Tinjauan Atas Pemungutan Pajak Restoran dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Medan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan ekonomi daerah khususnya pemerintah kota merupakan
titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan bisa lebih
mengetahui potensi dan apa yang menjadi kebutuhan daerahnya. Pembangunan
ekonomi daerah adalah suatu proses dimana Pemerintah daerah dan seluruh
komponen masyarakat mengelola berbagai sumber daya yang ada dan membentuk
suatu pola kemitraan untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan
merangsang kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut.
Pemerintah pusat membuat suatu kebijakan dimana pemerintah daerah
diberikan kekuasaan untuk mengelola keuangan daerahnya masing-masing atau
yang lebih dikenal dengan sebutan desentralisasi. Untuk menyukseskan
pembangunan
perekonomian
daerah,
pelaksanaan
pembangunan
tersebut
diperlukan dana yang cukup besar. Sumber dana yang digunakan untuk
melaksanakan pembangunan tersebut diperlukan pendanaan dari berbagai sumber,
salah satunya berasal dari partisipasi masyarakat dalam bentuk pembayaran pajak.
Sekarang pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang
menjadi komoditi unggulan dari beberapa subsektor penerimaan negara. Hingga
saat ini, penerimaan negara dari sektor perpajakan mencapai lebih dari 78% dari
total penerimaan negara. Kedepan, kontribusi penerimaan pajak diharapkan terus
7
Universitas Sumatera Utara
8
meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan negara serta untuk
mewujudkan kemandirian ekonomi yang dicanangkan pemerintah. Usaha yang
dapat dilakukan untuk merealisasikannya yaitu dengan cara menggali sumbersumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa pajak dan retribusi daerah
yang telah menjadi sumber penerimaan yang dapat diandalkan bagi daerah. Dari
sekian banyak yang dipungut di daerah Kota Medan, salah satu pajak yang
diandalkan untuk menghasilkan dana bagi anggaran adalah pajak restoran. Sesuai
dengan peraturan daerah, yang menjadi objek pajak restoran adalah setiap
pelayanan yang disediakan oleh restoran termasuk bar, cafe, rumah makan, buffet,
kantin , kedai nasi/kopi dan meliputi pelayanan penjualan makanan/minuman
yang dikonsumsi di tempat pelayanan maupun di tempat lain. Subjek pajak
restoran adalah konsumen yang membeli makanan dan atau minuman dari
restoran, sedangkan yang menjadi wajib pajak adalah orang yang mengusahakan
restoran tersebut. Sebagai contoh pengelola rumah makan Sipirok yang beralamat
di jalan sunggal no. 14 Sei Sikambing yang tidak mencantumkan PPN namun
dengan sistem pembayaran langsung tanpa adanya bukti pembayaran kepada
konsumen, bukan hanya rumah makan sipirok saja yang seperti itu, tetapi masih
banyak restoran dan kedai minum di Kota Medan yang tidak mencantumkan PPN
sama sekali, oleh karena itu di butuhkan sosialisasi yang inten terhadap setiap
gerai makanan dan minuman serta restoran yang tersebar di Kota Medan agar
mereka sadar bahwa pentingnya kesadaran dalam membayar pajak. Pajak restoran
yang terutang ditagih atau dipungut di wilayah daerah tempat restoran itu
berlokasi, proses penagihan atau pemungutan pajak dilakukan dengan cara
menghitung, membayar dan melaporkan pajak terutang dengan menggunakan
Universitas Sumatera Utara
9
surat pemberitahuan pajak daerah (SPTPD). Berdasarkan SPTPD yang ditunjuk
akan menetapkan pajak restoran yang terutang dengan menerbitkan surat
ketetapan
pajak
derah
(SKPD),
pajak
lalu
disetorkan
ke
kas
bendaharawan.Adapun pajak daerah merupakan pajak yang telah ditentukan
pemerintah daerah dengan peraturan daerah mempunyai wewenang melakukan
pemungutan adalah pemerintah daerah dan hasilnya digunakan untuk membiayai
pengeluaran Pemerintah Daerah yang
bersangkutan.
Pemerintah daerah
diharapkan lebih mampu menggali sumber-sumber keuangan khususnya untuk
memenuhi kebutuhan pembiayaan pemerintah dan pembangunan di daerahnya
dengan
memanfaatkan
Pendapatan Asli
Daerah (PAD),
sumber-sumber
pendapatan asli daerah yang potensial harus digali secara maksimal sesuai dengan
ketentuan dan peraturan yang berlaku, termasuk diantaranya adalah pajak daerah
dan retribusi daerah yang menjadiPembagian Pajak Daerah dan Retribusi daerah
yang menjadi unsur utama, PAD sumber pendanaan pelaksanaan pemerintah
daerah itu sendiri terdiri atas :
1. Pendapatan Asli Daerah
a. Hasil Pajak Daerah
b. Hasil Retribusi Daerah
c. Hasil Perusahaan Milik Daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah
d. Pendapatan Asli Daerah lain yang sah
2. Dana Perimbangan
3. Pinjaman Daerah
4. Pendapatan Daerah lain yang sah
Universitas Sumatera Utara
10
berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yaitu sebagai berikut :
1.
Jenis Pajak Provinsi terdiri dari :
a. Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air
b. Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air
c. Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan
d. Pajak bahan bakar
e. Pajak Rokok
2.
Jenis Pajak Kabupaten/Kota terdiri dari :
a.
Pajak hotel
b.
Pajak restoran
c.
Pajak hiburan
d.
Pajak reklame
e.
Pajak penerangan jalan
f.
Pajak mineral Bukan Logam dan Batuan
g.
Pajak parkir
h.
Pajak Air Tanah
i.
Pajak sarang Burung Walet
j.
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan perkotaan
k.
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan
Berdasarkan jenis Pajak Daerah diatas, yang menjadi pembahasan adalah Pajak
Restoran, dimana Pajak Restoran sangat potensial dalam meningkatkan
penerimaan daerah, maka dalam menyelenggarakan pajak Restoran tersebut
Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendapatan Kota harus mengawasi proses
Universitas Sumatera Utara
11
pelaksanaan Pajak Restoran ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah daerah yang
telah ditetapkan. Hal inilah yang menjadikan penulis memilih Dinas Pendapatan
Kota Medan sebagai tempat praktik dengan judul,“TINJAUAN ATAS
PEMUNGUTAN
PAJAK
RESTORAN
DALAM
MENINGKATKAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN
KOTA MEDAN” sebagai objek yang menarik untuk dijadikan wadah Laporan
Tugas Akhir.
B. Tujuan dan Manfaat Laporan Tugas Akhir
1. Tujuan Laporan Tugas Akhir
a. Untuk mengetahui seberapa besar realisasi penerimaan Pajak Restoran Dari
Tahun 2012 sampai dengan 2016.
b. Untuk mengetahui seberapa besar peranan Pajak Restoran dalam
meningkatkan/pemenuhan pendapatan Asli Daerah Kota Medan.
c. Untuk mengetahui upaya yang di tempuh untuk meningkatkan penerimaan
Pajak Restoran pada Badan Pengelola pajak dan Retribusi Kota Medan.
2. Manfaat Laporan Tugas Akhir
Adapun manfaat yang diharapkan penulis kedepannya adalah :
2.1
Bagi mahasiswa/i
a. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan tentang Pajak
Restoran.
b. Meningkatkan Komunikasi dengan pendekatan sosial terhadap dunia
kerja.
c. Menciptakan
semangat
kerja
secara
profesionalisme
sekaligus
mengembangkan tanggung jawab dan disiplin.
Universitas Sumatera Utara
12
2.2
Bagi Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan.
a. Untuk menambah masukan atau menambah ide untuk mengoptimalkan
penerimaan Pajak Restoran.
b. Sarana untuk meningkatkan hubungan antara Badan Pengelola Pajak dan
Retribusi Daerah Kota Medan dengan Universitas Sumatera Utara
khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.
2.3
a.
Bagi Program studi diploma III administrasi perpajakan.
Untuk
mendapat
pemasukan
saran
untuk
mengevaluasi
dan
menyempurnakan kurikulum di Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan.
b.
Untuk meningkatkan hubungan kerjasama dengan instansi-instansi
Pemerintah dalam hal ini, yaitu Badan Pengelola Pajak dan Retribusi
Daerah Kota Medan
c.
Agar dapat memperkenalkan Sumber Daya Universitas Sumatera Utara
khusus Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
C. Uraian Teoritis
1.
Pengertian Pajak.
Berdasarkan undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP), pajak adalah kontribusi
wajib kepada Negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang besifat memaksa
berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. (Mardiasmo,2016:3)
Universitas Sumatera Utara
13
Selain itu, beberapa ahli Perpajakan mengemukakan pendapat yang berbeda
mengenai Pajak. Diantaranya pengertian Pajak yang dikemukakan oleh :
1.1Rochmat Soemitro(Suandy, 2014:9), mengatakan bahwa :
“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang
dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang
langsung dapat ditujukan, dan yang digunakan untuk membiayai pengeluaran
umum”.
1.2. R. Santoso Brotodiharjo (Waluyo, 2011: 2) berpendapat bahwa :
“Pajak ialah iuran kepada Negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang
membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi
kembali, yang langsung dapat ditujukan dan gunanya adalah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas Negara yang
menyelenggarakan Pemerintahan”.
Dari pengertian tersebut disimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat pada
pengertian Pajak adalah sebagai berikut :
1.2.1. Pajak di pungut berdasarkan Undang-undang serta peraturannya
a. Dalam pembayaran Pajak tidak dapat di tunjukkan adanya kontraprestasi
individual oleh Pemerintah.
b. Pajak dipungut oleh Negara baik Pemerintah Pusat maupun Daerah
c. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran Pemerintah
d. Pajak dapat pula mempunyai tujuan yang bukan budgetair, yaitu mengatur
2. Fungsi Pajak.
Pajak dalam suatu Negara memiliki beberapa fungsi. Fungsi pajak menurut
Mardiasmo dibagi menjadi dua fungsi, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
14
2.1. Fungsi Penerimaan (Budgetair)
Pajak sebagai sumber dana penerimaan untuk membiayai pengeluaranpengeluarannya.
Contoh :
Dana yang dikumpulkan dari hasil Pajak digunakan atau melaksanakan kebijakan
Pemerintah untuk membangun fasilitas-fasilitas umum.
2.2.Fungsi Mengatur (Regulerend)
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah
dalam bidang sosial dan ekonomi. (Mardiasmo, 2016:4)
Contoh :
Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang mewah untuk mengurangi gaya
hidup konsumtif.
3.
Jenis Pajak
Ditinjau dari segi Lembaga Pemungut Pajak, Pajak dapat dibagi menjadi dua
jenis yaitu :
3.1.Pajak Negara
Pajak Negara sering juga disebut pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh
Pemerintah Pusat yang terdiri atas :
3.1.1. Pajak Penghasilan
Diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008
a.
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
Diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009.
b.
Bea Materai
Diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai.
Universitas Sumatera Utara
15
4. Pengertian Pajak Daerah
Pemungutan Pajak Daerah yang saat ini berdasarkan pada Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 mengatur pengertian tentang Pajak Daerah, yang disebut
dengan Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau
badan kepada aerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat
dipaksakan berdasarkan peraturan Perundang-Undangan yang berlaku, yang
digunakan
untuk
membiayai
penyelenggaraan
pemerintah
daerah
dan
pembangunan daerah.
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pajak Daerah merupakan
pungutan oleh daerah dan bertujuan untuk pembiayaan rumah tangga daerah
dimana pajak tersebut dipungut dalam rangka meningkatkan pembangunan daerah
bersangkutan dan menyederhanakan sistem dan Administrasi Perpajakan untuk
memperkuat pondasi Daerah khususnya Daerah Kabupaten atau Kota dengan
mengefektifkan jenis Pajak tertentu yang potensial guna kepentingan Daerah
tersebut.
Pajak Daerah menurut para para ahli :
Menurut Rochmant Soemitro (suandy,2014:11) mendefinisikan bahwa pengertian
pajak adalah sebagai iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang
(yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal yang langsung dapat
ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Menurut Soeparman Soemahamidjaja (suandy,2014:9) Pajak adalah iuran wajib
berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma
hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam
mencapai kesejahteraan umum.
Universitas Sumatera Utara
16
Pajak Daerah adalah Pajak yang dikelola atau pemungutannya dilakukan oleh
aparat Pemerintah Daerah (PEMDA) tingkat I dan II untuk mengisi kas daerah,
pajak daerah adalah pajak yang di kelola oleh pemerintah daerah (baik pemerintah
daerah TK I maupun pemerintah daerah TK II) dan hasil di pergunakan untuk
membiayai pengeluaran rutin dan pembangunan daerah (APBD).
5. Pengertian Pajak Restoran
Pajak Restoran adalah salah satu yang termasuk dalam pajak Daerah.
Pajak Restoran adalah pajak yang dikenakan atas pelayanan yang disediakan oleh
restoran. Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2011, Tentang Pajak Restoran.
Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan atau minuman dengan dipungut
bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar dan
sejenisnya termasuk jasa boga/catering.
Jadi besarnya Pajak Restoran yang terutang dapat dihitung dengan menggunakan
rumus :
PAJAK RESTORAN= 10% X JUMLAH PEMBAYARANAN
D. Ruang Lingkup Laporan Tugas Akhir
Adapun yang menjadi ruang lingkup yang paling mendasar dalam
Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Pelaksanaan pemungutan Pajak Restoran dan Kontribusinya terhadap
pendapatan asli daerah Kota Medan.
2. Upaya pemerintah dalam meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli
Daerah terutama Pajak Restoran.
Universitas Sumatera Utara
17
3. Praktik kerjaLaporan Tugas Akhir ini dilaksanakan pada Dinas Pendapatan
Daerah Kota Medan dan data yang digunakan mulai Tahun 2012-2016 di
Badan Pengelola pajak dan Retribusi Daerah
E. Metode Praktik Laporan Tugas Akhir
Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta memperoleh
informasi sesuai dengan metode yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini penulis melakukan berbagai persiapan dimulai dari pemilihan
objek dan lokasi Laporan Tugas Akhir, pengajuan proposal Laporan Tugas
Akhir
2. Studi Literatur (Kepustakaan)
Didalam tahap ini penulis mencari berbagai sumber bacaan seperti : buku,
Undang-Undang, dan lain-lain maupun yang berhubungan dengan objek
Laporan Tugas Akhir.
3. Studi Observasi Lapangan
Pada tahap ini penulis mencari dan mengumpulkan data dengan langsung
kelapangan yaitu dengan Laporan Tugas Akhir di dinas pendapatan Kota
Medan serta mencari dan mempelajari data yang ada hubungannya dengan
kontribusi Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah.
4. Pengumpulan Data
Mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan Pajak Restoran melalui
data primer yaitu wawancara dan observasi data sekunder yaitu penelitian
kepustakaan.
F. Metode Pengumpulan Data Laporan Tugas Akhir
Universitas Sumatera Utara
18
dalam pengumpulan data mengenai Laporan Tugas Akhir ini, penulis
mengumpulkan data dan informasi tentang Laporan Tugas Akhir yaitu dengan
menggunakan metode sebagai berikut :
1. Metode wawancara
Dengan metode wawancara ini, peserta mengajukan beberapa pertanyaan
langsung pada para pegawai dalam instansi yang bersangkutan yaitu Badan
Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan untuk menambah wawasan
yang berkaitan dengan kebutuhan penulis untuk melengkapi laporan ini.
2. Metode Observasi
Dalam metode ini peserta terjun langsung ke lapangan untuk peninjauan.
Dengan mengamati, mendengarkan, dan yang paling sering adalah
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pihak instansi dengan
berpedoman kepada ketentuan-ketentuan yang berlaku pada instansi tersebut.
Metode ini sangat diperlukan dalam laporan ini.
3. Metode Dokumentasi
Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan membuat daftar
dokumentasi yang diperoleh dari instansi.
G. Sistematika Penulisan Laporan Tugas Akhir
Adapun yang menjadikan sistematika dalam penyusunan laporan Tugas Akhir,
adalah sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis mengemukakan latar belakang yang menjadi
dasar pemilihan dalam penyusunan laporan, Tujuan, dan manfaat,
Universitas Sumatera Utara
19
uraian
teoritis,
ruang
lingkup,
Metode
praktik,
Metode
pengumpulan data serta sistematika penulisan laporan.
BAB II
GAMBARAN UMUM OBJEK LAPORAN TUGAS AKHIR
Dalam bab ini diuraikan tentang gambaran umum objek
lokasi Laporan Tugas akhir
BAB III
GAMBARAN DATA
Dalam bab ini diuraikan mengenai kontribusi pajak Restoran
terhadap pendapatan Asli Daerah di Badan Pengelola Pajak dan
Retribusi Daerah Kota Medan.
BAB IV
ANALISA DAN EVALUASI
Dalam bab ini penulis menganalisa data yang diperoleh kemudian
mengadakan evaluasi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan masalah-masalah yang
timbul tentang teori-teori dari pelaksanaan Laporan Tugas Akhir
dan beberapa saran yang penulis berikan
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan ekonomi daerah khususnya pemerintah kota merupakan
titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan bisa lebih
mengetahui potensi dan apa yang menjadi kebutuhan daerahnya. Pembangunan
ekonomi daerah adalah suatu proses dimana Pemerintah daerah dan seluruh
komponen masyarakat mengelola berbagai sumber daya yang ada dan membentuk
suatu pola kemitraan untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan
merangsang kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut.
Pemerintah pusat membuat suatu kebijakan dimana pemerintah daerah
diberikan kekuasaan untuk mengelola keuangan daerahnya masing-masing atau
yang lebih dikenal dengan sebutan desentralisasi. Untuk menyukseskan
pembangunan
perekonomian
daerah,
pelaksanaan
pembangunan
tersebut
diperlukan dana yang cukup besar. Sumber dana yang digunakan untuk
melaksanakan pembangunan tersebut diperlukan pendanaan dari berbagai sumber,
salah satunya berasal dari partisipasi masyarakat dalam bentuk pembayaran pajak.
Sekarang pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang
menjadi komoditi unggulan dari beberapa subsektor penerimaan negara. Hingga
saat ini, penerimaan negara dari sektor perpajakan mencapai lebih dari 78% dari
total penerimaan negara. Kedepan, kontribusi penerimaan pajak diharapkan terus
7
Universitas Sumatera Utara
8
meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan negara serta untuk
mewujudkan kemandirian ekonomi yang dicanangkan pemerintah. Usaha yang
dapat dilakukan untuk merealisasikannya yaitu dengan cara menggali sumbersumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa pajak dan retribusi daerah
yang telah menjadi sumber penerimaan yang dapat diandalkan bagi daerah. Dari
sekian banyak yang dipungut di daerah Kota Medan, salah satu pajak yang
diandalkan untuk menghasilkan dana bagi anggaran adalah pajak restoran. Sesuai
dengan peraturan daerah, yang menjadi objek pajak restoran adalah setiap
pelayanan yang disediakan oleh restoran termasuk bar, cafe, rumah makan, buffet,
kantin , kedai nasi/kopi dan meliputi pelayanan penjualan makanan/minuman
yang dikonsumsi di tempat pelayanan maupun di tempat lain. Subjek pajak
restoran adalah konsumen yang membeli makanan dan atau minuman dari
restoran, sedangkan yang menjadi wajib pajak adalah orang yang mengusahakan
restoran tersebut. Sebagai contoh pengelola rumah makan Sipirok yang beralamat
di jalan sunggal no. 14 Sei Sikambing yang tidak mencantumkan PPN namun
dengan sistem pembayaran langsung tanpa adanya bukti pembayaran kepada
konsumen, bukan hanya rumah makan sipirok saja yang seperti itu, tetapi masih
banyak restoran dan kedai minum di Kota Medan yang tidak mencantumkan PPN
sama sekali, oleh karena itu di butuhkan sosialisasi yang inten terhadap setiap
gerai makanan dan minuman serta restoran yang tersebar di Kota Medan agar
mereka sadar bahwa pentingnya kesadaran dalam membayar pajak. Pajak restoran
yang terutang ditagih atau dipungut di wilayah daerah tempat restoran itu
berlokasi, proses penagihan atau pemungutan pajak dilakukan dengan cara
menghitung, membayar dan melaporkan pajak terutang dengan menggunakan
Universitas Sumatera Utara
9
surat pemberitahuan pajak daerah (SPTPD). Berdasarkan SPTPD yang ditunjuk
akan menetapkan pajak restoran yang terutang dengan menerbitkan surat
ketetapan
pajak
derah
(SKPD),
pajak
lalu
disetorkan
ke
kas
bendaharawan.Adapun pajak daerah merupakan pajak yang telah ditentukan
pemerintah daerah dengan peraturan daerah mempunyai wewenang melakukan
pemungutan adalah pemerintah daerah dan hasilnya digunakan untuk membiayai
pengeluaran Pemerintah Daerah yang
bersangkutan.
Pemerintah daerah
diharapkan lebih mampu menggali sumber-sumber keuangan khususnya untuk
memenuhi kebutuhan pembiayaan pemerintah dan pembangunan di daerahnya
dengan
memanfaatkan
Pendapatan Asli
Daerah (PAD),
sumber-sumber
pendapatan asli daerah yang potensial harus digali secara maksimal sesuai dengan
ketentuan dan peraturan yang berlaku, termasuk diantaranya adalah pajak daerah
dan retribusi daerah yang menjadiPembagian Pajak Daerah dan Retribusi daerah
yang menjadi unsur utama, PAD sumber pendanaan pelaksanaan pemerintah
daerah itu sendiri terdiri atas :
1. Pendapatan Asli Daerah
a. Hasil Pajak Daerah
b. Hasil Retribusi Daerah
c. Hasil Perusahaan Milik Daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah
d. Pendapatan Asli Daerah lain yang sah
2. Dana Perimbangan
3. Pinjaman Daerah
4. Pendapatan Daerah lain yang sah
Universitas Sumatera Utara
10
berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yaitu sebagai berikut :
1.
Jenis Pajak Provinsi terdiri dari :
a. Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air
b. Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air
c. Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan
d. Pajak bahan bakar
e. Pajak Rokok
2.
Jenis Pajak Kabupaten/Kota terdiri dari :
a.
Pajak hotel
b.
Pajak restoran
c.
Pajak hiburan
d.
Pajak reklame
e.
Pajak penerangan jalan
f.
Pajak mineral Bukan Logam dan Batuan
g.
Pajak parkir
h.
Pajak Air Tanah
i.
Pajak sarang Burung Walet
j.
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan perkotaan
k.
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan
Berdasarkan jenis Pajak Daerah diatas, yang menjadi pembahasan adalah Pajak
Restoran, dimana Pajak Restoran sangat potensial dalam meningkatkan
penerimaan daerah, maka dalam menyelenggarakan pajak Restoran tersebut
Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendapatan Kota harus mengawasi proses
Universitas Sumatera Utara
11
pelaksanaan Pajak Restoran ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah daerah yang
telah ditetapkan. Hal inilah yang menjadikan penulis memilih Dinas Pendapatan
Kota Medan sebagai tempat praktik dengan judul,“TINJAUAN ATAS
PEMUNGUTAN
PAJAK
RESTORAN
DALAM
MENINGKATKAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN
KOTA MEDAN” sebagai objek yang menarik untuk dijadikan wadah Laporan
Tugas Akhir.
B. Tujuan dan Manfaat Laporan Tugas Akhir
1. Tujuan Laporan Tugas Akhir
a. Untuk mengetahui seberapa besar realisasi penerimaan Pajak Restoran Dari
Tahun 2012 sampai dengan 2016.
b. Untuk mengetahui seberapa besar peranan Pajak Restoran dalam
meningkatkan/pemenuhan pendapatan Asli Daerah Kota Medan.
c. Untuk mengetahui upaya yang di tempuh untuk meningkatkan penerimaan
Pajak Restoran pada Badan Pengelola pajak dan Retribusi Kota Medan.
2. Manfaat Laporan Tugas Akhir
Adapun manfaat yang diharapkan penulis kedepannya adalah :
2.1
Bagi mahasiswa/i
a. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan tentang Pajak
Restoran.
b. Meningkatkan Komunikasi dengan pendekatan sosial terhadap dunia
kerja.
c. Menciptakan
semangat
kerja
secara
profesionalisme
sekaligus
mengembangkan tanggung jawab dan disiplin.
Universitas Sumatera Utara
12
2.2
Bagi Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan.
a. Untuk menambah masukan atau menambah ide untuk mengoptimalkan
penerimaan Pajak Restoran.
b. Sarana untuk meningkatkan hubungan antara Badan Pengelola Pajak dan
Retribusi Daerah Kota Medan dengan Universitas Sumatera Utara
khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.
2.3
a.
Bagi Program studi diploma III administrasi perpajakan.
Untuk
mendapat
pemasukan
saran
untuk
mengevaluasi
dan
menyempurnakan kurikulum di Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan.
b.
Untuk meningkatkan hubungan kerjasama dengan instansi-instansi
Pemerintah dalam hal ini, yaitu Badan Pengelola Pajak dan Retribusi
Daerah Kota Medan
c.
Agar dapat memperkenalkan Sumber Daya Universitas Sumatera Utara
khusus Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
C. Uraian Teoritis
1.
Pengertian Pajak.
Berdasarkan undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP), pajak adalah kontribusi
wajib kepada Negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang besifat memaksa
berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. (Mardiasmo,2016:3)
Universitas Sumatera Utara
13
Selain itu, beberapa ahli Perpajakan mengemukakan pendapat yang berbeda
mengenai Pajak. Diantaranya pengertian Pajak yang dikemukakan oleh :
1.1Rochmat Soemitro(Suandy, 2014:9), mengatakan bahwa :
“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang
dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang
langsung dapat ditujukan, dan yang digunakan untuk membiayai pengeluaran
umum”.
1.2. R. Santoso Brotodiharjo (Waluyo, 2011: 2) berpendapat bahwa :
“Pajak ialah iuran kepada Negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang
membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi
kembali, yang langsung dapat ditujukan dan gunanya adalah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas Negara yang
menyelenggarakan Pemerintahan”.
Dari pengertian tersebut disimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat pada
pengertian Pajak adalah sebagai berikut :
1.2.1. Pajak di pungut berdasarkan Undang-undang serta peraturannya
a. Dalam pembayaran Pajak tidak dapat di tunjukkan adanya kontraprestasi
individual oleh Pemerintah.
b. Pajak dipungut oleh Negara baik Pemerintah Pusat maupun Daerah
c. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran Pemerintah
d. Pajak dapat pula mempunyai tujuan yang bukan budgetair, yaitu mengatur
2. Fungsi Pajak.
Pajak dalam suatu Negara memiliki beberapa fungsi. Fungsi pajak menurut
Mardiasmo dibagi menjadi dua fungsi, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
14
2.1. Fungsi Penerimaan (Budgetair)
Pajak sebagai sumber dana penerimaan untuk membiayai pengeluaranpengeluarannya.
Contoh :
Dana yang dikumpulkan dari hasil Pajak digunakan atau melaksanakan kebijakan
Pemerintah untuk membangun fasilitas-fasilitas umum.
2.2.Fungsi Mengatur (Regulerend)
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah
dalam bidang sosial dan ekonomi. (Mardiasmo, 2016:4)
Contoh :
Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang mewah untuk mengurangi gaya
hidup konsumtif.
3.
Jenis Pajak
Ditinjau dari segi Lembaga Pemungut Pajak, Pajak dapat dibagi menjadi dua
jenis yaitu :
3.1.Pajak Negara
Pajak Negara sering juga disebut pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh
Pemerintah Pusat yang terdiri atas :
3.1.1. Pajak Penghasilan
Diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008
a.
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
Diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009.
b.
Bea Materai
Diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai.
Universitas Sumatera Utara
15
4. Pengertian Pajak Daerah
Pemungutan Pajak Daerah yang saat ini berdasarkan pada Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 mengatur pengertian tentang Pajak Daerah, yang disebut
dengan Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau
badan kepada aerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat
dipaksakan berdasarkan peraturan Perundang-Undangan yang berlaku, yang
digunakan
untuk
membiayai
penyelenggaraan
pemerintah
daerah
dan
pembangunan daerah.
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pajak Daerah merupakan
pungutan oleh daerah dan bertujuan untuk pembiayaan rumah tangga daerah
dimana pajak tersebut dipungut dalam rangka meningkatkan pembangunan daerah
bersangkutan dan menyederhanakan sistem dan Administrasi Perpajakan untuk
memperkuat pondasi Daerah khususnya Daerah Kabupaten atau Kota dengan
mengefektifkan jenis Pajak tertentu yang potensial guna kepentingan Daerah
tersebut.
Pajak Daerah menurut para para ahli :
Menurut Rochmant Soemitro (suandy,2014:11) mendefinisikan bahwa pengertian
pajak adalah sebagai iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang
(yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal yang langsung dapat
ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Menurut Soeparman Soemahamidjaja (suandy,2014:9) Pajak adalah iuran wajib
berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma
hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam
mencapai kesejahteraan umum.
Universitas Sumatera Utara
16
Pajak Daerah adalah Pajak yang dikelola atau pemungutannya dilakukan oleh
aparat Pemerintah Daerah (PEMDA) tingkat I dan II untuk mengisi kas daerah,
pajak daerah adalah pajak yang di kelola oleh pemerintah daerah (baik pemerintah
daerah TK I maupun pemerintah daerah TK II) dan hasil di pergunakan untuk
membiayai pengeluaran rutin dan pembangunan daerah (APBD).
5. Pengertian Pajak Restoran
Pajak Restoran adalah salah satu yang termasuk dalam pajak Daerah.
Pajak Restoran adalah pajak yang dikenakan atas pelayanan yang disediakan oleh
restoran. Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2011, Tentang Pajak Restoran.
Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan atau minuman dengan dipungut
bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar dan
sejenisnya termasuk jasa boga/catering.
Jadi besarnya Pajak Restoran yang terutang dapat dihitung dengan menggunakan
rumus :
PAJAK RESTORAN= 10% X JUMLAH PEMBAYARANAN
D. Ruang Lingkup Laporan Tugas Akhir
Adapun yang menjadi ruang lingkup yang paling mendasar dalam
Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Pelaksanaan pemungutan Pajak Restoran dan Kontribusinya terhadap
pendapatan asli daerah Kota Medan.
2. Upaya pemerintah dalam meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli
Daerah terutama Pajak Restoran.
Universitas Sumatera Utara
17
3. Praktik kerjaLaporan Tugas Akhir ini dilaksanakan pada Dinas Pendapatan
Daerah Kota Medan dan data yang digunakan mulai Tahun 2012-2016 di
Badan Pengelola pajak dan Retribusi Daerah
E. Metode Praktik Laporan Tugas Akhir
Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta memperoleh
informasi sesuai dengan metode yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini penulis melakukan berbagai persiapan dimulai dari pemilihan
objek dan lokasi Laporan Tugas Akhir, pengajuan proposal Laporan Tugas
Akhir
2. Studi Literatur (Kepustakaan)
Didalam tahap ini penulis mencari berbagai sumber bacaan seperti : buku,
Undang-Undang, dan lain-lain maupun yang berhubungan dengan objek
Laporan Tugas Akhir.
3. Studi Observasi Lapangan
Pada tahap ini penulis mencari dan mengumpulkan data dengan langsung
kelapangan yaitu dengan Laporan Tugas Akhir di dinas pendapatan Kota
Medan serta mencari dan mempelajari data yang ada hubungannya dengan
kontribusi Pajak Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah.
4. Pengumpulan Data
Mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan Pajak Restoran melalui
data primer yaitu wawancara dan observasi data sekunder yaitu penelitian
kepustakaan.
F. Metode Pengumpulan Data Laporan Tugas Akhir
Universitas Sumatera Utara
18
dalam pengumpulan data mengenai Laporan Tugas Akhir ini, penulis
mengumpulkan data dan informasi tentang Laporan Tugas Akhir yaitu dengan
menggunakan metode sebagai berikut :
1. Metode wawancara
Dengan metode wawancara ini, peserta mengajukan beberapa pertanyaan
langsung pada para pegawai dalam instansi yang bersangkutan yaitu Badan
Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan untuk menambah wawasan
yang berkaitan dengan kebutuhan penulis untuk melengkapi laporan ini.
2. Metode Observasi
Dalam metode ini peserta terjun langsung ke lapangan untuk peninjauan.
Dengan mengamati, mendengarkan, dan yang paling sering adalah
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pihak instansi dengan
berpedoman kepada ketentuan-ketentuan yang berlaku pada instansi tersebut.
Metode ini sangat diperlukan dalam laporan ini.
3. Metode Dokumentasi
Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan membuat daftar
dokumentasi yang diperoleh dari instansi.
G. Sistematika Penulisan Laporan Tugas Akhir
Adapun yang menjadikan sistematika dalam penyusunan laporan Tugas Akhir,
adalah sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis mengemukakan latar belakang yang menjadi
dasar pemilihan dalam penyusunan laporan, Tujuan, dan manfaat,
Universitas Sumatera Utara
19
uraian
teoritis,
ruang
lingkup,
Metode
praktik,
Metode
pengumpulan data serta sistematika penulisan laporan.
BAB II
GAMBARAN UMUM OBJEK LAPORAN TUGAS AKHIR
Dalam bab ini diuraikan tentang gambaran umum objek
lokasi Laporan Tugas akhir
BAB III
GAMBARAN DATA
Dalam bab ini diuraikan mengenai kontribusi pajak Restoran
terhadap pendapatan Asli Daerah di Badan Pengelola Pajak dan
Retribusi Daerah Kota Medan.
BAB IV
ANALISA DAN EVALUASI
Dalam bab ini penulis menganalisa data yang diperoleh kemudian
mengadakan evaluasi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan masalah-masalah yang
timbul tentang teori-teori dari pelaksanaan Laporan Tugas Akhir
dan beberapa saran yang penulis berikan
Universitas Sumatera Utara