tingkah laku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh peserta didik. Menurut Benyamin S Bloom, sebagaimana dikutip oleh Rifa’i Anni 2009:86,
menyampaikan 3 taksonomi yang disebut dengan ranah belajar yaitu ranah kognitif cognitive domain, ranah afektif affective domain, dan ranah
psikomotorik psychomotoric domain. Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual serta mencakup
kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian. Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, motivasi, dan nilai. Ranah
psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf.
2.2 Motivasi
Menurut Mc Donald, seperti yang dikutip oleh Sardiman 2007:73, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya ”feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa
kegiatan fisik. Motivasi merupakan salah satu faktor penting dalam proses belajar. Motivasi bukan saja penting karena menjadi faktor penyebab belajar tetapi juga
memperlancar belajar dan hasil belajar. Hasil belajar akan menjadi optimal jika ada motivasi belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu
sikap, kebutuhan, rangsangan, afeksi, kompetensi dan penguatan Rifa’i Anni, 2009:161.
Motivasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Bila seseorang telah memiliki
motivasi instrinsik dalam dirinya maka ia akan secara sadar melakukan suatu kegiatan tanpa harus memerlukan motivasi dari luar dirinya. Salah satu contoh
dari motivasi instrinsik ini adalah minat. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi instrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang
aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar karena ingin mendapatkan nilai yang baik atau ingin dipuji oleh
temannya Djamarah, 2011:149. Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik instrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi
siswa dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif yang dapat digunakan untuk mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
Pembelajaran hendaknya mampu meningkatkan motivasi siswa sebanyak mungkin. Hal ini berarti bahwa guru harus bisa menarik minat dan meningkatkan
hasrat ingin tahu siswa terhadap materi yang disajikan. Untuk mencapai hal tersebut, menurut Rifa’i Anni 2009:186 ada beberapa cara yang dapat
dilakukan guru dalam meningkatkan motivasi siswa yaitu: membangkitkan minat belajar, mendorong rasa ingin tahu, menggunakan variasi metode penyajian yang
menarik, dan membantu peserta didik dalam merumuskan tujuan belajar. Sedangkan menurut Djamarah 2011:158, ada beberapa cara untuk
menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah antara lain yaitu: memberi angka, hadiah, kompetisi atau saingan, memberi ulangan, ego-
involvment menumbukan kesadaran, mengetahui hasil, memberi pujian, memberi hukuman, meningkatkan hasrat untuk belajar, dan meningkatkan minat.
Dalam menilai motivasi pada siswa diperlukan aspek-aspek yang terukur. Menurut Aritonang 2008: 14, motivasi belajar siswa meliputi beberapa dimensi
yang dapat dijadikan indikator, yaitu:
a. Ketekunan dalam belajar subvariabel