Teknik Data Sesuai dengan penelitian yang dilakukan maka teknik analisa data yang Tinjauan Umum Objek Penelitian

belanja rutin dengan total APBD. Rasio belanja pembangunan terhadap APBD, merupakan perbandingan antara total belanja pembangunan dengan total APBD. 4. Rasio DSCR Debt Service Coverage Ratio. Rasio DSCR Debt Service Coverage Ratio merupakan perbandingan antara pendapatan asli daerah, bagian daerah dari pajak bumi dan bangunan, penerimaan sumber daya alam dan bagian daerah lainya serta dana alokasi umum setelah dikurangi belanja wajib, dengan penjumlahan angsuran pokok, bunga dan biaya, pinjaman lainnya yang jatuh tempo. 5. Rasio Pertumbuhan. Rasio Pertumbuhan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan pemerintah daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilannya yang telah dicapai dari periode ke periode berikutnya.

F. Teknik Data Sesuai dengan penelitian yang dilakukan maka teknik analisa data yang

digunakan adalah analisa kuantitatif, yaitu data atau informasi berbentuk angka- angka yang kemudian ditarik kesimpulan dengan jelas membandingkan satu dengan yang lain dengan perhitungan yang bersifat kuantitatif. 26 1. Untuk mengetahui kinerja keuangan pemerintah daerah menggunakan lintas waktu time series pada : a. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah RKKD RKKD = Pinjaman dan insi PusatProp Pemerintah Bantuan Daerah Asli Pendapatan b. Rasio Aktifitas RA 1 Rasio Belanja Rutin terhadap APBD = APBD Total Rutin Belanja Total 2 Rasio Belanja Pembangunan terhadap APBD = APBD Total n Pembanguna Belanja Total c. Rasio Pertumbuhan RP RP = 1 Xn RP 1 Xn Xn RP    x100 Keterangan : RPXn-Xn-1 = Realisasi tahun yang dihitung dikurangi tahun sebelumnya. RPPAD Xn-1 = Realisasi penerimaan pendapatan asli daerah tahun sebelumnya. 2. Untuk mengetahui kinerja keuangan pemerintah daerah menggunakan lintas seksiIndustri cross section adalah : a. Rasio Efektivitas dan Efisiensi Pendapatan Asli Daerah 1 Rasio Efektivitas RE Rasio Efektivitas = PAD Penerimaan Target PAD Penerimaan Realisasi 2 Rasio Efisiensi RE Rasio Efesiensi = Daerah Asli Pendapatan Penerimaan Realisasi PAD Memungut untuk n dikeluarka yang Biaya b. Rasio Debt Service Coverage Ratio RDSCR DSCR = Pinjaman Biaya Bunga Angsuran Pokok Total Wajib Belanja - DAU Daerah Bagian PAD    

G. Uji Hipotesis

1. Uji hipotesis dengan menggunakan metode lintas waktu time series a. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah RKKD Jika RKKD t RKKD t-1 , maka kinerja keuangan pemerintah daerah dapat dinyatakan baik. b. Rasio Aktivitas RA 1 Rasio Belanja Rutin RBR Jika RBR t RBR t-1 , maka kinerja keuangan pemerintah daerah dapat dinyatakan baik. 2 Rasio Belanja Pembangunan RBP 28 Jika RBP t RBP t-1 , maka kinerja keuangan pemerintah daerah dapat dinyatakan baik. c. Rasio PertumbuhanRP Jika RP t RP t-1 , maka kinerja keuangan pemerintah daerah dapat dinyatakan baik. 2. Uji hipotesis dengan menggunakan lintas SeksiIndustri Cross Section a. Rasio Efektivitas dan Efisiensi Pendapatan Asli Daerah 1 Rasio Efektivitas Jika RE 1 atau 100, maka kinerja keuangan pemerintah daerah dapat dinyatakan baik. 2 Rasio Efisiensi Jika RE 1 atau dibawah 100, maka kinerja keuangan pemerintah daerah dapat dinyatakan baik. b. Rasio DSCR Debt Service Coverage Ratio Jika DSCR 2,5 atau 250 maka kinerja keuangan pemerintah daerah dapat dinyatakan baik. Keterangan : RKKD t = Rasio Kemandirian Keuangan Daerah pada periode tahun ke-t RKKD t-1 = Rasio Kemandirian Keuangan Daerah pada periode tahun ke-t-1 RE t = Rasio Efektivitas pada peruode ke-t RE t-1 = Rasio Efektivitas pada peruode ke-t-1 29 RE t = Rasio Efisiensi pada peruode ke-t RE t-1 = Rasio Efisiensi pada peruode ke-t-1 RBR t = Rasio Belanja Rutin pada periode tahun ke-t RBR t-1 = Rasio Belanja Rutin pada periode tahun ke-t-1 RBP t = Rasio Belanja Pembangunan pada periode ke-t RBP t-1 = Rasio Belanja Pembangunan pada periode ke-t-1 DSCR t = Rasio Debt Service Coverage Ratio pada periode ke-t DSCR t-1 = Rasio Debt Service Coverage Ratio pada periode ke-t-1 RP t = Rasio Pertumbuhan pada periode ke-t RP t-1 = Rasio Pertumbuhan pada periode ke-t-1 30

BAB IV Hasil Analisis dan Pembahasan

A. Tinjauan Umum Objek Penelitian

1. Gambaran Umum Pemerintahan Daerah Menurut sejumlah buku sejarah, terutama buku Bale Latar, Blitar didirikan pada sekitar abad ke-15.Pada tahun 2006 ini secara administratif jumlah kecamatan yang ada di Kabupaten Blitar sebanyak 22 kecamatan, dari 22 kecamatan tersebut terbagi lagi menjadi 248 DesaKelurahan dengan rincian adalah 220 dengan status desa serta 28 dengan status kelurahan sedangkan jumlah dusunlingkungan tercatat sebanyak 759. Sementara itu kecamatan yang mempunyai luas wilayah paling besar adalah Kecamatan Sutojayan dengan luas total wilayah sebesar 164,54 km 2 . Kabupaten Blitar adalah sebuah kabupaten di propinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Blitar. Kabupaten Blitar sejak dahulu telah tercatat sebagai kawasan yang strategis dan penuh dinamika dalam perkembangannya. Kabupaten Blitar terletak dipropinsi Jawa Timur yang berbatasan dengan Kabupaten lain yaitu sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Malang, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tulung Agung dan Kabupaten Kediri, bagian utara perbatasan dengan kabupaten Kediri terdapat gunung kelud 1.731 m, salah satu gunung api aktif di pulau 31 Jawa. Pantai selatan pada umumnya berbukit. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang sementara itu untuk sebelah selatan adalah Samudra Indonesia yang terkenal dengan kekayaan lautnya. Apabila diukur dari atas permukaan laut, maka Kabupaten Blitar mempunyai ketinggian 167 meter dan luas 1.588,79 km 2 . Badan Pusat Statistik :BPS. 2. Jumlah Penduduk Penduduk sebagai salah satu sumber daya pembangunan memegang dua peranan penting dalam pembangunan yaitu sebagai subyekperilaku sekaligus sebagai obyek dari pembangunan. Karenanya data penduduk merupakan salah satu data pokok yang keberadaanya saat ini sangat diperlukan. Hasil regristasi penduduk menunjukkan bahwa penduduk kabupaten Blitar mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Dari 22 kecamatan di wilayah kabupaten Blitar, kecamatan ponggok menempati urutan teratas yang mempunyai jumlah penduduk yang paling besar, yaitu sekitar 92.044 jiwa. Sementara kecamatan lain yang juga berpenduduk cukup besar diatas 60.000 jiwa adalah kecamatan Gandusari 70.771, Nglegok 63.712, Kademangan 63.004 dan Kanigoro 62.728. Kemudian jika diperhatikan kepadatan penduduk akhir tahun, kecamatan Sanakulon menempati urutan teratas yaitu dengan kepasatan di atas 1436 jiwakm 2 . sedangkan kecamatan lain yang mempunyai kepadatan di 32 atas 1100 jiwakm 2 yaitu kecamatan Talun 1159 jiwakm 2 kecamatan Kanigoro 1129 jiwakm 2 . Sedangkan dari kantor pendaftaran penduduk dan catatan sipil kabupaten Blitar diperoleh data bahwa jumlah kutipan akta yang diterbitkan pada tahun 2004 mengalami penurunan.sebeasr 3,865 menjadi 32.150 kutipan. 3. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan dan Keuangan DPKD Blitar. Struktur organisasi merupakan suatu alat yang dipakai dalam mencapai tujuan perusahaan, dimana dengan struktur organisasi, tugas dan tanggungjawab dapat ditentukan secara tegas. Berdasarkan struktur organisasi DPKD, kepala dinas bertanggungjawab kepada Bupati. Kepala dinas membawai 3 sub bagian yaitu : kepala bagian keuangan, kepala bagian tata usaha dan sub bagian fungsional dan unit pelaksana teknis daerah. Kepala bagian keuangan dibagi menjadi 4 sub bagian yaitu kepala sub bagian anggaran, kepala sub bagian perbendaharaan, kepala sub bagian verifikasi dan kepala sub bagian pembukuan. Masing- masing sub bertanggung jawab langsung kepada kepala dinas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada struktur organisasi di bawah ini. 33 Gambar 1. Struktur Organisasi DPKD. Sumber data : Dinas Pendapatan dan Keuangan DPKD Kabupaten Blitar .

B. Analisa Data