degenerasi dan membentuk korpus luteum albikan Hartono 1992; Hafez dan Hafez 2000; Campbell et al. 2004.
Bahan dan Metode
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Riset Anatomi; Bagian Anatomi, Histologi, dan Embriologi, Departemen Anatomi, Fisiologi dan Farmakologi,
Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Waktu penelitian dimulai dari bulan Januari hingga Mei 2014.
Penelitian ini menggunakan 2 dua ekor muncak betina dewasa yang berumur 18-36 bulan sudah beranak satu kali. Hewan yang digunakan
merupakan muncak yang telah mati selama kegiatan penelitian. Penggunaan satwa muncak sebagai materi penelitian telah mendapatkan ijin dari Balai Konservasi
Sumberdaya Alam BKSDA Provinsi Jawa Tengah, yang telah memberikan Surat Angkut Tumbuhan dan Satwa Liar Dalam Negeri SATS-DN Nomor:
161SATSBKSDA-14IX2012, tanggal 7 September 2012.
Peralatan yang digunakan dalam pengamatan makroskopis dan mikroskopis adalah mikroskop cahaya, mikroskop stereo, talibenang, penggaris, jangka
sorong, timbangan digital, pinset dan alat dokumentasi. Bahan dan alat yang digunakan dalam prosedur pembuatan preparat histologis adalah paraform 4
sebagai larutan fiksatif, alkohol 70 stopping point, parafin Thermo Scientific Histoplast, set larutan dehidrasi, set larutan deparafinisasi dan rehidrasi, pewarna
hematoksilin eosin HE, pewarna Masson’s Trichome hematoksilin, acid fuchsin + ponceau 2R, orange G + phosphotungstic, light green. Alat pembuatan
preparat histologi terdiri dari scalpel, basket, blok kayu, parafin, inkubator parafin 62
o
C, mikrotom, tissue, object glass, cover glass dan entelan®. Penelitian bersifat eksploratif dan dilakukan dengan dua tahap pengerjaan,
yaitu pengamatan makroskopis dan pengamatan histologi organ reproduksi dan saluran-salurannya.
1. Gambaran Makroskopis Organ Reproduksi Muncak Betina
Pengamatan makroskopis yang dilakukan meliputi pengamatan bentuk morfologi, dan ukuran morfometri masing-masing bagian organ kelamin betina
yang terdiri atas ovarium, tuba uterina, kornua uteri, korpus uteri, serviks uteri, dan vagina. Pengamatan morfologi dilakukan dengan mata telanjang dan dibantu
dengan mikroskop stereo untuk bagian organ yang sangat kecil. Selanjutnya organ dipotret.
Pengukuran dilakukan dengan mengukur panjang masing-masing bagian saluran reproduksi. Pengukuran pada bagian organ yang berpasangan seperti
kornua uteri, tuba uterina, dan ovarium, dilakukan pada masing-masing sisi. Khusus untuk ovarium, dilakukan penimbangan untuk mengetahui beratnya.
2. Karakteristik Histologi Organ Reproduksi Muncak Betina dan Salurannya
Pengamatan struktur histologi organ reproduksi secara umum diawali dengan pembuatan preparat histologi. Preparat histologi yang dibuat berasal dari
bagian-bagian sampel organ reproduksi yang terdiri dari vulva, vagina, serviks uteri, korpus uteri, kornua uteri, tuba uterina, dan ovarium.
Adapun bagian-bagian organ reproduksi muncak yang dibuat preparat histologinya dapat dilihat pada Gambar 13 berikut ini.
Gambar 13 Morfologi organ reproduksi muncak betina dan bagian-bagian yang dianalisis untuk pembuatan preparat secara histologi garis merah
putus-putus.
Bagian-bagian organ reproduksi yang telah dipotong dengan menggunakan scalpel
dan silet, kemudian dimasukkan ke dalam basket sampel. Tahapan selanjutnya melakukan proses dehidrasi sampel sesuai standar pembuatan preparat
histologi sampai menjadi block parafin Kiernan 1990. Selanjutnya blok parafin yang telah jadi dilakukan pemotongan dengan menggunakan alat microtom rotary
dengan ketebalan sampel 5μm. Hasil sayatan dikembangkan di atas permukaan air
kran lalu dipindahkan ke waterbath dengan suhu 40ºC selama beberapa detik. Hasil sayatan-sayatan diletakkan di atas object glass yang telah dibersihkan
dengan alkohol 70 dan diberi label sesuai dengan sediaan preparat. Preparat tersebut kemudian diinkubasi selama 24 jam dalam inkubator dengan suhu 37-
40ºC. Selanjutnya preparat siap dilakukan pewarnaan. Pewarnaan yang digunakan dalam pengamatan karakteristik histologi organ reproduksi adalah Hematoksilin
E
osin HE dan pewarnaan Masson’s Trichome MT. Pewarnaan HE merupakan pewarnaan yang digunakan untuk melihat struktur histologis organ secara umum,
sedangkan pewarnaan MT digunakan untuk melihat keberadaan jaringan ikat dalam organ. Proses pewarnaan HE dan MT dapat dilihat dalam Lampiran 2 dan
3. Pengamatan karakteristik histologi dilakukan dengan mengamati struktur penyusun setiap organ
.
Keterangan : VU : Vulva
VG : Vagina CX : Cervix
CPS : Corpus
Uteri OD : Oviduct
O : Ovarium
CU : Cornua Uteri
VU VG
CX O
O OD
CPS CU
Hasil Morfologi dan Morfometri Organ Reproduksi Muncak Betina
Organ reproduksi muncak betina terdiri dari sepasang ovarium, tuba fallopii, uterus, serviks dan vagina. Organ reproduksi muncak betina terletak
retroperitoneal dalam rongga pelvis. Organ ini digantung oleh fascia yang luas yang terdiri dari penggantung ovarium mesovarium, penggantung tuba fallopii
mesosalphinx dan penggantung uterus ligamentum uteri.
Perbandingan ukuran ovarium muncak dengan spesies ordo artiodactyla lainnya disajikan pada Tabel 1.
Organ reproduksi muncak dapat dilihat pada Gambar 14 di bawah ini.
Tabel 1 Perbandingan ukuran ovarium pada satwa liar ordo artiodactyla
Ukuran Ovarium Muncak
M.m muntjak n=2
Kancil Tragulus javanicus
Hamny 2006 n=6
Rusa Timor Cervus timorensis
Nalley 2006 n=3
Rusa Pampas Ozotocerus
bezoarticus ,
Linnaeus 1758 Pe’rez et al. 2012
n=6 Bentuk
Oval Oval
Oval Ovoid
Panjang : Kanan mm
Kiri mm 19±1,41
16±2,83 7,53±0,09
5,57±1,17 0,66±0,47
0,96±0,81 1,02±0,03
0,92±0,03 Lebar :
Kanan mm Kiri mm
8,15±2,62 5,7±3,25
4,45±0,50 3,55±0,50
0,62±0,49 0,71±0,50
0,75±0,03 0,62±0,01
Tebal: Kanan mm
Kiri mm
0,33 ± 0,04 0,48 ± 0,22
Berat : Kanan g
Kiri g 0,55±0,04
0,34±0,01 0,0570±0,0149
0,0364±0,0061 0,68±0,24
0,94±0,34 0,30±0,04
0,21±0,07
Keterangan : tidak ada yang dilaporkan