1. Board of Director mempunyai komitmen dan mendorong kegiatan Corporate
Social Responsibility. 2.
UU setempat dan peraturan pepajakan juga mendukung Corporate Social Responsibility. Serta pendapat dari stakeholders harus dipertimbangkan dalam
lingkungan internal maupun eksternal. 3.
Kegiatan ekonomi sosial dan kinerja lingkungan serta akibatnya diawasi dan dilaporkan ke publik. Terdapat standar yang tinggi untuk pelatihan pekerja
yang ditujukan dalam meningkatkan kewaspadaan tanggung jawab perusahaan.
Ada beberapa teori yang sering digunakan peneliti menurut Gray, et., al 1996 dalam Yuliani 2003 untuk menjelaskan kecenderungan pengungkapan sosial
yaitu : 1. Teori Agensi, 2. Teori Stakeholders, 3. Teori Legitimasi dan 4. Teori Ekonomi Politik.
1. Agency Theory Teori Agensi
Teori ini menganalogikan manajemen sebagai agen dari suatu principal dan pada umumnya prinsipal diartikan sebagai pemegang saham atau traditional users
lain. Namun pengertian principal tersebut meluas menjadi seluruh interest group perusahaan yang bersangkutan. Teori ini menjelaskan agen manajemen bekerja
untuk stakeholder, dan salah satu pekerjaan mereka adalah memberikan informasi yang terkait dengan usaha yang dijalankan.
Universitas Sumatera Utara
2. Stakeholders Theory Teori Stakeholders
Stakeholder merupakan pihak-pihak yang berkepentingan pada perusahaan yang dapat mempengaruhi atau dapat dipengaruhi oleh aktivitas perusahaan.
Organisasi memiliki banyak stakeholder seperti karyawan, masyarakat, negara, supplier, pasar modal, pesaing, badan industri, pemerintah asing dan lain-lain. Hal
pertama mengenai teori stakeholder adalah bahwa ia adalah sistem yang secara eksplisit berbasis pada pandangan tentang suatu organisasi dan lingkungannya yang
mengakui sifat saling mempengaruhi antara keduanya yang kompleks dan dinamis. Teori stakeholder berhubungan langsung dengan model akuntabilitas.
Stakeholder dan organisasi saling mempengaruhi, hal ini dapat dilihat dari hubungan sosial keduanya yang berbentuk responsibilitas dan akuntabilitas. Oleh karena itu
organisasi memiliki akuntabilitas terhadap stakeholdernya. Sifat dari akuntabilitas itu ditentukan oleh hubungan antara stakeholder dan organisasi. Robert 1992
menyatakan bahwa pengungkapan sosial perusahaan merupakan sarana yang penting bagi perusahaan untuk menegosiasikan hubungan dengan stakeholdernya.
3. Legitimasi Theory Teori Legitimasi
Teori Legitimasi menyatakan bahwa suatu organisasi hanya bisa bertahan jika masyarakat merasa bahwa organisasi beroperasi berdasarkan sistem nilai yang
sepadan dengan sistem nilai yang dimiliki oleh masyarakat. Teori legitimasi dalam bentuk umum memberikan pandangan yang penting terhadap praktek pengungkapan
sosial perusahaan. Kecenderungan umum perusahan melakukan pengungkapan sosial
Universitas Sumatera Utara
perusahaan hanya menekankan pada poin positif dari organisasi dibandingkan dengan elemen yang negatif, hal ini merupakan bagian dari legitimasi organisasi.
Berdasarkan Lindblom 1994 dalam Deegan 2003:253 legitimacy adalah : ”... a condition or status which exits when an entity’s value system is congruent with
the value system of the larger social system of which the entity is a part. When a disparity, actual or potential, exits between the two value systems, there is threat to
the entity’s legitimacy”. Berarti adanya sosial contract dalam teori legitimasi antara perusahaan dan
masyarakat sekitar perusahaan. Teori legitimasi harus menekankan bahwa perusahaan harus memunculkan informasi ke permukaan dengan mempertimbangkan hak-hak
publik secara meluas tidak hanya bagi investor saja.
4. Political Economy Theory Teori Ekonomi Politik