involvment menumbukan kesadaran, mengetahui hasil, memberi pujian, memberi hukuman, meningkatkan hasrat untuk belajar, dan meningkatkan minat.
Dalam menilai motivasi pada siswa diperlukan aspek-aspek yang terukur. Menurut Aritonang 2008: 14, motivasi belajar siswa meliputi beberapa dimensi
yang dapat dijadikan indikator, yaitu:
a. Ketekunan dalam belajar subvariabel
1. Kehadiran di sekolah indikator 2. Mengikuti PBM di kelas indikator
3. Belajar di rumah indikator
b. Ulet dalam menghadapi kesulitan subvariabel
1. Sikap terhadap kesulitan indikator 2. Usaha mengatasi kesulitan indikator
c. Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar subvariabel
1. Kebiasaan dalam mengikuti pelajaran indikator 2.
Semangat dalam mengikuti PBM indikator
d. Berprestasi dalam belajar sub variabel
1. Keinginan untuk berprestasi indikator 2.
Kualifikasi hasil indikator
e. Mandiri dalam belajar sub variabel
1. Penyelesaian tugasPR indikator 2. Menggunakan kesempatan di luar jam pelajaran indikator
2.3 Web Enhanced Learning
Perkembangan teknologi yang sangat terkenal sampai saat ini adalah internet. Menurut Sa’ud 2009:189, internet dapat digunakan sebagai penunjang
pembelajaran di sekolah karena internet memiliki sifat-sifat yang khas. Sifat-sifat tersebut antara lain: sebagai media interpersonal dan juga sebagai media massa
yang memungkinkan terjadinya komunikasi one-to-one maupun one-to-many, memiliki sifat interaktif, dan memungkinkan terjadinya komunikasi secara
langsung synchronous maupun tidak langsung asynchronous. Selain itu, internet juga dapat dimanfaatkan setiap saat. Artinya, siswa dapat memanfaatkan
internet untuk belajar kapan saja sesuai dengan waktu luang mereka dan di mana saja. Sehingga kendala ruang dan waktu yang mereka hadapi untuk mencari
sumber belajar dapat teratasi. Menuru
t Haughey seperti yang dikutip oleh Sa’ud 2009:201, Ada 3 bentuk sistem pembelajaran melalui internet yang layak dipertimbangkan yaitu
web course, web centric course, dan web enhanced learning. Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pembelajaran dimana seluruh bagian bahan
belajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan dan ujian sepenuhnya disampaikan melalui internet. Bentuk web course ini tidak memerlukan adanya kegiatan tatap
muka baik untuk kegiatan pembelajaran maupun evaluasi dan ujian. Karena semua proses pembelajaran sepenuhnya menggunakan fasilitas yang ada di
internet seperti email, chat rooms, bulletin board, dan online conference. Untuk web centric course, sebagian bahan belajar, diskusi, konsultasi, penugasan, dan
latihan disampaikan melalui internet sedangkan untuk ujian dilakukan secara tatap
muka. Proses belajar secara tatap muka biasanya hanya berupa tutorial. Pada web centric course, persentase tatap muka lebih kecil dibandingkan dengan persentase
proses pembelajaran melalui internet. Bentuk ini memberikan makna bahwa kegiatan belajar di kelas bergeser menjadi kegiatan melalui internet sama dengan
bentuk web course, siswa dan guru sepenuhnya terpisah tetapi pada waktu-waktu yang telah ditetapkan mereka bertatap muka.
Web enhanced learning merupakan pemanfaatan internet untuk pendidikan, untuk menunjang peningkatan kualitas belajar mengajar di kelas
Sa’ud, 2009:201. Peranan internet di sini adalah untuk menyediakan sumber belajar yang sangat kaya akan informasi. Ini dilakukan dengan cara memberikan
alamat-alamat atau link ke berbagai sumber belajar yang sesuai dan bisa di akses secara online, untuk meningkatkan kuantitas dan memperluas kesempatan
berkomunikasi antara pengajar dengan peserta didik secara timbal balik. Berbeda dengan bentuk web course dan web centric course, pada bentuk web enhanced
learning ini persentase pembelajaran melalui internet justru lebih sedikit dibandingkan dengan persentase pembelajaran secara tatap muka. Penggunaan
internet hanya digunakan untuk mendukung kegiatan pembelajaran secara tatap muka.
Institusi pendidikan yang akan menyelengggarakan pembelajaran berbasis internet biasanya menggunakan web enhanced learning. Web enhanced learning
ini digunakan sebagai penunjang peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar di kelas. Bentuk ini juga dikenal dengan nama web life course karena kegiatan
pembelajaran utama adalah tatap muka di kelas antara guru dan siswa .Web
enhanced learning juga dapat dikatakan sebagai langkah awal bagi institusi pendidikan yang akan menyelenggarakan pembelajaran dengan internet secara
lebih kompleks seperti web course atau web centric course. Web enhanced learning dilakukan melalui beberapa tahapan seperti yang
diungkapkan oleh Mahoney Dziuban 2000:5 yaitu: ... The study was conducted using five sections of web enhanced
undergraduate principle of accounting courses taught by the same instructor. Student access internet information for the course though
the use of Web-CT. After accessing Web-CT , students could read and obtain course notes, take or review answers for quizzes, read or post
questions and announcements to bulletin board, and view grades for exams and projects. In addition, the students have access to chat
rooms and email addresses for all students in the class. At the end of the semester, students filled out a questionnaire for extra credit
concerning the use of the internet in the course. Menurut Schmidt 2002:3, ada 4 komponen dalam pelaksanaan Web
enhanced learning. Empat komponen tersebut adalah administrative component, assessment component, content delivery component, community component. Hal
yang pertama kali dilakukan dalam melaksanakan web enhanced learning adalah membuat course homepage. Di dalam course homepage terdapat administrative
component. Salah satu ciri administrative component yang baik adalah dapat meningkatkan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran dan
menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Misalnya, guru
memberi link ke alamat website yang berisi materi pelajaran yang dapat diunduh oleh siswa. Selain itu siswa juga dapat mengerjakan tugas secara online dengan
cara mengunggahnya ke alamat website yang telah ditentukan sehingga tidak menyita waktu pembelajaran di kelas untuk membagikan dan mengumpulkan
tugas. Pemberian batas waktu pada saat pengumpulan tugas juga dapat dilakukan supaya siswa lebih disiplin dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas.
Assesment component digunakan untuk memberi respon kepada siswa terhadap apa yang telah dikerjakan. Misalnya saja dalam pengerjaan tugas. Guru dapat
memberi respon atau penjelasan terhadap jawaban dari tugas siswa yang salah sehingga siswa dapat mengetahui pembenaran dari jawabannya yang salah.
Content delivery component membahas hubungan isi materi pelajaran dengan aktivitas siswa sehingga guru dapat menciptakan aktivitas siswa secara online
yang sesuai dengan materi yang sedang diajarkan. Selain itu, guru bisa memanfaatkan media pembelajaran online seperti video pembelajaran interaktif
yang dapat didapatkan di internet. Community component berisi interaksi antara guru dengan siswa. Interaksi tersebut dapat dilakukan melalui beberapa cara
misalnya saja melalui chat rooms atau forum diskusi yang dilakukan secara online.
2.4 LMS Moodle