Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA

22 22

2.2. Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Bank

Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan dengan fungsi penghimpunan dana, bank sering pula di sebut lembaga kepercayaan. Maka Bank merupakan suatu kegiatan perbankan yang banyak diatur oleh pemerintah. Menurut UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 tahun 1998 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan tarif hidup rakyat banyak. Menurut PSAK No. 31 dalam Standar Akuntansi Keuangan 1999 : 31,1 Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak-pihak yang memerlukan dana serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Menurut UU No. 14 tahun 1967 tentang pokok-pokok perbankan. Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 23 23

2.2.2 Fungsi dan Tugas Pokok Bank

Bank yang bertindak sebagai lembaga keuangan memiliki fungsi sebagai penghubung, penghimpun, penyalur dan pelayanan Jasa Dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang dimasyarakat yang bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Secara ringkas fungsi bank dapat di bagi menjadi sebagai berikut : 1. Penghimpunan Dana Yang berarti untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana, maka bank memiliki beberapa sumber yang secara garis besar ada 3 sumber, yaitu : a. Dana yang bersumber dari bank sendiri yang berupa setoran modal waktu pendirian b. Dana yang bersumber dari masyarakat luas yang dikumpulkan melalui usaha perbankan seperti usaha simpanan giro, deposito dan Tabanas. c. Dana yang bersumber dari lembaga keuangan yang diperoleh dari pinjaman dana yang berupa kredit likuiditas dan call money dana yang sewaktu-waktu dapat ditarik oleh bank yang menjamin. 2. Penyalur atau pemberi kredit Bank Dalam kegiatannya bank tidak hanya menyimpan dana akan tetapi memanfaatkan dana itu untuk disalurkan kembali dalam bentuk kredit kepada masyarakat yang memerlukan dana segar untuk usaha. Tentunya dalam pelaksanaan fungsi ini diharapkan bank akan mendapatkan sumber pendapatan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 24 24 berupa bagi hasil atau dalam bentuk pengenaan bunga kredit pemberian kredit akan menimbulkan resiko oleh sebab itu pemberiannya harus benar-benar teliti dan memenuhi persyaratan. 3. Fungsi Investasi Yaitu menyalurkan dana yang terkumpul oleh bank-bank untuk membeli surat-surat berharga, penyertaan dan pemilikan harta tetap. 4. Memberikan pelayanan jasa. Bank dalam mengemban tugas sebagai pelayanan lalu lintas pembayaran uang untuk melakukan berbagai aktivitas kegiatannya antara lain pengiriman uang, cek wisata, kartu kredit dan pelayanan lainnya. Sedangkan tugas pokok dari pada semua perbankan di bawah bimbingan BI ialah untuk menghimpun segala dana dari masyarakat guna diarahkan ke bidang-bidang yang mempertinggi taraf hidup rakyat.

2.2.3 Bank Umum

2.2.3.1. Pengertian Bank Umum

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 25 25

2.2.3.2. Jenis-jenis Bank

Menurut Undang- undang Pokok Perbankan No. 10 Tahun 1998 tentang jenis Bank. Bank Indonesia hanya terdiri atas dua jenis bank yaitu : 1. Bank Umum. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas kantor pembayaran. 2. Bank Perkreditan Rakyat. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Selain itu di Indonesia juga terdapat bank sentral yaitu Bank Indonesia BI yang memiliki tujuan utama sebagaimana ditetapkan dalam UU No. 23 Tahun 1999 pasal 7 yaitu untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Santoso, 2003 : 1. Selain itu pula BI memiliki hak untuk menciptakan serta mengedarkan uang logam dan uang kertas dan berfungsi sebagai lembaga Pembina dan pengawasan Bank-bank umum dan bank perkreditan rakyat, serta memiliki peranan yang penting dalam menjaga kestabilan ekonomi dan moneter di Indonesia. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 26 26

2.2.4 Bank Syariah

Pengertian Bank Syariah Perbankan Syariah dalam peristilahan di kenal dengan Islamic Banking atau juga disebut dengan Interest Free Banking atau selanjutnya disebut juga dengan Bank Syariah adalah lembaga keuangan atau perbankan yang operasi dan produknya dikembangkan berdasarkan pada Al-Qur’an dan Hadist Nabi SAW. Sedangkan menurut ensiklopedia Islam, Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit pembiayaan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip Syariah Islam. Oleh karena itu Syariah Islam mencakup seluruh aspek kehidupan baik itu ritual ibadah maupun sosial muamalah sedangkan universal bermakna syariah Islam dapat ditetapkan dalam setiap waktu dan tempat sampai hari akhir nanti. Antonio, 2003 : 3. Dari definisi diatas Bank Syariah dapat disimpulkan sebagai lembaga keuangan yang usahanya pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lalu lintas pembayaran yang tidak mengandalkan pada bunga sesuai dengan syariat Islam. Adapun perbedaan Bank Syariah dengan Bank konvensional dapat dilihat pada tabel berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 27 27 Tabel 1. Bank Syariah Bank Konvensional 1. Melakukan investasi dan pembiayaan yang halal. 1. Investasi dan kredit yang halal dan haram. 2. Hubungan bagi nasabah dalam bentuk kemitraan. 2. Hubungan nasabah dalam bentuk kreditur dan debitur. 3. Menghimpun dan menyalurkan dana harus sesuai dengan Fatwa Dewan. 3. Tidak ada Dewan Pengawas. 4. Profit dan Falah Oriented. 4. Profit Oriented 5. Berdasarkan prinsip bagi hasil. 5. Memakai perangkat bunga. Sumber : Antonio, 2001, Bank Syariah dari Teori ke praktek, Gema Insani Press halaman 34 Sumber Dana Bank Syariah Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan kemampuannya menghimpun dana masyarakat, baik berskala kecil maupun besar dengan masa pengendapan yang memadai. Sebagai lembaga keuangan maka dana merupakan masalah bank yang paling utama, tanpa dana yang cukup baik tidak dapat berbuat apa-apa atau dengan kata lain bank menjadi tidak berfungsi sama sekali. Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam bentuk tunai atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai. Dengan demikian sumber dana Bank Syariah terdiri dari: Modal Inti, Akun Mudharabah, Dana Titipan Wadi’ah. 1. Modal inti adalah dana modal sendiri, yaitu dana yang berasal dari para pemegang saham bank, yakni pemilik bank pada umumnya dana modal inti terdiri dari : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 28 28 a. Modal yang disetor oleh para pemegang saham. Sumber utama dari modal perusahaan adalah saham. Sumber dana ini hanya akan timbul apabila pemilik menyertakan dananya pada bank melalui pembelian dana berikutnya dapat dilakukan oleh bank dengan mengeluarkan dan menjual tambahan saham baru. b. Cadangan, yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi, yang disisihkan untuk menutup timbulnya resiko kerugian kemudian hari. c. Laba ditahan, yaitu sebagian laba yang seharusnya dibagikan kepada para pemegang saham, tetapi oleh para pemegang saham sendiri melalui Rapat Umum Pemegang Saham diputuskan untuk ditanam kembali dalam bank. Laba ditahan ini merupakan cara untuk menambah dana modal lebih lanjut. 2. Kuasi ekuitas Mudharabah account Bank menghimpun dana berbagai hasil atas dasar prinsip mudharabah, yaitu akad kerja sama antara pemilik dana shohib al maal dengan pengelola dana Mudharib dimana pihak pemilik dana shohib al maal menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak pengelola dana Mudharib bertindak selaku pengelola dan keuntungan dibagi sesuai kesepakatan kedua belah pihak. Sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung oleh pihak pemilik dana shohib al maal saja. Berdasarkan prinsip ini dalam kedudukannya sebagai mudharib, bank menyediakan jasa bagi para investor berupa : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 29 29 a. Rekening investasi umum. Dimana bank menerima simpanan dari nasabah yang mencari kesempatan investor atas nasabah yang mencari kesempatan atas dana mereka dalam bentuk investasi berdasarkan prinsip mudharabah mutlaqah unrestricted investment accounts simpanan diperjanjikan untuk jangka waktu tertentu bank dapat menerima simpanan tersebut untuk jangka waktu 1, 3 , 6, 12, 24 bulan dan seterusnya. Dalam hal ini bank bertindak sebagai Mudharib dan nasabah bertindak sebagai shahib al maal, sedang keduanya menyepakati pembagian laba bila ada yang dihasilkan dari penanaman dana tersebut dengan nisbah tertentu. Dalam hal terjadi nasabah menanggung kerugian tersebut dan bank kehilangan keuntungan. b. Rekening investasi khusus, dimana bank bertindak sebagai manajer investasi bagi nasabah korporasi untuk menginvestasikan dana mereka pada unit-unit proyek-proyek tertentu yang mereka setujui atau mereka kehendaki. Rekening ini dioperasikan berdasarkan prinsip mudharabah muqayyadah restricted investment account. Bentuk investasi dan nisbah pembagian keuntungannya biasanya dirundingkan secara khusus per kasus. c. Rekening Tabungan Mudharabah. Prinsip Mudharabah juga digunakan untuk jasa pengolaan rekening tabungan. Salah satu syarat mudharabah adalah bahwa dana harus dalam bentuk uang money form, dan kemudian diserahkan kepada mudharib oleh karena itu tabungan Mudharabah tidak dapat ditarik sewaktu-waktu sebagaimana tabungan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 30 30 wadi’ah dengan demikian tabungan Mudharabah biasanya tidak diberikan fasilitas ATM, karena penabung tidak dapat menarik dananya dengan leluasa. Dalam aplikasi Bank Syariah melayani tabungan mudharabah dalam bentuk targeted saving, seperti tabungan korban, tabungan haji atau tabungan lain yang dimaksudkan untuk suatu pencapaian target kebutuhan dalam jumlah dan atau jangka waktu tertentu. Tidak seperti bank konvensional. Bank Syariah tidak menjamin pembayaran kembali nilai nominal dari investasi Mudharabah. Bank Syariah juga tidak menjamin keuntungan atas investasi mudharabah. Mekanisme pengaturan realisasi pembagian keuntungan Finance atas investasi mudharabah tergantung pada kinerja bank, berlainan dengan bank konvensional yang menjamin keuntungan atas deposito berdasarkan tingkat bunga tertentu mengabaikan performancenya. 3. Dana titipan wadi’ah non remunerated deposit Selain bank menerima dan investasi juga menerima dana titipan dana titipan adalah dana pihak ke tiga yang dititipkan pada bank yang umumnya, berupa giro atau tabungan. Pada umumnya motivasi utama orang menitipkan dana pada bank adalah untuk keamanan dana mereka dan memperoleh kekulasan untuk menarik kembali dananya seaktu-waktu. Menurut Zainul Arifin, dana titipan wadi’ah ini dikembangkan dalam bentuk rekening giro wadi’ah dan rekening tabungan wadi’ah dengan penjelasan sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 31 31 A. Rekening giro wadi’ah Bank Islam dapat memberikan jasa simpanan giro dalam bentuk rekening wadi’ah dalam hal ini bank Islam menggunakan prinsip wadi’ah yad dhumana. Dengan prinsip ini bank sebagai Custodian harus menjamin pembayaran kembali nominal simpanan wadi’ah dana tersebut digunakan oleh bank untuk kegiatan komersial dan bentuk berhak atas pendapatan yang diperoleh dari pemanfaatan harta titipan tersebut dalam kegiatan komersial Bank tidak boleh menyatakan atau menjanjikan imbalan atau keuntungan apapun kepada pemegang rekening wadi’ah dan sebaliknya pemegang rekening wadi’ah dan sebaliknya pemegang rekening juga tidak boleh mengharapkan atau meminta imbalan atau keuntungan yang berasal dari sebagian keuntungan bank. Berbeda dengan jenis tabungan mudharabah, Bank Syariah tidak memperjanjikan bagi hasil atas tabungan wadi’ah walaupun atas kemauannya sendiri. Bank dapat memberikan bonus lipat para pemegang rekening wadi’ah besarnya. Bank dapat memberikan bonus lipat para pemegang rekening titipan maupun tabungan wadi’ah adalah tergantung pada kebijakan manajemen bank bonus biasanya hanya diberikan apabila bank mengalami surplus pendapatan setelah dikurangi pembagian bagi hasil kepada pemegang rekening mudharabah. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 32 32 Kegiatan Usaha Bank Syariah Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 3234KEPDR 12 Mei 1999 tentang Bank. Berdasarkan Prinsip Syariah, prinsip kegiatan usaha bank syariah, antara lainnya adalah : 1. Hiwalah Akad pemindahan piutang nasabah Muhil kepada bank Muhal’alaih dari nasabah lain Muhal. Muhil meminta muhal membayarkan terlebih dahulu piutang yang timbul dari jual beli. Pada saat piutang tersebut jatuh tempo, muhal akan membayar kepada tauhal’alaih. Muhal’alaih memperoleh imbalan sebagai jasa pemindahan piutang. 2. Ijarah Akad sewa menyewa barang antara bank Muaajir dengan menyewa Mustajir. Setelah masa sewa berakhir barang sewaan dikembalikan kepada muaajir. 3. Ijarah Wa Iqtina Akad sewa menyewa barang antara bank Muaajir dengan penyewa Mustajir yang diikuti janji bahwa pada saat yang ditentukan kepemilikan barang sewaan akan berpindah kepada mustajir. 4. Istina Akad jual beli barang Mashnu antara pemesan Mustashni dengan menerima pesanan Shani. Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati di awal akad dengan pembayaran dilakukan secara bertahap sesuai kesepakatan. Apabila bank bertindak sebagai Shani dan penunjukan dilakukan kepada pihak Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 33 33 lain untuk bertindak sebagai Shani dan penunjukan dilakukan kepada pihak lain untuk membuat barang Mashnu maka hal ini penerima jaminan Makful. 5. Kafalah Akad pemberian jaminan Makful alaih yang diberikan satu pihak kepada pihak lain di mana pemberi jaminan Kafiil bertanggung jawab atas pembayaran kembali suatu yang menjadi hal penerima jaminan Makful. 6. Mudharabah Akad antara pihak pemilik modal Shahibul Maal dengan pengelola Mudharib untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan. Pendapatan atau keuntungan tersebut diberi berdasarkan rasio yang telah diserahkan di awal akad. Berdasarkan kewarganegaraan yang diberikan kepada mudharib, mudharabah dibagi menjadi Mudharabah Mutlaqah dan Mudharabah Muqayyadah : a. Mudharabah Mutlaqah Mharib diberi kuasa penuh untuk mengelola modal. Mudharib tidak dibatasi baik mengenai tempat, tujuan, maupun jenis usahanya. b. Mudharabah Mugayyadah Shahibul Maal menetapkan syarat tertentu yang harus dipenuhi mudharib baik mengenal tempat, tujuan, maupun jenis usaha. Dalam skim ini mudharib tidak diperkenankan untuk mencampurkan dengan modal atau dana lain. Pembiayaan mudharabah muqayadah antara lain digunakan untuk investasi khusus dan reksa dana. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 34 34 7. Murabahah Akad jual beli antara lain dengan nasabah. Bank memberi barang yang diperlukan nasabah yang bersangkutan sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan yang disepakati. 8. Musyarakah Akad kerja sama usaha patungan antara dua pihak atau lebih pemilik modal untuk membiayai suatu usaha yang halal dan produktif. Pendapatan atau keuntungan di bagi sesuai dengan rasio yang telah disepakati. 9. Qardh Akad pinjaman dari Bank Muqridh kepada pihak tertentu Muqtaridh yang wajib dikembalikan dengan jumlah yang sama sesuai pinjaman. Muqridh dapat meminta jaminan atas pinjaman kepada Muqtaridh. Pengembalian pinjaman dapat dilakukan secara angsuran ataupun sekaligus. 10. Wadi’ah Akad penitipan barang atau uang antara pihak yang mempunyai baranguang dengan pihak yang diberi kepercayaan dengan tujuan untuk menjaga keselamatan, keamanan, setara keutuhan barang atau uang. Berdasarkan jenisnya Wadi’ah terdiri dari Wadi’ah Yad Amanah dan Wadi’ah Yad Dhamanah. a. Wadiah Yad Amanah Adalah akad penitipan baranguang dimana pihak penerima tidak diperkenankan menggunakan baranguang yang dititipkan dan tidak bertanggung jawab atas kerusakankehilangan barang titipan yang bukan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 35 35 diakibatkan perbuatan atau kehilangan barang titipan yang bukan diakibatkan perbuatan atau kelalaian penerima titipan. b. Wadial Yad Dhamanah Adalah akad penitipan baranguang dimana pihak penerima titipan dengan atau tanpa ijin pemilik baranguang dapat memanfaatkan baranguang titipan dan harus bertanggung jawab terhadap kehilangan atau kerusakan baranguang titipan. Semua manfaat dan keuntungan yang diperoleh dalam penggunaan baranguang tersebut menjadi hak penerima titipan. Bank berdasarkan prinsip syariah juga dapat melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip operasional lain yang lazim dilakukan oleh bank syariah. Hal ini dapat dilakukan sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia dan Dewan Syariah Nasional.

2.2.5 Produk Operasional Bank Syariah

Secara garis besar pengembangan produk Bank Syariah menurut Kasmir dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu : 1. Produk Penghimpunan Dana 2. Produk Pelayanan Dana 3. Produk Jasa Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 36 36

2.2.5.1 Produk Penghimpunan Dana

Produk penghimpunan dana pada Bank Syariah, menurut kasmir terbagi atas dua akad yakni wadiah dan Mudharabah. 1. Al-Wadiah Wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki prinsip wadiah dalam produk bank syariah dapat dikembangkan menjadi dua jenis, yaitu : a. Yad Al-Amanah, yaitu pihak penyimpan tidak bertanggungjawab asas kehilangan atau kerusakan yang terjadi pada aset titipan selama hal ini bukan akibat dari kelalaian atau kecerobohan yang bersangkutan dalam memelihara barang titipan. b. Yad Al-dhamanah yaitu pihak penyimpanan yang bertanggungjawab atas segala kehilangan atau kerusakan yang terjadi pada barang tersebut. Bank sebagai penerima simpanan dapat memanfaatkan Al-Waidah untuk tujuan.  Current Account Giro  Saving Account tabungan berjangka 2. Al-Mudharabah Adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak yakni pihak pertama Shohibul maal yang menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lain menjadi pengelola keuntungan usaha secara Mudharabah di bagi menurut kesepakatan yang ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian bukan akibat kelalaian si pengelola. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 37 37 Secara umum mudharabah terbagi menjadi dua jenis yaitu :  Mudharabah Mutlaqah terbagi adalah bentuk kerja sama antara dua pihak yang cakupnya sangat luas dan tidak dibatas oleh spesifikasi jenis usaha. Adanya batasan ini sering kali mencerminkan kecenderungan umum di pihak pertama dalam memasuki jenis dunia usaha.  Mudharabah Muqayyadah adalah pihak kedua di batasi dengan batasan jenis usaha, waktu dan tempat usaha. Adanya batasan ini sering kali mencerminkan kecenderungan umum di pihak pertama dalam memasuki jenis dunia usaha. Mudharabah biasanya di terapkan pada produk-produk pembiayaan dan pendanaan, pada sisi penghimpunan dan, Mudharabah di terapkan pada :  Tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan khusus, seperti tabungan haji, tabungan qurban, deposito biasa.  Deposito spesial, yaitu dana yang dititipkan nasabah khusus untuk bisnis tertentu misalnya jual beli atau sewa menyawa.

2.2.5.2 Produk Penyaluran Dana

Produk penyaluran dana dari Bank Syariah menurut Antonio dapat dikembangkan dengan tiga model, yaitu : 1. Prinsip jual beli Mekanisme jual beli adalah upaya di lakukan dengan Pola transfer of Property transfer dan tingkat keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi harga Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 38 38 jual barang. Prinsip jual beli ini di kembangkan menjadi bentuk-bentuk sebagai berikut : a. Al-Mudharabah Al-Mudharabah adalah jasa jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam mudharabah penjual harus memberikan harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan pada produk pembiayaan untuk pembelian barang-barang investasi, baik domestik maupun luar negeri seperti melalui transfer of credit LC. Kalangan perbankan syariah di Indonesia banyak menggunakan mudharabah secara berkelanjutan seperti untuk modal kerja. b. As-salam As-salam berarti pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari, sedangkan pembayaran di lakukan di muka. Bank sebagai pembeli, nasabah sebagai penjual. As-salam biasanya digunakan pada Pembiayaan gaji petani dengan jangka waktu yang relatif pendek yaitu 2 – 6 bulan dan juga dapat diaplikasikan pada pembinaan barang industri. c. Al-Istihna Al-Istihna merupakan akad salam namun pembiayaan di lakukan oleh bank dalam beberapa kali pembayaran istihna diterapkan pada Pembiayaan Manufaktur dan konstruksi. 2. Prinsip sewa menyewa. Prinsip sewa menyewa dalam Islam terdiri atas Al-Ijarah dan Al- Ijarah dan Al-Muntahia bil tamlik. Bila transaksi sewa menyewa tersebut Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 39 39 tidak diakhiri dengan kepemilikan baran tersebut Al-Ijarah . Namun bila barang yang di sewa pada akhir kontrak menjadi miliki penyewa tersebut Al- Ijarah Bit Tamlik. Pemilik obyek sewa dapat meminta jaminan penyewa. Apabila bank sebagai pemilik maupun penyewa. Apabila bank sebagai pemilik maka pendapat Ijarah diakui secara proporsional atau piutang di ukur dengan nilai bersih yang dapat direalisasikan. Pada akhirnya periode pelaporan, apabila biaya akan menjadi beban pemilik obyek sewa, maka biaya tersebut dialokasikan secara konsisten dengan pendapatan ijarah selama akad. Biaya perbankan tidak rutin, diakui pada saat terjadinya, sebagian biaya rutin diakui pada periode terjadinya perbaikan, sedangkan pengakuan pelepasan objek sewa apabila seluruh pembayaran sewa telah dilunasi dan penyewa pembeli objek sewa kepada pemilik objek sewa harus di keluarkan dari aktiva pada saat penyerahan, pemilik mengakui keuntungan atau kerugian sebesar selisih dari harga beli dengan nilai buku dan apabila penyewa batal membeli dan nilai wajar objek sewa lebih rendah dari nilai buku, maka selisihnya diakui sebagai piutang kepada penyewa atau kerugian. Apabila bank sebagai penyewa beban diakui secara operasional sesuai akad, apabila menjadi beban maka harus dilakukan secara konsisten dengan alokasi beban sedangkan beban pemeliharaan diakui pada saat kejadian. 3. Prinsip bagi hasil Prinsip bagi hasil untuk produk Pembiayaan di Bank Syariah dioperasikan dengan pola-pola sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 40 40 a. Al-Musyarakah Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu yang masing-masing pihak memberikan konstribusi dana atau amal dengan kesepakatan bahwa keuntungan klaim resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Musyarakah ada dua jenis :  Musyarakah pemilikan, terciptanya karena warisan dan wasiat, atau kondisi lainnya yang mengakibatkan pemilikan satu asset oleh dua orang atau lebih. Dalam musyarakah ini kepemilikan dua orang atau lebih terbagi dalam sebuah asset nyata dan berbagi pula dari keuntungan yang dihasilkan asset tersebut.  Musyarakah akad Kontrak, terciptanya dengan cara kesepakatan dua orang atau lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal musyarakah. Musyarakah biasanya diaplikasikan untuk Pembiayaan proyek, nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut. Setelah proyek itu selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati oleh bank. b. Al-Mudharabah Mudharabah adalah kerja sama usaha antara dua pihak, pihak pertama menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola keuntungan usaha di bagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Secara umum mudharabah terbagi atas dua jenis yaitu : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 41 41  Mudharabah Mutlaqah terbagi adalah bentuk kerja sama antara dua pihak yang cakupnya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisnis.  Mudharabah Muqayyadah adalah pihak kedua di batasi dengan batasan jenis usaha, waktu dan tempat usaha. Adanya batasan ini seringkali mencerminkan kecenderungan umum di pihak pertama dalam memasuki jenis dunia usaha. Mudharabah biasanya di terapkan pada produk-produk pembiayaan dan pendanaan. Adapun pada siswa Pembiayaan mudharabah diterapkan untuk :  Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa.  Investasi khusus, merupakan sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus, merupakan sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh pihak pertama.

2.2.5.3 Produk Jasa

Dalam pelayanan jasa menurut Antonio di operasikan dengan pola sebagai berikut : 1. Al-Hiwalah Al-Hiwalah adalah pengalihan hutang dari orang yang berhutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Kontrak hiwalah dalam perbankan biasanya diterapkan pada hal-hal berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 42 42 a. Facturing pajak piutang yaitu para nasabah yang memiliki piutang kepada pihak ketiga memindahkan piutang itu kepada bank, bank lalu membayar piutang tersebut dan menagihnya dari pihak ke tiga itu. b. Post dated check, yaitu ban bertindak sebagai juru tagih, tanpa membayar dulu piutang tersebut. c. Bill discounting, secara prinsip, bill discounting serupa dengan hawalah, hanya saja bill discounting nasabah harus membayar fee, sedangkan pembahasan fee tak didapati dalam kontrak hiwalah. 2. Ar-Rahn Ar-Rahn adalah menahan salah satu harga milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang di tahan tersebut memiliki nilai ekonomis, dengan demikian pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah semacam jaminan dapat hutang atau gadai, kontrak ar-rahn di pakai dalam perbankan dalam hal berikut : a. Sebagai produk perlengkapan atau akad tambahan jaminan terhadap produk lain. Bank dapat menahan barang nasabah sebagai konsekuensi akad tersebut. b. Akad ar-rahn dipakai sebagai alternatif, dari pengadilan konvensional bedanya penggadaian biasa dalam rahn nasabah tidak dikenakan bunga. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 43 43 3. Al-Wakalah Al-Wakalah berarti penyerahan, pendelegasian, atau pemberian mandat. Dalam hal ini nasabah memberi kuasa kepada bank untuk mewakili darinya melakukan pekerjaan jasa tertentu. Secara umum aplikasi wakalah dalam perbaikan dapat diterapkan misalnya transfer dan sebagainya. 4. Al-Kafalah Kafalah merupakan jaminan yang di berikan oleh penanggung kepada pihak ketiga atau memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang di tanggung nasabah.

2.2.6 Tabungan Masyarakat

2.2.6.1. Pengertian Tabungan Masyarakat

Tabungan masyarakat yaitu simpanan dari pihak ketiga pada bank yang penarikannya nilainya dapat dilakukan menurut syarat- syarat tertentu. Suyatno, dkk, 1779 : 24. Menurut UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu. Sedangkan menurut Simorangkir, tabungan adalah pihak ketiga kepada Bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat yang ditentukan antara bank dan nasabah. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 44 44 Berdasarkan pendapat dapat disimpulkan bahwa tabungan adalah simpanan yang mengambilnya dapat dilakukan sewaktu waktu sesuai dengan perjanjian antara pihak bank dan nasabah. Tabungan juga merupakan hutang bank dan nasabah, tabungan juga merupakan hutang bank terhadap nasabah jangka pendek. Tabungan masyarakat akan mempunyai pengaruh besar apabila dialokasikan untuk kegiatan yang produktif. Seperti dengan menyimpannya pada bank dan lembaga keuangan bukan bank, sehingga dapat terus disalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk kredit untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan produktif yang dapat digunakan oleh pemiliknya untuk membiayai berbagai keperluan konsumsi pada saat yang dibutuhkan dan dimasa yang akan datang.

2.2.6.2. Menabung Di Bank Syariah

Menabung adalah tindakan yang dianjurkan oleh Islam, karena dengan menabung berarti seorang Muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan perencanaan masa yang akan datang sekaligus untuk menghadapi masalah yang tidak diinginkan. Dalam Al-Qur’an terdapat ayat yang secara tidak langsung telah memerintah kaum Muslimin untuk mempersiapkan hari esok secara lebih baik, misalnya : 1. Al-Qur’an surat An-Nisa : 9 yaitu : “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah yang mereka Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 45 45 khawatirkan terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaknya mereka bertaqwa kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah yang mereka khawatirkan terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. 2. Al-Qur’an surat Al-Baqarah\: 9 yaitu : “Apakah ada salah seorang diantaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masal tua pada orang itu. Sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil lemah.“ Kedua ayat tersebut memerintahkan kita untuk bersiap-siap dan mengantisipasi masa depan keturunan baik secara rohani Imam dan Taqwa mampu secara ekonomi harus dipikirkan langkah-langkah perencanaannya. Salah satu langkah perencanaan adalah menabung. Dalam Hadits Nabi Muhammad SAW juga banyak disebutkan tentang sikap hemat, misalnya : 1. Sikap yang baik penuh kasih sayang dan berlaku hemat adalah sebagian dari dua puluh empat bagian kenaiban. “H.R. Tarmiry. 2. Tidak akan kekurangan orang yang berlaku hemat R. Ahmad Nabi Muhammad SAW mengajarkan sikap hemat ini sebagai kiat untuk mengantisipasi kekurangan yang dialami oleh seseorang pada suatu waktu. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa bersikap hemat tidak harus kikir dan bhakil. Hemat berarti membelanjakan uangnya untuk keperluan tertentu dan tidak berlebihan. Antonio. 1909 : 206. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 46 46

2.2.6.3. Jenis Tabungan Di Bank Syariah

 Bank syariah menerapkan dua dalam tabungan, yaitu wadiah dan mudharabah. 1. Tabungan yang menerapkan akad wadiah mengikuti prinsip-prinsip wadiah yad adh-dhamanah artinya tabungan ini tidak mendapatkan keuntungan karena ia titipan dan dapat diambil sewaktu-waktu dengan menggunakan buku tabungan atau media lain seperti kartu ATM. Tetapi bank tidak dilarang jika ingin memberikan semacam bonus hadiah. 2. Tabungan yang menerapkan akad mudharabah mengikuti prinsip akad mudharabah. Diantaranya adalah pertama keuntungan dari dana yang digunakan antara shohibul maal nasabah dan mudharib bank. Kedua, adanya tenggang waktu antara dana yang diberikan dengan pembagian keuntungan, karena untuk melakukan investasi dengan memutar dana itu diperlukan waktu yang cukup. Antonio, 1999 : 208 Dengan demikian besarnya keuntungan di bagi berdasarkan nisbah yang telah disepakati di awal akad. Bank dapat memberikan buku tabungan sebagai bukti penyimpanan, serta kartu ATM dan alat penarikan lainnya kepada penabung. Tabungan Mudharabah dapat diambil setiap saat oleh penabung sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati, namun tidak boleh mengalami saldo negatif over draft Siamat, 2004 : 191 Tabungan yang dihimpun pada bank syariah akan mempunyai pengaruh yang cukup besar apabila dialokasikan untuk kegiatan masyarakat itu sendiri dalam bentuk pembiayaan, bagi bank tabungan merupakan dana yang sangat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 47 47 diperlukan bagi kelangsungan serta perkembangan bank, sedangkan bagi masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk kredit pembiayaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan produktif maupun untuk membiayai sebagai berbagai pengeluaran konsumtif pada saat yang akan datang.  Al-Mudharabah Yaitu perjanjian antara pemilik modal uang atau barang dengan pengusaha entrepreneur. Dimana pemilik modal bersedia membiayai sepenuhnya suatu proyek atau usaha dan pengusaha setuju untuk mengelola proyek tersebut dengan pembagian hasil sesuai dengan perjanjian.  Dasar Hukum Al-Mudharabah Meskipun dasarnya mudharabah dapat dikategorikan dalam salah satu bentuk Musyarakah, namun para cendikiawan fiqih Islam meletakkan mudharabah dalam posisi yang khusus dan memberikan landasan hukum tersendiri yaitu Al-Qur’an : “ Dan sebagian dari mereka orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT.” Qs. Al-Muzammil : 20. Mudharib sebagai entrepreneur adalah sebagian dari orang-orang yang melakukan dharb perjalanan untuk mencari karunia Allah SWT, dari melakukan keuntungan investasinya. Ayat Al-Qur’an lain yang senada misalnya: “Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaran kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah SWT.” Qs. Al- Jum’ah :10. “Tidak ada dosa halangan bagimu untuk mencari karunia dari Tuhanmu.” Qs. Al-Baqarah : 198 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 48 48

2.2.7 Sistem Bagi Hasil Dan Bonus Wadi’ah Bank Syariah

Salah satu perbedaan prinsipil antara bank syariah dengan bank konvensional adalah pada tata cara atau ketentuan pemberian imbalan. Bank konvensional memberikan imbalan dalam bentuk bunga, sedangkan bank syariah memberikannya dalam bentuk bagi hasil. Dengan demikian realisasi imbalan yang diterima nasabah akan berbeda-beda setiap bulannya tergantung dari pendapat hasil investasi yang dilakukan bank pada bulan bersangkutan. Sistem bagi hasil boleh dalam Islam, sementara sistem bunga tidak, adalah karena dalam bagi hasil yang ditetapkan sebelumnya hanyalah rasio nisbah, bukan tingkat keuntungannya. Fatwa DSN menyebutkan distribusi bagi hasil lebih muslahat daripada distribusi keuntungan, karena ketika fatwa disusun distribusi keuntungan yang dilakukan oleh Bank Syariah masih dibawah tingkat keuntungan bunga. Secara syariah ada dua instrumen bagi hasil dalam sistem bank syariah yaitu mudharah dan musyarakah. Diantara kedua model ini mereka mudharabah adalah metode yang paling umum di gunakan berdasarkan metode ini, bank Islam akan berfungsi sebagai mitra, baik dengan penabung maupun peminjam dana. Dengan penabung bank akan bertindak sebagai pengelola dana dan sisi lain, dengan peminjam dana bank akan bertindak sebagai pemilik dana. Menurut Antonio 2001-139 dalam menjalankan prinsip bagi hasil ada beberapa faktor penting yang menentukan besar kecilnya persentase keuntungan yang akan dibagikan antara pihak bank dan penabung maupun dengan peminjam dan, faktor-faktor tersebut ialah : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 49 49 1. Investment Rate, merupakan persentasi aktual dana yang diinvestasikan dari total dana bank. 2. Jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan merupakan jumlah dana dari berbagai sumber dana yang tersedia untuk investasikan investment rate dilakukan dengan jumlah dana aktual yang digunakan. 3. Nisbah bagi hasil Profit sharing Ratio Pada dasarnya, menurut Muhammad 2002 ; 110 bank bagi hasil memberikan keuntungan pada deposan dengan pendekatan Loan To Deposit Ratio LDR. Sedangkan bank konvensional dengan pendekatan biaya, artinya dalam mengakui pendapatan, bank syariah menimbang rasio antara dana pihak ketiga dan pembiayaan yang diberikan, serta pendapat yang dihasilkan dari perpaduan dua hal tersebut. Sedangkan bank konvensional langsung menganggap semua bunga yang diberikan adalah biaya, tanpa memperhitungkan berapa pendapat yang dapat dihasilkan dari dana yang dihimpun tersebut. Maka dalam hal ini, bank syariah terhadap unsur ketidakpastian dalam memperoleh keuntungan, karena beberapa rupiah pendapatan riil yang akan di peroleh nasabah yang sangat bergantung kepada pendapatan yang akan di peroleh bank. Maka agar dapat tetap terasing dengan bank konvensional, bank syariah memberikan special nisbah yang kira-kira indikasinya sama dengan special rate pada bank konvensional. Caranya dengan menguranginya porsi bank atau dengan kata lain menambah biaya bagi hasil dana pihak ketiga Special nisbah yang di berikan hendaklah memperlihatkan hal-hal sebagai berikut Muhammad, 2002 ; 11 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 50 50 1. Nisbah bagi hasil 2. Bobot 3. Pendapatan 4. Rata-rata saldo Besarnya keuntungan yang diterima deposan, berdasarkan proporsirasio yang telah disepakati. Maka untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh dari tabungan Mudharabah, dihitung dengan rumus Harjianto, 1999:74 Ratio X bank Pendapa x bank pada tabungan rata rata Saldo nasabah tabungan rata Rata Saldo tan   Dari rumus diatas dapat diketahui apabila rasio bagi hasil yang ditawarkan Bak Syariah semakin tinggi, maka tingkat keuntungan yang diperoleh nasabah semakin besar. Hal ini mempengaruhi minat nasabah untuk menabung di Bank Syariah. Tabel 2 : Perbedaan Bunga dan bagi hasil Bunga Bagi hasil 1. Penentuan bunga di buat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untuk. 2. Persentase berdasarkan pada jumlah uang modal yang dipinjamkan. 3. Pembayaran bunga tetap seperti yang janjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijelaskan oleh pihak nasabah untungrugi. 4. Pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang “Boming”. 5. Existensi bunga di ragukan kalau tidak di kecam oleh semua agama, termasuk Islam 1. Penentuan besarnya rasionisbah bagi hasil di buat pada waktu akan dengan berpedoman pada keuntungan untuk rugi. 2. Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh. 3. Bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian akan di tanggung bersama oleh kedua belah pihak. 4. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan. 5. Tidak ada yang meragukan keabsahan yang meragukan keabsahan bagi hasil. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 51 51 Sedangkan Bonus Wadiah menurut Harjianto 1999 : 78 adalah imbalan yang diperoleh pemilik dana dari pihak bank. Artinya pihak Bank tidak dilarang untuk memberikan jasa atas pemakaian uang yang berupa bonus dengan catatan tanpa adanya perjanjian terlebih dahulu antara pihak Bank dan pemilik dana baik dalam jumlah nominal ataupun persentase. Ini murni merupakan kebijakan bank sebagai pengguna uang. Bonus tersebut biasanya diberikan pada nasabah yang memiliki jumlah dana simpanan rata-rata minimal yang telah ditetapkan oleh pihak Bank.

2.2.8 Pengertian Pendapatan Perkapita

Menurut definisi pendapatan perkapita penduduk adalah pendapatan rata-rata setiap jiwa dalam satu wilayah atau daerah yang di peroleh dengan cara membagi jumlah total produksi barang dan jasa yang dihasilkan penduduk suatu wilayah tertentu dalam 1 tahun 1 dengan jumlah penduduk atau dapat dirumuskan sebagai berikut : Pendapatan perkapita penduduk = 100 x Penduduk Jumlah PDRB Anonim, 1997 : 19 Dimana : PDRB Produk Domestik Regional Bruto adalah total nilai produksi suatu wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu jumlah penduduk adalah banyaknya jumlah yang menetap di suatu wilayah atau daerah tertentu selama minimal 60 hari berturut-turut atau berbeda di suatu wilayah dalam jangka waktu yang lama atau tidak dapat ditentukan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 52 52 Pada pendapatnya yang sangat rendah, konsumsi akan melebihi pendapat dan konsumsi yang melebihi pendapat ini akan dibiayai oleh tabungannya pada masa lalu. Pada tingkat pendapatnya yang tinggi, tidak semua pendapatan yang diterima di gunakan untuk konsumsi sebagai pendapatan tersebut akan di tabung, Sukirno, 2000 : 97, karena dengan meningkatnya pendapatan maka kemampuan masyarakat untuk menabung semakin besar dan adanya perubahan pola konsumsi dan sebagian lagi untuk ditabung dan masyarakat akan cenderung menyimpan sebagian pendapatnya pada lembaga perbankan, dengan kata lain penghimpunan dana tabungan masyarakat pada bank syariah mengalami peningkatan.

2.2.8.1 Metode Perhitungan Pendapatan Perkapita

Ada tiga metode di gunakan dalam menghitung pendapatan domestik regional bruto yang dapat di peroleh jika dapat ditinjau dari metode yang berlainan yaitu : 1. Metode Produksi Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB merupakan jumlah nilai produk barang-barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di suatu daerah tertentu dalam jangka waktu tertentu biasanya 1 tahun atau biasanya disebut sebagai nilai output, yang dalam penyajiannya dikelompokkan menjadi 11 sektor pertanian, pertambangan dan pengendalian industri pengolahan, listrik, gas, dan air bersih, bangunan, hotel dan restoran, pengangkutan komunikasi, bank dan lembaga keuangan lainnya, sewa rumah, pemerintah dan pertahanan, serta jasa. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 53 53 2. Metode Pendapatan PDRB adalah balas jasa kepada faktor-faktor produksi berupa upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan sebelum di potong pajak penghasilan dan pajak langsung karena telah turut serta dalam proses produksi di suatu daerah dalam jangka waktu 1 tertentu batasnya 1 tahun PDRB merupakan jumlah nilai tambahan bruto seluruh sektor. 3. Metode pengeluaran PDRB merupakan pengeluaran yang dilakukan untuk konsumsi rumah tangga, lembaga sosial swasta yang tidak mencari keuntungan, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan stok dan ekspor netto suatu daerah dalam waktu tertentu biasanya 1 tahun. Apabila pembentukan modal dan ekspor netto di jumlah maka di peroleh nilai PDRB.

2.2.8.2 Fungsi Pendapatan Perkapita

Tingkat perkembangan pendapatan perkapita yang dicapai sering kali digunakan sebagai ukuran dari kesuksesan ekonomi yang pesat disamping kegunaannya ini, pendapatan perkapita mempunyai beberapa kegunaan lain. Dua diantara lainnya yang penting Hariyanti, 1995 : 21 1. Untuk membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat. 2. Untuk membandingkan laju perkembangan ekonomi yang dicapai oleh berbagai negara di dunia ini dari masa ke masa. Dalam kegunaan data pendapatan perekonomian sebagai bahan untuk menjadi dasar perbandingan tingkat kesetaraan masyarakat dan laju tingkat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 54 54 pembangunan ekonomi berbagai negara, nilai pendapatan perkapita tidak lagi dinyatakan dalam mata uang itu sendiri tetapi dinyatakan dalam mata uang Amerika Serikat. Untuk merubah nilai pendapatan perkapita yang dinyatakan dalam nilai Mata uang suatu negara menjadi dinyatakan dalam nilai Dollar Amerika Serikat. Selalu digunakan nilai resmi diantara mata uang resmi yang bersangkutan dengan dollar Amerika Serikat tersebut. Data pendapatan perkapita dan berbagai negara yang telah dinyatakan dalam dollar Amerika Serikat tersebut, selanjutnya diperbandingkan untuk menunjukkan perbedaan tingkat kesejahteraan ekonomi pada satu angka waktu tertentu untuk setiap negara paling sedikit harus tersedia data pendapatan perkapita dari tahun permulaan dan tahun terakhir dari jangka masa tersebut.

2.2.8.3 Hubungan Pendapatan Perkapita Dengan Tabungan Masyarakat

Tingkat pendapatan yang rendah, tabungan masyarakat akan mengalami negatif. Keadaan ini berarti menggunakan tabungan di masal lalu untuk membiayai hidupnya, baru setelah menabung sebagian dari pendapatnya. Sukarno, 2002 - 77. Apabila seseorang yang menerima pendapatannya dari hasil bekerja maka input akan segera merencanakan untuk membelanjakan pendapatan niscaya akan dikeluarkan untuk keperluan konsumsi, sedangkan seseorang kalau memang masih ada akan di tabung. Samuelson, 1996 : 95 niscaya dikeluarkan untuk keperluan konsumsi, sedangkan seseorang kalau memang masih ada akan ditabung, Samuelson, 1996 : 95. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 55 55 Menurut teori Keynes menganggap bahwa pendapatan Y sebagai jumlah pengeluaran-pengeluaran konsumsi C dan tabungan S. Dengan demikian dapat dicapai suatu persamaan, yaitu : Y = C + S…………………………………………………….Winardi, 1981 : 83 Maka S = Y – C…………………………………………………….Winardi, 1981 : 83 Berdasarkan rumus diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Apabila konsumsi bertambah, relatif dibandingkan dengan pendapatan maka tabungan harus berkurang dan sebaliknya. 2. Apabila konsumsi bertambah, relatif dibandingkan dengan pendapatan maka tabungan harus bertambah Winardi, 1981 : 83

2.2.9 Tingkat Suku Bunga

2.2.9.1. Pengertian Tingkat Suku Bunga

Suku bunga merupakan harga dana yang dipinjamkan loanable Funds yang besarnya ditentukan oleh preferensi dan sumber pinjaman dari berbagi pelaku ekonomi di pasar Diulio, 1993 : 45. Menurut Boediono 1995 : 76 suku bunga adalah harga dari penggunaan dana yang tersedia untuk dipinjamkan. Menurut Fabozzi, ddk 1994 : 204 suku bangsa adalah harga yang harus dibayar peminjam debitur kepada pihak yang meminjamkan kreditur untuk pemakaian sumber daya secara interval waktu tertentu. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 56 56 Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa suku bunga adalah tingkat balas jasa yang diperoleh masyarakat atas sejumlah dana atau pinjaman yang telah diberikan.

2.2.9.2. Teori klasik Tentang Suku Bunga

Menurut teori klasik, makin tinggi tingkat bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung. Artinya, pada tingkat bunga yang lebih tinggi masyarakat akan lebih terdorong untuk mengurangi pengeluaran untuk konsumsi guna menambah tabungan. Teori klasik juga menyatakan bahwa makin tingkat bunga, keinginan untuk melakukan investasi juga makin kecil. Nopirin, 1992 :70.

2.2.9.3. Teori Keynes Tentang Tingkat Bunga

Teori menyatakan bahwa tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan uang Nopirin, 1992 : 91. Teori Keynes juga menekan ada hubungan langsung kesediaan orang membayar harga uang tersebut tingkat bunga dengan unsur permintaan akan uang untuk tujuan spekulasi yaitu permintaan besar apabila tingkat bunga rendah, dan permintaan kecil apabila tingkat bunga tinggi Boediono, 1995 : 83. Pada waktu tingkat bunga tinggi jumlah uang yang diminta masyarakat dengan motif spekulasi sedikit, sedangkan pada tingkat bunga rendah jumlah uang yang dibutuhkan masyarakat untuk motif spekulasi besar. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 57 57

2.2.9.4. Teori Paritas Tingkat Bunga

Teori paritas tingkat bunga adalah teori penting mengenai penentuan tingkat bunga dalam sistem devisa bebas yaitu apabila penduduk masing-masing negara menjual belikan devisa. Teori paritas tingkat bunga menyatakan bahwa dalam sistem devisa bebas tingkat bunga di negara satu akan cenderung sama dengan tingkat di negara lain, setelah diperhitungkan perkiraan mengenai laju depresi mata uang negara yang satu dengan negara yang lain. Boediono, 1992 : 101.

2.2.9.5. Perbandingan Antara Bank Syariah dan Konvensional

Telah diuraikan sebelumnya berbagai pertimbangan masyarakat dalam menentukan pilihan terhadap lembaga keuangan bank khususnya bank non Syariah baik yang menyangkut faktor ekonomi maupun non ekonomi. Faktor keuntungan, hadian faktor ekonomi cukup mempengaruhi responden dalam menentukan keputusan. Sementara itu faktor pelayanan, keterjankauan atau lokasi, keamanan lingkungan keluarga, psikologis faktor non ekonomi tidak kalah besar pengaruhnya. Berikut ini berbagai langkah-langkah atau sikap masyarakat non nasabah Bank Syariah ketika akan menjatuhkan pilihan pada perbankan Syariah sebagai lembaga keuangan tempat menabung atau pembiayaan. Faktor pertama yang patut diperhatikan adalah informasi tentang bank Syariah tersebut. Sekitar 63,6 menyatakan bahwa keputusan untuk memilih Bank cukup dipengaruhi oleh informasi intens, hanya 7 yang menyikapi bahwa Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 58 58 faktor informasi kurang relevan dengan keputusan untuk memilih Bank Syariah, maka faktor informasi kepada masyarakat menjadi kata kunci. Faktor kedua yang cukup mempengaruhi keputusan responden adalah faktor rasionalitas. Faktor-faktor tersebut tidak hanya meliputi aspek ekonomi saja, namun juga faktor non ekonomi, pertimbangan agama, dan faktor non ekonomi, pertimbangan agama, dan faktor rasional lainnya. Sejumlah 60,8 menyatakan bahwa keputusan untuk memilih Bank Syariah cukup dipengaruhi oleh pertimbangan yang rasional. Tabel 3 : Perbandingan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional No Bunga Bagi hasil 1. 2. 3. 4. 5. Melakukan investasi-investasi yang halal saja. Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli, atau sewa. Profit dan falah oriented Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kemitraan. Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah. Investasi yang halal dan haram. Memakai perangkat bunga. Profit oriented Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan debitor-debitor. Tidak terdapat dewan sejenis. Sumber : Antonio, 2001 Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Penerbit Gema Insani, Jakarta, Halaman 34.

2.2.10 Kerangka Pikir

Jumlah dana yang ada pada Bank Syariah di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya tingkat bagi hasil Bank Syariah, tingkat suku bunga dan jumlah kantor bank. Untuk lebih jelasnya pengaruh tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 59 59 1. Variabel Dependent variabel terikat Y Yaitu Tabungan Mudharabah Y 1 yang merupakan salah satu produk penghimpunan dana pada bank syariah, dimana nasabah memperoleh keuntungan berdasarkan kesepakatan yang telah disepakati diawal akad. Giro Wadi’ah Y 2 adalah salah satu produk bank yang berisi dana titipan nasabah dan bukan untuk investasi. Namun dana tersebut dapat dimanfaatkan oleh bank untuk memperoleh keuntungan dan nasabah dapat mengambil dana itu sewaktu waktu dimana pihak bank wajib membayarnya. 2. Variabel Independent variabel bebas X X1 = Suku Bunga Bank Umum, yaitu besar kecilnya tingkat suku sebuah bank akan berpengaruh pada tingkat suku bunga simpanan bank umum yang akan mempengaruhi minat masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank syariah yang notabene tidak menganut sistem bunga. Semakin rendah tingkat suku bunga Bank Umum, maka akan meningkatkan minat masyarakat dalam memilih dan menggunakan produk yang ada di Bank Syariah. X2 = Nisbah Bagi Hasil, yaitu persentase keuntungan yang didapat oleh nasabah sebagai bentuk kompensasi atas dana yang dikelolah oleh bank. Persentase keuntungan sesuai dengan nisbah yang telah disepakati. Begitu pula pada Bonus Wadi’ah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 60 60 yang merupakan persentase keuntungan yang diperoleh nasabah sebagai bentuk kompensasi Bank pada Nasabah atas dana yang dikelola dari Simpanan dan Giro Wadi’ah. Apabila tingkat bagi hasil dan bonus wadi’ah di bank syariah semakin meningkat maka diharapkan jumlah minat nasabah untuk menabung juga meningkat. Hal ini dapat disebabkan oleh keinginan masyarakat untuk memperoleh keuntungan dari tingkat bagi hasil dan bonus wadi’ah tersebut, sehingga mengakibatkan jumlah dana yang dihimpun di bank syariah juga meningkat. X3 = Pendapatan Perkapita yaitu total nilai produksi barang dan jasa rata-rata tiap jiwa diproduksi di suatu wilayah regional tertentu dalam waktu tertentu, satu tahun. Apabila Produk Domestik Regional Bruto Perkapita yang diterima masyarakat meningkat maka kemampuan untuk menabung juga meningkat. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 61 61 Gambar 1 : Kerangka Pikir Tingkat Nisbah Bagi Hasil dan Bonus Wadi’ah X 1 Minat Untuk Menabung di Bank Syariah Daya Saing Produk Bank Syariah Tingkat Suku Bunga Bank Umum X 2 Jumlah Tabungan Mudharabah Y 1 dan Giro Wadi’ah Y 2 Pendapatan Perkapita X 3 Potensi Menabung Masyarakat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 62 62

2.2.11 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang perumusan masalah, tujuan penelitian yang merupakan faktor penunjang dalam penelitian ini, maka dapat diambil suatu dugaan atau pendapat sementara yang perlu diuji kembali kebenarannya, yaitu : 1. Diduga ada pengaruh dari Nisbah Bagi Hasil dan Bonus Wadi’ah X 1 , Tingkat Suku Bunga Bank Umum X 2 , dan Pendapatan Perkapita X 3 baik secara simultan maupun parsial terhadap penghimpunan Tabungan Mudharabah dan Giro Wadi’ah pada PT. Bank Syariah Mandiri. 2. Diduga Tingkat Suku Bunga Bank Umum X 2 mempunyai pengaruh paling dominan terhadap penghimpunan Tabungan Mudharabah dan Giro Wadi’ah pada PT. Bank Syariah Mandiri. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 63 63

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel

Yang dimaksud dengan definisi operasional adalah pernyataan tentang definisi dan pengukuran variabel-variabel penelitian secara operasional berdasarkan teori yang ada, maupun pengalaman-pengalaman empiris. Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain terdiri dari : a. Variabel Terikat Departemen Variabel Y yaitu : Variabel yang dipengaruhi atau tidak berdiri sendiri dependent variable yang dimaksud adalah Jumlah Tabungan Mudharabah pada PT. Bank Syariah Mandiri. Jumlah Tabungan Mudharabah Pada PT. Bank Syariah Mandiri Y1, dana yang disimpan nasabah pada bank syariah dan dikelola bank dengan perjanjian pembagian keuntungan dari pendapatan bank. Keuntungan yang diperoleh nasabah berdasarkan nisbah yang telah disepakati dinyatakan dalam jutaan rupiah. Jumlah Giro Wadi’ah Pada PT. Bank Syariah Mandiri Y2, dana titipan pihak ketiga yang dititipkan pada bank Syariah dengan motivasi untuk keamanan dan untuk memperoleh keleluasaan menarik kembali dananya sewaktu-waktu. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.