Waktu Faktor-Faktor Penyebab Fenomena Seksualitas Pada Novel Desperadoes Campus

dan korban. Sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku seksual yang dilakukan dosen terhadap mahasiswanya merupakan tindakan seksual pranikah.

4.3.1 Waktu

Adanya waktu luang dan dalam keadaan berdua, membuat tindakan seksual mudah dilakukan. Seperti yang terdapat dalam novel Desperadoes Campus karya Ahmadi Sofyan ini, dosen menggunakan waktu luang untuk melancarkan aksinya. Didukung dengan keadaan yang hanya berdua dengan mahasiswiya, tindakan seksualpun tidak dapat terelakkan. Seperti yang terjadi ketika Pak Romli memanggil Saras untuk menemuinya di ruangannya. Saras datang tanpa curiga terhadap Pak Romli yang memberikan nasehat selayaknya seorang bapak sedang menceramahi anaknya. Akan tetapi Saras tidak sadar dengan tindakan seksual yang dilakukan Pak Romli kepadanya, yaitu memegang tangannya. “Karena bagaimanapun bapak sudah menganggap kamu seperti anak bapak sendiri. Kalau ada yang tanya, bilang aja kamu anak atau keponakannya bapak. Oke...?” Pak Romli setengah memaksa sambil memegang lembut tanganku. DC 2008:65 Tindakan memegang tangan merupakan perilaku seksual karena tindakan tersebut tidak seharusnya dilakukan dosen kepada mahasiswa. Faktor waktu juga terlihat ketika Saras dan Pak Zainul hanya berdua berada di dalam mobil setelah berdiskusi tentang skripsi. Aku hanya diam menahan pilu. Tiba-tiba Pak Hafidz berusaha lagi mendekati wajahnya ke arahku, dosen sialan ini berusaha menciumku. Plak... Sebuah tamparah keras kuberikan ke wajah Pak Zainul Hafidz yang kuanggap sudah keterlaluan dan kurang ajar. DC 2008:144 Berada berdua di dalam mobil, merupakan waktu yang tepat bagi Pak Zainul untuk menyatakan cintanya kepada Saras. Namun, Saras yang menolak dengan memberikan tamparan keras kepadanya, membuat ia berhenti berusaha mendapatkan tubuh saras. Waktu yang baik dengan kondisi yang baik pula, sangat memungkinkan dosen untuk bertindak lebih jauh lagi. hal inilah yang dilakukan Pak Romli ketika ia mengajak Saras untuk menemaninya mengunjungu pantai Lakey. Pak Romli hanya pergi berdua dengan Saras dan untuk mendukung rencananya, ia sudah menyewa villa untuk mereka berdua menginap. Malam kian larut, aku dan Pak Romli masih berada di Pantai Lakey, tepatnya di dalam gubuk bambu di pojokan pantai yang sangat sepi. Riuh gelombanng menghantam karang semakin tampak terdengar. Buih -buih gelombang menghampar di pesisir pantai menjadi saksi tidur malamku ini. DC 2008:107 Waktu dan didukung dengan tempat yang memungkinkan itulah yang membuat Pak Romli bebas melakukan seksual terhadap Saras.

4.3.2 Kurangnya Pemahaman