Pembuatan Preparat Histopatologi Ginjal

rehidrasi atau pemasukan molekul air ke dalam jaringan yang dilakukan secara bertahap dengan menggunakan alkohol bertingkat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses ini sebagai media penghantar zat warna ke jaringan. Selanjutnya proses infiltrasi zat warna.Menggunakan HE Haematoxilindan eosin untuk mewarnai sitoplasma dan Eosin untuk mewarnai inti sel.Lalu dehidrasi kembali yang bertujuan untuk mencegah kerusakan pada jaringan karena mengakibatkan terjadinya pembusukan.Setelah parafin dikeluarkan dengan menggunakan xilen selama 20 menit preparat dikeringkan dan ditetesi dengan entelan dan ditutup dengan cover glass.Kemudian diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x dan 400x.

5. Variabel Pengamatan

Variabel yang diteliti dibedakan kedalam dua kategori, variabel pertama yaitu variabel bebas atauindependent variable dimana pemberian pemajanan dengan perlakuan 0 jamhari sebagai kontrol, 4jamhari. 8 jamhari, 12 jamhari, dan 16 jamhari selama 21 hari sebagai variabel bebas. Variabel yang kedua yaitu variabel terikat dependent variable yaitu kerusakan yang terjadi pada histopatologi tubulus ginjal mencit jantan.

6. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan secara d]eskriptifdengan menyajikan hasil penelitian berupa gambar-gambar tubulus ginjal mencit antar perlakuan. Gambar 7. Diagram alir penelitian Pembuatan Proposal Penelitian Persiapan lampu Merkuri dan Isolatornya Aklimatisasi mencit selama 7 hari Tahap Persiapan Pelaksanaan Penelitian Pemberian pajanan gelombang elektromagnetik dengan intensitas 0,4,8,12,16 jamhari selama 21 Hari. Pembedahan dan pembuatan Preparat Ginjal Pengamatan Preparat dengan Mikroskop Penyusunan Laporan akhir

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap struktur histopatologi ginjal mencit jantan yang terpajan lampu merkuri dapat disimpulkan bahwa : 1. Pada tubulus ginjal mencit terjadikerusakan berupa perdarahan intertubular, piknosis, karioreksis, kariolisis, kongesti, dan nekrosis. 2. Kerusakan tubulus yang mencakup seluruh kerusakan tersebut terjadi pada pemajanan 12 dan 16 jamhari selama 21 hari.

B. Saran

Perlu adanya penelitian yang lebih mendalam mengenai dampak radiasi gelombang elektromagnetik dari cahaya lampu dengan berbagai intensitas yang dihasilkan dari cahaya lampu serta dilakukan perhitungan persentase kerusakan tubulus ginjal mencit akibat pemajanan dengan lampu merkuri. DAFTAR PUSTAKA Ahmed, N.A.G. 1987. Ion Platting Technology : Development and Applications. John WileySons : New York Anonim. 2007. [cited 2010 Feb 23]. Available from: http:www.medicalhistology.ustwikipubMainChapterSeventeenSlidesb 68proximal_convoluted_tubule_kidney_40x_pas_labeled.jpg Di akses 10Agustus 2012 Arrington, L. R. 1972.Introductory Laboratory Animal.The Breeding, Care and Management of Experimental Animal Science.The Interstate Printers and Publishing, Inc., New York. Baffai, U. 2003. Pengaruh Pemaparan Medan Listrik Terhadap Perilaku Mencit. Buletin Utama UISU, Terakreditasi, No.52diktikep2002, ISSN. 1410- 4520, V 01. 7. Boag. 1975.The time scale of effect in radiation biology. In : Steel GG. Basic clinical radiobiology. 2nd edition. Oxford university : London. Cameron, R. J. 2006. Fisika Kedokteran : Fisika Tubuh Manusia. Sagung Seto :Jakarta. Davis, L. 2009. Morfologi Mencit. http:io9.com5417326mice-with-two- mothers-and-no-father-live-longer.Diakses juni 2012 Eroschenko, P. V. 2003. Atlas histology di fiore dengan korelasi fungsional.Ed.9.EGC : Jakarta: 249-261 Fidan, A.F., H. Enginar, I.H. Cigerci,S.E. Korcan, A. Ozdemir. 2008. The radioprotective potensial of spinacia aleracia and aasculuc hippocastannum againts ionizing radiation with their antioxidant and antimicrobial properties. Journal of Animal and Veterinary Advances 7:1582-1536. Ganong, W.F., 1979. Fisiologi Kedokteran. Edisi 9, CV. E. G. C. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta. Gunawijaya, A. F. 1994. Buku Teks Histologi. Binarupa Aksara : Jakarta. Jilid 2.