usia perkembangan mereka, pengalaman mereka sebelumnya dengan penyakit, perpisahan atau hospitalisasi Supartini, 2004.
2. Reaksi Anak Pra Sekolah dalam Hospitalisasi
Anak pra sekolah adalah anak yang berusia 3 sampai 5 tahun. Pada masa ini, terjadi pertumbuhan biologis, psikososial, kognitif, dan spiritual
yang signifikan. Kemampuan mereka dalam mengontrol diri, berinteraksi dengan orang lain, dan penggunaan bahasa dalam berinteraksi merupakan
modal awal anak dalam tahap perkembangan untuk mempersiapkan tahap perkembangan berikutnya, yaitu tahap sekolah. Wong, 2009.
Anak pra sekolah dapat bereaksi terhadap stres hospitalisasi sebelum mereka masuk, selama hospitalisasi, dan setelah pemulangan.
Perawatan anak dirumah sakit memaksakan untuk berpisah dari lingkungan yang dirasakannya aman. Penuh kasih sayang dan menyenangkan, yaitu
lingkungan rumah, permainan dan teman sepermainannya. Reaksi anak terhadap perpisahan yang ditunjukkan anak usia pra sekolah ialah dengan
menolak makan, sering bertanya, menangis walaupun secara berlahan, dan tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan, perawatan di rumah sakit juga
membuat anak kehilangan kontrol dirinya. Perawatan anak dirumah sakit juga mengharuskan adanya
pembatasan aktifitas anak sehingga anak merasakan kehilangan kekuatan diri. Perawatan anak dirumah sakit sering diekspresikan anak pra sekolah
sebagai hukuman sehingga anak merasa malu dan takut, bersalah. Ketakutan
Universitas Sumatera Utara
anak terhaadap perlukaan, muncul karena anak menganggap atau tindakan dan prosedurnya mengancam integritas tubuhnya. Oleh karena itu, hal ini
menimbukan reaksi agresif dengan marah dan berontak, ekspresi verbal dengan mengucapkan kata-kata marah, tidak mau bekerja sama terhadap
perawat dan ketergantungannya terhadap orang tua.
3. Peran Perawat dalam Hospitalisasi
Perawat sangat berperan dalam hospitalisasi, dimana perawat merupakan suatu sentral dalam pelayanan sehat sakit. Fungsi perawatan
kesehatan keluarga tidak hanya merupakan suatu fungsi yang mendasar dan vital, melainkan fungsi yang memangku suatu fokus dalam keluarga-
keluarga yang sehat dan berfungsi dengan baik. Signifikasi dari fungsi yang efektif dalam bidang ini menyatakan semakin banyak keluarga
menjalankan fungsi yang vital kepada anggota keluarganya secara sukses, semakin kuat fungsi keluarga itu Friedman, 1999.
Peran perawat dalam hospitalisasi adalah sebagai pelaksana keperawatan, pendidik, administrasi, peneliti dan konseling.
a. Peran sebagai Pelaksana Keperawatan
Merupakan seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan perawat dalam meningkatkan pelayanan dirumah sakit dan
perawat dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab dalam memberikan
asuhan keperawatan
dari melakukan
pengkajian, menyusun
rencana keperawatan sesuai diagnosa keperawatan,
Universitas Sumatera Utara
melaksanakan intervensi
sampai pada
mengevaluasi dan
mendokumentasikan secara tertulis kepada rekam medik setiap selesai melaksanakan tugas.
b. Peran sebagai Pendidik
Dalam memberikan pendidikan dan pemahaman kepada individu, keluarga, kelompok dan rumah sakit secara terorganisir dalam rangka
menanamkan prilaku seperti yang diharapkan untuk meningkatkan tingkat kesehatan yang optimal. Pengajaran yang dilakukan bertujuan
untuk mempertahankan
dan meningkatkan
kesehatan, fokus
pengajaran dapat berbentuk : penamaan perilaku sehat meningkatkan nutrisi dan diit olahraga, pengelolaan stress pendidikan tentang proses
penyakit dan peningnya pengobatan lanjutan, pentingnya tentang penggunaan obat dan pendidikan tentang keperawatan mandiri.
c. Peran sebagai Administrasi
Perawat kesehatan diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan kesehatan sesuai dengan beban petugas dan tanggung jawab
yang diemban kepadanya. Tanggungjawabnya adalah melakukan pengelolahan terhadap suatu permasalahan, mengambil keputusan
dalam pemecahan masalah, pengelolaan tenaga, membuat mekanisme kontrol, kerja sama lintas sektoral dan lintas program, bersosialisasi
dengan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
d. Peran sebagai Konseling
Perawat kesehatan merupakan tempat bertanya oleh individu, keluarga,
kelompok masyarakat
untuk memecahkan
berbagai persoalan dan masalah keperawatan yang mereka hadapi. Peran ini
dapat dihadapi dengan konsultasi dengan petugas kesehatan, sebagai konseling perawat menjelaskan kepada pasien aktifitas keperawatan
diri, menilai apakah klien memahapi hal-hal yang dijelaskan dan mengevaluasi kemajuan dalam pembelajaran. Perawat menggunakan
metode pengajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan klien serta melibatkan sumber-sumber yang lain, misalnya keluarga
dalam pengajaran yang direncanakannya. e.
Perawat sebagai Peneliti Melakukan identifikasi terhadap fenomena yang terjadi dimasyarakat
yang dapat berpengaruh pada penurunan kesehatan, selanjutnya penelitian dilaksanakan dalam kaitannya untuk menemukan faktor
yang menjadi pencetus atau penyebab terjadinya permasalahan tersebut melalui penelitian dan hasil dari penelitian diaplikasikan
dalam praktek keperawatan Friedman 1998.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan dukungan keluarga dalam hospitalisasi anak pra sekolah di Rumah Sakit Umum Daerah
Langsa.
Dukungan keluarga Dukungan Baik
Hospitalisasi Anak Prasekolah
1. Penilaian 2. Instrumental
3. Informasional 4. Emosional
Dukungan Cukup Dukungan Kurang
Skema 3.1
Kerangka penelitian
dukungan keluarga
dalam hospitalisasi anak pra sekolah di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa.
22
Universitas Sumatera Utara