Analisis Kontribusi Pajak Restoran Terhadap Pendapatan Asli

konsekuensi kinerja, sehingga dapat mencapai target. Menegakkan disiplin kepada wajib pajak karena ketika wajib pajak yang bersangkutan tidak membayar pajak maka akan dikenakan sanksi. 2. Kelemahan 1 Petugas pemungut pajak dalam hal ini adalah pemerintah yang kurang mensosialisasikan kepada Wajib Pajak untuk menyadari akan pentingnya membayar pajak daerah. 2 Adanya petugas yang memungut pajak tidak sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah.

4.2.2 Analisis Kontribusi Pajak Restoran Terhadap Pendapatan Asli

Daerah Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Bandung. Pajak restoran termasuk kepada pajak daerah dan merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai penyelenggaraan pembangunan dan pemerintah daerah. Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan terhadap perkembangan penetapan target dan realisasi penerimaan pajak restoran dari tahun ke tahun, peneliti melihat bahwa target dan realisasi penerimaan pajak restoran mengalami peningkatan dan penurunan. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pajak restoran dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD dapat dilihat melalui penerimaan pajak restoran, dan Pendapatan asli daerah PAD. Terlihat seperti pada tabel-tabel berikut : Tabel 4.6 Penerimaan Pajak Restoran Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2005 sampai dengan 2009 Tahun Anggaran Target Rp Realisasi Rp 2005 2.285.000.000,00 2.380.511.700,80 104,18 2006 2.812.005.000,00 2.935.352.381,30 104,39 2007 3.100.000.000,00 2.807.585.410,90 90,57 2008 2.000.000.000,00 2.022.405.964,86 101,12 2009 3.500.000.000,00 2.486.992.882,00 71,06 Sumber : Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan DPPK, 2010 Jika terdapat data realisasi penerimaan pajak resoran maka kita dapat melihat realisasi penerimaan pendapatan asli daerah dan kontribusi nya dalam meningkatkan pendapatan asli daerah. Tabel 4.7 Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2005 sampai dengan 2009 Tahun Anggaran Target Rp Realisasi Rp 2005 136.331.928.000,00 108.322.354.701,61 79,45 2006 136.408.772.000,00 137.532.499.196,23 100,82 2007 152.407.266.000,00 147.630.987.490,05 96,87 2008 139.548.784.293,00 144.660.409.277,08 103,66 2009 151.496.194.500,00 152.549.655.824,00 100,70 Sumber : Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan DPPK, 2010 Data realisasi penerimaan pendapatan asli daerah diatas menunjukan peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pajak restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah, dapat dilihat pada tabel 4.8 tentang kontribusi pajak restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah PAD. Tabel 4.8 Kontribusi Pajak Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2005 sampai dengan 2009 Tahun Anggaran Penerimaan Pajak Restoran Rp Penerimaan PAD Rp Kontribusi 2005 2.285.000.000,00 108.322.354.701,61 2.10 2006 2.812.005.000,00 137.532.499.196,63 2.04 2007 3.100.000.000,00 147.630.987.490,05 2.09 2008 2.000.000.000,00 144.660.409.277,08 1.39 2009 3.500.000.000,00 152.549.655.824,00 2.29 Sumber : Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan DPPK, 2010 Dari tabel 4.8 dapat kita ketahui bahwa kontribusi penerimaan pajak restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah PAD dari tahun anggaran 2005 sampai dengan 2009 terus meningkat meskipun taun 2008 mengalami penurunan. Pembahasan dari data-data dan realisasi pajak restoran dapat dijelaskan sebagai berikut: Tabel 4.9 Perkembangan Pajak Restoran Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2005 sampai dengan 2009 Tahun Anggaran Realisasi Rp Perkembangan 2005 2.380.511.700,80 - 2006 2.935.352.381,30 23.30 2007 2.807.585.410,90 4.35 2008 2.022.405.964,86 27.96 2009 2.486.992.882,00 22.97 Sumber : Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan DPPK, 2010 Perkembangan pajak restoran di dapat dari hasil realisasi tahun selanjutnya dikurangi dengan realisasi tahun sebelumnya dibagi target tahun sebelumnya dikalikan 100, dapat dilihat perhitungan dari tahun 2005 sampai dengan 2009 seperti dibawah ini. 1. Realisasi Tahun 2005-2006 = 2.935.352.381,30-2.380.511.700,80 x 100 2.380.511.700,80 = 23,30 2. Realisasi Tahun 2006-2007 = 2.807.585.410,90-2.935.352.381,30 x 100 2.935.352.381,30 = 4,35 Perkembangan pajak restoran = Tahun selanjutnya – Tahun sebelumnya x 100 Target tahun sebelumnya 3. Realisasi Tahun 2007-2008 = 2.022.405.964,86-2.807.585.410,90 x 100 2.807.585.410,90 = 27,96 4. Realisasi Tahun 2008-2009 = 2.486.992.882,00-2.022.405.964,86 x 100 2.022.405.964,86 = 22,97 Dari hasil perhitungan diatas dapat diperoleh keterangan sebagai berikut : 1. Pada tahun anggaran 2005-2006 perkembangan pajak restoran 23.30. Hal ini dianggap stabil. 2. Pada tahun anggaran 2006-2007 perkembangan pajak restoran mengalami penurunan dari tahun 2005-2006 sebesar 4.35. Di karena kan adanya pelayanan wajib pajak yang kurang baik sehingga mempengaruhi penerimaan pajak rstoran.. 3. Pada tahun anggaran 2007-2008 perkembangan pajak restoran mengalami penurunan lebih besar dari tahun 2006-2007 sebesar 27,96. Ini karena tidak tegasnya petugas pemungut pajak kepada wajib pajak akan kesadarannya membayar pajak yang masih rendah dalam kewajibannya membayar sumber- sumber pendapatan asli daerah terutama dalam membayar pajak restoran. 4. Pada tahun anggaran 2008-2009 perkembangan pajak restoran mengalami peningkatan dari tahun 2007-2008 meningkat 22.97. Ini karena adanya pembangunan Rumah makan, café, Bar dan sejenisnya dan jumlah wajib pajak yang membayar pajak nya terutama pajak restoran sudah di lakukan dengan baik. Agar mempermudah dalam memahami kenaikan atau penurunan realisasi pajak restoran, maka penulis menggambarkannya dalam bentuk grafik seperti dibawah ini. Gambar 4.3 Grafik Perkembangan Pajak Restoran Tabel 4.10 Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2005 sampai dengan 2009 Tahun Anggaran Realisasi Pendapatan Asli Daerah Perkembangan 2005 108.322.354.701,61 - 2006 137.532.499.196,23 26,97 2007 147.630.987.490,05 7,34 2008 144.660.409.277,08 2,01 2009 152.549.655.824,00 5,45 Sumber : Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan DPPK, 2010 -40 -30 -20 -10 10 20 30 2005 2006 2007 2008 2009 Perkembangan Penerimaan Pajak Restoran Kontribusi Perkembangan pendapatan asli daerah di dapat dari hasil realisasi tahun selanjutnya dikurangi dengan realisasi tahun sebelumnya dibagi target tahun sebelumnya dikalikan 100, dapat dilihat perhitungan dari tahun 2005 sampai dengan 2009 seperti dibawah ini. 1. Realisasi Tahun 2005-2006 = 137.532.499.196,23-108.322.354.701,61 x 100 108.322.354.701,61 = 26,97 2. Realisasi Tahun 2006-2007 = 147.630.987.490,05-137.532.499.196,23 x 100 137.532.499.196,23 = 7,34 3. Realisasi Tahun 2007-2008= 144.660.409.277,08-147.630.987.490,05 x 100 147.630.987.490,05 = 2,01 4. Realisasi Tahun 2008-2009 = 152.549.655.824,00-144.660.409.277,08 x 100 144.660.409.277,08 = 5,45 Dari hasil perhitungan diatas dapat diperoleh keterangan sebagai berikut : 1. Pada tahun anggaran 2005-2006 perkembangan pendapatan asli daerah sebesar 26,97. Hal ini dianggap stabil. 2. Pada tahun anggaran 2006-2007 perkembangan pendapatan asli daerah lebih kecil dari tahun sebelumnya dan menurun sebesar 7,34. Ini karena adanya penurunan jumlah penerimaan dari sumber-sumber pendapatan asli daerah. Perkembangan PAD = Tahun selanjutnya – Tahun sebelumnya x 100 Target sebelumnya 3. Pada tahun anggaran 2007-2008 perkembangan pendapatan asli daerah lebih kecil dari tahun sebelumnya dan menurun 2,01. Ini karena adanya kesadaran dari wajib pajak sendiri yang masih rendah dalam kewajibannya membayar sumber-sumber pendapatan asli daerah terutama dalam membayar pajak daerah. 4. Pada tahun anggaran 2008-2009 perkembangan pendapatan asli daerah lebih besar dari tahun sebelumnya dan meningkat 5,45. Ini karena adanya jumlah penerimaan dari sumber-sumber pendapatan asli daerah terutama pajak daerah. Berikut gambar grafik dari perkembangan penerimaan pendapatan asli daerah. Gambar 4.4 Grafik Perkembangan Pendapatan Asli Daerah 20 40 60 80 100 120 2005 2006 2007 2008 2009 Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Tabel 4.11 Kontribusi Pajak Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2005 sampai dengan 2009 Tahun Anggaran Penerimaan Pajak Restoran Rp Penerimaan PAD Rp Kontribusi 2005 2.285.000.000,00 108.322.354.701,61 2.10 2006 2.812.005.000,00 137.532.499.196,63 2.04 2007 3.100.000.000,00 147.630.987.490,05 2.09 2008 2.000.000.000,00 144.660.409.277,08 1.39 2009 3.500.000.000,00 152.549.655.824,00 2.29 Sumber : Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan DPPK, 2010 Kontribusi pajak restoran terhadap pendapatan asli daerah di dapat dari hasil bagi penerimaan pendapatan asli daerah dibagi penerimaan pajak restoran dikalikan 100, dapat dilihat perhitungan dari tahun 2005 sampai dengan 2009 seperti dibawah ini. 1. Realisasi Tahun 2005 = 2.285.000.000,00 x 100 108.322.354.701,61 = 2.10 2. Realisasi Tahun 2006 = 2.812.005.000,00 x 100 137.532.499.196,23 = 2.04 3. Realisasi Tahun 2007 = 3.100.000.000,00 x 100 147.630.987.490,05 = 2.09 Kontribusi pajak restoran = Penerimaan pajak restoran x 100 Penerimaan PAD 4. Realisasi Tahun 2008 = 2.000.000.000,00 x 100 144.660.409.277,08 = 1.39 5. Realisasi Tahun 2008 = 3.500.000.000,00 x 100 152.549.655.824,00 = 1.98 Dari hasil perhitungan diatas dapat diperoleh keterangan sebagai berikut : 1. Pada tahun anggaran 2005 kontribusi pajak restoran sebesar 2.10. Hal ini dianggap stabil. 2. Pada tahun anggaran 2006 kontribusi pajak restoran mengalami sedikit penurunan dari tahun 2005 sebesar 2,04. Dikarenakan Wajib Pajak yang menunggak pembayaran pajaknya itu sendiri. 3. Pada tahun anggaran 2007 kontribusi pajak restoran terhadap pendapatan asli daerah mengalami kenaikan yang tidak terlalu signifikan dari tahun 2006 sebesar 2,09. Ini karena adanya kesadaran wajib pajak untuk membayar kewajiban pajaknya semakin menurun. Dikarenakan sepi pengunjung. 4. Pada tahun anggaran 2008 kontribusi penerimaan pajak restoran terhadap pendapatan asli daerah lebih kecil dari tahun 2007 menurun sangat signifikan menjadi 1,39. Ini karena kurang tegas nya petugas pemungut pajak dalam memungut kepada Wajib Pajak dan kemungkinan ada penutupan restoran karena tidak membayar pajak. 5. Pada tahun anggaran 2009 penerimaan pajak restoran terhadap pendapatan asli daerah mengalami peningkatan dari tahun 2005-2008 sebesar 2.29. Karena Petugas pemungut pajak yang sudah tegas kepada wajib pajak dan kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajaknya. Untuk lebih jelas dapat dilihat grafik dibawah ini. Gambar Grafik 4.5 Kontribusi Pajak Restoran terhadap PAD Kelebihan dan kelemahan dalam kontribusi pajak restoran dalam meningkatkan pendapatan asli daerah pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut: a. Kelebihan 1. Dapat mengetahui seberapa besar pencapaian kontribusi pajak restoran dalam meningkatkan pendapatan asli daerah 2. Penerimaan pajak restoran dapat mencapai target yang telah di tetapkan sehingga kinerja pegawai baik dan wajib pajak mematuhi aturan yang telah ditentukan. 0,5 1 1,5 2 2,5 2005 2006 2007 2008 2009 Kontribusi Pajak restoran terhadap PAD Kontribusi b. Kelemahan 1 Kesadaran wajib pajak yang masih rendah dalam pembayaran pajak restoran sehingga mengakibatkan sedikitnya dari tahun-tahun yang mengalami penurunan mempengaruhi pendapatan asli daerah. 2 Data-data wajib pajak yang sering hilang dapat menghambat penghitungan kontribusi pajak. TINJAUAN ATAS PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN KABUPATEN BANDUNG Review Of Restaurant Tax Harvest In Increase Real District Income At District Income And Manage Finances Department Bandung Regency TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Ujian Sidang Tugas Akhir Jenjang Diploma III Program Studi Akuntansi Di susun oleh : Nama : Isda Jauhariyyah Nim : 21307018 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 2010 1 TINJAUAN ATAS PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN KABUPATEN BANDUNG Review Of Restaurant Tax Harvest In Increase Real District Income At District Income And Manage Finances Department Bandung Regency TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Ujian Sidang Tugas Akhir Jenjang Diploma III Program Studi Akuntansi Di susun oleh : Nama : Isda Jauhariyyah Nim : 21307018 UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI BANDUNG 2010 2 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Efektivitas pemungutan pajak restoran dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dan mengatahui penerimaan pajak restoran dan mengetahui pengaruh pajak restoran terhadap pendapatn asli daerah. Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1 Mengetahui prosedur pelaksanaan pemungutan pajak restoran dalam meningkatkan pendapatan asli daerah pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan. 2 Mengetahui kontribusi penerimaan pajak restoran dalam meningkatkan pendapatan asli daerah pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan data yang digunakan adalah Sistem Administrasi dan Prosedur serta Data Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bandung periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2009. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah Field Research penelitian lapangan dengan cara wawancara dan observasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa prosedur pelaksanaan pemungutan pajak restoran sudah sesuai dengan peraturan daerah hal ini dapat berpengaruh terhadap kontribusi penerimaan pajak restoran dalam meningkatkan Pendapatan asli daerah kabupten bandung. Dari tahun 2005-2009 mengalami kenaikan dan penurunan. Ini dikarenakan adanya penutupan restoran dan pembanguanan restoran. Kegiatan ini cukup berpengaruh terhadap penerimaan pajak restoran, selain dari kepatuhan Wajib Pajak nya itu sendiri. Kata Kunci : Pajak Restoran, Pendapatan Asli Daerah, Pajak Daerah 3 ABSTRACT This watchfulness is done to detect restaurant tax harvest effectiveness in increase region original income and detect tax acceptance restaurant and detect restaurant tax influence towards region original income. This watchfulness aim: 1 detect restaurant tax harvest execution procedure in increase region original income in income official and finance management. 2 detect restaurant tax acceptance contribution in increase region original income in income official and finance management. Method that used qualitative descriptive and data that used administrate system and procedure with regency region original income realization data Bandung period year 2005 up to year 2009. data collecting technique that field research field watchfulness by interview and observation. Result from this watchfulness has showed that restaurant tax harvest execution procedure as according to this matter by law can influential towards restaurant tax acceptance contribution in increase regency region original income Bandung. from year 2005-2009 experience increase and depreciation. this is caused by restaurant closing existence and development restaurant. this activity is enough influential towards restaurant tax acceptance, apart from his taxpayer obedience is itself. keyword: restaurant tax, region original income, region tax 4

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Untuk mewujudkan suatu masyarakat yang taat pajak memang bukan suatu hal yang mudah, apalagi dengan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti sekarang ini. Hal ini hanya dapat terwujud bila masyarakat dan pemerintah saling menyadari akan tugas dan kewajibannya sebagai warga negara. Masyarakat di tuntut untuk sadar akan kewajibannya kepada negara yaitu membayar pajak sesuai ketentuan yang berlaku, sedangkan pemerintah berkewajiban memberikan timbal balik kepada Wajib Pajak secara tidak langsung antara lain dalam bentuk pembangunan sarana dan prasarana yang kegunaannya bukan secara Individual tetapi ditunjukan untuk kepentingan umum. Dalam melaksanakan pembangunan nasional, dana merupakan faktor penting sebagai sumber pembiayaan untuk menyelenggarakan pembangunan. Bagi Indonesia keterbatasan dan merupakan salah satu permasalahan yang serius bagi pemerintah. Pelaksanaan pembangunan sangat ditentukan oleh sumber dana yang tersedia, yang digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin dan proyek pembangunan. Salah satu usaha untuk membiayai pembangunan adalah dengan cara penarikan pendapatan yang potensial untuk membiayai pembangunan. Pemerintah daerah membutuhkan biaya dan dana untuk membangun daerah. Dalam rangka mendukung perkembangan otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi dan bertanggung jawab, pembiayaan pemerintah dan pembangunan daerah yang bersumber dari pendapatan Asli Daerah sendiri, khususnya yang berasal dari pajak daerah, pelaksanaan pemungutan pajak