BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia setiap hari melakukan gerakan untuk melakukan suatu tujuan atau aktivitas sehari-hari dalam kehidupannya. Salah satu contoh aktivitas sehari-
hari adalah bersekolah,kuliah,bekerja yang merupakan kegiatan rutin.Hal tersebut menjadi suatu hal yang alamiah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Untuk
menjalankan aktivitas tersebut tubuh harus dalam kondisi yang baik dan sehat, karena dalam melakukan aktivitas atau pekerjaan apapun profesinya manusia juga
harus bergerak seperti berjalan, berlari, makan dan sebagainya Nala, 2011. Kondisi fisik yang baik akan mempengaruhi kualitas dari aktivitas yang
dikerjakan, karena apabila keadaan fisik seseorang tanpa mengalami gangguan maka akan meningkatkan kinerja yang efektif, sebaliknya bilamana seseorang
tersebut mengalami gangguan maka akan mengganggu aktivitas yang menyebabkan turunnya kualitas. Kemampuan melakukan aktivitas secara
fungsional seharusnya dapat dilakukan secara mandiri tanpa melibatkan bantuan orang lain, oleh karena itu suatu fungsi gerak fisik pada manusia didukung
beberapa aspek dasar. Aspek dasar tersebut yaitu keseimbangan atau postural equilibrium, performa otot, daya tahan kardiopulmonal, fleksibilitasmobilitas,
stabilitas, dan kontrol neuromuskular koordinasi Kisner Colby, 2007. Seiring berkembangnya kemajuan teknologi dan kemudahan yang ada saat
ini sehingga hampir semua aktivitas dilakukan oleh teknologimesin. Yang akan 1
menyebabkan orang akan menjadi jarang bergerak karena adanya fasilitas dari teknologimesin. Orang yang mengembangkan gerakan biasanya hanya sebagai
hobi, prestasi dan menjaga kebugaran. Semakin canggihnya teknologimesin yang diciptakan untuk memudahkan aktivitas seseorang, tidak selalu dapat
menguntungkan bagi manusia. Karena dengan segala kemudahan yang diciptakan, ini dapat menyebabkan seseorang menjadi jarang bergerak karena semakin
berkembangnya jaman. Jika orang tersebut tidak mengembangkan gerakannya, akan ada banyak kemungkinan terjadinya gangguan fungsional tubuh.
Kemungkinan gangguan gerak disebabkan karena inaktivitas, imobilisasi dan postur yang salah berlangsung lama keadaan ini bisa menyebabkan kekakuan
sendi dan otot terjadi ketegangan, pemendekan, kontraktur, kelemahan dan atrofi. Banyak orang yang mengalami cedera karena kurangnya fleksibilitas suatu otot
terutama otot hamstring. Fleksibilitas merupakan rentang gerakan atau kemampuan suatu
jaringanotot untuk memanjang semaksimal mungkin sehingga tubuh dapat bergerak dengan lingkup gerak sendi yang maksimal, tanpa adanya rasa sakit atau
nyeri. Bompa 1994 menyebutkan bahwa fleksibilitas dipengaruhi oleh tipe dan struktur sendi, ligamen, tendon, otot, usia dan jenis kelamin, suhu tubuh dan suhu
otot. Kurangnya mobilitas pada otot dalam waktu yang lama akan mengakibatkan pemendekan jaringan otot. Selain daripada itu frekuensi pemakaian kerja otot
yang berlebihan akan mengakibatkan otot mengalami kelelahan berupa kontraktur sebagai reaksi pemendekan jaringan lunak. Pemendekan pada otot sering dan
banyak sekali terjadi di masyarakat maupun pada olahragawan, walaupun kadang tidak dirasakan sebagai suatu masalah yang serius.
Fleksibilitas dan mobilitas otot merupakan komponen terpenting dalam suatu gerakan pada manusia, karena semakin fleksibel otot seseorang maka
semakin kecil kemungkinan akan terjadi cedera. Ketika otot berkontraksi,efek fisiologis otot adalah memanjang dan memendek. Daya kontraktil pada otot
dilakukan untuk menggerakkan tulang dan memudahkan jarak dan gerak pada persendian. Fleksibilitas yang baik selain memiliki keuntungan yang positif bagi
otot dan persendian, fleksibilitas otot juga mampu meningkatkan kualitas hidup serta kemampuan fungsional secara mandiri. Menurut Nelson dan Kokkonen
2007 fleksibilitas otot yang baik akan mencegah terjadinya cedera, mengurangi terjadinya muscle soreness, dan meningkatkan efisiensi dalam semua aktivitas
fisik yang dilakukan sehari-hari. Pemendekan otot hamstring merupakan suatu gambaran keterbatasan
gerak akibat dari pemendekan adaptif pada jaringan lunak Kisner dan Colby, 2007. Penderita pemendekan otot hamstring tidak tampak terlihat kelainan fisik
bagi penderitanya namun secara umum penderita akan merasakan sensasi seperti rasa tegang dan nyeri serta terbatasnya gerakan pada otot yang mengalami
pemendekan bisa terjadi pada siapa saja dan pemendekan otot hamstring merupakan faktor yang sangat berisiko terhadap terjadinya cedera pada otot
Witvrouw et al, 2003. Otot hamstring merupakan otot yang sering sekali mengalami cedera. Hal
tersebut dikarenakan otot hamstring mengalami pemendekan otot hamstring dan
menyebabkan fleksibilitas otot hamstring jadi bermasalah. Otot hamstring berfungsi sebagai gerakan fleksi lutut, ekstensi hip, eksternal dan internal rotasi
hip. Grup otot ini terdiri atas otot semimembranosus, otot semitendinosus, dan otot biceps femoris. Hamstring merupakan jenis otot tipe I atau tonik, dimana bila
terjadi suatu patologi akan mengalami penegangan dan pemendekan. Panjang otot hamstring berkaitan dengan fleksibilitas otot, dimana bila otot mengalami
pemendekan maka fleksibilitas otot juga akan menurun dan timbul nyeri. Tightness hamstring adalah pemendekan pada otot hamstring.Tightness dapat
terjadi ketika otot bekerja secara intensif, respon otot lebih cepat untuk mengalami pemendekan. Tightness membuat otot yang berlawanan bekerja lebih keras. Hal
ini akan membuat otot yang bekerja lebih sedikit menjadi lemah. Jika otot yang memendek tetap dibiarkan, pola jalan seseorang akan ikut berubah.
Untuk mengatasi masalah pemendekan dan gangguan fleksibilitas yang terjadi serta meningkatkan kerja otot hamstring secara optimal, maka dibutuhkan
suatu terapi atau bentuk latihan dengan cara menggunakan metode latihan stretching, dan manipulasi massage.Stretching adalah suatu metode atau latihan
fisik yang meregangkan agar otot dapat terulur untuk meningkatkan dan menjaga fleksibilitas serta mobilitas dari otot dan persendian, serta stretching juga mampu
mengurangi terjadinya cedera dan gangguan postur tubuh. Sedangkan massage adalah salah satu bentuk teknik manipulasi memijat untuk meringankan rasa nyeri
dan menghasilkan suasana rileks dengan tujuan untuk menghasilkan efek-efek fisiologis, dan terapeutikatau pengobatan pada tubuh.
Metode latihan stretching yang digunakan untuk mengurangi terjadinya pemendekan otot hamstringdan meningkatkan fleksibilitas otot hamstring adalah
metode active isolated stretching yang merupakan suatu teknik atau metode penguluran yang menggunakan adaptasi suatu kontraksi otot agonis secara aktif
dan merileksasikan otot antagonisnya melalui inhibisi timbal balik Reciprocal Inhibition yang menyebabkan terjadinya peregangan pada otot antagonis tanpa
meningkatkan ketegangan otot Muscle Tension pada otot agonis Longo, 2009. Metode ini bertujuan untuk memelihara atau pemulihan fisiologis dan
fungsi otot, tendon, ligamen, dan persendian untuk memfasilitasi mobilitas dari permukaan jaringan fascia. Sedangkan teknik manipulasi massage yang
digunakan untuk mengurangi adanya rasa nyeri, relaksasi otot, mengurangi terjadinya pemendekan otot hamstring dan meningkatkan fleksibilitas otot
hamstring adalah teknik manipulasi shaking massage yang merupakan suatu teknik yang dilakukan dengan cara menggoncang-goncangkan sekelompok otot
tertentu dengan telapak tangan secara berurutan antara tangan kanan dan kiri. Teknik ini bertujuan untuk merelaksasikan otot, merangsang saraf motorik,
mempercepat aliran darah, dan sangat efektif untuk mengatasi kram otot atau ketegangan otot.
Dilihat dari manfaat kedua metode dan teknik latihan tersebut penulis berminat untuk meneliti tentang perbedaan antara penambahan manipulasi
shaking massage pada latihan active isolated stretching dan latihan active isolated stretching dalam meningkatkan fleksibilitas otot hamstring.
1.2 Rumusan Masalah