Analisis Data METODE PENELITIAN

3.5.1 Reduction Reduksi Data Menurut Sugiyono 2009: 338 mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi dalam penelitian ini dilakukan dan berlangsung sejak penetapan pokok permasalahan, rumusan masalah, dan teknik pengumpulan data yang dipakai. Pelaksanaan reduksi data dilakukan peneliti bukan hanya setelah data- data terkumpul, tetapi ketika di lapangan SMK Negeri 2 Adiwerna guna memperoleh data-data yang berhubungan erat terhadap permasalahan sehingga mengena pada sasaran inti penelitian. Contoh kasus reduksi data, ketika terjadi peneliti melakukan wawancara dengan guru pengampu sebelum pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, telah menjelaskan bahwa penugasan karya desain yang akan ditugaskan terhadap siswa selama satu semester yang nantinya akan dijelaskan mengenai materi ajarnya, antara lain : desain kartu nama, desain leaflet, desain PIN, desain sampul buku dan desain packaging. Ketika wawancara berlangsung guru pengampu menjelaskan materi dan langkah- langkah dari kelima karya desain. Dalam penjelasannya, guru pengampu menunjukan sekaligus kelima karya hasil desain yang harus dicapai oleh siswa. Namun dari beberapa produk desain, peneliti merasa ada kejanggalan terhadap salah satu karya desain yaitu desain leaflet. Desain leaflet yang guru tunjukan adalah wujud desain iklan pada media cetak. Ketika kegiatan penelitian observasi di laboratorium multimedia saat minggu ke tiga, guru pengampu membawakan materi mengenai desain leaflet. Guru menyampaikan materi yang sudah dipersiapkan sebelumnya, dan pemberian tugas hingga pengumpulan tugas desain leaflet dengan wujud desain iklan media cetak. Dari hasil catatan wawancara dan catatan observasi di laboratorium multimedia, peneliti mereduksi data, memilih data yang penting, dan membuang yang tidak dipakai. Dimana peneliti hanya mengambil satu jenis penugasan desain leaflet untuk dibahas lebih lanjut dalam hasil penelitian dan pembahasan. Dengan demikian ada lima karya desain yang ditugaskan, untuk penelitian ini direduksi menjadi tiga karya. Sebenarnya masih banyak reduksi data yang lain, namun tidak dituliskan pada halaman ini. 3.5.2 Display Penyajian Data Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Sugiyono 2009: 341, menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Setelah meredukdi data sebagai yang dicontoh sebelumnya selanjutnya, peneliti menyajikan data. Sesuai dengan fokus kegiatan yang diteliti yaitu tentang materi ajar yang terkait dengan penugasan siswa yang dibahas dalam pembelajaran multimedia dengan materi desain grafis. Dalam mengolah data berupa hasil wawancara terhadap guru pengampu dan terhadap siswa kelas X multimedia 1 mengenai materi ajar dan tugas siswa. Selain itu pada hasil observasi ketika proses pembelajaran berlangsung di laboratorium multimedia, serta dari dokumen karya desain leaflet siswa. Bentuk sajian data berupa tabel penilaian karya desain leaflet yang dinilai oleh guru SMK Negeri 11 Semarang secara objektif sesuai dengan KKM 75 lihat hal. 99. Setelah dinilai lalu guru menganalisis, karya leaflet menjadi tiga kategori, antara lain : kategori baik, kategori cukup dan kategori kurang. Hasil analisis tersebut juga dihasilkan dalam bentuk tabel lihat hal. 99. 3.5.3 Conclusion Drawing Verification penarikan simpulan dan verifikasi Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang- remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori Sugiyono, 2009: 345. Berdasarkan display data dalam bentuk tabel kemudian disimpulkan. Kemudian peneliti melakukan verifikasi terhadap catatan lapangan, dimana peneliti melakaukan tinjauan ulang terhadap catatan lapangan yang dihasilkan dari pengelompokan data, pembandingan, dan pertimbangan yang telah dilakukan. Dalam hal ini peneliti meninjau ulang terhadap catatan lapangan yang membahas pembelajaran desain grafis dalam mata pelajaran multimedia mengenai karya desain yang berhasil ditugaskan terhadap siswa dalam jangka waktu satu semester hanya terdiri dari tiga karya desain saja antara lain desain kartu nama, desain leaflet dan PIN, dimana ketika peneliti mewawancarai guru menyatakan mempunyai rancangan penugasan karya desain terdiri dari lima penugasan. Selain itu verifikasi dilakukan terhadap pembahasan pencapaian hasil ketiga karya desain siswa SMK Negeri 2 Adiwerna Tegal, melalui hasil analisis yang dilakukan guru SMK Negeri 11 Semarang terhadap ketiga karya desain grafis berdasarkan pencapaian hasil kategori baik dan kategori cukup yang kemudian ditarik kesimpulan dalam bab V dinyatakan bahwa hasil pembelajaran siswa kelas X multimedia 1 pembelajaran desain grafis yang berlangsung sudah cukup mencapai tujuan dari pembelajaran. Ketiga aktivitas tersebut reduksi data, penyajian data dan kesimpulan data verifikasi dapat dilihat pada model analisis interaksi berikut ini. Komponen dalam Analisis Data Model Interaktif di kutip dari Miles and Huberman dalam Sugiyono, 2009: 338 Pengumpulan Data Penyajian Data Reduksi Data Penarikan SimpulanVerifikasi Cara analisis data semacam ini dimungkinkan terjadi berulang-ulang atau bolak-balik. Ketiga aktivitas dalam analisis data tersebut memperkuat penelitian kualitatif yang dilakukan oleh peneliti karena sifat data dikumpulkan dalam bentuk laporan, uraian dan proses untuk mencari makna sehingga mudah dipahami keadaannya baik peneliti sendiri maupun orang lain.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PENELITIAN

4.1.1 Gambaran Umum SMK Negeri 2 Adiwerna Tegal 4.1.1.1 Letak Geografis dan Sejarah berdirinya SMK Negeri 2 Adiwerna Tegal Gambar 1. : Gerbang Sekolah SMK Negeri 2 Adiwerna Tegal SMK Negeri 2 Adiwerna mulai dibangun oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui proyek Pendidikan Kejuruan dan Teknologi Jakarta dengan bantuan ADB melalui LOAN ADB 1319-INO pada tahun 1996. Sekolah ini diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. DR. Ing. Wardiman Djoyonegoro pada tanggal 16 Mei 1997 dengan SK Pendirian nomor 10701997. 66 Setelah diresmikan, sekolah ini dipercayakan pengelolaannya kepada Bapak Drs. Agoes Angkat Rahardjo sebagai Kepala Sekolah. Awalnya sekolah ini bernama SMIK Sekolah Menengah Industri Kerajinan Tegal dalam kelompok Seni dan Kerajinan. Beliau menjabat dari tanggal 01 Juli 1997 sampai dengan 30 Desember 2002. Pada saaat itu dibuka 3 jurusan yaitu Kriya Kayu, Kriya Logam dan Kriya Tekstil. Pada akhir tahun 2002 terjadi pergeseran Kepala Sekolah, yaitu Kepala SMIK di jabat oleh Bapak Drs. Samsul Mutasodirin dan Bapak Drs. Agoes Angkat Rahardjo pindah tugas di SMK N 1 Slawi. Dalam masa kepemimpinan Drs. Samsul Mutasodirin SMIK berubah nama menjadi SMK Negeri 2 Adiwerna seiring dengan program kebijakan perubahan nama sekolah kejuruan oleh Menteri Pendidikan Nasional. Bapak Drs. Samsul Mutasodirin menjabat sebagai kepala SMK Negeri 2 Adiwerna dari tanggal 31 Desember 2002 sampai dengan 07 Oktober 2007. Pada tahun pelajaran 20052006 SMK Negeri 2 Adiwerna membuka jurusan baru yaitu Teknik Komputer dan Jaringan sehingga memiliki 4 jurusan. Mulai tanggal 08 Oktober 2007 sampai sekarang kepala sekolah dijabat oleh Drs. Parjana. 4.1.1.2 Sarana Penunjang Pembelajaran 1. Keadaan Fisik Sekolah SMK Negeri 2 Adiwerna Tegal mempunyai kondisi fisik yang cukup memadai untuk menunjang aktivitas atau kegiatan belajar mengajar sehari-hari. SMK Negeri 2 Adiwerna Tegal terdiri dari beberapa bangunan yang masing- masing gedung mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Bangunan yang