Kerangka Pemikiran TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

38 Pasal ini dapat memberikan sebuah pengertian yang dimaksud pemilih. Pemilih disini merupakan Warga Negara Indonesia yang sudah terdaftar sebagai pemilih oleh tim penyelenggara Pemilu. Sebagaimana yang sama juga dijelaskan dalam Modul KPU. “Pemilih pemula adalah pemilih yang baru pertama kali akan melakukan penggunaan hak pilihnya.Pemilih pemula terdiri dari masyarakat yang telah memenuhi syarat untuk memilih. Adapun syarat-syarat yang harus dimiliki untuk menjadikan seseorang dapat memilih adalah: 1. Umur sudah 17 tahun; 2. Sudah pernah kawin; dan 3. Purnawirawan Sudah tidak lagi menjadi anggota TNI Kepolisian. Modul I Pemilih Untuk Pemula, 2010:48 Penjelasan dalam modul KPU bahwa pemilih pemula yang diatas umur 17 tahun ke atas mempunyai hak sebagai pemilih. Pemilih pemula bisa dikategorikan sudah pernah menikah atau belum pernah, serta seorang ayah yang jabatan TNI atau kepolisian sudah pensiun.

2.2 Kerangka Pemikiran

Kepemimpinan dalam organisasi merupakan suatu hal yang diutamakan dalam ruang lingkup organisasi. Sebuah organisasi tanpa adanya seorang pemimpin, maka organisasi tersebut tidak akan berjalan dengan baik. Seorang pemimpin itu mampu menggerakkan bawahan maka dapat dikatakan bahwa organisasi tersebut berhasil dalam pencapaian tugasnya. Kepemimpinan dalam organisasi harus disamakan dengan bawahan yang mempunyai hobi atau keinginan yang sama serta membuat rencana untuk melaksanakan tugasnya untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh 39 organisasi. Teori Path Goal adalah suatu model kontijensi kepemimpinan yang menyaring elemen-elemen dari penelitian Ohio State tentang kepemimpinan pada inisiating structure dan consideration serta teori pengharapan motivasi. Empat perbedaan gaya kepemimpinan dijelaskan dalam Model Path-Goal, Robbins, dalam buku Perilaku Organisasi Penerjemah : Ratna Saraswati dan Febriella Sirait 2015:256: Kepemimpinan Pengarah merupakan perilaku pemimpin yang memberitahukan kepada bawahan apa yang diharapkan dari mereka. Seorang pemimpin memberitahukan jadwal kerja yang harus disesuaikan dan standar kerja, serta memberikan bimbinganarahan secara spesifik tentang cara-cara menyelesaikan tugas tersebut, termasuk di dalamnya aspek perencanaan, organisasi, koordinasi dan pengawasan. Kepemimpinan Pendukung ini merupakan pemimpin yang bersifat ramah dan dapat menunjukkan kepedulian pada kebutuhan bawahan. Sikap pemimpin ini memperlakukan semua bawahan sama dan menunjukkan tentang keberadaan mereka, status, dan kebutuhan-kebutuhan pribadi, sebagai usaha untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang menyenangkan di antara anggota kelompok. Kepemimpinan pendukung memberikan pengaruh yang besar terhadap kinerja bawahan pada saat mereka sedang mengalami frustasi dan kekecewaan. Kepemimpinan Partisipatif ini adalah pemimpin yang selalu berkonsultasi dengan bawahan. Pemimpin seperti ini selalu bermusyawarah atau mengadakan rapat dengan bawahan agar mengumpulkan saran-saran dan ide mereka untuk digunakan 40 sebelum mengambil suatu keputusan. Kepemimpinan partisipatif dapat meningkatkan motivasi kerja bawahan. Kepemimpinan Berorientasi Prestasi ini dimana pemimpin menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan bawahan untuk berprestasi semaksimal mungkin serta terus menerus mencari pengembangan prestasi dalam proses pencapaian tujuan tersebut. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka definisi operasional dalam penelitian ini adalah: Gaya kepemimpinan adalah cara pemimpin KPU Kota Cimahi untuk mempengaruhi orang lain atau bawahannya sehingga orang tersebut mau melakukan kehendak pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin tidak disenangi. Gaya kepemimpinan Ketua KPU Kota Cimahi adalah perwujudan tingkah laku dari Ketua KPU Kota Cimahi sebagai seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin serta gaya kepemimpinannya dalam sosialisasi Pemilihan Umum Legislatif 2014 di tingkat pemilih pemula. Kepemimpinan Pengarah Directive Leadership dimana seorang Ketua KPU Kota Cimahi memberitahukan kepada bawahan apa yang diharapkan dari mereka, dalam hal ini mengenai program sosialisasi Pemilihan Umum Legislatif 2014 di tingkat pemilih pemula khususnya Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi, memberitahukan jadwal kerja yang harus disesuaikan dan standar kerja, serta memberikan bimbinganarahan secara spesifik tentang cara-cara menyelesaikan tugas 41 tersebut, termasuk di dalamnya aspek perencanaan, organisasi, koordinasi dan pengawasan. Kepemimpinan Pendukung Supportive Leadership ini dimana Ketua KPU Kota Cimahi bersifat ramah dan menunjukkan kepedulian akan kebutuhan bawahan. Ia juga memperlakukan semua bawahan sama dan menunjukkan tentang keberadaan mereka, status, dan kebutuhan-kebutuhan pribadi, sebagai usaha untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang menyenangkan di antara anggota kelompok. Kepemimpinan pendukung supportive memberikan pengaruh yang besar terhadap kinerja bawahan pada saat mereka sedang mengalami frustasi dan kekecewaan. Kepemimpinan Partisipatif Participative Leadership merupakan sikap Ketua KPU Kota Cimahi berkonsultasi dengan bawahan dan menggunakan saran-saran dan ide mereka sebelum mengambil suatu keputusan. Kepemimpinan partisipatif dapat meningkatkan motivasi kerja bawahan. Kepemimpinan Berorientasi Prestasi Achievement-Oriented Leadership merupakan perilaku Ketua KPU Kota Cimahi yang menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan bawahan untuk berprestasi semaksimal mungkin serta terus menerus mencari pengembangan prestasi dalam proses pencapaian tujuan tersebut. Gaya kepemimpinan di mana pemimpin menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan bawahan untuk berprestasi semaksimal mungkin serta terus menerus mencari pengembangan prestasi dalam proses pencapaian tujuan tersebut. 42 Keempat model kepemimpinan di atas merupakan ukuran untuk menilai gaya kepemimpinan Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Cimahi dalam sosialisasi pemilihan umum legislatif 2014 di tingkat pemilih pemula. Berdasarkan uraian di atas dapat dibuat kerangka pemikiran seperti gambar berikut ini: Gambar 2.1 Model Kerangka Pemikiran

1. Kepemimpinan Pengarah

Directive Leadership  Tujuan program sosialiasi  Kesesuaian jadwal kerja dengan standar kerja  Perencanaan  Pengorganisasian  Pengkoordinasian  Pengawasan

2. Kepemimpinan Pendukung Supportive Leadership

 Kepedulian akan kebutuhan bawahan  Bersikap adil  Menunjukkan rasa simpati dan empati  Dukungan moral

3. Kepemimpinan Partisipatif Participative Leadership

 Komunikasi dengan bawahan  Menerima saran dan ide dari bawahan  Bersikap terbuka terhadap kritik  Memotivasi bawahan

4. Kepemimpinan Berorientasi Prestasi Achievement-Oriented Leadership

 Tujuan yang menantang  Mendukung bawahan untuk meningkatkan kinerja  Memberikan reward dan penghargaan kepada bawahan yang berprestasi Gaya Kepemimpinan Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Cimahi Mensosialisasikan Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 2014 Di Kalangan Pemilih Pemula Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi Meningkatnya Partisipasi Politik Pemilih Pemula Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi ✁ ✂

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka peneliti menyimpulkan hasil penelitian sebagai berikut: 1. Gaya kepemimpinan directive leadership pengarah Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Cimahi mensosialisasikan Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 2014 di kalangan pemilih pemula masih ada kelemahan karena masih ada pengaruh dari birokrasi, padahal seharusnya seorang pemimpin harus mampu merubah perilaku seseorang pada tujuan yang dicapai tanpa ada pengaruh dari pribadi lain. 2. Gaya kepemimpinan supportive leadership pendukung Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Cimahi mensosialisasikan Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 2014 di kalangan pemilih pemula belum sesuai dengan yang diharapkan. Ketua KPUD Kota Cimahi harus berupaya untuk meningkatkan kesatuan dan kekompakkan kelompok dengan menggunakan gaya kepemimpinan suportif, sehingga bawahan akan memperoleh kepuasan sosial dikarenakan tidak ada tekanan, tidak membosankan atau berbahaya dan kepemimpinan suportif akan mengubah bawahan menjadi yakin akan kemampuan dirinya sendiri.

Dokumen yang terkait

Peran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Padang Lawas dalam penyelesaian sengketa lahan (studi kasus: sengketa lahan antara PT sumatera Riang Lestari dan PT Sumatera Sylva Lestari dengan Masyarakat Adat Kecamatan Aek Nabara Barumun)

1 100 105

Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Terhadap Kinerja Eksekutif di Kota Medan

3 64 152

Persepsi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan Tentang Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok di Kota Medan Tahun 2013

5 57 111

Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (Suatu Studi Terhadap Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Simalungun Periode 2009-2014)

0 22 77

Hubungan Wakil dengan yang Diwakili (Studi Perbandingan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara Periode 1999-2004 dengan Periode 2004-2009)

1 45 101

Hak Recall Partai Politik Terhadap Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Dalam Korelasinya Dengan Pelaksanaan Teori Kedaulatan Rakyat.

8 114 110

Minat Menonton anggota Dewan Perwakilan Daerah Tapanuli Selatan terhadap Berita Politik Di Metro TV ( Studi Korelasi Tentang Tayangan Berita Politik Dan Minat Menonton Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tapanuli Selatan Terhadap Metro TV )

1 39 143

Kesantunan Linguistik Dalam Ranah Sidang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara

1 41 285

PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

0 0 210

PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

0 0 76