C. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan tinjauan pustaka, maka diambil suatu hipotesis sebagai berikut : Kinerja keuangan
pemerintah daerah Kabupaten Blitar selama periode tahun 2003 sampai dengan 2005 kinerja keuangannya adalah baik.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
.
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Blitar yang terletak di jalan Sudanco Supriyadi no.17 Blitar.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang menggunakan dan menganalisis data-data yang diperoleh dan menarik kesimpulan dari hasil analisis.
Studi kasus ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat karakter khas dari suatu kasus maupun status dari suatu
organisasi dari suatu hal yang akan dijadikan sesuatu hal yang bersifat umum.
C. Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder internal dan bersifat kuantitatif, yaitu laporan perhitungan APBD pemerintah
daerah kabupaten Blitar. Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan, diolah, dan disajikan oleh pihak lain.
D. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa, yaitu dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dengan cara mempelajari catatan-catatan
dan dokumen-dokumen yang ada pada organisasi tersebut.
E. Definisi Operasional Variabel
Untuk menghindari kesalah pahaman dan meluasnya permasalahan yang diangkat, maka perlu adanya batasan-batasan pengertian operasional variabel
sebagai berikut: 1. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah.
Rasio Kemandirian Keuangan Daerah merupakan perbandingan antara ketergantungan pendapatan asli daerah dengan pendapatan daerah yang
berasal dari sumber yang lain. 2. Rasio Efektivitas dan Efisiensi.
Rasio Efektivitas merupakan perbandingan antara penerimaan pendapatan asli daerah dengan target yang telah ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah.
Rasio Efisiensi merupakan perbandingan antara biaya yang dikeluarkan untuk memungut pengdapatan asli daerah dibandingkan dengan realisasi
penerimaan asli daerah. 3. Rasio Aktivitas.
Rasio belanja rutin terhadap APBD, merupakan perbandingan antara total 25
belanja rutin dengan total APBD. Rasio belanja pembangunan terhadap APBD, merupakan perbandingan antara
total belanja pembangunan dengan total APBD. 4. Rasio DSCR Debt Service Coverage Ratio.
Rasio DSCR Debt Service Coverage Ratio merupakan perbandingan antara pendapatan asli daerah, bagian daerah dari pajak bumi dan bangunan,
penerimaan sumber daya alam dan bagian daerah lainya serta dana alokasi umum setelah dikurangi belanja wajib, dengan penjumlahan angsuran pokok,
bunga dan biaya, pinjaman lainnya yang jatuh tempo. 5. Rasio Pertumbuhan.
Rasio Pertumbuhan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan pemerintah daerah dalam mempertahankan dan
meningkatkan keberhasilannya yang telah dicapai dari periode ke periode berikutnya.
F. Teknik Data Sesuai dengan penelitian yang dilakukan maka teknik analisa data yang