35
masyarakat umum, 2. Profesionalisme guru merupakan suatu cara untuk memperbaiki profesi
pendidikan yang selama ini dianggap rendah oleh sebagian masyarakat, 3. Profesionalisme memberikan kemungkinan perbaikan dan pengembangan
diri yang memungkinkan guru dapat memberikan pelayanan sebaik mungkin dan memaksimalkan kompetensinya.
Guru yang profesional harus mampu menjaga keseimbangan antara hak dan kewajibannyas seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Guru dan Dosen
pada 14 dan pasal 20 memiliki hak dan kewajiban sebagai berikut : 1.
Hak-hak guru sebagai suatu profesi : a. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan
jaminan kesejahteraan sosial b. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan
prestasi kerja. c. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugasdan hak atas
kekayaan intelektual d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi, memperoleh
dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan.
e. Memiliki kebebasandalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaaan,danatau sanksi kepada peserta didik sesuai
dengan kaidah pendidikan,kode etik guru,dan peraturan perundang- undangan.
f. Memperoleh rasa amandan jaminan keselamatan dalam melaksanakan
tugas. g. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.
h. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan.
i. Memperoleh
kesempatan untuk
mengembangkan dan
meningkatkankualifikasi akademik dan kompetensi. j.
Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.
2. Kewajiban guru sebagai suatu profesi :
36
a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni. c.
Bertindak objektif, dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu atau latar
belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.
d. Menjunjung tinggi peraturan perundag-undangan, hukum dan kode etik
guru serta nilai-nilai agama dan etika. e.
Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
2.5 Pendidikan Dasar
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasinal UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003, pengertian pendidikan dasar adalah pendidikan yang
diselenggarakan pada tingkat Sekolah Dasar SD dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP yang lama masa belajarnya sembilan tahun. Undang-
undang ini hanya mengenal tiga jenjang pendidikan dalam sistem pendidikan nasional, yaitu pendidikan dasar SDMI-SMPMTS, pendidikan menengah
SMAMA dan pendidikan tinggi PT. Pasal 31 Ayat 1 UUD 1945 menyebutkan bahwa :
”Tiap-tiap warganegara berhak memperoleh pendidikan”. Selanjutnya dalam Pasal 31 Ayat 2 dinyatakan bahwa ”tiap-tiap warga negara
wajib memperoleh
pendidikan dasar
dan pemerintah
wajib membiayainya”.
Dalam Peraturan Pemerintah No 47 tahun 2008 pasal 1 ayat 1- 6 dijelaskan sebagai berikut:
1 Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh warga negara Indonesia atas tanggung jawab Pemerintah dan pemerintah
daerah,
37
2 Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah, berbentuk Sekolah Dasar SD dan Madrasah
Ibtidaiyah MI atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama SMP dan madrasah tsanawiyahMTs, atau bentuk lain yang
sederajat
3 Sekolah Dasar yang selanjutnya disebut SD adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada
jenjang pendidikan dasar 4 Madrasah Ibtidaiyah yang selanjutnya disebut MI adalah salah satu bentuk
satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan dasar,di dalam
pembinaan Menteri Agama
5 Sekolah Menengah Pertama yang selanjutnya disebut SMP adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan
umum pada jenjang pendidikan dasarsebagai lanjutan dari SD, MI, atau bentuk lain yang sederajat
6 Madrasah Tsanawiyah yang selanjutnya disebut MTs adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan
umum dengan kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan dasar sebagai lanjutan dari SD, MI, atau bentuk lain yang sederajat, di dalam
pembinaan Menteri Agama.
Pendidikan dasar merupakan pendidikan sembilan tahun yang terdiri atas program pendidikan enam tahun di Sekolah dasar dan program pendidikan tiga
tahun di Sekolah Lanjutan Pertama. Pendidikan dasar diselenggarakan untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang memenuhi
persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah. Pendidikan dasar merupakan pendidikan wajib belajar yang memberikan para siswa dengan
pengetahuan dan keterampilan. Tujuan
dari pendidikan dasar adalah
mengajarkan kecakapan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung yang merupakan penunjang utama pengajaran pada jenjang pendidikan selanjutnya
Rivai dan Murni, 2009:80.
38
2.6 Kerangka Pikir Penelitian
Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung merupakan salah satu satuan kerja yang mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah daerah di
bidang pendidikan, berdasarkan asas otonomi dan tugas perbantuan. Dalam melaksanakan tugasnya Dinas Pendidikan mempunyai fungsi sebagai
Perumusan teknis di bidang pendidikan dan penyelenggara, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pendidikan.
Untuk meningkatkan jumlah dan mutu pengelolaan pendidik dan satuan pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Pertama maka Dinas Pendidikan
Kota Bandar Lampung melakukan Kebijakan peningkatan profesionalisme guru pada Tahun 2013. Program kerja yang dilakukan untuk menunjang
kebijakan tersebut adalah dengan melakukan peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru SMP sehingga bisa menjadi guru yang profesional yang
ditunjukan dengan cara memperoleh sertifikat profesi guru.
Dalam penelitian ini model pendekatan implementasi kebijakan yang digunakan adalah pendekatan top down yang dikemukakan oleh Merilee S.
Grindle Agustino, 2008:2004, yang dikenal dengan Implementation as Political and Administrative Procecess. Model implementasi kebijakan Dinas
Pendidikan Kota Bandar Lampung dalam peningkatan profesionalisme Guru Sekolah Menengah Pertama di Kota Bandar Lampung dapat dituangkan pada
skema aliran berikut :
39
INPUT
PROSES
OUTPUT OUTPUT
Gambar 2.1. Kerangka Pikir penelitian
Evaluasi Kebutuhan dan kemampuan SDM Guru SMP di kota Bandar Lampung
Kebijakan Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dalam peningkatan kualitas Guru SMP Kota Bandar Lampung :
- Kualifikasi - Kompetensi
Peningkatan Profesionalisme Guru SMP di Kota Bandar Lampung :
- Sertifikasi
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teori fenomenologi. Fenomenologi pada dasarnya berpandangan bahwa apa yang tampak di
permukaan, termasuk pola perilaku perilaku sehari-hari hanyalah suatu gejala atau fenomena dari apa yang tersembunyi di “kepala” sang pelaku. Perilaku
apa pun yang tampak di tingkat permukaan baru bisa dipahamiatau dijelaskan manakala bias mengungkap atau membongkar apa yang tersembunyi dalam
dunia kesabaran atau dunia pengetahuan si manusia pelaku Burhan Bungin, 2008. Menurut Moleong 2004:9 dalam pandangan fenomenologis peneliti
berusaha untuk memahami arti peristiwa dan kaitannya terhadap orang-orang yang biasa dalam situasi tertentu.
Ciri-ciri penelitian kualitatif adalah : 1 mempunyai latar belakang alami , 2 peneliti merupakan instrument utama dalam usaha pengumpulan data, 3
analisis data secara induktif, 4 bersifat deskriptif, 5 lebih mementingkan proses daripada hasil, 6 ada batas yang ditentukan oleh fokus, 7
menggunakan teori dasar, 8 ada kriteria khusus untuk keabsahan data, 9 desain bersifat sementara dan 10 hasil penelitian dirundingkan dan disepakati
Moleong,2004:4-8.
Dalam penelitian ini diperlukan pengamatan secara mendalam dan menyeluruh dan data yang diungkap bukan berupa angka-angka tetapi berupa kata-kata dan
41
dokumen. Sehingga penggunaan teori fenomenologis dalam penelitian ini dimaksudkan untuk dapat mengungkap fenomena dan peneliti akan berupaya
menemukan peristiwa-peristiwa yang dapat dipahami peneliti dan berbagai pendapat dan isu yang ada, dan fenomena-fenomena yang nampak pada obyek
penelitian ini yaitu untuk adalah untuk meneliti Kebijakan Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dalam Peningkatan Profesionalisme Guru pada
Sekolah Menengah Pertama di Kota Bandar Lampung.
3.2 Fokus Penelitian
Masalah dalam penelitian kualitatif dinamakan fokus. Adapun maksud dalam merumuskan masalah penelitian dengan jalan memanfaatkan fokus yaitu
pertama, penetapan fokus dapat membatasi studi; kedua, penetapan fokus berfungsi untuk memenuhi inklusi-inklusi atau kriteria masuk-keluar
inclusion-exlusion criteria atau informasi baru yang diperoleh di lapangan sebagaimana dikemukakan Moleong 2004:93-94. Dalam metode kualitatif,
fokus penelitian berguna untuk membatasi bidang inquiry. Tanpa adanya fokus penelitian, peneliti akan terjebak oleh banyaknya data yang diperoleh
dilapangan. Oleh karena itu fokus penelitian akan berperan sangat penting dalam memandang dan mengarahkan penelitian.
Fokus penelitian diperlukan agar tidak terjadi penyimpangan atau pembiasan dalam proses penelitian nantinya. Menurut Moleong 2000:62 ada dua alasan
dalam menetapkan fokus, yaitu pertama pembatasan fokus dapat membatasi studi yaitu membatasi diri dalam menemukan teori-teori, kedua penetapan