Pengaruh Penjualan Pribadi Dan Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Furniture Olympic Di CV. Suka Damai Soreang
Tim Penguji
Isniar Budiarti, SE., M.Si
Trustorini Handayani, SE.,M.Si
Pembimbing
(2)
PENGARUH PENJUALAN PRIBADI DAN
PROMOSI PENJUALAN TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN KONSUMEN
PADA PRODUK FURNITURE OLYMPIC
DI CV. SUKA DAMAI SOREANG
(3)
Menurut Vinsensius Awey selaku
Wee Trading Director Olympic
Group, industri
furniture
pasti akan
terus mengalami pertumbuhan.
Sebab masyarakat semakin sadar
akan kebutuhan untuk mengisi
rumah dan membuatnya nyaman,
serta mengikuti tren yang ada
(Desy Susilawati 2011:1)
(4)
2006
2007
2008
2009
2010
jumlah konsumen
yang membeli
87
106
90
80
75
Persentase
0
20
40
60
80
100
120
2,2%
(1,5%)
(1,1%)
(0,63%)
87
106
89
(5)
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Efy S.H.
Selaku manajer marketing
Pelaksanaan penjualan
pribadi telah dilaksanakan
sejak tahun 1998
Sedangkan promosi
penjualan
dilaksanakan sejak
tahun 2004
Namun dalam dalam lima tahun terakhir seperti
yang diperlihatkan pada Gambar 1.1 bahwa
keputusan pembelian konsumen terhadap produk
(6)
Cara memulai
pembicaraan
wiraniaga saat
presentasi mengenai
produk adalah
kurang menarik
Para wiraniaga
CV.Suka Damai
dinyatakan tidak
menguasai
sepenuhnya
pengetahuan
tentang tentang
produk Olympic
wiraniaga tidak
mampu dalam
mengatasi keluhan
dan keberatan
dari konsumen
Presentasi
wiraniaga kurang
meyakinkan
konsumen
Tidak jelasnya
penjelasan dari
wiraniaga
mengenai
syarat-syarat penjuaan
Survey awal
mengenai
penjualan
pribadi di CV.
Suka Damai
Soreang
(7)
Survey awal pada promosi
penjualan CV.Suka Damai
Dalam hal display
produk
furniture
Olympic dan promosi
penjualan Olympic
oleh CV. Suka Damai
kepada konsumen
dinyatakan biasa saja
diskon saat
promo serta
garansi produk
Olympic yang
tidak menarik
Sebagian besar
menyatakan
tidak menarik
dalam hal
hadiah yang
diberikan oleh
perusahaan
saat promo
(8)
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana tanggapan
konsumen terhadap
penjualan pribadi pada
produk
furniture
Olympic
di CV. Suka Damai
Soreang.
Bagaimana
tanggapan konsumen
terhadap promosi
penjualan pada
produk Olympic
furniture
di CV. Suka
Damai Soreang.
Bagaimana
keputusan
pembelian konsumen
pada produk
Olympic
furniture
di
CV. Suka Damai
Soreang.
Seberapa besar
pengaruh penjualan
pribadi dan promosi
penjualan terhadap
keputusan pembelian
pada produk
furniture
Olympic di CV. Suka
Damai Soreang secara
(9)
Penjualan pribadi adalah kegiatan terjadinya komunikasi dua
arah antara penjual dan pembeli dengan tujuan terciptanya
suatu penjualan
Promosi penjualan adalah insentif jangka pendek yang dilakukan
oleh perusahaan untuk mendorong terciptanya penjualan dan
pembelian
Keputusan pembelian adalah adalah tahap di mana
pembeli telah menentukan pilihannya dan melakukan
(10)
Keterkaitan Penjualan
Pribadi dengan
Keputusan Pembelian
•
Ali Hasan (2009:368)
•
Penjualan pribadi merupakan cara yang paling tua dan
penting. Yang menciptakan
two ways communication
antar
penjual dan pembeli.
•
Sofjan Assauri ( 2010 : 278)
•
Penjualan pribadi
terdapat suatu pengaruh secara
langsung yang timbul dalam pertemuan tatap muka antara
penjual dan pembeli.
•
Shefiu (2010:73)
•
Penjualan pribadi
adalah sebuah varian dari penjualan
yang berfokus pada komunikasi dua arah antara pembeli
dan penjual pertemuan tatap muka dirancang untuk
mempengaruhi keputusan pembelian
Keterkaitan Promosi
Penjualan dengan
Keputusan Pembelian
•
Fandy Tjiptono (2008:229)
•
Promosi Penjualan adalah bentuk persuasi langsung
melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur
untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan
meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.
•
Rangsan Nochai dan Titida nochai (2011:134)
•
Promosi penjualan memiliki dampak penting terhadap
keputusan pembelian.
•
Sigit Haryono,dkk (2004:231)
•
Promosi penjualan mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap struktur keputusan pembelian konsumen.
(11)
PARADIGMA PENELITIAN
Ali Hasan (2009 : 368)
(12)
Terdapat pengaruh penjualan pribadi
dan
promosi
penjualan
terhadap
keputusan pembelian konsumen pada
produk furniture Olympic di CV. Suka
(13)
Obyek Penelitian
Pengaruh Penjualan Pribadi dan Promosi
Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian
Konsumen
Metode Penelitian
Deskriptif dan Verifikatif
Sumber Data
Data Primer dan Sekunder
Metode Pengumpulan Data
Observasi, wawancara, kuesioner, dan
dokumentasi
Populasi dan Sampel
Populasinya adalah seluruh konsumen yang
membeli produk Olympic pada tahun 2010, yaitu
75 orang konsumen. Dan sampel dalam
penelitian sebanyak 65 orang responden.
Unit Penelitian
CV. Suka Damai Bandung
Rancangan Analisis
Analisis Korelasi Pearson, Analisis regresi Linier
Berganda , Koefisien Determinasi dan Uji Validitas,
Uji Reliabilitas dan MSI (data ordinal dirubah
menjadi interval)
Pengujian hipotesis
Uji F dan Uji T
(14)
Variabel
No item
Nilai Validitas
Titik Kritis
Hasil
Penjualan
Pribadi
1
0.729
0.300
Valid
2
0.767
0.300
Valid
3
0.842
0.300
Valid
4
0.820
0.300
Valid
5
0.789
0.300
Valid
6
0.821
0.300
Valid
7
0.743
0.300
Valid
8
0.835
0.300
Valid
9
0.651
0.300
Valid
(15)
Variabel
No item
Nilai Validitas
Titik Kritis
Hasil
Promosi
Penjualan
11
0.652
0.300
Valid
12
0.776
0.300
Valid
13
0.835
0.300
Valid
14
0.644
0.300
Valid
15
0.825
0.300
Valid
16
0.741
0.300
Valid
17
0.737
0.300
Valid
18
0.759
0.300
Valid
19
0.717
0.300
Valid
20
0.793
0.300
Valid
21
0.778
0.300
Valid
(16)
Variabel
No item
Nilai Validitas
Titik Kritis
Hasil
Penjualan
Pribadi
23
0.875
0.300
Valid
24
0.892
0.300
Valid
25
0.887
0.300
Valid
26
0.870
0.300
Valid
27
0.849
0.300
Valid
(17)
Variabel
Koefisien
Reliabilitas
Titik kritis
Kesimpulan
Penjualan
Pribadi
0.908
0.700
Reliabel
Promosi
Penjualan
0.941
0.700
Reliabel
Keputusan
(18)
Analisis
Deskriptif
Penjualan
Pribadi (X
1)
78,3%
Baik
Promosi
Penjualan(X
2)
78,6%
Baik
Keputusan
Pembelian
Konsumen(Y)
(19)
Regresi Linier Berganda
Berdasarkan output di atas, diperoleh nilai a sebesar 1,160, nilai b
1sebesar 0,330
dan b
2sebesar 0,251. Dengan demikian maka dapat dibentuk persamaan regresi
linier berganda sebagai berikut:
Y= a + b
1X
1+
b
2X
2
Y= 1,160 + 0,330X
1+ 0,251X
2
Nilai a dan b
idalam persamaan di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
a = 1,160 artinya:
jika penjualan pribadi dan promosi penjualan
bernilai 0 maka keputusan pembelian
konsumen akan bernilai 1,160 satuan.
b
1= 0,330 artinya:
jika penjualan pribadi meningkat sebesar satu
maka keputusan pembelian konsumen akan
meningkat sebesar 0,330 satuan.
b
2= 0,251 artinya:
jika promosi penjualan meningkat sebesar satu
maka maka keputusan pembelian konsumen
akan meningkat sebesar 0,251 satuan.
Coeffici entsa
1.160 1.460 .794 .430 .330 .087 .467 3.772 .000 .251 .072 .432 3.486 .001 (Constant)
Personal Selling (X1) Sales Promotion (X2) Model
1
B Std. Error Unstandardized
Coef f icients
Beta Standardized Coef f icients
t Sig.
Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y ) a.
(20)
Analisis Korelasi
Hubungan antara
Penjualan Pribadi (X
1)
dengan Keputusan
Pembelian
Konsumen(Y)
0,839 (Tinggi)
Hubungan Antara
Promosi Penjualan(X
2)
dengan Keputusan
Pembelian
Konsumen(Y)
0,834 (Tinggi)
Hubungan Antara
Penjualan Pribadi(X1)
dan Promosi
Penjualan(X2) dengan
Keputusan Pembelian
Konsumen (Y)
(21)
Dari tabel hasil output SPSS di atas, diketahui nilai koefisien
determinasi atau
R square
sebesar 0,752 atau 75,2%. Hal ini
menunjukkan bahwa penjualan pribadi dan promosi penjualan
secara
simultan
memberikan
pengaruh
terhadap
variabel
keputusan pembelian konsumen sebesar 75,2% sedangkan sisanya
sebesar 100%-75,2% = 24,8% merupakan pengaruh dari variabel lain
yang tidak diteliti seperti diferensiasi produk, harga, periklanan dan
lain-lain.
Model Summary
.867a .752 .744 2.24929111
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Est imat e Predictors: (Constant), Sales Promot ion (X2), Personal Selling (X1)
(22)
Berdasarkan output di atas dapat dilakukan perhitungan sebagai
berikut:
Pengaruh X
1terhadap Y = 0,467 x 0,839 = 0,392 atau 39,2%
Pengaruh X
2terhadap Y = 0,432 x 0,834 = 0,360 atau 36,0%
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa variabel
penjualan pribadi
(X
1) memberikan pengaruh paling besar
terhadap keputusan pembelian (Y) yakni sebesar 39,2% dan diikuti
oleh variabel promosi penjualan (X
2) dengan pengaruh sebesar
36,0%.
Coeffi ci entsa
.467 .839
.432 .834
Personal Selling (X1) Sales Promotion (X2) Model
1
Beta St andardized Coef f icients
Zero-order Correlations
Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y ) a.
(23)
Diketahui nilai F hitung (94,191) > F tabel (3,145), sehingga
H
0
ditolak dan H
1
diterima, artinya terdapat pengaruh
simultan yang signifikan dari penjualan pribadi (X
1
) dan
promosi penjualan (X
2
) terhadap keputusan pembelian
konsumen (variabel Y).
Diketahui bahwa t hitung untuk X
1
sebesar 3,772 > nilai t
tabel (1,999), maka Ho ditolak artinya penjualan pribadi
secara
parsial
berpengaruh
signifikan
terhadap
keputusan pembelian konsumen.
Diketahui bahwa t hitung untuk X
2
sebesar 3,486 > nilai t
tabel (1,999), maka Ho ditolak artinya promosi penjualan
secara
parsial
berpengaruh
signifikan
terhadap
(24)
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan bab IV mengenai pengaruh penjualan pribadi dan
promosi penjualan terhadap keputusan pembelian pada produk
furniture
Olympic CV. Suka Dama
Soreang, maka penulis membuat kesimpulan sebagai berikut:
Tanggapan konsumen terhadap penjualan pribadi pada Produk
Furniture
Olympic di CV. Suka Damai
Soreang dinilai baik (78,3%). Skor tertinggi terdapat pada indikator tindak lanjut dan pemeliharaan
yaitu sebesar 79,8% dan skor terendah terdapat pada indikator presentasi dan demonstrasi yaitu sebesar
74,9%.
Tanggapan konsumen terhadap promosi penjualan pada produk
Furniture
Olympic di CV. Suka Damai
Soreang dinilai baik (78,6%). Skor terendah terdapat pada indikator
display
yaitu sebesar 78,4% dan
skor tertinggi terdapat pada indikator garansi yaitu sebesar 79,4%.
Keputusan pembelian konsumen pada produk
furniture
Olympic di CV. Suka Damai Soreang dinilai
baik (77,3%). Skor tertinggi terdapat pada indikator evaluasi alternatif yaitu sebesar 53,8% dan skor
terendah terdapat pada indikator keputusan pembelian yaitu sebesar 35,4%
Secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel penjualan pribadi dan promosi
penjualan terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk
Furniture
Olympic di CV. Suka Damai
Soreang, dengan pengaruh sebesar 75,2% sedangkan sisanya sebesar 24,8% merupakan pengaruh dari
variabel lain yang tidak diteliti seperti diferensiasi produk, harga, periklanan dan lain-lain. Sedangkan
secara parsial variabel penjualan pribadi memberikan pengaruh secara signifikan terhadap keputusan
pembelian konsumen pada produk
furniture
Olympic di CV. Suka Damai Soreang dengan pengaruh
sebesar 39,2% sedangkan sisanya dari 75,2% (secara simultan) yakni sebesar 36,0% merupakan
pengaruh yang diberikan oleh variabel promosi penjualan dengan pengaruh yang signifikan pula.
(25)
Saran yang dapat dijadikan masukan dan kritik dari penulis kepada pihak CV. Suka Damai Soreang
yaitu:
Tanggapan konsumen terhadap penjualan prbiadi dinilai baik, namun CV.Suka Damai Soreang dalam
memaksimalkan penjualannya perlu memperhatikan presentasi dan demonstrasi yang dilakukan oleh
wiraniaga yaitu pengetahuan wiraniaga mengenai produk yang ditawarkan. Dalam hal ini CV. Suka
Damai Soreang harus meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Sebaiknya dalam CV. Suka
Damai Soreang meningkatkan pelatihan mengenai
product knoledge
karena dengan baiknnya
pengetahuan akan produk maka, calon konsumen pun akan mendapatkan informasi yang jelas mengenai
produk yang ditawarkan oleh wiraniaga.
Promosi penjualan yang dilaksanakan oleh CV. Suka Damai Soreang dinilai baik. Namun perlu
diperhatikan juga kemenarikan diskon yang ditawarkan oleh CV. Suka Damai yang biasa-biasa saja.
Dalam hal ini CV. Suka Damai perlu meningkatkan ide-ide yang lebih kreatif dalam dalam pengaturan
display
bisa dengan mengatur barang seperti suasana di rumah atau di kantor sesuai dengan tema yang
sedang terjadi saat promosi.
Meskipun keputusan konsumen di CV. Suka Damai dinilai baik, sebaiknya dalam meningkatkan
keputusan pembelian konsumen pada CV. Suka Damai Soreang bisa dengan menggunakan pemasaran
interaktif atau secara online. Yaitu dengan cara mempromosikan produk furniture Olympic dengan
menggunakan media Internet. Internet menyediakan peluang dan konsumen untuk interaksi dan
individualisasi yang jauh lebih besar. (Kotler, 2009:247) Beberapa media pemasaran gratis yang dapat
dimanfaatkan dalam internet seperti kaskus, Facebook, Tweeter, blogspot dan lain-lain.
Mengadakan penelitian menggunakan variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini
seperti diferensiasi produk, harga, periklanan dan lain-lain untuk meningkatkan kualitas dan mutu
perusahaan CV. Suka Damai.
(26)
(27)
(28)
PENGARUH PENJUALAN PRIBADI DAN PROMOSI PENJUALAN
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN
PADA PRODUK
FURNITURE
OLYMPIC
DI CV. SUKA DAMAI SOREANG
The Influence of Personal Selling and Sales Promotion on
Consumers Purchasing Decisions of Olympic Furniture
In CV. Suka Damai Soreang
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Dalam menempuh Jenjang SI
Program Studi Manajemen
Oleh:
REYNER SOMASI NIHA HAREFA 21207057
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(29)
(30)
v
ABSTRAK
PENGARUH PENJUALAN PRIBADI DAN PROMOSI PENJUALAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN
PADA PRODUK FURNITURE OLYMPIC DI CV. SUKA DAMAI SOREANG
Oleh : Reyner Somasi Niha Harefa Pembimbing : Dra. Rahma Wahdiniwaty, M.Si
Penelitian ini dilakukan pada konsumen CV. Suka Damai Soreang. Semakin berkembangnya kebutuhan konsumen salah satunya kebutuhan terhadap
furniture, banyaknya produk furniture yang berkualitas memunculkan persaingan yang ketat, salah satu produk furniture yang ditawarkan CV. Suka Damai Soreang adalah produk Olympic. strategi pemasaran yang digunakan untuk menarik konsumen yaitu dengan menggunakan strategi penjualan pribadi dan promosi penjualan. Namun yang terjadi pada kenyataannya keputusan pembelian produk Olympic di CV. Suka Damai Soreang justru cenderung menurun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penjualan pribadi dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk
furniture Olympic di CV. Suka Damai Soreang.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli produk furniture Olympic di CV. Suka Damai yang berjumlah 75 orang dengan sampel sebanyak 65 responden. Pengujian statistik yang digunakan adalah perhitungan korelasi pearson, analisis regresi, korelasi, koefisien determinasi, uji hipotesis, dan juga menggunakan bantuan program aplikasi SPSS 19.0 for windows.
Hasil analisis menggunakan regresi linear berganda dapat diketahui bahwa variabel penjualan pribadi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen di CV.Suka Damai Soreang. Kedua, variabel promosi penjualan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen di CV. Suka Damai Bandung. Hasil analisis menggunakan uji t dapat diketahui penjualan pribadi, dan promosi penjualan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen di CV.Suka Damai Soreang. Hasil analisis menggunakan koefisien determinasi penjualan pribadi dan promosi penjualan secara simultan memberikan pengaruh terhadap variabel keputusan pembelian konsumen sebesar 75,2% sedangkan sisanya sebesar 24,8% merupakan pengaruh dari variabel lain yang tidak diteliti.
(31)
iv
ABSTRACT
The Influence of Personal Selling and Sales Promotion on Consumers Purchasing Decisions of Olympic Furniture
In CV. Suka Damai Soreang
By : Reyner Somasi Niha Harefa
Supervisor : Dra. Rahma Wahdiniwaty, M.Si
The research was conducted on consumers CV. Suka Damai Soreang. The phenomena is the growing needs of consumers one of them needs to furniture, many furniture products that bring quality competition, one of the products offered by CV. Suka Damai Soreang is Olympic furniture. Marketing strategies used to attrac by using a strategy of personal selling and sales promotion. But what happens in reality in consumers purchasing decisions of Olympic CV. Suka Damai Soreang it tends to decrease. The purpose of this study was to determine how big the influence of personal selling and sales promotions on consumer purchasing decisions at the Olympic furniture products in CV. Suka Damai Soreang.
The method used in this study is qualitative and quantitative methods. The unit of analysis in this study is the consumers who buy products Olympic furniture in CV. Suka Damai , amounting to 75 people with a sample of 65 respondents. Statistical test used is the calculation of Pearson correlation, regression analysis, correlation, coefficient of determination, hypothesis testing, and also use the aid program SPSS 19.0 for windows applications.
The results of analyzes using multiple linear regression can be seen that personal selling variables have a positive effect on consumer purchase decisions in CV. Suka Damai .Soreang. Second, the variable sales promotions have a positive effect on the CV. Suka Damai Soreang of consumer purchasing decisions. The analysis using the t test can be known personal selling, and sales promotions have a significant effect on consumer purchase decisions in CV. Suka Damai Soreang. The analysis using the coefficient of determination of personal selling and sales promotion to simultaneously deliver a variable influence on consumer purchase decisions by 75.2% while the remaining 24.8% of the influence of other variables that are not investigated.
(32)
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmat–Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENJUALAN PRIBADI DAN PROMOSI PENJUALAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA PRODUK FURNITURE OLYMPIC DI CV. SUKA DAMAI SOREANG”.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil serta doa sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini. Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah penulis terima, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Linna Ismawati, SE., M.Si., selaku Ketua Program studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia sekaligus dosen wali kelas manajemen 2.
4. Dra. Rahma Wahdiniwaty, M.Si., selaku pembimbing yang telah berkenan dan meluangkan waktunya memberikan bimbingan, membina, mengarahkan dan memberikan petunjuk yang sangat berharga kepada penulis.
(33)
vii
5. Isniar Budiarti, SE., M.Si, selaku penguji I yang telah memberikan arahan dan saran-saranya dalam perbaikan penulisan skripsi ini.
6. Trustorini Handayani, SE.,M.Si, selaku penguji II sekaligus dosen spesialisasi bisnis yang telah memberikan arahan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh staff dosen Manajemen atas segala ilmu-ilmunya, semua yang telah diberikan takkan pernah terlupakan.
8. Bapakku Pdm. Wao Ziduhu Harefa, S.Th. dan serta Ibunda tercinta Dini Ati Gea yang selalu mendukung dan mendoakan serta kasih sayangnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
9. Kakakku yang terimut Liberty Marline Harefa, M.Pd. dan adikku yang paling manja Roberto Romario Fariawosa Harefa, terima kasih atas dukungan dan semangatnya.
10.Semua keluarga besarku yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, terimakasih atas semuanya.
11.Evi Tf, yang setia menemani dan selalu memberikan dukungan berupa motivasi, inspirasi serta perhatian pada penulis selama penyusunan Skripsi ini.
12.Fery, Aries, Supratman, ryanto serta kawan-kawan di kosan yang selalu menciptakan suasana kekeluargaan.
13.Teman-teman kelas Mn-2 angkatan 2007 seperjuangan penulis, terima kasih atas persahabatannya, semoga akan selamanya terjalin dengan baik. 14.Teman – teman kelas spesialisasi bisnis angkatan 2007 yang gokil.
(34)
viii
15.Pimpinan dan seluruh pihak yang bekerja di CV. Suka Damai yang turut memberikan andilnya pada penyelesaian Skripsi ini.
16.Serta semua pihak yang telah banyak membantu penulis selama ini, maafkan tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Bandung, Februari 2012 Penulis
(35)
ix DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN...ii
MOTTO...iii
ABSTRACT...iv
ABSTRAK...v
KATA PENGANTAR...vi
DAFTAR ISI...ix
DAFTAR GAMBAR...xiii
DAFTAR TABEL...xiv
DAFTAR LAMPIRAN...xx
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah...1 1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah...9
1.2.1Identifikasi Masalah...9 1.2.2Rumusan Masalah...10 1.3Maksud dan Tujuan Penelitian...10 1.3.1Maksud Penelitian...10 1.3.2Tujuan Penelitian...11 1.4Kegunaan Penelitian...11 1.5Lokasi dan Waktu Penelitian...13
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka...14
(36)
x
2.1.1 Penjualan Pribadi...16
2.1.1.1 Definisi Penjualan Pribadi...16
2.1.1.2 Fungsi Penjualan Pribadi...17
2.1.1.3Bentuk-Bentuk Yang Dipergunakan Dalam Penjualan Pribadi...18
2.1.1.4 Ciri-Ciri Penjualan Pribadi...18
2.1.1.5 Sifat-Sifat Penjualan Pribadi...19
2.1.1.6 Keunggulan Dan Kelemahan Penjualan Pribadi...20
2.1.1.7 Langkah-Langkah Penjualan Pribadi...21
2.1.2 Promosi Penjualan...25
2.1.2.1 Pengertian Promosi Penjualan...25
2.1.2.2 Peranan Promosi Penjualan...26
2.1.2.3 Tujuan Promosi Penjualan...27
2.1.2.4 JenisJenis Promosi Penjualan...28
2.1.3 Keputusan Pembelian Konsumen...31
2.1.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen...31
2.1.3.2 Tipe Perilaku Pembelian Konsumen...31
2.1.3.3 Pihak-Pihak Yang Berperan Dalam Proses Pengambilan Keputusan Konsumen...33
2.1.3.4 Proses Pengambilan Keputusan Konsumen...33
2.1.4 Keterkaitan Pengaruh Penjualan Pribadi Dan Promosi Penjualan
Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen...………...37
2.1.4.1 Keterkaitan Penjualan Pribadi Dengan Keputusan Pembelian Konsumen...……...………..……….37
(37)
xi
2.1.4.2 Keterkaitn Promosi Penjualan Dengan Keputusan Pembelian Konsumen...…...37
2.1.5 Penelitian Terdahulu……….………...…..38
2.2 Kerangka Pemikiran………...39
2.3 Hipotesis……….…48
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian……….49
3.2 Metode Penelitian………...49
3.2.1 Desain Penelitian……….………..52
3.2.2 Operasionalisasi Variabel………...….54
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data………...…..57
3.2.3.1 Sumber Data………..57
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data……….….58
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data………....60
3.2.4.1 Uji Validitas………...61
3.2.4.2 Uji Reliabilitas...65
3.2.5 Rancangan Analisis dan Perancangan Hipotesis...69
3.2.5.1 Rancangan Analisis...69
3.2.5.2 Uji Hipotesis...76
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan...81
(38)
xii
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan...83
4.1.3 Uraian Tugas...83
4.1.4 Aktivitas Perusahaan...87
4.2 Pembahasan Penelitian...88
4.2.1 Karakteristik Responden...88
4.3 Analisis Deskriptif...91
4.4 Analisis Verifikatif...120
4.5 Pengujian Hipotesis...127
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan...133
5.2 Saran...134
DAFTAR PUSTAKA...136
(39)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat dewasa ini menyebabkan perusahaan harus menghadapi persaingan yang sangat ketat, apapun jenis bisnis yang dijalankan oleh para pelaku bisnis, pasti akan terjadi tarik menarik konsumen agar bisnisnya semakin maju. Tentunya untuk mampu menarik konsumen setiap perusahaan harus memiliki strategi yang tepat untuk dapat memasarkan produknya dengan baik. Setiap perusahaan tentunya memiliki strategi yang berbeda-beda dan sebagai langkah untuk maju dalam berbisnis untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Kebutuhan konsumen sedang meningkat dan memang tidak akan pernah ada habis-habisnya, baik dalam kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang benar-benar amat sangat dibutuhkan orang dan sifatnya wajib untuk dipenuhi, kebutuhan sekunder merupakan jenis kebutuhan yang diperlukan setelah semua kebutuhan primer telah semuanya terpenuhi dengan baik, kebutuhan tersier adalah kebutuhan manusia yang sifatnya mewah, tidak sederhana dan berlebihan yang timbul setelah terpenuhinya kebutuhan primer dan kebutuhan skunder.
Saat ini kebutuhan masyarakat akan furniture sedang meningkat.
Furniture merupakan kebutuhan sekunder yang pemenuhan kebutuhannya tidak mendesak namun cukup penting, namun dalam segi penjualan, produk furniture
(40)
2
tidak selaris menjual barang kebutuhan pokok. Menurut Vinsensius Awey selaku Wee Trading Director Olympic Group yang dikutip oleh Desy Susilawati (2011:1), industri furniture pasti akan terus mengalami pertumbuhan. Sebab masyarakat semakin sadar akan kebutuhan untuk mengisi rumah dan membuatnya nyaman, serta mengikuti tren yang ada.
Kondisi ini mengakibatkan munculnya showroom di setiap kota, sehingga masing-masing showroom perlu merancang strategi pemasaran. Perusahaan harus memiliki strategi pemasaran yang handal agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan, dimana dalam hal ini adalah peningkatan penjualan. Berbagai strategi dilakukan oleh perusahaan untuk menarik konsumen, promosi merupakan salah satu strategi media komunikasi antara penjual dengan pembeli.
Menurut Sofjan Assauri (2009:277) penjualan pribadi merupakan penyajian secara lisan oleh perusahaan (wiraniaga) kepada calon pembeli dengan tujuan agar barang atau jasa terjual. Dalam penelitian Shefiu (2010:73) mengungkapkan bahwa penjualan pribadi adalah sebuah varian dari penjualan yang berfokus pada komunikasi dua arah antara pembeli dan penjual, pertemuan tatap muka yang dirancang untuk mempengaruhi keputusan pembelian seseorang atau kelompok. Menurut Dolak (2010:6) promosi penjualan adalah insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa. Rangsan Nochai dan Titida nochai (2011:134) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa promosi penjualan memiliki dampak penting terhadap keputusan pembelian.
(41)
3
Permintaan pasar yang semakin meningkat telah menyebabkan industri
furniture telah berkembang pesat dengan merek dari perusahaan-perusahaan
furniture yang terkenal di Indonesia seperti Olympic, Ligna, Solid, Olimpia. Saat ini empat merek tersebut menjadi perusahaan dengan merek furniture terbaik di Indonesia versi survey TOP Brand Award. Berikut ini adalah hasil survey furniture terbaik di Indonesia versi TOP Brand Award dari tahun 2009 sampai 2011:
Tabel 1.1
TOP Brand Award Furniture Knockdown
TOP BRAND AWARD
2009 2010 2011
MEREK TBI MEREK TBI MEREK TBI Olympic 70,1 % Olympic 70,5 % Olympic 80,4 %
Ligna 7,4 % Ligna 8,8 % Ligna 5,6 % Solid 4,3 % Solid 2,6 % Solid 3,0 % Olympia 1,9 % Olympia 1,3 % (sumber: Handi Irawan 2011:7)
Pada tabel 1.1 menunjukkan bahwa dari tahun 2009 sampai 2011 furniture
merek Olympic berada di peringkat teratas dan setiap tahunnya menunjukkan angka kenaikan masyarakat yang menyukai produk tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa produk Olympic merupakan produk yang terbaik dari pada merek yang lain. Hal ini dapat mengindikasikan munculnya persaingan ketat bisnis di bidang
showroom furniture. Berdasarkan data di atas dapat diperkirakan bahwa semakin banyaknya showroom furniture yang berlomba-lomba mempromosikan produk yang dipasarkannya demi meningkatkan penjualan dan memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya, seperti yang terjadi di kabupaten soreang saat ini.
(42)
4
Soreang sebagai ibukota kabupaten Bandung memang menjadi pasar potensial bagi pelaku bisnis furniture karena lokasinya cukup jauh dari pusat kota. Tingginya minat beli masyarakat terhadap produk furniture tentunya menciptakan persaingan baru dalam industri furniture baik perusahaan besar dan kecil terutama dengan adanya sistem pembayaran kredit yang sangat populer saat ini, dapat meringankan beban dalam mencicil pembayaran bagi konsumen. Berdasarkan hal tersebut bisa kita bayangkan ketatnya persaingan dalam menarik minat konsumen dalam membeli furniture. Salah satu perusahaan yang bergerak dibidang penjualan furniture di kabupaten Soreang, yaitu CV. Suka Damai Soreang.
CV. Suka Damai Soreang adalah perusahaan yang bergerak dibidang penjualan furniture seperti meja, kursi, tempat tidur dan lain-lain, baik secara tunai dan kredit dari berbagai merek seperti Big Land, Big Panel, Solid dan Olympic. Namun produk utama penjualannya adalah Olympic, alasan perusahaan ini menjual produk Olympic lebih utama dibandingkan dengan produk merek lainnya adalah memiliki nama yang tidak asing lagi bagi masyarakat, kualitas yang sudah terbukti bagus, harga murah, mudah dalam memperbaiki kerusakan, mudah dalam konsutruksi barang dan terjalin kerjasama yang baik antara pihak Olympic dengan perusahaan ini sejak lama.
CV. Suka Damai Soreang didirikan pada tahun 1998, perusahaan ini menjual berbagai jenis produk dari Olympic seperti lemari, meja, ranjang, kursi dan lain- lain. Dalam upaya memasarkan dan menarik konsumen, CV. Suka Damai Soreang melakukan penjualan pribadi melalui tenaga pemasarannya yakni wiraniaga / salesman. Wiraniaga dituntut untuk melakukan kegiatan penjualan
(43)
5
pribadi, dengan cara mengunjungi dari rumah ke rumah calon konsumen dengan hanya berbekal sebuah album foto dan product knowledge yang disediakan oleh perusahaan. Wiraniaga tersebut melakukan penjualan dengan komunikasi langsung terhadap konsumen serta menjelaskan secara detail produk yang ada pada album yang berisikan daftar harga dan foto-foto barang yang akan ditawarkan dengan tujuan mempengaruhi konsumen tersebut agar melakukan pembelian.
Selain itu CV. Suka Damai juga melakukan promosi penjualan untuk menarik konsumen menggunakan alat promosi penjualan antara lain : diskon, garansi, display barang dan hadiah. Dalam menunjang promosi penjualan ini CV. Suka Damai Soreang hanya menggunakan penjualan pribadi sebagai media dalam memberikan informasi pada masyarakat umum tentang promosi yang sedang berlangsung.
Pelaksanaan penjualan pribadi telah dilaksanakan oleh CV. Suka Damai sejak perusahaan ini pertama kali didirikan yaitu pada tahun 1998, sedangkan pelaksanaan promosi penjualan pada CV. Suka Damai telah dilaksanakan sejak tahun 2004 yaitu pada saat memulai hubungan kerja sama dengan Olympic
Furniture. Namun dalam dalam lima tahun terakhir seperti yang diperlihatkan pada data jumlah konsumen yang membeli produk furniture Olympic di CV. Suka Damai bahwa keputusan pembelian konsumen terhadap produk Olympic cenderung mengalami penurunan. Berikut ini adalah data jumlah konsumen yang membeli furniture Olympic di CV. Suka Damai pada tahun 2006 sampai tahun 2010:
(44)
6
2006 2007 2008 2009 2010
jumlah konsumen yang
membeli 87 106 90 80 75
Persent ase
0 20 40 60 80 100 120
Data Jumlah Konsumen yang membeli Furniture Olympic di CV. Suka Damai Soreang Tahun 2006-2010
2,2% (1,5%) (1,1%) (0,63%) 87
106
89 80
75
(Sumber: CV. Suka Damai)
Gambar 1.1
Grafik Data Jumlah Konsumen yang Membeli Furniture Olympic Tahun 2006 - 2010
Berdasarkan dari gambar grafik 1.1 di atas dapat diketahui bahwa jumlah konsumen dalam membeli furniture Olympic di CV.Suka Damai Soreang dari tahun 2006 sampai tahun 2010 mengalami kecenderungan penurunan. Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Efy S.H selaku manajer marketing CV. Suka Damai Soreang bahwa terjadinya penurunan jumlah konsumen yang membeli produk furniture Olympic ini disebabkan oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal dalam pelaksanaan penjualan pribadi dan promosi penjaualan. Padahal pangsa pasar Olympic di Soreang mampu menyaingi merek lain.
Faktor internal di CV. Suka Damai Soreang seperti yang diperoleh berdasarkan hasil survey awal terhadap beberapa konsumen CV. Suka Damai Soreang yaitu penjualan pribadi dilksanakan oleh CV. Suka Damai bahwa masih ada yang perlu dibenahi dari kinerja wiraniaga yaitu diantaranya, sebagian besar
(45)
7
responden menyatakan bahwa ternyata cara memulai pembicaraan wiraniaga saat presentasi mengenai produk adalah tidak menarik. Salah satu faktor yang menyebabkan presentasi wiraniaga tidak menarik adalah cara bicara yang terlalu kaku.
Para wiraniaga CV.Suka Damai dinyatakan tidak menguasai sepenuhnya pengetahuan tentang tentang produk Olympic, wiraniaga tidak mampu dalam mengatasi keluhan dan keberatan dari konsumen. Padahal layanan ini sangat penting bagi konsumen karena merupakan salah satu hak konsumen dalam menikmati produk yang dibelinya. Presentasi wiraniaga tidak dapat meyakinkan konsumen untuk dapat melakukan pembelian hal ini didukung pula oleh kurang jelasnya penjelasan dari wiraniaga mengenai syarat-syarat penjuaan.
Sedangkan faktor eksternal pada CV. Suka Damai Soreang seperti yang diperoleh berdasarkan hasil survey awal pada promosi penjualan CV.Suka Damai mendapatkan hasil yang tidak jauh berbeda dari survey awal penjualan pribadi. Sebagian besar menyatakan tidak menarik dalam hal hadiah yang diberikan oleh perusahaan saat promo, informasi saaat promo, serta garansi produk Olympic yang tidak menarik dinyatakan, dalam hal display produk furniture Olympic dan promosi penjualan Olympic oleh CV. Suka Damai kepada konsumen dinyatakan biasa saja.
Pada dasarnya penjualan pribadi dan promosi penjualan yang dilaksankan di CV. Suka Damai Soreang telah dilaksanakan dengan baik, namun berdasarkan hasil survey awal pada konsumen furniture Olympic di CV. Suka Damai Soreang bahwa wiraniaga yang melaksanakan penjualan pribadi dan promosi penjualan
(46)
8
tidak menjalankan tugasnya dengan optimal. Hal ini adanya indikasi bahwa pelaksanaan penjualan pribadi dan promosi penjualan di CV. Suka Damai Soreang belum optimal. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya penurunan keputusan pembelian konsumen di CV. Suka Damai. Oleh karena itu CV. Suka Damai harus melakukan kegiatan promosi sebaik mungkin agar tidak kehilangan calon pelanggan melalui kegiatan penjualan pribadi dan promosi penjualan.
Saat ini belum pernah ada penelitian sebelumnya tentang pengaruh penjualan pribadi dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk furniture, berdasarkan uraian diatas maka Penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :
”PENGARUH PENJUALAN PRIBADI DAN PROMOSI PENJUALAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA PRODUK FURNITURE OLYMPIC DI CV. SUKA DAMAI SOREANG”
(47)
9
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang penelitian. Serta untuk memberi batasan terhadap permasalahan yang akan dibahas, maka identifikasi masalah yang ditetapkan sebagai berikut :
Saat ini kebutuhan masyarakat akan furniture sedang meningkat
Banyaknya showroom furniture yang berlomba-lomba dalam menarik konsumen sehingga mengakibatkan persaingan yang ketat
Olympic menjadi salah satu pasar utama, tapi penjualan produk Olympic di CV. Suka Damai Soreang mengalami penurunan padahal strategi pemasaran sudah dilakukan.
Strategi yang paling utama dilakukan oleh CV. Suka Damai Soreang adalah penjualan pribadi dan promosi penjualan. Tapi pada hasil survey awal, hasil menunjukkan penjualan pribadi yaitu cara memulai pembicaraan wiraniaga saat presentasi mengenai produk adalah tidak menarik, para wiraniaga CV.Suka Damai dinyatakan tidak menguasai sepenuhnya pengetahuan tentang tentang produk Olympic, wiraniaga tidak mampu dalam mengatasi keluhan dan keberatan dari konsumen, presentasi wiraniaga tidak dapat meyakinkan konsumen untuk dapat melakukan pembelian hal ini didukung pula oleh kurang jelasnya penjelasan dari wiraniaga mengenai syarat-syarat penjuaan.
Begitu pula dengan promosi penjualannya sebagian besar responden menyatakan tidak menarik dalam hal hadiah yang diberikan oleh
(48)
10
perusahaan saat promo, informasi saaat promo, serta garansi produk Olympic yang tidak menarik dinyatakan, dalam hal display produk
furniture Olympic dan promosi penjualan Olympic oleh CV. Suka Damai kepada konsumen dinyatakan biasa saja.
1.2.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan uraian dalam latar belakang penelitian diatas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap penjualan pribadi pada produk
furniture Olympic di CV. Suka Damai Soreang.
2. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap promosi penjualan pada produk Olympic furniture di CV. Suka Damai Soreang.
3. Bagaimana keputusan pembelian konsumen pada produk Olympic
furniture di CV. Suka Damai Soreang.
4. Seberapa besar pengaruh penjualan pribadi dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian pada produk furniture Olympic di CV. Suka Damai Soreang secara parsial dan simultan.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan informasi yang akan digunakan untuk menganalisis pengaruh penjualan pribadi dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian produk furniture Olympic pada CV. Suka Damai Soreang. Dan diharapkan dapat membantu perusahaan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi sesuai dengan topik yang diambil oleh
(49)
11
penulis, dengan cara menganalisis, khususnya informasi dan data mengenai pengaruh penjualan pribadi dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis :
1. Untuk mengetahui tanggapan konsumen terhadap pelaksanaan penjualan pribadi pada produk furniture Olympic di CV. Suka Damai Soreang. 2. Untuk mengetahui tanggapan konsumen terhadap pelaksanaan promosi
penjualanpada produk furniture Olympic di CV. Suka Damai Soreang. 3. Untuk mengetahui keputusan pembelian konsumen pada produk furniture
Olympic di CV. Suka Damai Soreang.
4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh pelaksanaan penjualan pribadi dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk
furniture Olympic di CV. Suka Damai Soreang secara parsial dan simultan.
1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Praktis
Dari hasil penelitian dan pengumpulan data-data kemudian dituangkan dalam bentuk penelitian ini, Adapun manfaat-manfaat yang dapat diambil tersebut adalah sebagai berikut:
(50)
12
1. Bagi penulis
Kegunaan yang diharapkan adalah menambah wawasan dan pengetahuan mengenai manajemen bisnis terutama dalam bidang penjualan pribadi dan promosi penjualan.
2. Bagi perusahaan
Semoga dapat bermanfaat dalam merancang strategi agar pelaksanaan penjualan pribadidan promosi penjualan bisa terlaksana dengan baik.
3. Bagi pihak lain
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan dan bahan referensi tentang informasi pengaruh penjualan pribadidan promosi penjualan sehingga dapat digunakan sebagai umpan balik bagi kinerja masing-masing.
1.4.2. Kegunaan Akademis
1. Untuk menambah dan memperluas wawasan pengetahuan agar dapat dijadikan bahan referensi untuk pengembangan ilmu Manajemen Bisnis 2. Bagi penulis lainnya, hasil penelitian ini dapat menjadi gambaran bagi
penulis lain yang membutuhkan informasi tentang analisa pengaruh pelaksanaan penjualan pribadi dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian konsumen.
3. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang manajemen bisinis terutama tentang penjualan pribadi, promosi penjualan dan keputusan pembelian konsumen.
(51)
13
1.5.Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dimana penulis memperoleh serta mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan yaitu CV. Suka Damai Soreang yang beralamat di Jl. RAYA SADU No.206B SOREANG, KABUPATEN BANDUNG 40275. Telp (022)-85870236.
Tabel 1.2 Jadwal Penelitian
Keterangan
Oktober ‘11 November ‘11 Desember ‘11 Januari ‘12 Februari ‘12
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengambilan data
Analisis data
Penulisan laporan
Penyusunan UP
Sidang UP
Revisi UP
Pengumpulan Data
Analisis Data
Penulisan Skripsi
(52)
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1. Kajian Pustaka
Dewasa ini bisnis sangat berkembang pesat terutama dijaman yang semakin modern persaingan semakin ketat dan berat. Menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2009 : 18) bisnis adalah aktivitas yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang atau perusahaan dalam bentuk jasa atau barang untuk memperoleh laba. Tentunya dalam menjalankan bisnis para pelaku bisnis pastinya melaksanakan kegiatan pemasaran.
Agar suatu produk berupa barang atau jasa dapat dikenal, dimengerti, dipahami, dan disukai masyarakat atau konsumen maka kegiatan pemasaran perlu dilaksanakan. Djaslim Saladin (2007 :1) mengungkapkan bahwa pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi, dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan. Jadi pemasaran yaitu kegiatan yang ditujukan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran. Maka dari itu dalam menciptakan penjualan agar tujuan perusahaan tercapai perlu adanya strategi pemasaran.
Salah satu unsur dalam strategi pemasaran adalah bauran pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan, yang berkaitan dengan penentuan, bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada satu segmen pasar tertentu, yang merupakan sasaran pasarannya. Marketing mix
(53)
15
merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel mana dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya. Variabel atau kegiatan tersebut perlu dikombinasikan dan dikoordinasikan oleh perusahaan seefektif mungkin, dalam melakukan kegiatan pemasarannya.
Dengan demikian perusahaan tidak hanya sekedar memiliki kombinasi kegiatan yang terbaik saja, akan tetapi dapat mengkoordinasikan berbagai variabel marketing mix tersebut, untuk melaksanakan program pemasaran secara efektif. Menurut Swasta dan Irawan (1993:87) bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistim pemasaran perusahaan. Keempat unsur atau variabel bauran pemasaran (Marketing mix) tersebut adalah sebagai berikut:
1. Produk
Sebuah objek yang nyata atau jasa tidak berwujud yang diproduksi massal atau diproduksi dalam skala besar dengan volume unit tertentu
2. Harga
Harga adalah jumlah pelanggan yang membayar untuk produk. Hal ini ditentukan oleh sejumlah faktor termasuk pangsa pasar, persaingan, biaya material, produk identitas, dan nilai yang dirasakan pelanggan pada produk. 3. Place / Distribusi
Place mewakili lokasi dimana suatu produk dapat dibeli. Hal ini sering disebut sebagai saluran distribusi. Ini dapat mencakup toko fisik maupun toko-toko virtual di internet. Strategi distribusi bertujuan memberi
(54)
16
kemudahan kepada konsumen dalam menemukan informasi dan keberadaan produk.
4. Promosi
Mewakili semua komunikasi yang seorang pemasar dapat digunakan. Promosi mempunyai empat elemen berbeda : periklanan, sales promotion, publicity, personal selling.
Suatu produk sebesar apapun manfaatnya akan tetapi jika tidak dikenal oleh konsumen, maka produk tersebut tidak akan diketahui manfaatnya dan mungkin tidak akan dibeli oleh konsumen oleh karena itu perusahaan harus berusaha mempengaruhi para konsumen untuk menciptakan permintaan atas produk tersebut, usaha tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan promosi. ( Sofjan Assauri, 2010 : 264)
Kegiatan promosi yang dilakukan suatu perusahaan merupakan penggunaan kombinasi yang terdapat dari unsur-unsur atau peralatan promosi yang mencerminkan pelaksanaan kebijakan promosi dari perusahaan tersebut. Kombinasi dari dari unsur-unsur atau perlatan promosi ini adalah bauran promosi yang terdiri dari advertensi, personal selling, sales promotion dan publisitas.
2.1.1 Penjualan Pribadi
2.1.1.1 Definisi Penjualan Pribadi
Perusahaan saat ini bergantung pada tenaga penjual atau wiraniaga untuk membidik dan mencari calon pembeli yang potensial untuk menjadikan mereka pelanggan, kemudian mengembangkan bisnis menurut Kotler (2008:150) Penjualan pribadi adalah persentasi pribadi oleh wiraniaga perusahaan untuk
(55)
17
tujuan menghasilkan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan. Sedangkan menurut Ali Hasan (2009 : 368) penjualan pribadi merupakan bentuk presentasi secara lisan dengan satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan penjualan.
Selain pendapat dua ahli di atas, masih banyak pengertian penjualan pribadi yang didapat dari berbagai sumber di internet. Penjualan pribadi adalah suatu bentuk penyajian secara lisan dalam suatu pembicaraan dengan seseorang atau lebih calon pembeli dengan tujuan meningkatkan terwujudnya penjualan produk. Dengan kontak langsung ini diharapkan akan terjadi hubungan atau interaksi yang positif antara pengusaha dengan calon konsumennya itu.
2.1.1.2 Fungsi Penjualan Pribadi
Ali Hasan (2009:368) mengungkapkan fungsi penjualan pribadi sebagai berikut:
1. Prospecting, yaitu mencari pembeli dan menjalin hubungan dengan mereka 2. Targeting, yaitu mengalokasikan kelangkaan waktu penjual demi pembeli. 3. Communicating, yaitu memberi informasi produk perusahaan kepada
pelanggan.
4. Selling, yakni mendekati, mempresentasikan, dan mendemostrasikan mengatasi penolakan, serta menjual produk kepada pelanggan.
5. Servicing, yakni memberikan berbagai jasa dan pelayanan kepada pelanggan. 6. Information gathering, yakni melakukan riset dan intelegen pasar.
(56)
18
2.1.1.3 Bentuk-bentuk Yang Dipergunkan Dalam Penjualan Pribadi
Ahmad Subagyo (2010:156) mengungkapkan bentuk-bentuk yang dipergunakan dalam penjualan pribadiada bermacam-macam yaitu :
1. House to House / Door to door selling
Salesman yang mengunjungi pembeli dari rumah ke rumah.
2. Salesman yang bekerja pada pedagang besar dan bertugas mengunjungi.
retailer
3. Acros the counter selling
Biasanya pada toko-toko pengecer, dimana salesman melayani calon pembeli yang datang.
4. Order taker
Salesman yang tidak mencari order, karena ditugaskan oleh produsen untuk memperkenalkan produk baru, mengatur display, membangkitkan kembali minat pengecer terhadap produk lama, serta memberikan nasihat, petunjuk dan bimbingan kepada pelanggan.
5. Pimpinan perusahaan yang mengunjungi para langganan yang penting untuk melakukan penjualan. Hal ini sering terjadi pada chain store dan perdagangan industri dalam jumlah besar.
6. Salesman yang bekerja pada suatu pabrik yang bertugas menghubungi pabrik lain, pedagang besar atau pedagang eceran.
2.1.1.4 Ciri – Ciri Penjualan Pribadi
Ciri – ciri penjualan pribadi menurut Djaslim Saladin ( 2007 : 147 ) yaitu : 1. Tatap muka pribadi
(57)
19
Penjualan pribadi yang mempunyai hubungan hidup, langsung dan interaktif antara dua pihak atau lebih.
2. Pemupukan hubungan
Dengan penjualan pribadi akan beraneka ragam hubungan, mulai dari hubungan jual – beli sampai kepada hubungan persahabatan yang erat.
3. Tanggapan
Pembeli lebih tegas dalam mendengarkan dan memberi tanggapan, sekalipun tanggapannya hanya merupakan ucapan terima kasih.
2.1.1.5 Sifat-sifat Penjualan Pribadi
Ali Hasan (2009:368) mengungkapkan sifat-sifat penjualan pribadiadalah sebagai berikut:
1. Personal Confrontation, yaitu mencakup hubungan yang dinamis, harmonis, langsung dan interaktif antara dua pelanggan atau calon pelanggan atau lebih, kemudian pengamatan personal membentuk kemampuan untuk saling menyesuaikan.
2. Cultivation, yaitu sifat yang memungkinkan timbulnya berbagai jenis hubungan mulai dari hubungan penjualan sampai ke hubungan persahabatan, kemudian penjualan personal akan sangat efektif apabila seller
mengutamakan kepentingan pelanggan guna mempertahankan hubungan pembelian jangka panjang .
3. Response, yaitu membuat calon pembeli merasa berkewajiban untuk mendengarkan pembicaraan seller dan calon pembeli terkadang “terpaksa”
(58)
20
harus menaggapi walaupun hanya sekedar ucapan “terima kasih” secara sopan .
2.1.1.6 Keunggulan dan Kelemahan Penjualan Pribadi
Penjualan pribadi mempunyai karakteristik yang sangat berbeda dengan alat promosi lainnya. Perbedaan karakteristik itu menyebabkan penjualan pribadi mempunyai keunggulan – keunggulan tertentu dibandingkan dengan alat promosi lainnya. Keunggulan – keunggulan penjualan pribadi menurut Ahmad Subagyo (2010 :157) sebagai berikut :
1. Lebih mudah disesuaikan delam cara menjualnya dengan keinginan konsumen yang diketahui dari reaksi konsumen terhadap barang yang dipromosikan.
2. Berbeda dengan cara promosi yang lain, dalam melakukan penjualan secara perorangan, wiraniaga dapat langsung mengadakan penjualan pada saat terjadi kontak dengan calon pembeli.
3. Dapat mendemonstrasikan cara-cara pengunaan barang secara langsung kepada calon pembeli, dan sekaligus menonjolkan kelebihan-kelebihan produk tersebut.
4. Dapat memberikan jawaban atas pertanyaan calon pembeli dan memberikan penjelasan atas keberatan-keberatannya serta dengan keahliannya dapat membuat calon pembeli yang semula tidak tertarik akan membeli barang tersebut.
(59)
21
5. Wiraniaga dapat mengunjungi langganan secara teratur, menanyakan pesan-pesan selanjutnya, sehingga barang dilangganan tidak kehabisan dan perusahaan dapat meningkatkan penjualan.
6. Dapat membantu calon pembeli dalam memberikan petunjuk / nasihat mengenai barang yang akan dibeli.
Selain mempunyai keunggulan, penjualan pribadi juga mempunyai kelemahan dibandingkan dengan alat promosi lainnya. Kelemahan utama dari penjualan pribadi adalah :
1. Biaya perkontrak relatif tinggi, karena pesan yang disampaikan perusahaan tidak secara masal, tetapi bersifat pribadi, hanya pada calon pembeli yang dikunjungi saja.
2. Calon pembeli yang dikunjungioleh wiraniaga harus memberikan penjelasan-penjelasan secara jelas.
3. Sulit mencari wiraniaga yang benar-benar ahli dalam bidangnya. Salah satu cara mengatasi ialah dengan mengadakan latihan kepada wiraniaga yang dapat menggunakan biaya dan waktu secara lebih efisien.
2.1.1.7Langkah-langkah Penjualan Pribadi
Menurut Kotler (2009:272) dalam menjalankan bisnis, untuk memasarkan produk menggunakan langkah-langkah penjualan pribadi mencakup mencari calon pelanggan (memprospek) dan mengkualifikasikannya, pendekatan pendahuluan, presentasi dan demonstrasi, mengatasi keberatan dan keluhan, penutupan, tindak lanjut dan pemeliharaaan.
(60)
22
James dalam penelitiannya yang dikutip oleh Ali Hasan (2009:369) ada 8 urutan strategi penjualan pribadi yang mencakup leads and refferals, making telephone appoinments, estabilishing rapport, presentation, close the deal, the “delivery” stage, the “service” stage, follow up and cross sell stage. Selain itu dalam penelitian Shefiu (2010:73) proses penjualan pribadi mencakup 5 langkah yaitu prospecting, pre-aproach, aproach, close, follow up.
Adapun langkah-langkah penjualan menurut Kotler (2009:272) yaitu: 1. Mencari calon pelanggan (memprospek) dan mengkualifikasikannya
Langkah pertama dalam penjualan adalah mengidentifikasi dan mengkualifikasikan calon pelanggan. Semakin banyak perusahaan yang bertanggung jawab untuk mencari dan mengkualifikasikan petunjuk sehingga wiraniaga dapat menggunakan waktu mereka tidak untuk melakukan apa yang dapat mereka lakukan dengan sangat baik: menjual. Perusahaan mengkualifikasikan petunjuk dengan menghubungi calon pelanggan lewat surat atau untuk menilai tingkat minat dan kapasitas keuangan mereka. Calon pelanggan yang “panas” dialihkan ke wiraniaga lapangan dan calon pelanggan yang “hangat” ke unit telemarketing untuk tindak lanjut. Bahkan kemudian, dibutuhkan sekitar empat kunjungan ke calon pelanggan agar terjadi transaksi bisnis.
2. Pendekatan Pendahuluan
Pada tahap ini wiraniaga perlu belajar sebanyak mungkin tentang perusahaan dan calon pelanggan (apa yang dibutuhkan, siapa yang terlibat dalam keputusan pembelian) dan pembelinya (karakteristik pribadi dan gaya
(61)
23
pembelian mereka). Wiraniaga tersebut seharusnya menetapkan tujuan menentukan kualifikasi calon, mengumpulkan informasi, melakukan penjualan langsung. Tugas lainnya adalah memutuskan pendekatan hubungan terbaik, yang mungkin berupa kunjungan pribadi, telepon atau surat. Akhirnya, wiraniaga tersebut seharusnya merencanakan seluruh strategi penjualan untuk pelanggan tersebut.
3. Presentasi dan demonstrasi
Wiraniaga menyampaikan “kisah” produk kepada pembeli, menggunakan pendekatan fitur, keuggulan (advantage), manfaat (benefit), dan nilai (value).
Fitur menggambarkan karakteristik fisik penawaran pasar, seperti kecepatan pemrosesan chip atau kapasitas memori. Keunggulan menjelaskan mengapa gitur teknis, layanan, dan sosial yang dihantarkan oleh penawaran. nilai menggambarkan nilai penawaran (sering dalam istilah moneter). Wiraniaga sering menghabisakan terlalu banyak waktu dalam fitur produk (orientasi produk) dan tidak cukup waktu menekankan sisi manfaat dan nilai (orientasi pelanggan)
4. Mengatasi keberatan dan keluhan
Pelanggan biasanya mengajukan keberatan. Resistensi psikologis meliputi resistensi terhdap interfensi, preferensi, terhadap sumber pasokan atau merek yang sekarang digunakan, apatis, tidak bersedia melepaskan sesuatu, hubungan tidak menyenangkan yang diciptakan oleh wiraniaga, ide yang sudah ditentukan sebelumnya, ketidaksukaan untuk mengambil keputusan,
(62)
24
dan sikap nerotik terhadap uang. Resistensi logis bisa merupakan keberatan terhadap harga, jadwal pengiriman, atau karakteristik produk perusahaan.
Untuk menangani keberatan ini, wiraniaga mempertahankan pendekatan positif, meminta pembeli mengklarifikasi keberatan, mengajukan pertanyaan dengan cara dimana pembeli menjawab keberatannya sendiri, menyangkal keakuratan hal yang menjadi keberatan tersebut, atau mengubahnya mejadi alasan untuk membeli. Meskipun harga merupakan masalah yang paling sering dinegosiasikan, masalah lain meliputi waktu penyelesaian kontrak, kualitas barang dan jasa yang ditawarkan; volume tanggung jawab pembiayaan, pengambilan risiko, promosi, dan hak milik; serta keamanan produk.
Kadang-kadang wiraniaga terlalu mudah menyerah ketika pelanggan meminta diskon. Perusahaan menyadari masalah ini ketika pendapatan penjualan naik 25%, tetapi laba tetap. Perusahaa memutusakan untuk melatih kembali wiraniaganya untuk “menjual pada harga,” dan tidak “menjual dibawah harga.” Wiraniaga diberi informasi yang lebih banyak tentang sejarah penjualan dan perilaku setiap pelanggan. Mereka mendapatkan pelatihan untuk menyadari peluang bernialai tambah dan bukan peluang penurunan harga. Dengan demikian, pendapatan penjualan perusahaan meningkat dan begtu juga dengan marjinnya.
5. Penutupan
Tanda penutupan dari pembeli meliputi tindakan fisik, pernyataan, atau komentar dan pertanyaan. Wiraniaga dapat menanyakan pesanan,
(63)
25
merekapitulasi poin-poin yang telah disepakati, menawarkan untuk membantu menulis pesanan, bertanya apakah pembeli ingin membeli produk A atau B, membuat pembeli mengambil pilihan kecil seperti warna atau pemesanan sekarang. Wiraniaga dapat menawarkan insentif khusus untuk menutup, seperti harga khusus, kuantitas, atau cinderamata.
6. Tindak lanjut dan pemeliharan
Tindak lanjut dan pemeliharaaan diperlukan untuk memastikan kepuasan pelanggan dan terulangnya kerja sama. Segera setelah menutup penjualan, wiraniaga harus menyatukan semua data yang diperlukan tentang waktu pengiriman, syarat pembelian, dan masalah penting bagi pelanggan. Wiraniaga harus menjadwalkan kunjungan tindak lanjut setelah pengiriman untuk memastikan pemasangan, instruksi, dan layanan yang dapat mendeteksi semua masalah, memastikan minat wiraniaga kepada pembeli, dan mengurangi disonansi kognitif. Wiraniaga harus mengembangkan rencana pemeliharaan dan pertumbuhan bagi pelanggan.
Dengan demikian dalam penelitiian ini karena yang menjadi tujuannya adalah konsumen, maka penulis memilih 5 langkah penjualan pribadi mencakup pendekatan pendahuluan, presentasi dan demonstrasi, mengatasi keberatan dan keluhan, penutupan, tindak lanjut dan pemeliharaaan.
2.1.2 Promosi Penjualan
2.1.2.1 Pengertian Promosi Penjualan
Promosi penjualan menurut Kotler (2009 : 219) bahan inti dalam kampanye pemasaran, terdiri dalam koleksi alat insentif, sebagian besar jangka
(64)
26
pendek, yang dirancang untuk menstimulasi pembelian yang lebih cepat atau lebih besar atas produk atau jasa tertentu oleh konsumen atau perdagangan.
Adapun pengertian promosi penjualan menurut Suharno (2010: 273): “promosi penjualan terdiri dari insentif-insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan produk atau jasa dalam periode tertentu”.
Promosi penjualan menurut Julian Cummins (2010:30) terdiri dari serangkaian teknik yang digunakan untuk mencapai sasaran-sasaran penjualan/pemasaran dengan penggunaan biaya yang efektif, dengan memberikan nilai tambah pada produk atau jasa baik kepada perantara maupun pemakai langsung, biasanya tidak dibatasi dalam jangka waktu tertentu.
Dari pengertian promosi penjualan yang dikemukakan oleh para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa promosi penjualan memiliki karakteristik sebagai berikut: merupakan insentif yang diberikan perusahaan, berjangka waktu pendek, dirancang untuk mempercepat dan memperbesar pembelian.
2.1.2.2 Peranan Promosi Penjualan
Belakangan ini, promosi penjualan dipakai oleh perusahaan-perusahaan dalam mempromosikan produk mereka. Pada sisi lain konsumen juga tertarik pada promosi penjualan. Ini terbukti dan sensitifnya konsumen terhadap segala yang berbau diskon. Ada beberapa factor lingkungan yang mendorong semakin pentingnya promosi penjualan, yaitu:
a. Hasil jangka pendek
Promosi penjualan umumnya diikuti oleh peningkatan penjualan dalam jangka pendek. Namun ada kritik bahwa jika tidak disertai oleh loyalitas
(65)
27
konsumen, maka kenaikan penjualan ini bersifat sementara. Begitu promosi berakhir, penjualan pun menurun. Dikhawatirkan pula bahwa promosi penjualan ini menurunkan persepsi kualitas.
b. Tekanan persaingan
Dalam situasi yang bersaing ketat, promosi penjualan merupakan salah satu cara untuk merebut pelanggan pesaing. Apabila pesaing menyatakan bahwa para pelanggan pesaingnya kabur, para pesaing mungkin melakukan serangan balik dengan melakukan adanya promosi penjualan pula.
c. Harapan pembeli
Apabila sering mendapat insentif, konsumen maupun perantara dapat berubah persepsi bahwa insentif itu bukan promosi penjualan lagi melainkan bagian dari paket produk. Dengan kata lain, insentif bukan lagi suatu surprice, melainkan suatu keharusan, kalau begitu , mau tak mau perusahaan harus menyediakannya.
d. Rendahnya kualitas penjual eceran
Apabila pramuniaga berkualitas rendah atau kalau sama sekali tidak menggunakan pramuniaga (swalayan), maka promosi penjualan seperti display atau sampel merupakan satu-satunya alat promosi yang terdapat di counter.
2.1.2.3 Tujuan Promosi Penjualan
Tujuan promosi penjualan perlu diidefinisikan di awal agar program ini berjalan dengan efektif. Pemasar dapat menggunakan promosi penjualan untuk
(66)
28
meningkatkan penjualan jangka pendek, namun juga dalam jangka panjang untuk menciptakan pangsa pasar.
Tujuan promosi dagang mencakup mengajak pengecer untuk memasarkan barang baru dan menyimpan lebih banyak inventori. Promosi penjualan umumnya digunakan bersama-sama dengan pemasangan iklan atau penjualan pribadi. Secara umum, promosi penjualan harus menciptakan promosi pemasaran bagi produk, yang akan memperkuat posisi produk dan loyalitas produk, bukan hanya menciptakan penjualan jangka pendek saja, atau pergantian merek secara temporer saja. Harus diupayakan agar promosi penjualan akan berdampak jangka panjang secara positif terhadap produk.
2.1.2.4 Jenis Promosi Penjualan
Jenis penjualan menurut Kotler (2009:222) mencakup sampel, kupon, rabat, kemasan harga (kesepakatan pengurangan harga), premi, program frekuensi, hadiah (kontes, undian, permainan, penghargaan patronage, percobaan gratis, garansi produk, promosi terikat, promosi silang tampilan dan demonstrasi titik pembelian (POP).
Sedangkan menurut Suharno (2010:274-275) Alat-alat yang digunakan untuk mencapai tujuan promosi penjualan, yaitu terdiri alat bagi promosi penjualan pada konsumen dan pada pengecer. Alat promosi penjualan untuk konsumen mencakup potongan harga (diskon), kupon, kontes (undian berhadiah, permainan), hadiah pelanggan, pemberian premium, rabat, contoh produk , pameran dagang, kemasan dengan harga potongan, barang iklan khusus, tunjangan, promosi di titik penjualan.
(67)
29
Selain itu Dolak dalam penelitian Rangsan Nochai dan Titida Nochai (2011:131), alat yang digunakan dalam promosi adalah kupon, sampel, premium, promosi di titik penjualan, display, kontes, rabat, dan undian. Adapun alat-alat promosi menurut Suharno (2010:274-275) adalah sebagai berikut:
1. Potongan Harga (diskon)
Potongan harga (diskon) adalah pengurangan pengurangan langsung terhadap harga atas pembelian selama satu periode tertentu.
2. Kupon
Kupon adalah lembar yang member pembeli hak penghematan ketika mereka membeli produk yang sudah ditentukan.
3. Kontes, Undian Berhadiah, dan permainan
Kontes, Undian berhadiah, dan permainan adalah kegiatan-kegiatan promosi yang memberikan konsumen kesempatan untuk memenangkan sesuatu hadiah dengan mengandalkan nasib baik atau usaha tambahan.
4. Hadiah Pelanggan
Hadiah pelanggan adalah uang tunai atau hadiah lain atas penggunaan regular produk tertentu.
5. Pemberian Premium
Pemberian premium adalah barang yang ditawarkan secara gratis atau dengan harga murah sebagai suatu insentif bagi pembelian sebuah produk.
6. Rabat
Tawaran pengembalian uang (rabat) adalah tawaran untuk mengembalikan uang atas harga penjualan produk kepada konsumen dengan syarat tertentu.
(68)
30
7. Contoh produk
Contoh produk adalah sedikit produk yang ditawarkan kepada konsumen untuk dicoba.
8. Pameran dagang
Banyak industri menampilkan dan menjual dagangan mereka pada pameran dagang yang memungkinkan penjual mendemonstrasikan produk, memberikan informasi, menjawab pertanyaan, membandingkan merk dengan persaingan dan melakukan pesanan.
9. Kemasan dengan harga potongan
Kemasan dengan harga potongan adalah potongan harga yang ditandai oleh produsen secara langsung pada label atau kemasan.
10. Barang iklan khusus
Barang iklan khusus adalah barang yang berguna yang dicetaki nama pemasang iklan, diberikan sebagai hadiah kepada konsumen.
11. Promosi di titik penjualan mencakup pameran dan demonstrasi yang terjadi dititik pembelian atau titik penjualan.
12. Tunjangan
Tunjangan adalah uang promosi yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pengecer sebagai imbalan atas kesediaan pengecer menampilkan produk pemasar dalam cara tertentu.
Dengan demikian dalam penelitian ini sesuai dengan kondisi yang ada di perusahaan, maka penulis menggunakan diskon, garansi, display dan hadiah sebagai alat promosi penjualan.
(69)
31
2.1.3 Keputusan Pembelian Konsumen
2.1.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen
Proses keputusan untuk membeli dipengaruhi oleh bermacam-macam dorongan. Walaupun keputusan untuk membeli sama sekali tidak bisa dipaksakan oleh produsen, akan tetapi adanya motif-motif pembelian itu maka para produsen dapat mempengaruhi atau memperbesar kecenderungan para konsumen tersebut untuk membeli dengan berbagai cara diantaranya dengan mengadakan promosi untuk mengkomunikasikan keunggulan-keunggulan produk yang dihasilkan agar calon pembeli tertarik. Pengambilan keputusan pembelian merupakan bagian terpenting dalam tingkah laku konsumen secara umum dan merupakan titik awal dari keseluruhan pola konsumsi konsumen.
Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (2010:63-65) Proses keputusan pembelian merupakan suatu tahapan yang dilewati oleh seorang konsumen ketika membeli suatu produk.
Menurut Fandy Tjiptono (2008:21) keputusan pembelian adalah sebuah proses dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya, yang kemudian mengarah kepada keputusan pembelian.
2.1.3.2 Tipe Perilaku Pembelian Konsumen
Setiap konsumen mungkin akan melakukan pengambilan keputusan yang tidak sama tergantung pada jenis keputusan pembelian. Pembelian yang rumit dan
(70)
32
mahal memungkinkan melibatkan lebih banyak pertimbangan pembeli dan lebih banyak peserta.
Assael membedakan empat Tipe perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat defrensiasi merek (Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin, 2010:62).
a. Perilaku pembelian yang kompleks / rumit
Konsumen mengakui keterikatan yang tinggi dalam proses pembeliannya, harga produk tinggi dalam prosess pembeliannya, harga produk tinggi, jarang dibeli, memiliki resiko yang tinggi.perilaku konsumen melalui proses tiga langkah, yaitu pertama mengembangkan keyakinantentang produk tersebut. Kedua membengun sikap, dan ketiga melakukan pilihan ( dibeli/tidak ) adanya perubahan nyata.
b. Perilaku pembelian yang mengurangi ketidakefisienan
Konsumen mengalami keterlibatan tinggi akan tetapi melihat sedikit perbedaan, diantara merek – merek. Disini konsumen mengunjungi beberapa tempat ( toko ) untuk mencari yang lebih cocok.
c. Perilaku pembelian karena kebiasaan
Keterlibatan konsumen rendah sekali dalam proses pembelian karena tidak ada perbedaan nyata diantara berbagai merek. Harga barang relatif rendah.
d. Perilaku pembelian yang mencari Keragaman
(1)
134
4. Secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel penjualan pribadi dan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk Furniture Olympic di CV. Suka Damai Soreang, dengan pengaruh sebesar 75,2% sedangkan sisanya sebesar 24,8% merupakan pengaruh dari variabel lain yang tidak diteliti seperti diferensiasi produk, harga, periklanan dan lain-lain. Sedangkan secara parsial variabel penjualan pribadi memberikan pengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk furniture Olympic di CV. Suka Damai Soreang dengan pengaruh sebesar 39,2% sedangkan sisanya dari 75,2% (secara simultan) yakni sebesar 36,0% merupakan pengaruh yang diberikan oleh variabel promosi penjualan dengan pengaruh yang signifikan pula.
5.2 Saran
Saran yang dapat dijadikan masukan dan kritik dari penulis kepada pihak CV. Suka Damai Soreang yaitu:
1. Tanggapan konsumen terhadap penjualan prbiadi dinilai baik, namun CV.Suka Damai Soreang dalam memaksimalkan penjualannya perlu memperhatikan presentasi dan demonstrasi yang dilakukan oleh wiraniaga yaitu pengetahuan wiraniaga mengenai produk yang ditawarkan. Dalam hal ini CV. Suka Damai Soreang harus meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Sebaiknya dalam CV. Suka Damai Soreang meningkatkan pelatihan mengenai product knoledge karena dengan baiknnya pengetahuan akan produk maka, calon
(2)
135
konsumen pun akan mendapatkan informasi yang jelas mengenai produk yang ditawarkan oleh wiraniaga.
2. Promosi penjualan yang dilaksanakan oleh CV. Suka Damai Soreang dinilai baik. Namun perlu diperhatikan juga kemenarikan diskon yang ditawarkan oleh CV. Suka Damai yang biasa-biasa saja. Dalam hal ini CV. Suka Damai perlu meningkatkan ide-ide yang lebih kreatif dalam dalam pengaturan display bisa dengan mengatur barang seperti suasana di rumah atau di kantor sesuai dengan tema yang sedang terjadi saat promosi.
3. Meskipun keputusan konsumen di CV. Suka Damai dinilai baik, sebaiknya dalam meningkatkan keputusan pembelian konsumen pada CV. Suka Damai Soreang bisa dengan menggunakan pemasaran interaktif atau secara online. Yaitu dengan cara mempromosikan produk furniture Olympic dengan menggunakan media Internet. Internet menyediakan peluang dan konsumen untuk interaksi dan individualisasi yang jauh lebih besar. (Kotler, 2009:247) Beberapa media pemasaran gratis yang dapat dimanfaatkan dalam internet seperti kaskus, Facebook, Tweeter, blogspot dan lain-lain.
4. Mengadakan penelitian menggunakan variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini seperti diferensiasi produk, harga, periklanan dan lain-lain untuk meningkatkan kualitas dan mutu perusahaan CV. Suka Damai.
(3)
136
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir. (2003). Pengenalan Sistem Informasi. Jogjakarta : Andi
Ahmad Subagyo. (2010). Marketing In Business. Jakarta : Mitra Wacana Media Ali Hasan. (2009). Marketing. Yogyakarta : MedPress
Baenuri. Pengaruh personal selling terhadap keputusan pembelian konsumen pada Zahara Fashion Jakarta. Diakses pada 11 September, 2011Melalui World Wide Web:
http://elib.unikom.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptunikom
pp-gdl-s1-2004-baenuri-533&q=Pengaruh%20personal%20selling%20terhadap%20keputusan%2 0pembelian%20konsumen%20pada%20Zahara%20Fashion%20Jakarta Bashu Swastha & Irawan. (1993). Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta :
BPFC-YKPN
Cummins, Julian. (2010). Promosi Penjualan. Tangerang : Binarupa Aksara
Desy Susilawati. (2011). Furniture Minimalis. Diakses pada 15 November, 2011. Melalui World Wide Web: http://bataviase.co.id/node/543135
Djaslim Saladin. (2007). Intisari Pemasaran dan Unsur-Unsur Pemasaran. Bandung : CV Linda Karya
Dolak, Dave. (2010). Dave Dolak. Diakses pada 8 November, 2011. Melalui
World Wide Web: http://www.davedolak.com/promo.htm
Eddy Soeryanto Soegoto. (2009). Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung.
Jakarta : PT. Elex Media Komputindo
Fandy Tjiptono. (2008). Strategi Pemasaran : Edisi 3. Yogyakarta : Andi
Handi Irawan. (2011). TOP Brand Award. Diakses pada 10 November, 2011 Melalui World Wide Web: http://www.topbrand-award.com/top-brand-survey/survey-result/#
Herry Achmad Buchory & Saladin Djaslim. (2010). Manajemen Pemasaran:Edisi Pertama. Bandung: Linda Karya
(4)
137
Husein Umar. (2001). Metode Riset Bisnis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Husein Umar. (2004).Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Husein Umar. (2005). Metode Riset Bisnis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Indriyo Gitosudarmo. (2007). Manajemen Pemasaran : Edisi Kedua. Yogyakarta :
BPFE
Kotler, Philip. & Keller, K.L. (2009). Manajemen Pemasaran: Edisi 13 jilid 2. Terjemahan oleh Bob Sabran. Jakarta:Erlangga
Masyhuri dan M. Zainudin. (2009). Metode Penelitian : Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung : PT. Refika Aditama.
Moh Nasir. (2005). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Mudjarad Kuncoro. (2001). Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta : UPP AMP YKPM.
Nochai, Rangsan & Nochai, T. (2011). The Influence of Sale Promotion Factors on Purchase Decisions: A Case Study of Portable PC’s in Thailand. International Conference on Financial Management and Economics
IPEDR vol. 11. Diakses pada 28 November, 2011. Melalui World Wide
Web: http://www.ipedr.com/vol11/25-R10037.pdf
Shefiu, Raheem. (2010). Entrepreneurship and selling : A Review. Continental J. Social Sciences 3: 71-76. Diakses pada 28 November, 2011. Melalui
World Wide Web:
http://www.wiloludjournal.com/ojs/index.php/cjsosci/issue/archive Sigit Haryono, Fauzi, A.D.H, Arifin, Z. (2003). Analisis Beberapa Atribut Produk
dan Bauran Promosi serta Implikasinya Terhadap Keputusan Pembelian. Jurnal Aplikasi Manajemen Volume 1 No. 2. Diakses pada 20 November,
2011. Melalui World Wide Web:
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1203222232.pdf
Sofjan Assauri. (2010). Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Sugiyono. (2007). Metode penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta Sugiyono. (2009). Metodologi Penelitian Bisnis Bandung: Alfabeta.
(5)
138
Sugiyono.(2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kulitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Suharno & Yudi Sutarso. (2010). Marketing in Practice. Graha Ilmu. Yogyakarta. Umi Narimawati. (2007) Riset Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Restu
Agung.
Umi Narimawati. (2008) Analisis Multivariat Untuk Penelitian Ekonomi.Yogyakarta : Graha Ilmu.
(6)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Reyner Somasi Niha Harefa
Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 31 Januari 1989
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Golongan Darah : O
Alamat : Jl. Rorojongrang A2 No.19 Pharmindo
Cimahi Selatan
Kewarganegaraan : Indonesia
Riwayat Pendidikan :
1. 1995 – 2001, SDN Melong 1 2. 2001 – 2004, SMPN 4 Cimahi 3. 2004 – 2007, SMAN 6 Cimahi 4. 2007 – 2012 Unikom Bandung