Hak Asasi Manusia HAM dalam Ketenagakerjaan

Dalam pengiriman TKI ke luar negeri diperlukan suatu perjanjian agar terhindar dari permasalahan yang tidak diinginkan. Hal ini seperti dikemukakan didalam buku Hukum Imigrasi, sebagai berikut : “Perjanjian kerja adalah perjanjian tertulis antara Tenaga Kerja Indonesia dengan pengguna tenaga kerja yang memuat syarat- syarat kerja, hak dan kewajiban masing- masing pihak” Sihombing, 2009:103.

2.7.2 Hak Asasi Manusia HAM dalam Ketenagakerjaan

Dalam Pasal 1 ayat 1, Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang MAha Esa Kuasas dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat manusia Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM dan Undang-undang No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM. Pelanggaran Hak Asasi Manusia adalah perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi, membatasi dan atau mencabut Hak Asasi Manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang, dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku Pasal 1 angka 6 Undang-undang No. 30 Tahun 1999 tentang HAM. Terdapat dalam Pasal 9 dalam Undang-undang No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, apa yang terjadi pada tenaga kerja Indonesia di luar negeri merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan pasal 7 b, adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dan serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil termasuk para tenaga kerja berupa penyiksaan kekerasan; perkosaan pelecehan seksual; dll. Dalam bagian hak asasi ekonomi, hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak dan pastinya mendapatkan upah yang sudah menjadi kesepakatan sebelumnya Undang-undang No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM. Yang menjadi permasalahan dalam hal TKI dimana majikannya beranggapan bahwa TKI bisa diperbudak karena majikan merasa telah membelinya dari agensi sehingga diperlakukan sewenang-wenang. 51

BAB III OBJEK PENELITIAN