11
2.1.3.1 Subjek dan Objek Pajak Restoran Pengertian subjek dan objek pajak restoran menurut Peraturan Daerah Kabupaten
Bandung Nomor 15 Tahun 2002 Subjek Pajak dan Objek Pajak Restoran adalah “Orang pribadi atau Badan yang melakukan pembayaran kepada Restoran
termasuk Rumah makan, café, bar, dan sejenisnya.”
Disimpulkan bahwa orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran kepada restoran, dan yang menjadi wajib pajak restoran adalah pengusaha restoran.
Sedangkan objek pajak Restoran menurut Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 15 Tahun 2002 adalah
“Pelayanan yang disediakan Restoran termasuk Rumah makan, café, bar dan sejenisnya, dengan pembayaran. Objek pajak sebagaimana yang disebutkan meliputi
penjualan makanan dan atau minuman yang diantar atau dibawa pulang.” Tidak termasuk objek pajak sebagaimana yang disebutkan diatas adalah:
a. Pelayanan untuk jasa boga dan catering.
b. Pelayanan yang disediakan oleh Restoran atau Rumah Makan, café, bar, dan
sejenisnya yang peredarannya dibawah Rp. 2.000.000,- dua juta rupiah per bulan.
2.1.3.2 Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Dasar pengenaan Pajak Restoran Menurut Perda Kabupaten Bandung Nomor 15
Tahun 2002 adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar yang dilakukan kepada restoran termasuk rumah makan, café, bar, dan sejenisnya.
Tarif pajak Restoran ditetapkan sebesar 10 sepuluh persen.
2.1.4 Pendapatan Asli Daerah PAD
pengertian Pendapatan Asli Daerah PAD menurut Djamu Kertabudi 2007:2,
menyatakan bahwa :
“Pendapatan Asli Daerah PAD merupakan penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan Undang-
undang.” Dari definisi diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa pendapatan asli daerah
adalah penerimaan yang dipungut berdasarkan peraturan daerah yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang diperoleh daerah dari wilayahnya sendiri.
2.2 Kerangka Pemikiran
Pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang
ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugas untuk menjalankan pemerintahan.
Pengertian pajak menurut Rochmat Soemitro yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati 2010:1 menyatakan bahwa :
“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara peralihan kekayaan dari sektor partikulir ke sektor pemerintah berdasarkan Undang-undang yang dapat dipaksakan
dengan tiada mendapat jasa timbal kontraprestasi, yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum.”
12
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa iuran pajak adalah peralihan kekayaan dari sektor partikulir ke sektor pemerintah yang berdasarkan undang-undang untuk
dibayarkan ke kas negara tanpa adanay timbale balik secara langsung yang digunakan untuk membiayai pegeluaran umum.
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam menyelenggarakan Otonomi Daerah, serta merupakan Sumber
Pendapatan Daerah yang penting untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Daerah. Sesuai dengan sistem Pemerintahan yang berlaku di negara kita,
bahwa pajak dikelola oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Dearah. Pajak daerah adalah satu dari berbagai sumber penerimaan daerah yang termasuk dalam Pendapatan Asli
Daerah juga termasuk dalam golongan pajak menurut lembaga yang memungutnya. Dalam buku Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang pajak daerah
dan retribusi daerah 2009:4. Mendefinisikan bahwa pajak daerah adalah:
“Kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar- besarnya kemakmuran rakyat.”
Dari definisi di atas dijelaskan bahwa wajib pajak, berdsarkan undang-undang wajib melakukan kontribusinya kepada daerah untuk keperluan daerah dan kemakmuran rakyat
dengan tidak mendapat imbalan secara langsung.
Secara umum sistem pemungutan pajak daerah yang berlaku menurut Djamu kertabudi 2007:11 adalah:
1 Official Assesment 2 Self Assesment
Didalam system Official Assesment, wewenang pemungutan pajak ada pada aparat pajak Fiscus, yaitu fiscus berhak menentukan besarnya utang pajak dengan mengeluarkan
Surat Ketetapan Pajak Daerah. Jadi dalam sistem ini para Wajib Pajak bersifat pasif dan menunggu ketetapan fiscus mengenai utang pajaknya. Didalam system Self Assesment,
Wajib Pajak harus aktif menghitung dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus disetorkan. Sistem ini diberlakukan untuk memberikan kepercayaan bagi masyarakat guna
meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dalam menyetorkan pajaknya. Konsekuensi dari sistem ini adalah bahwa masyarakatWajib Pajak harus benar-benar
mengetahui tata cara perhitungan pajak dan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelunasan pajaknya, seperti kapan harus membayar pajak, bagaimana menghitung besar
pajak, perhitungan, atau sanksi apa yang akan diterima bila melanggar ketetapan pajak.
Merupakan hal yang mendasar, dalam pemungutan pajak harus didasarkan pada peraturan perundang-undangan. Fiskus selaku pemungut pajak dapat memaksakan Wajib
Pajak untuk memenuhi dan melaksanakan kewajiban perpajaknnya.
Pengertian Pajak Restoran menurut Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 15 tahun 2002 tentang Pajak Restoran adalah
“Pajak yang dikenakan atas pelayanan yang disediakan Restoran termasuk Rumah makan, café, bar dan sejenisnya, tidak termasuk usaha jasa boga dan
katering.” Dari pengertian di atas pajak Restoran hanya dikenakan atas pelayanan yang
dilakukan penyedia Restoran termasuk Rumah makan, café, bar dan sejenisnya tidak termasuk usaha jasa boga dan katering.
Pemungutan pajak yang dilakukan oleh Pemerintah daerah yang terjadi di dalam lapangan sebenarnya masih kurang efektif, karena kesadaran wajib pajak yang masih
rendah untuk membayar pajak nya. Petugas Pemerintah yang belum memahami bagaimana prosedur pemungutan yang baik dan benar sesuai dengan undang-undang. Upaya yang
dilakukan oleh pemerintah daerah adalah dengan melakukan penutupan restoran karena tidak membayar pajak sebagaiman mestinya.
13
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek dari peneltian ini adalah pemungutan pajak restoran Penelitian ini
dilaksanakan pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bandung.
Menurut Sugiyono 2006:13 pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut : “Objek penelitian adalah sarana ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid dan reliable tentang suatu hal.”
Menurut penulis pendapat di atas bahwa objek penelitian adalah suatu hal secara ilmiah untuk mendapatkan suatu objektif yang valid dan reliable. Berdasarkan uraian di atas
objek penelitian ini adalah pajak restoran.
3.2 Metode Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, metode penelitian yang akan di gunakan penelitin adalah metode deskriptif dengan menggunakan metode analisis kualitatif.
Menurut Sugiyono 2007:4 mendefinisikan Metode Penelitian sebagai berikut : “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan, dan mengantisipasi masalah.”
Menurut penulis cara ilmiah disini berarti kegiatan penelitian ini di dasarkan pada ciri- ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematik. Rasional berarti kegiatan penelitian
penelitian dilakukan dengan cara-cara masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan.
Sedangkan sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah yang bersifat logis.
Metode penelitian yang di gunakan penulis dalam dalam penyusunan penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang mengungkapkan gambaran masalah yang terjadi
saat penelitian ini berlangsung.
Sedangkan menurut Moh. Nazir 2003:4 menyatakan bahwa : “Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.”
Berdasarkan definisi diatas dapat diketahui bahwa metode penelitian yang digunakan untuk dapat menggambarkan serta menganalisis hasil dari penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti. Metode penelitian digunakan peneliti untuk dapat menggambarkan pemungutan Pajak Restoran di Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah.
Metode ini juga dapat dikatakan sebagai suatu penulisan yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya tentang objek yang diteliti menurut keadaan yang sebenarnya
pada saat penelitian berlangsung.
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan perencanaan penelitian agar penelitian yang di lakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis serta efektif.
Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo 2002:10, menyatakan bahwa: