BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Program Pemanfaatan Ruang
Pada penataan hutan secara semi-otomatis yang dinamakan Program Pemanfaatan Ruang ini melakukan pengintegrasian beberapa proses penetapan
fungsi hutan secara manual dalam beberapa menu dengan menggunakan script avenue
bahasa pemrograman pada Arc View. Struktur menu-menu yang dihasilkan dari pengembangan sistem zonasi pemanfaatan ruang ini disajikan pada
Tabel 10 Tabel 10. Perbandingan Menu yang diakses terhadap Program Pemanfaatan
Ruang dan ArcView No.
Menggunakan Teknik Konvensional Dengan Kostumisasi Arc View
Menu yang diakses Menu yang diakses
1.
Persiapan Persiapan
1.1 Set Extensions
Mulai Tata
Ruang 1.2
Set WorkDir dan View Properties 2.
Masukkan Data Masukkan Data
2.1 AddTheme
Kontur Input Data Fungsi Hutan
2.2 AddTheme
Jenis Tanah Kontur, Jenis Tanah, ICHT
2.3 AddTheme
Curah Hujan 3.
Membuat Fungsi Hutan Membuat Fungsi Hutan
3.1 CreateTIN
Membuat Slope 3.2
Derive Slope Membuat Kelas
3.3 Reclassify
Slope Convert Grid to Shape
3.4 Convert Grid to Shape
Membuat Lereng 3.5
AddField Kelas Lereng
Input Data Fungsi Hutan 3.6
Reclassify Jenis Tanah
Identity I 3.7
Reclassify Curah Hujan
Identity II 3.8
Identity I Membuat FH
3.9 Identity II
3.10 Skoring 3.11 LabelingAttributing
4. Melaporkan Data
Melaporkan Data
4.1 Layout Lihat
Hasil
1 Melakukan Persiapan
Sistem dirancang
agar user
bisa secara otomatis terhubung dengan menu Program Pemanfaatan Ruang dan langsung mengaktifkan beberapa extension
yang diperlukan 3D Analyst, Spatial Analyst, dan Xtools, mengatur properties
, view, dan project.
Gambar 10 Tampilan Menu Untuk Melakukan Persiapan
2 Memasukkan Data dan Membuat Peta Fungsi Hutan
Sistem dirancang untuk membolehkan pengguna user membuat peta Fungsi Hutan hanya jika user telah lengkap memasukkan data. Dengan
maksud memperbaiki kemudahan dari sisi user, maka pada SIG Tata Ruang ini seluruh langkah minimal tersebut diintegrasikan dalam satu menu yaitu
“Program Pemanfaatan Ruang” dimana user hanya diminta konfirmasi data mana saja yang mengindikasikan informasi tertentu yang standarnya tidak
sama dengan SIG ini. Proses-proses yang diintegrasikan tersebut yaitu :
a Menampilkan dan Mengolah Theme yang Terpilih
• Pada program Pemanfaatan Ruang ini theme layer-layer yang dibutuhkan dalam kegiatan penetapan fungsi hutan yaitu layer kelas lereng, kelas
tanah, dan kelas intensitas curah hujan sudah teintegrasi dalam satu menu “Input Data FH”
• Untuk membuat kelas lereng, user hanya perlu melakukan proses klasifikasi dimana proses Create TIN, derive slope sudah terangkai pada
menu “Membuat Slope” • Dalam melakukan pengkelasan lereng tidak perlu melakukan “query” dan
“calculate” dimana proses tersebut sudah terintegrasi pada menu “Membuat Lereng”
Gambar 11 Tampilan Menu untuk Menampilkan dan Mengolah Theme
b Analisis Data
• Untuk analisis overlay proses–prosesnya masih mengikuti proses standar ArcView
• Pada program Pemanfaatan Ruang proses pembobotan diintegrasikan pada menu “Membuat FH” sehingga user tidak perlu melakukan pemberian
bobot untuk kelas lereng, kelas tanah, dan kelas intensitas hujan serta melakukan analisis tabular dan ekspresi logis yaitu “query” dan “calculate
Gambar 12 Tampilan Menu Untuk Melakukan Analisis Data
3 Pelaporan data
Sistem dirancang untuk membolehkan user melihat visualisasi peta-peta hasil olahan SIG Program Pemanfaatan Ruang yang terlebih dahulu
ditumpangtindihkan dengan peta wilayah yang dimiliki user dan melihat hasilnya dalam bentuk layout standar SIG Program Tata Ruang.
Gambar 13 Tampilan Menu Untuk Melaporkan Data
B. Penatagunaan Hutan Pendidikan Gunung Walat