Kegunaan teoritis Kegunaan praktis

pimpinan, bawahan dan situasi merupakan unsur yang saling terkait satu dengan lainnya, dan akan menentukan tingkat keberhasilan kepemimpinan. Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka konsep gaya kepemimpinan Kepala Pekon Kubuliku Jaya adalah suatu cara yang dikembangan oleh seorang pemimpin desa Kubuliku Jaya dalam rangka menggerakkan para bawahan atau orang-orang yang dipimpinnya untuk melaksanakan pekerjaan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.

2. Macam-Macam Gaya Kepemimpinan

Menurut Siagian 1997: 43-47, macam-macam gaya kepemimpinan adalah sebagai berikut: a. Gaya Kepemimpinan Otoriter Seorang pemimpin yang otoriter ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi; Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi; Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata; Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat; Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya; Dalam tindakan penggerakkannya sering memperguna-kan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum. b. Gaya Kepemimpinan Militeristis Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut: Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan; Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya; Senang pada formalitas yang berlebih- lebihan; Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan; Sukar menerima kritikan dari bawahannya; Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan. c. Gaya Kepemimpinan Paternalistis Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut: menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa; bersikap terlalu melindungi overly protective; jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan; jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif; jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya; dan sering bersikap maha tahu.

Dokumen yang terkait

Relasi Kekuasaan Kepala Daerah Dengan Kepala Desa (Melihat Good Governance Kepala Desa Nagori Dolok Huluan, Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun)

4 83 107

Peran Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Mewujudkan Good Governance"(Suatu Penelitian Deskriptif Kualitatif di Desa Sigalapang Julu Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal)

27 139 108

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Desa Terhadap Peningkatan Pertisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan (Studi Pada Desa Galang Suka Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang)

18 209 128

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN

0 4 12

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN (Studi Gaya Kepemimpinan di Desa Maron Kulon, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo)

0 2 83

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA DESA PEREMPUAN (Studi Kepala Desa Suka Jaya dan Kepala Desa Paya Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran)

2 74 71

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA DESA DALAM MUSRENBANG DESA (Studi di desa Margo Mulyo Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran)

1 23 85

Kepemimpinan Kepala Desa Perempuan dalam Lembaga Pemerintahan Desa (Studi Kasus di Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal)

2 22 167

Kepemimpinan Kepala Desa Perempuan dalam Lembaga Pemerintahan Desa

0 38 169

MODEL KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN DESA DALAM PERSPEKTIFKEPALA DESA SEBAGAI TOKOH PANUTAN MASYARAKAT Model Kepemimpinan Pemerintahan Desa Dalam Perspektif Kepala Desa Sebagai Tokoh Panutan Masyarakat (Studi Kasus Masyarakat Desa Kecamatan Baki Kabupaten Suko

0 1 16