28 bunsen hingga memijar, dan didinginkan. Kemasasn gel dibuka secara aseptis didekat
nyala bunsen, dan sedikit gel dibuang, kemudian diambil 1 ose gel dan digoreskan secara zigzag pada permukaan media NA. Ose yang digunakan untuk penggoreskan
harus dipijarkan setiap penggunaannya. Tiap cawan petri diberi label dan dibungkus dengan
plastic warp
, dan diinkubasi terbalin dalam LAF tanpa nyala bunsen selama 24 jam dan dilakukan pengamatan setelahnya Divadi, 2015.
6. Uji Stabilitas Gel anhidrat ibuprofen
a.
F reeze Thaw Cycle
Uji
Freeze Thaw
dilakukan dengan cara masing-masing formula disimpan pada suhu -4
º
C selama 24 jam, lalu kembali disimpan pada suhu ±25
º
C selama 24 jam untuk 1 siklus. Penyimpanan dilakukan sebanyak 6 siklus dan setiap akhir siklus dilakukan
pengamatan sifat fisik dari setiap formula gel seperti pH, organoleptis, daya sebar dan viskositas Barasa, 2016.
b.
Uji viskositas Semua formula diukur viskositasnya menggunakan viskometer
Merlyn II
dengan sistem
cup and bob
. Sebanya 15 mL Gel dimasukkan ke dalam cup, kemudian
cup
dan
bob
dipasang pada viscometer. Pengujian dilakukan pada kecepatan 50 rpm pada suhu 25ºC. hasil yang didapat dicatat dan dilakukan pada masing-masing replikasi. Uji
viskositas dilakukan yaitu tiap siklus pada
freeze thaw cycle
.
c. Uji daya sebar
Sebanyak 0,5 gram gel diletakkan di tengah kaca bundar dan ditutup dengan kaca penutup yang sudah ditimbang dan ditambahkan dengan pemberat hingga total
pemberat diatas gel sebesar 125 gram, didiamkan selama 1 menit dan penyebaran gel dari 4 bagian sisi dicatat. Setelah didapatkan diameter dari persebaran gel, dilakukan
perhitungan luas persebaran gel dengan menggunakan rumus luas lingkaran. Uji daya sebar dilakukan yaitu tiap siklus pada
freeze thaw cycle
.
d. Uji pH
Masing-masing formula diukur nilai pH-nya menggunakan kertas indikator pH. Uji pH dilakukan pada tiap siklus
freeze thaw cycle
. Sedikit gel dioleskan pada pH
universal
dan warna yang didapatkan dibandingkan hasilnya dengan standar. Nilai pH yang diinginkan adalah 4,5-6,5 yaitu pH kulit sehingga kulit tidak teriritasi karena
perbedaan pH. e.
Uji sentrifugasi Dilakukan uji sentrifugasi terhadap masing-masing formula setelah 48 jam
pembuatan. Tiap formula diuji sentrifugasi dengan cara gel dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi, kemudian dimasukkan ke dalam mesin sentrifugasi dan sistem
dijalankan dengan kecepatan 3750 rpm selama 5 jam dan diamati pemisahan yang terjadi pada masing-masing gel tiap formula Elya
et al.
, 2013.
7. Uji aktivitas gel anhidrat
diabetic wound healing
ibuprofen a.
Perlakuan pada tikus
Dua belas ekor tikus ditimbang dan diinjeksi aloksan monohidrat secara intraperitonial dengan dosis 150 mgkgBB, 48 jam setelah induksi dilihat kadar gula darah tikus
Pirbalouti
et al.
, 2010. Sebanyak 6 tikus yang kadar gula darahnya di atas 250 mgdl PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29 digunakan untuk penelitian. Tikus-tikus yang memiliki kadar gula darah di atas 250
mgdl diberi olesan krim
depilatory
pada bagian punggungnya dan didiamkan selama 5 menit, kemudian dibilas dengan kapas basah air bersih, hingga tampak kulit
punggungnya. Tikus dibiarkan selama 48 jam. Tikus diberi anestesi melalui injeksi i.m. ketamine 0,5 mLkgBB dibagian paha dan ditunggu hingga tikus tertidur. Kulit
punggung tikus dibasahi dengan etanol 70 dan melakukan luka secara eksisi menggunakan
biopsy punch
dengan diameter 3 mm Divadi, 2015; DiPietro, 2003. Sebanyak 0,1 mL formula optimum gel anhidrat
diabetic wound
dioleskan pada luka menggnakan spuit tanpa jarum suntiknya dan pemberian sediaan dilakukan tiap 12 jam
hingga luka menutup. Tikus di eutanasia dengan inhalasi ketamin dengan dosis 100 mgkgBB, kemudian kulit punggung diambil dengan ukuran 2x2 cm dan disimpan
dalam pot berisi formalin 10. Kemudian dimonitor dan area luka dihitung.
b. Uji histopatologi-Pengecatan Hematoxylin-Eosin HE