diukur dengan perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap total asset (total aktiva). Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan


(54)

operasional bank sebelum pajak. Total asset yang digunakan untuuk mengukur ROA adalah jumlah keseluruhan dari asset yang dimiliki oleh bank yang bersangkutan. Semakin besar ROA menunjukan kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat kembali (return) semakin besar. Rumus penghitungan Return on Assets (ROA):

G.Penelitian Terdahulu

Patria Yunita (2007), meneliti mengenai pengaruh suku bunga SBI, tingkat Inflasi dan Kurs US Dollar terhadap kinerja penghimpunan dana pihak ketiga perbankan syariah dalam rangka memperluas share pasar perbankan syariah diperlukan upaya peningkatan pertumbuhan dana pihak ketiga. Pertumbuhan dana pihak ketiga dalam lingkungan dual banking system

dipengaruhi oleh pergerakan variabel makro ekonomi yang kompleks. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh variabel makro ekonomi yaitu suku bunga SBI, tingkat Inflasi dan Kurs US $ terhadap pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Perbankan syariah yang menjadi salah satu signal besar

share pasar yang berhasil diraih sistem perbankan syariah. Pengaruh suku bunga SBI diidentifikasi denga besaran net equivalent rate, sementara pengaruh tingkat Inflasi diidentifikasi dengan besaran real equivalent rate.

Karena terdapat perbedaan satuan maka variabel jumlah Dana Pihak Ketiga dan Kurs US $ dibentuk dalam model logaritma semi-log, sehingga variabel ini menjadi InDPK dan InExR. Penelitian ini menggunakan model regresi linier


(55)

sederhana, dengan menguji masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Hal ini dilakukan untuk menghindari efek multikolinieritas yang menyebabkan asumsi-asumsi yang tidak sesuai. Berdasarkan analisis regresi disimpulkan bahwa NER dan RER memiliki hubungan positif dengan jumlah Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah. Sementara itu Kurs US $ memiliki hubungan negatif terhadap jumlah Dana Pihak Ketiga.

Ari Cahyono (2009), meneliti pengaruh indikator dan makro ekonomi terhadap dana pihak ketiga dan pembiayaan bank syariah mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh indikator makro ekonomi (suku bunga SBI, kurs, inflasi, IHSG, dan PDB) terhadap dana pihak ketiga dan pembiayaan Bank Syariah Mandiri. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian diharapkan bahwa indikator makroekonomi (suku bunga SBI, kurs, inflasi, IHSG, dan PDB) tidak mempengaruh Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan pada Bank Syariah Mandiri. Hasil penelitian menunjukan bahwa indikator makroekonomi memberikan pengaruh terhadap DPK dan pembiayaan Bank Syariah Mandiri, dimana suku bunga SBI memberikan pengaruh negatif, sedangkan inflasi, kurs, IHSG dan PDB memberikan pengaruh yang Positif. Berdasarkan penelitian dengan metode yang sama menunjukan bahwa PDB memberikan pengaruh positif yang paling besar terhadap Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri.

Chintia Agustina Triadi (2010), meneliti mengenai analisis pengaruh makro ekonomi terhadap dana pihak ketiga (dpk) pada bank umum dan bank syariah. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Dari penelitian


(56)

ini data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur dan Bank Indonesia cabang Surabaya selama 3 tahun mulai 2006 – 2008 dalam periode triwulan. Data yang dianalisis menggunakan metode Regresi Linier Berganda yaitu suatu analisis untuk mengetahui masing-masing dari variabel bebas (X) yang terdiri dari variabel Inflasi, Kurs Rupiah terhadap US $, dan suku bunga SBI terhadap variabel terikat (Y) yaitu Dana Pihak Ketiga Bank Umum (Y1) dan Dana Pihak Ketiga Bank Syariah (Y2). Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis secara simultan variabel bebas, yaitu Inflasi (X1), Kurs Rp / US $ (X2), dan Suku Bunga SBI (X3) berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Umum (Y1) dan Dana Pihak Ketiga Bank Syariah (Y2), dengan hasil Fhitung sebesar = 18,262 > Ftabel = 4,07 untuk Y1 dan Fhitung = 37,444 > Ftabel = 4,07 untuk Y2. Untuk pengujian hipotesis secara parsial, berdasarkan hasil analisis variabel yang berpengaruh secara signifikan adalah Inflasi (X1) dan Suku Bunga SBI (X3) terhadap Dana Pihak Ketiga pada Bank Umum, dengan t hitung = 2,623 > t tabel = 0,462 untuk X1 dan t hitung = -2,819 > t tabel = 0,504 untuk X3. Sedangkan yang berpengaruh secara signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga pada Bank Syariah adalah Inflasi (X1) dengan t hitung = 3,330 > t tabel = 0,580.

Roy Efraim Bancin (2005) dengan judul, “Analisis Pengaruh Suku Bunga SBI terhadap Inflasi dan Jumlah Kredit yang Disalurkan Perbankan di Indonesia”, dengan mengguanakan analisis regresi sederhana menunjukan bahwa variabel suku bunga SBI mempunyai pengaruh signifikan positif pada


(57)

tingkat inflasi dengan koefisien determinasi sebesar 0,483. Kemudian suku bunga SBI berpengaruh signifikan positif terhadap jumlah kredit yang disalurkan perbankan di Indonesia dengan koefisien determinasi sebesar 0,317. Anggo Bagus Wicaksono (2007), meneliti tentang analisis pengaruh produk domestik, dana pihak ketiga (DPK) perbankan dan tingkat suku bunga SBI terhadap penyaluran kredit UKM di Indonesia tahun 2002 – 2006. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model kuadrat terkecil atau biasa disebut Ordinary Least Square (OLS). Dari hasil perhitungan data yang ada, kesimpulan yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah bahwasannya Produk Domestik Bruto (PDB) dan dana pihak ketiga (DPK) mempunyai pengaruh yang signifikan dan berhubungan positif terhadap penyaluran kredit UKM di Indonesia. Sedangkan tingkat suku bunga mempunyai pengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap penyaluran kredit UKM di Indonesia periode 2000 sampai 2006.

Sri Haryati (2009), meneliti mengenai pertumbuhan kredit perbankan di indonesia : intermediasi dan pengaruh variabel makro ekonomi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel makro ekonomi (suku bunga, inflasi, nilai tukar) dan variabel pertumbuhan ekses likuiditas

(secondary reserve) serta variabel penghimpunan dana yang terdiri dari DPK, pinjaman, dan modal sendiri terhadap pertumbuhan kredit perbankan yang beroperasi di indonesia. Hasil penelitian menunjukkan pada perbankan nasional semua variabel makro (suku bunga, inflasi, nilai tukar) berpengaruh signifikan terhadap kredit, sementara itu variabel DPK dan pinjaman diterima


(58)

mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kredit sedangkan ekses likuiditas mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap pertumbuhan kredit.

Gabriela Haryani Nona (2009), meneliti mengenai pengaruh capital adequacy ratio (CAR), cash ratio, return on asset (ROA), pertumbuhan DPK, suku bunga SBI, dan inflasi terhadap pertumbuhan kredit Bank BUMN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat signifikansi variabel

Capital Adequacy Ratio (CAR), Cash Ratio (CS), Return on Asset (ROA), Pertumbuhan DPK, Suku Bunga SBI, dan Inflasi terhadap variabel tergantung yaitu Pertumbuhan Kredit pada Bank BUMN. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari laporan keuangan publikasi bank BUMN yang terdiri dari Bank Mandiri, BNI dan BRI periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan uji statistik sebagai alat analisis untuk menguji hipotesis yang diajukan peneliti yaitu dengan menggunakan uji f untuk melihat pengaruh secara bersama-sama, serta uji t untuk melihat pengaruh secara parsial atas variabel-variabel bebas terhaadap variabel tergantung yang digunakan dalam penelitian. Hasil analisis menunjukan bahwa variabel CAR, CR, ROA, Pertumbuhan DPK, Suku Bunga SBI, dan Inflasi secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Pertumbuhan Kredit. Sedangkan secara parsial hanya variabel Pertumbuhan DPK, Suku Bunga SBI, dan Inflasi yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pertumbuhan Kredit. Sedangkan variabel yang paling dominan pengaruhnya adalah Pertumbuhan DPK sebesar 31,47 persen.


(59)

Billy Arma Pratama (2010) dengan judul, “Analisis Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Penyaluran Kredit Perbankan”, diperoleh hasil bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan. Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan. Sementara suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan. Untuk meningkatkan penyaluran kredit Bank Umum harus melakukan penghimpunan dana secara optimal, dan memilki manajemen perkreditan yang baik agar NPL tetap berada dalam tingkat yang rendah dan dalam batas yang disyarakatkan ole Bank Indonesia.

Jiang, Tang, Law dan Sze (2003), berdasarkan dari perubahan penting dalam sistem operasi keuangan pasca krisis keuangan asia 1997, mereka melakukan penelitian mengenai profitabilitas perbankan di Hong Kong. Dalam penelitian tersebut periode yang digunakan dari tahun 1992 sampai 2002 dengan menggunakan metode panel regresi. Dari analisis empiris yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa makro ekonomi merupakan faktor penting yang mempengaruhi profitabilitas bank di Hong Kong. Semua variabel makro ekonomi yaitu tingkat GDP, inflasi, dan tingkat bunga riil berhubungan positif dan signifikan terhadap profitabilitas.

Intan Cynara (2006) dengan judul, “Pengaruh Tabungan dan Deposito terhadap Tingkat Rentabilitas di bank BNI, BRI, dan Mandiri Periode 2000 – 2003”, menjelaskan bahwa bedasarkan hasil analisis regresi, maka diperoleh petunjuk bahwa adanya pengaruh antara tabungan dan deposito dengan


(1)

Model Fit Summary CMIN

Model NPAR CMIN DF P CMIN/DF

Default model 14 .123 1 .725 .123

Saturated model 15 .000 0 Independence

model 5 650.706 10 .000 65.071

RMR, GFI

Model RMR GFI AGFI PGFI

Default model .004 .999 .992 .067

Saturated model .000 1.000

Independence

model 187816035919.848 .536 .304 .357

Baseline Comparisons

Model NFI

Delta1

RFI rho1

IFI Delta2

TLI

rho2 CFI Default model 1.000 .998 1.001 1.014 1.000

Saturated model 1.000 1.000 1.000

Independence model .000 .000 .000 .000 .000

Parsimony-Adjusted Measures

Model PRATIO PNFI PCFI

Default model .100 .100 .100 Saturated model .000 .000 .000 Independence model 1.000 .000 .000

NCP

Model NCP LO 90 HI 90

Default model .000 .000 3.549 Saturated model .000 .000 .000 Independence model 640.706 560.77

3

728.0 40

FMIN

Model FMIN F0 LO 90 HI 90

Default model .001 .000 .000 .037 Saturated model .000 .000 .000 .000 Independence model 6.850 6.744 5.903 7.664

RMSEA

Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE


(2)

AIC

Model AIC BCC BIC CAIC

Default model 28.123 30.011 64.024 78.024 Saturated model 30.000 32.022 68.465 83.465 Independence model 660.706 661.380 673.528 678.528

ECVI

Model ECVI LO 90 HI 90 MECVI

Default model .296 .305 .343 .316 Saturated model .316 .316 .316 .337 Independence model 6.955 6.113 7.874 6.962

HOELTER

Model HOELTER

.05

HOELTER .01

Default model 2956 5105


(3)

HASIL SETELAH TRIMMING II Estimates (Group number 1 - Default model)

Scalar Estimates (Group number 1 - Default model) Maximum Likelihood Estimates

Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label DPK <--- SBI -291407.589 45530.574 -6.400 *** par_5 KREDIT <--- DPK 1.058 .006 168.619 *** par_2 KREDIT <--- INFLASI 17018.230 7361.393 2.312 .021 par_6 KREDIT <--- SBI 33135.662 3335.767 9.933 *** par_7 ROA <--- KREDIT .000 .000 -2.497 .013 par_3 ROA <--- DPK .000 .000 2.557 .011 par_4 ROA <--- SBI -.036 .018 -2.031 .042 par_8

Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Estimate DPK <--- SBI -.549 KREDIT <--- DPK 1.031 KREDIT <--- INFLASI .012 KREDIT <--- SBI .061 ROA <--- KREDIT -3.937 ROA <--- DPK 4.164 ROA <--- SBI -.278

Covariances: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label SBI <--> INFLASI .053 .098 .541 .589 par_1

Correlations: (Group number 1 - Default model)

Estimate SBI <--> INFLASI .056

Variances: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label

SBI

2.519 .365 6.892 *** par_9

INFLASI

.362 .052 6.892 *** par_10

e1

496069551427.522 71977335592.673 6.892 *** par_11 e2

1856482394.669 269366777.216 6.892 *** par_12 e3


(4)

Squared Multiple Correlations: (Group number 1 - Default model)

Estimate

DPK .301

KREDIT .998

ROA .381

Matrices (Group number 1 - Default model) Total Effects (Group number 1 - Default model)

INFLASI SBI DPK KREDIT

DPK .000 -291407.589 .000 .000 KREDIT 17018.230 -275267.575 1.058 .000

ROA -.016 -.075 .000 .000

Standardized Total Effects (Group number 1 - Default model)

INFLASI SBI DPK KREDIT

DPK .000 -.549 .000 .000

KREDIT .012 -.505 1.031 .000 ROA -.047 -.574 .104 -3.937

Direct Effects (Group number 1 - Default model)

INFLASI SBI DPK KREDIT

DPK .000 -291407.589 .000 .000 KREDIT 17018.230 33135.662 1.058 .000

ROA .000 -.036 .000 .000

Standardized Direct Effects (Group number 1 - Default model)

INFLASI SBI DPK KREDIT

DPK .000 -.549 .000 .000

KREDIT .012 .061 1.031 .000 ROA .000 -.278 4.164 -3.937

Indirect Effects (Group number 1 - Default model)

INFLASI SBI DPK KREDIT

DPK .000 .000 .000 .000

KREDIT .000 -308403.237 .000 .000

ROA -.016 -.039 .000 .000

Standardized Indirect Effects (Group number 1 - Default model)

INFLASI SBI DPK KREDIT

DPK .000 .000 .000 .000

KREDIT .000 -.566 .000 .000 ROA -.047 -.296 -4.060 .000


(5)

Model Fit Summary CMIN

Model NPAR CMIN DF P CMIN/DF

Default model 13 .820 2 .664 .410

Saturated model 15 .000 0

Independence model 5 650.706 10 .000 65.071

RMR, GFI

Model RMR GFI AGFI PGFI

Default model 371871752.963 .997 .974 .133

Saturated model .000 1.000

Independence model 187816035919.848 .536 .304 .357

Baseline Comparisons

Model NFI

Delta1

RFI rho1

IFI Delta2

TLI

rho2 CFI Default model .999 .994 1.002 1.009 1.000

Saturated model 1.000 1.000 1.000

Independence model .000 .000 .000 .000 .000

Parsimony-Adjusted Measures

Model PRATIO PNFI PCFI

Default model .200 .200 .200

Saturated model .000 .000 .000 Independence model 1.000 .000 .000

NCP

Model NCP LO 90 HI 90

Default model .000 .000 4.646

Saturated model .000 .000 .000 Independence model 640.706 560.773 728.04

0

FMIN

Model FMIN F0 LO 90 HI 90

Default model .009 .000 .000 .049

Saturated model .000 .000 .000 .000

Independence model 6.850 6.744 5.903 7.664

RMSEA

Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE

Default model .000 .000 .156 .723


(6)

AIC

Model AIC BCC BIC CAIC

Default model 26.820 28.573 60.157 73.157 Saturated model 30.000 32.022 68.465 83.465 Independence model 660.706 661.380 673.52

8 678.528

ECVI

Model ECVI LO 90 HI 90 MECVI

Default model .282 .295 .344 .301

Saturated model .316 .316 .316 .337

Independence model 6.955 6.113 7.874 6.962

HOELTER

Model HOELTER

.05

HOELTER .01

Default model 695 1067


Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh dana pihak ketiga, capital adequacy ratio, dan suku bunga sertifikasi

0 3 132

pANALISIS PENGARUH MODAL BANK UMUM, DANA PIHAK KETIGA, DAN SUKU BUNGA SBI TERHADAP PENYALURAN KREDIT PERBANKAN PADA BANK UMUM DI INDONESIA (TAHUN 2001 3 – 2009 5)

0 5 93

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, PENYALURAN KREDIT DAN KUALITAS KREDIT TERHADAP PROFITABILITAS BANK SURVEY PADA BANK JABAR BANTEN.

0 1 30

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA,SUKU BUNGA KREDIT, INFLASI TERHADAP PENYALURAN KREDIT INVESTASI PADA BANK UMUM DI SURABAYA.

0 0 129

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, RETURN ON ASSET, INFLASI DAN SUKU BUNGA SBI TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA BANK UMUM DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 16

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA DASAR KREDIT DAN DANA PIHAK KETIGA TERHADAP PENYALURAN KREDIT DAN PERAN MEDIASI NPL PADA PENGARUH PENYALURAN KREDIT TERHADAP PROFITABILITAS - Perbanas Institutional Repository

0 1 18

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA DASAR KREDIT DAN DANA PIHAK KETIGA TERHADAP PENYALURAN KREDIT DAN PERAN MEDIASI NPL PADA PENGARUH PENYALURAN KREDIT TERHADAP PROFITABILITAS - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

Pengaruh dana pihak ketiga, kinerja keuangan dan Suku bunga antar bank terhadap penyaluran Kredit umkm pada bank pemerintah - Perbanas Institutional Repository

0 0 19

Pengaruh dana pihak ketiga, kinerja keuangan dan Suku bunga antar bank terhadap penyaluran Kredit umkm pada bank pemerintah - Perbanas Institutional Repository

0 0 9

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA,SUKU BUNGA KREDIT, INFLASI TERHADAP PENYALURAN KREDIT INVESTASI PADA BANK UMUM DI SURABAYA

0 0 20