Uji Coba Instrumen Penelitian
Hasil analisis tingkat kesukaran soal pada uji coba soal diperoleh 6 soal dikaterogrikan sukar, 31 soal dikategorikan sedang dan 3
soal dikategorikan mudah. Rekapitulasi hasil analisis tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada tabel 3.4
Tabel 3.4. Rekapitulasi Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Kriteria
Nomor Soal Jumlah
Keterangan
Mudah 27, 32, 39.
3 Nomor soal 27, 32, 39
dipakai. Sedang
1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16,
18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 29, 30, 31,
34, 35, 37, 38, 40. 31
Nomor soal 1, 2, 3, 4, 5, 8, 11, 13, 14, 16, 19,
21, 22, 23, 25, 26, 30, 31, 35, 37, 38, 40
dipakai, kecuali nomor soal 7, 10, 12, 15, 18,
20, 24, 29, 34 Sukar
6, 9, 17, 28, 33, 36 6
Nomor soal 6, 9, 17, 28, 36 dipakai.
Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada lampiran 4 3. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan
siswa yang bodoh berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D.
Indeks diskriminasi ini berkisar antara 0,00 – 1,00 Arikunto, 2003:
211. Daya pembeda soal dari masing-masing soal digunakan dengan
tujuan untuk mengetahui kualitas soal tersebut dalam membedakan
siswa yang pandai dengan siswa yang tidak pandai. Langkah-langkah untuk menghitung daya pembeda soal adalah sebagai berikut:
a. Merangking skor hasil tes uji coba, yaitu megurutkan hasil tes siswa mulai dari skor tertinggi sampai dengan skor terendah.
b. Mengelompokkan seluruh peserta tes menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok atas dan kelompok bawah.
Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda soal adalah :
DP =
Keterangan DP = daya pembeda soal
JBA = jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas JBB = jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
JSA = banyaknya siswa pada kelompok atas Kriteria perhitungan indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5. Klasifikasi Daya Pembeda
Interval DP Kriteria
0,00DP0,20 ≤
Jelek 0,20DP0,40 ≤
Cukup 0,40DP0,70 ≤
Baik 0,70DP1,00 ≤
Sangat baik
Bila D negatif berarti semua tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai
nilai D
negatif sebaiknnya
dibuang saja
Arikunto 2006:218.Rekapitulasi hasil analisis daya pembeda pada uji coba instrumen
dapat dilihat dalam tabel 3.6.
Tabel 3.6. Rekapitulasi Hasil Analisis Daya Pembeda Kriteria
Nomor soal Jumlah
Keterangan
Baik sekali 21, 22
2 Dipakai
Baik 1, 2, 3, 4, 5, 8, 13, 14, 16,
17, 25, 26, 28, 30, 31, 32, 33, 35, 37, 38, 39, 40.
22 Dipakai
Cukup 6, 9, 10, 11, 12, 19, 23,
27, 34, 36 10
Nomor soal 6, 9, 11, 19, 23, 27, 36 dipakai
kecuali nomor soal 10, 12, 34.
Jelek 7, 15, 18, 20, 24, 29
6 Tidak dipakai
Keterangan: Perhitungan tentang daya beda soal dapat dilihat pada lampiran 5 4. Reliabilitas
Reliabilitas adalah keajegan atau ketetapan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap Arikunto,2003: 86. Ada dua jenis reliabilitas, yaitu :
1. Reliabilitas eksternal Reliabilitas eksternal diperoleh dengan mengolah hasil pengetesan
yang berbeda baik dari instrumen yang berbeda maupun yang sama. 2. Reliabilitas internal
Reliabilitas internal diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali hasil pengetesan.
Rumus yang digunakan adalah:
keterangan : r
11
= reliabilitas instrument k = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan
M = skor rata-rata V = varians total, besarnya dicari dengan rumus
V=
Dengan : ΣX
2
= jumlah skor kuadrat = kuadrat jumlah skor
N = jumlah peserta test Arikunto,1992:157
Harga r
11
tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga r
tabel
dengan taraf signifikansi 5, jika harga r
hitung
r
tabel
maka dapat disimpulkan bahwa soal tersebut adalah soal yang reliabel.
Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang berjumlah 40 soal pilihan ganda diperoleh nilai reliabilitas soal sebesar 0,896. Dari nilai
reliabilitas tersebut soal bersifat reliabel, sebab nilai reliabilitas r
11
yang diperoleh lebih besar dari r
tabel
yaitu 0,413. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.