Konstruksi Sosial Media Radio Komunitas Rakita 107,8 FM (studi konstruksi sosial media tentang Isu selamatkan bumi pada radio komunitas rakita 107,8 FM dalam acara green generation time di kota Bandung)

(1)

KONSTRUKSI SOSIAL MEDIA RADIO KOMUNITAS

RAKITA 107.8 FM

(Studi Konstruksi Sosial Media Tentang Isu Selamatkan Bumi Pada Radio Komunitas Rakita 107.8 Fm Dalam Acara Green Generation Time

Di Kota Bandung)

SKRIPSI

Oleh : Oman Setiawan

NIM. 41810154

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

ABSTRAK

KONSTRUKSI SOSIAL MEDIA RADIO KOMUNITAS RAKITA 107.8 FM (Studi Konstruksi Sosial Media Tentang Isu Selamatkan Bumi Pada Radio Komunitas Rakita 107.8 Fm Dalam Acara Green Generation Time Di Kota

Bandung) Oleh:

OMAN SETIAWAN NIM: 41810154

Skripsi ini dibawah bimbingan: Olih Solihin, S.Sos., M.I.Kom

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui Konstruksi Sosial Media Radio Komunitas Rakita 107.8 Fm yang mengangkat isu tentang selamatkan bumi dalam program acara Green Generation Time di kota Bandung. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui tahap pembentukan materi, sebaran konstruksi, dan pembentukan konstruksi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi konstruksi sosial media massa dengan informan yang dipilih secara teknik sampling yang berjumlah 4 orang dan 2 orang informan pendukung. Data diperoleh melaui wawancara mendalam, observasi, studi pustaka, dan internet searching. Adapun teknis analisis data yang digunakan adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan evaluasi.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tahap pembentukan materi terjadi dengan adanya kedekatan antara masyarakat dan radio baik dari segi latar belakang maupun dari materi yang disajikan oleh radio, tahap sebaran konstruksi adanya simbol-simbol yang sengaja dibuat dengan bahasa ajakan dan materi yang selalu dikaitkan dengan pola hidup masyarakat, dan tahap pembentukan konstruksi dapat dipahami dengan materi yang simple dan penjelasan mulai dari pencegahan, penanggulangan, sebab, dan lain-lain. Konstruksi dapat dikonfirmasi terjadi dalam waktu dan kedekatan yang lama dan itu yang membuat radio komunitas Rakita 107.8 Fm dapat membuat masyarakat Sadang Serang kota Bandung ikut serta berpartisipasi dalam realitas terkonstruksi dengan banyaknya perubahan yang ada dilingkungan yang semakin baik dari tahun ke tahun. Saran yang dapat diberikan peneliti sebagai seorang mahasiswa ilmu komunikasi adalah sebuah konstruksi sosial yang dibangun oleh sebuah media komunitas untuk kepentingan bersama maka sebaiknya kita ikut serta berkontribusi dalam rekonstruksi dalam kehidupan sosial.


(3)

ABSTRACT

CONSTRUCTION OF SOCIAL MEDIA COMMUNITY RADIO 107.8 FM RAKITA

(Study of Social Construction Media About Issues Save Earth In Rakita Community Radio 107.8 Fm In the Green Generation Time In Bandung)

By:

OMAN SETIAWAN NIM: 41810154

My advisor for this graduating paper: Olih Solihin, S.Sos., M.I.Kom

This study intends to determine the Construction of Social Media Community Radio 107.8 Fm Rakita who raised the issue of save the earth in the Green Generation Time programs in the city. The purpose of this study is to determine the stage of the formation of matter, distribution of construction, and the establishment of construction.

This study used a qualitative approach to the study of the social construction of the mass media with selected informants sampling techniques that amounted to 4 people and 2 supporters informant. Data were obtained through in-depth interviews, observation, literature, and internet searching. The technical analysis of the data used is the data collection, data reduction, data presentation, and conclusion and evaluation.

From the results of this study concluded that stage of the formation of matter occurs in the presence of closeness between people and radio in terms of both the background and of the material presented by radio, stage construction spread their symbols are intentionally created with the solicitation language and material that are always associated with a pattern community life, and the formation stage of construction can be understood with simple materials and explanations ranging from prevention, prevention, causes, and others. Construction can be confirmed to occur in a long time and proximity, and that's what makes a community radio 107.8 Fm Rakita can make people Sadang Attack Bandung join and participate in the reality constructed by the many changes in the existing environment better and better from year to year. Advice can be given as a student researcher of communication science is a social construction that is built by a community media for the common good then we should also contribute to the reconstruction of the social life.


(4)

1. LATAR BELAKANG MASALAH

Pemanasan global sebagai proses terjadinya bencana kehidupan dan peradaban umat manusia yang pada saatnya akan mengantar alam semesta kepada kehancuran. Namun setidaknya, kewajiban untuk menyelamatkan lingkungan sebagai antisipasi untuk memperlambat laju peningkatan suhu bumi. save earth yang artinya “Selamatkan Bumi” salah satunya yang bisa kita lakukan mulai dari lingkungan sendiri.

Radio komunitas adalah stasiun siaran radio yang operasionalisasi radio dengan sistem pengelolaan dimiliki, dikelola, diperuntukkan, diinisiatifkan dan didirikan oleh sebuah komunitas. Pelaksana penyiaran radio komunitas disebut sebagai lembaga penyiaran komunitas, bersifat independen, dan tidak komersial. Radio komunitas juga sering disebut sebagai radio sosial, radio pendidikan, atau radio alternatif. karena manfaat dan fungsinya ditujukan untuk kemajuan komunitasnya atau warga setempat.1

Rakita 107.8 Fm mempunyai upaya untuk menyebarluaskan informasi dan pendidikan serta berkontribusi dalam mendukung program pembangunan nasional pada umumnya dan pendidikan serta pemberdayaan masyarakat di lingkungan Kelurahan Sadang Serang Kecamatan Coblong pada khususnya2.

Melalui program acara “Green Generation Time” ini Rakita 107.8 Fm mengkampanyekan selamatkan bumi (save earth) yang merupakan salah satu program acara yang banyak diminati. Partisipasi dalam isu selamatkan bumi

1 www.rakita.org 2


(5)

(save earth) adalah bahasan dalam program ini yang dapat mengkonstruksi realias sosial dari program acara yang dijadikan indikator untuk melakukan tahapan yang menjadikan konstuksi media.

Ada hal yang menarik ketika melihat pada konteks selamatkan bumi (save earth) yang ada di radio komunitas Rakita 107.8 Fm, dengan ciri khas lovely green station yang ada di radio tersebut. Apa yang melatarbelakangi sehingga Rakita 107.8 Fm membuat program Green Generation Time, padahal sudah banyak organisasi go green Indonesia, komunitas green peace dan pemerintahan yang memiliki kementrian lingkungan hidup bahkan mereka melakukan kegiatan-kegiatan yang langsung terjun kelapangan seperti penanaman pohon dan sebagainya. Peneliti ingin mengetahui konstruksi sosial media yang dilakukan oleh radio komunitas Rakita 107.8 Fm dalam program acara Green Generation Time terhadap realitas yang terjadi. Bagi peniliti, ini menjadi pertanyaan besar dan menjadi fokus utama permasalahan yang akan diteliti oleh peneliti.

Tetapi penelitian ini menggunakan kritik oleh Burhan Bungin terhadap konstruksi sosial atas realitas dengan menggunakan konstruksi sosial media massa yang menempatkan kelebihan media dan efek media pada keunggulannya yang mempunyai tahapan simultan mulai dari tahap menyiapkan materi konstruksi, tahap sebaran konstruksi, tahap pembentukan konstruksi atas realitas dan menghasilkan sebuah konfirmasi.

Dalam mengkonstruksi suatu realitas sosial, yang ada di radio komunitas Rakita fm melalui program acara Green Generation Time yang bertemakan


(6)

selamatkan bumi (save earth). Suatu konstruksi sosial media massa tidak akan bisa terlepas dari pemikiran manusia, realitas yang terjadi dengan kecepatan dalam pertukaran informasi yang dibutuhkan oleh komunitas atau warganya.

Konstruksi sosial media massa tidak terlepas dari pemikiran dasar tentang konstruksi realitas sosial yang berpandangan bahwa realitas memiliki dimensi subjektif dan objektif. Dimana masyarakat sebagai produk manusia, dan manusia sebagai produk masyarakat, yang keduanya berlangsung secara dialektis. Maka kemunculan media massa, sebagai revisi pendekatan konstruksi sosial atas realitas yang dikembangkan Berger dan Luckmann. Konstrusi sosial media massa khususnya radio mampu melakukan sirkulasi informasi yang cepat dan luas, sehingga konstruksi sosial pun berlangsung dengan sangat cepat dan merata.

Konstruksi sosial media yang ada di Rakita 107.8 Fm dalam program acara Green Generation Time mengenai isu selamatkan bumi bisa terjadi apabila melalui tahapan-tahapan menyiapkan materi bagaimana Rakita 107.8 Fm melihat realitas yang ada di dunia sosial kultural dan ditahap sebaran melalui penulisan dan pembetukan materi kemudian dibentuk atau diserap dan dipahami kedalam diri agar materi tersebut dapat disampaikan kepada pendengar sehingga memunculkan efek terkonstruksi terhadap pendengar.

Sebagai radio komunitas yang bergerak independen, dalam menjalankan acaranya menginginkan pendengar atau audiensnya mendapatkan informasi yang tepat. Maka dari itu radio komunitas Rakita Fm mempunyai program acara yang informatif dan mendidik yaitu Green Generation Time ini. Dengan


(7)

program acara ini diharapkan bisa membangun pola pikir pendengar agar dapat mengetahui bahwa kepedulian terhadap lingkungan sangat penting untuk dijaga dan dapat memberikan dampak yang positif bagi kelangsungan hidup umat manusia.

Media elektronik seperti Radio Komunitas merupakan suatu fenomena dalam media alternatif. Radio Komunitas Rakita 107.8 Fm melakukan sebuah konstruksi sosial media massa melalui acara Green Generation Time mengenai isu selamatkan buminya agar pendengar dapat terkonstruksi dan berkontribusi dalam hal selamatkan bumi.

2. RUMUSAN MASALAH 2.1Pertanyaan Makro

Peneliti Merumuskan Pertanyaan Makro Yaitu Konstruksi Sosial Media Radio Komunitas Rakita 107.8 Fm (Studi Konstruksi Sosial Media Tentang Isu Selamatkan Bumi Pada Radio Komunitas Rakita 107.8 Fm Dalam Acara Green Generation Time Di Kota Bandung) ?

2.2Pertanyaan Mikro

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti merumuskan pertanyaan mikro guna membatasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Tahap Menyiapkan Materi Konstruksi Sosial Media Radio Komunitas Rakita 107,8 FM Mengenai Isu Selamatkan Bumi Dalam Program Acara Green Generation Time ?


(8)

2. Bagaimana Tahap Sebaran Konstruksi Sosial Media Radio Komunitas Rakita 107,8 FM Mengenai Isu Selamatkan Bumi Dalam Program Acara Green Generation Time ?

3. Bagaimana Tahap Pembentukan Konstruksi Sosial Media Radio Komunitas Rakita 107,8 FM Mengenai Isu Selamatkan Bumi Dalam Program Acara Green Generation Time ?

3. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif pendekatan paradigma konstruktivisme. Dengan demikian proses penelitian untuk menggali apa yang terdapat dibalik konstruksi sosial media massa menurut paradigmaa penelitian yang digunakan.

“Dalam pemahaman penelitian kualitatif, realitas itu realitas alam sekalipun, dikonstruksikan secara sosial, yakni berdasarkan kesepakatan bersama.Hasil konstruksi itu dipengaruhi sifat hubungan antara peneliti dengan yang diteliti, secara kendala-kendala situasional diantara keduanya.”

(Mulyana dan Solatun, 2008)

Tujuan penelitian dari paradigma ini diarahkan untuk menghasilkan berbagai pemahaman yang bersifat rekonstruksi, yang didalamnya kriteria kaum positivis tradisional tentang validitas internal dan eksternal digantikan dengan terma-terma sifat layak dipercaya dan otentitas. Dengan pendekatan paradigma konstruktivis ini, peneliti melakukan pendekatan penelitian dengan cara studi konstruksi sosial media massa.

Paradigma konstruktivisme ialah paradigma dimana kebenaran suatu realitas sosial dilihat sebagai hasil konstruksi sosial, dan kebenaran suatu realitas sosial bersifat relatif. Paradigma konstruktivisme ini berada dalam


(9)

perspektif interpretivisme (penafsiran) yang terbagi dalam tiga jenis, yaitu interaksi simbolik, fenomenologis dan hermeneutik. Paradigma konstruktivisme dalam ilmu sosial merupakan kritik terhadap paradigma positivis. Menurut paradigma konstruktivisme realitas sosial yang diamati oleh seseorang tidak dapat digeneralisasikan pada semua orang, seperti yang biasa dilakukan oleh kaum positivis. Konsep mengenai konstruksionis diperkenalkan oleh sosiolog interpretative, Peter L.Berger bersama Thomas Luckman. Dalam konsep kajian komunikasi, teori konstruksi sosial bisa disebut berada diantara teori fakta sosial dan defenisi sosial (Eriyanto 2004:13).

Konstruk sosial media massa adalah mengoreksi subtansi kelemahan dan melengkapi “konstruksi sosial atas realitas”, dengan menempatkan seluruh kebihan media massa dan efek media pada keunggulan “konstruksi sosial media massa” atas “konstruksi sosial atas realitas”. Dari kontek konstruksi sosial melalui media massa melalu tahap-tahap sebagai berikut:

Menyiapkan materi konstruksi sosial media massa adalah tugas redaksi media massa, tugas itu didistribusikan pada desk editor yang ada disetiap media massa. Masing masing media memiliki desk yang berbeda beda sesuai dengan kebutuhan dan visi suatu media. Sebaran konstruksi media massa dilakukan melalui strategi media massa. Konsep konkret strategi sebaran media massa masing-masing media berbeda, namun perinsip utamanya adalah real time. Media elektronik memiliki konsep yang berbeda dengan media cetak. Karena sifat-sifatnya yang langsung (live),


(10)

maka yang dimaksud dengan real time oleh media elektronik adalah seketika disiarkan, seketika itu juga pemberitaan sampai ke pemirsa atau pendengar. Pembentukan Konstruksi Realitas menurut Bungin, dalam bukunya yang berjudul “Konstruksi Sosial Media Massa” antara lain: Tahap Pembentukan Konstruksi Realitas da Pembentukan Konstruksi Citra (Pemberitaan). Tahap Konfirmasi adalah tahapan ketika media massa maupun pembaca dan pemirsa memberikan argumentasi dan akuntabilitasi terhadap pilihannya untuk terlibat dalam tahap pembentukan konstruksi. 4. HASIL PENELITIAN

Dalam pembahasan ini peneliti mencoba menganalisis data hasil wawancara mendalam dan observasi dilapangan. Untuk membahas hal penelitianmelalui beberapa tahapan yaitu:

Tahap menyiapkan materi konstruksi, dimulai dari interksi radio komunitas Rakita 107.8 Fm melalui program acara Green Generation Time yang mengangkat isu tentang selamatkan bumi (save earth) dengan melihat realita yang terjadi dilingkungan sosialnya, materi tersebut berasal dari isu-isu yang sedang terjadi di masyarakat, pengalaman yang dialami dan media yang berkaitan dengan save earth, isu save earth bukanlah hal yang jauh dari kehidupan dunia sosialkultural tetapi sangat dekat dengan ke hidup sehari-hari. Dalam menyiapkan materi konstruksi memanglah sangat penting dalam sebuah program acara karena melihat segmentasi dari para pendengar. Radio komunitas Rakita 107.8 Fm sebagai pembuat program acara Green Generation Time dari segi pembuatan materi ada beberapa


(11)

orang ikut terlibat dalam pembuatan materi acara tersebut tergantung talkshow atau tidak, apabila talkshow materi dibentuk sedemikan rupa oleh penyiar dan dewan program acara agar dapat sesuai dengan siapa talkshow tersebut sedangkan terdapat perbedaan dalam siaran biasa yang materi dipilih dan ditulis sendiri oleh penyiar. Pada tahap sebaran konstruksi dalam program acara Green Generation Time ini berlangsung lama, dan terjadi dengan ataupun tanpa harus melalui tatap muka. Pembuatan signifikasi, yakni pembuatan tanda-tanda, maka penandaan program Acara Green Generation Time terjadi ketika bahasa digunakan untuk mengsignifikasikan makna-makna yang dapat dipahami oleh pendengar atau masyarakat dimana para penggiat dan penyiar radio komunitas Rakita 107.8 Fm mulai menciptakan dan menyiarkan acara tersebut. Pe be tuka ko struksi Titik awal dari proses internalisasi dalam program acara Green Generation Time di radio komunitas Rakita 107.8 Fm merupakan pemahaman yang langsung dari sebuah isu tentang selamatkan bumi (save earth) yang ada di dalam program acara Green Generation Time pemahaman itu diambil dan dibuat ulang oleh penyiar melalui proses pemahaman bukan dengan cara yang sepintas dengan pengalaman yang cukup lama para penyiar ini dapat menginternalisasikan kedalam dirinya dan kedekatan dengan materi yang ingin disampaikannya, sehingga dapat membuat penyampaian materi dengan baik. Pada tahap Ko fir asi radio komunitas Rakita 107.8 Fm melakukan konstruksi sosial melalui program acara Green Generation Time yang mengangkat isu tentang selamatkan bumi (save earth) tidak terlepas


(12)

dari realitas sosial yang terjadi dilingkungan sosialkulturalnya. suatu pengetahuan mengenai selamatkan bumi (save earth) yang merupakan kepedululian terhadap lingkungan hidup memperkuat keputusannya untuk terkonstruksi ikut serta melakukan selamatkan bumi (save earth) ini adalah titik keberhasilan radio komunitas Rakita 107.8 Fm karena masyarakat atau pendengarnya sudah ikut serta melakukan selamatkan bumi (save earth) hal itu diperoleh dari program acara Green Generation Time yang menyampaikan informasi-informasi tentang save earth tetapi tidak semuanya itu terjadi berasalkan dari konstruksi yang dilakukan oleh radio komunitas Rakita 107.8 Fm , walaupun minat pendengar program acara Green Generation Time cukup banyak di Sadang Serang masih banyak faktor yang membuat masyarakat terkonstruksi untuk melakukan hal tersebut.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Tahap menyiapkan materi konstruksi yang dilakukan oleh radio komunitas Rakita 107.8 Fm dalam program acara Green

Generation Time yang mengangkat isu selamatkan bumi (save

earth) tejadi dengan kedekatan materi dan masyarakat dimana sebuah materi dikaitkan dengan pola hidup masyarakat Sadang Serang kota Bandung. Dengan latar belakang sebagai radio komunitas yang didirikan oleh masyarakat untuk masyarakat


(13)

membuat informasi yang diberikan lebih khusus untuk masyarakat sekitar agar adanya media yang menginformasikan kegiatan-kegiatan yang ada di Sadang Serang kota Bandung. 2. Tahap sebaran konstruksi yang terjadi di radio komunitas Rakita

107.8 Fm sudah sangat jelas melalui slogannya yaitu lovely green station, dan nama program acaranya Green Generation Time penandaan tersebut merupakan simbol-simbol yang memang sengaja dibuat untuk membuat pikiran masyarakat apabila mendengar kata Rakita Fm adalah radio komunitas yang bergarak dibidang lingkungan. Penggunaan bahasa semi formal yang digunakan lebih berupa ajakan agar masyarakat sadang serang dapat tertarik untuk ikut serta dalam melakukan kepedulian lingkungan.

3. Tahap pambentukan konstruksi yang terjadi adalah sebuah pemahaman yang dilakukan oleh penyiar bukan dengan cara sepintas tetapi dengan kedekatan yang cukup lama dapat mempermudah sebuah pemahaman materi. Dengan begitu penyiar lebih mudah mengajak pendengar ikut serta dalam internalisasi yang dibentuk oleh penyiar.

4. Tahap konfirmasi dimana sebuah radio komunitas Rakita 107.8 Fm dengan visi dan misi untuk membangun masyarakat dan menyampaikan informasi yang lebih berdekatan dengan masyarakat. Dan ini terjadi dalam program acara Green


(14)

Generation time dimana sebuah isu selamatkan bumi (save earth) menjadi tombak utama yang dilakukan oleh radio komunitas rakita 107.8 Fm karena banyak sumber yang bisa dijadikan acuan untuk membangun masyarakat kota untuk lebih memperhatikan lingkungan dan masyarakat juga mendukung konstruksi tersebut dengan ketersebdiaan mereka yang mulai sadar pentingnya menjaga lingkungan tetapi semua ini bukan hanya berasal dari satu faktor dan satu sumber saja banyak faktor yang membuat masyarakat melakukan selamatkan bumi (save earth) tersebut.


(15)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Alex Sobur.2013. Filasafat Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Ardianto Elvinaro, Komala Lukiati dan Karlinah, Siti. 2009. Komunikasi Massa

suatu pengantar, Bandung: Sambiosa.

Atie Rachmawatie.2007 Radio Komunitas : Eskalasi Demokratisasi Komunikasi. Bandung: Simbiosa

Burhan Bungin. 2006. Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana.

Bungin Burhan. 2008. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta: Kencana Pernada Media Group.

Effendi, Onong Uchjahana. 1991. Radio Siaran Teori Dan Praktek. Bandung: C.V Mandar Maju.

Eni Maryani.2011. Media dan Perubahan Sosial: Suara Perlawanan Melalui Radio Komunitas.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. 1990. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sthepen W. Littlejohn & Karen A. Foss. 2005. Theories of Human Communication. Jakarta : Salemba Humanika.


(16)

Karya Ilmiah

Ade Chandara : Konstruksi Budaya Batak di Radio Mora 88,50 FM Bandung (Studi Konstruksi Sosial Media Massa Mengenai Budaya Batak Dalam Program Acara Eksepsi di Radio Mora 88,50 FM Bandung).

Diki Permana : Citizen Journalism Dalam Radio PR FM 107.5 Bandung (Studi Kasus Citizen Journalism Pada Program "Berita dari Anda" Di Radio PR FM 107.5 News Channel Bandung).


(17)

KONSTRUKSI SOSIAL MEDIA RADIO KOMUNITAS

RAKITA 107.8 FM

(Studi Konstruksi Sosial Media Tentang Isu Selamatkan Bumi Pada Radio Komunitas Rakita 107.8 Fm Dalam Acara Green Generation Time

Di Kota Bandung)

SKRIPSI

Oleh : Oman Setiawan

NIM. 41810154

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(18)

iii ABSTRAK

KONSTRUKSI SOSIAL MEDIA RADIO KOMUNITAS RAKITA 107.8 FM (Studi Konstruksi Sosial Media Tentang Isu Selamatkan Bumi Pada Radio Komunitas Rakita 107.8 Fm Dalam Acara Green Generation Time Di Kota

Bandung) Oleh:

OMAN SETIAWAN NIM: 41810154

Skripsi ini dibawah bimbingan: Olih Solihin, S.Sos., M.I.Kom

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui Konstruksi Sosial Media Radio Komunitas Rakita 107.8 Fm yang mengangkat isu tentang selamatkan bumi dalam program acara Green Generation Time di kota Bandung. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui tahap pembentukan materi, sebaran konstruksi, dan pembentukan konstruksi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi konstruksi sosial media massa dengan informan yang dipilih secara teknik sampling yang berjumlah 4 orang dan 2 orang informan pendukung. Data diperoleh melaui wawancara mendalam, observasi, studi pustaka, dan internet searching. Adapun teknis analisis data yang digunakan adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan evaluasi.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tahap pembentukan materi terjadi dengan adanya kedekatan antara masyarakat dan radio baik dari segi latar belakang maupun dari materi yang disajikan oleh radio, tahap sebaran konstruksi adanya simbol-simbol yang sengaja dibuat dengan bahasa ajakan dan materi yang selalu dikaitkan dengan pola hidup masyarakat, dan tahap pembentukan konstruksi dapat dipahami dengan materi yang simple dan penjelasan mulai dari pencegahan, penanggulangan, sebab, dan lain-lain. Konstruksi dapat dikonfirmasi terjadi dalam waktu dan kedekatan yang lama dan itu yang membuat radio komunitas Rakita 107.8 Fm dapat membuat masyarakat Sadang Serang kota Bandung ikut serta berpartisipasi dalam realitas terkonstruksi dengan banyaknya perubahan yang ada dilingkungan yang semakin baik dari tahun ke tahun. Saran yang dapat diberikan peneliti sebagai seorang mahasiswa ilmu komunikasi adalah sebuah konstruksi sosial yang dibangun oleh sebuah media komunitas untuk kepentingan bersama maka sebaiknya kita ikut serta berkontribusi dalam rekonstruksi dalam kehidupan sosial.

Kata Kunci: Konstruksi Sosial Media Massa, Rakita 107.8 Fm, Selamatkan Bumi.


(19)

iv ABSTRACT

CONSTRUCTION OF SOCIAL MEDIA COMMUNITY RADIO 107.8 FM RAKITA

(Study of Social Construction Media About Issues Save Earth In Rakita Community Radio 107.8 Fm In the Green Generation Time In Bandung)

By:

OMAN SETIAWAN NIM: 41810154

My advisor for this graduating paper: Olih Solihin, S.Sos., M.I.Kom

This study intends to determine the Construction of Social Media Community Radio 107.8 Fm Rakita who raised the issue of save the earth in the Green Generation Time programs in the city. The purpose of this study is to determine the stage of the formation of matter, distribution of construction, and the establishment of construction.

This study used a qualitative approach to the study of the social construction of the mass media with selected informants sampling techniques that amounted to 4 people and 2 supporters informant. Data were obtained through in-depth interviews, observation, literature, and internet searching. The technical analysis of the data used is the data collection, data reduction, data presentation, and conclusion and evaluation.

From the results of this study concluded that stage of the formation of matter occurs in the presence of closeness between people and radio in terms of both the background and of the material presented by radio, stage construction spread their symbols are intentionally created with the solicitation language and material that are always associated with a pattern community life, and the formation stage of construction can be understood with simple materials and explanations ranging from prevention, prevention, causes, and others. Construction can be confirmed to occur in a long time and proximity, and that's what makes a community radio 107.8 Fm Rakita can make people Sadang Attack Bandung join and participate in the reality constructed by the many changes in the existing environment better and better from year to year. Advice can be given as a student researcher of communication science is a social construction that is built by a community media for the common good then we should also contribute to the reconstruction of the social life.


(20)

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas semua rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan penyusunan karya ilmiah yang berjudul “KONSTRUKSI SOSIAL MEDIA RADIO KOMUNITAS RAKITA 107.8 FM (Studi Konstruksi Sosial Media Tentang Isu Selamatkan Bumi Pada Radio Komunitas Rakita 107.8 Fm Dalam Acara Green Generation Time Di Kota Bandung)”.

Penyusunan Skripsi ini tidak dapat terlaksana tanpa dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Kedua orang tua tercinta yang selama ini mendukung, membantu, dan mendo’akan dengan sepenuh hati agar penulis bisa seperti sekarang ini. Dan kepada dua kakak tercinta yang senantiasa mendukung penulis.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan karya ilmiah ini tidak luput dari segala macam kesulitan dan hambatan. Namun kesulitan dan hambatan tersebut dapat diminimalkan karena banyaknya pihak-pihak yang memberikan bantuan.

Dalam kesempatan kali ini perkenankanlah peneliti dengan segala kerendahan hati untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang


(21)

vi

telah memberikan bantuan dan semangat dalam menyelesaikan penyusunan karya ilmiah ini kepada :

1. Yth. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo., Drs., M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik yang telah mengeluarkan surat pengantar penelitian.

2. Yth. Melly Maulin P, S.Sos., M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah memberikan pengesahan untuk melaksanakan sidang dan untuk seluruh ilmu pengetahuan yang telah diberikan selama perkuliahan.

3. Yth. Sangra Juliano M.I.Kom Selaku Sekertaris Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unikom yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

5. Yth Rismawati, S.Sos., M.Si selaku dosen wali penulis selama menuntut ilmu di Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unikom, yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran, dan kesempatannya kepada penulis untuk memberikan kesempatan sharring mengenai masalah perkuliahan.

4. Yth. Olih Solihin, S.Sos., M.I.Kom selaku dosen pembimbing yang selama ini telah sabar membimbing dan membantu penulis dalam mengarahkan penyelesaian sidang skripsi penelitian ini.

6. Yth. Drs Manap Solihat, Adiyana Slamet S.IP., M.Si, Desayu Eka Surya, S,Sos., M.Si, M.Si., Inggar Prayoga M.I.Kom., dan kepada seluruh Dosen Ilmu Komunikasi yang telah memberikan arahan-arahan


(22)

vii

kepada penulis selama ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu juga telah memberikan Ilmu dan pengetahuannya kepada penulis selama perkuliahan berlangsung.

7. Mbak Astri Ikawati, A,Md. Kom, selaku seketariat Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Komputer Indonesia yang telah banyak membatu dalam mengurus administrasi selama perkuliahan peneliti selama ini.

8. Teman-teman IK 4 dan IK Jurnal 2 2010 yang telah mendukung menjadi sahabat terbaik pada saat perkuliahan maupun di luar perkuliahan. Dan kepada seluruh teman-teman di Program Studi Ilmu Komunikasi yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

9. Yth Radio Komunitas Rakita 107.8 Fm yang telah bersedia dan membatu peneliti dalam melakukan penelitian.

10. Keluarga kosan 22 terima kasih atas kebersamaannya sejak awal kuliah, semangat dan diskusi selama ini yaitu : Dammar, Mela, Atun, Biily, Alvi, Dados, Aris, Caur, Bagus, Gabo, Zam-zam, Marley, Andi dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

11. Semua pihak yang terkait dan ikut serta membantu penulis dalam melakukan penelitian dan menyelesaikan karya ilmiah ini terima kasih untuk segala bentuk bantuannya.

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak kesalahan dan diperlukannya penyempurnaan dari berbagai sudut, baik itu dari segi


(23)

viii

penulisan, isi, dan maknanya. Oleh karena itu peneliti selalu terbuka untuk menerima kritik dan saran dari semua pihak untuk membangun agar penelitian ini dapat mendekati sempurna.

Akhir kata peneliti mengucapkan terkima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu peneliti dalam melakukan penelitian ini semoga semua ini menjadi rahmat serta manfaat dari Allah SWT kepada kita semua. Amin.

Wassalamu’alaikum.wr.wb

Bandung, Februari 2015 Penulis,

Oman Setiawan NIM.41810154


(24)

ix

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN ... i LEMBAR PERNYATAAN ... ii ABSTRAK ... iii ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v DAFTAR ISI ... ix DAFTAR GAMBAR ... xiv DAFTAR TABEL ... xv DAFTAR LAMPIRAN ... xvi BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1 1.2. Rumusan Masalah ... 8 1.2.1. Pertanyaan Makro ... 8 1.2.2. Pertanyaan Mikro ... 8 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9 1.3.1. Maksud Penelitian ... 9 1.3.2. Tujuan Penelitian... 10 1.4. Kegunaan Penelitian ... 10 1.4.1. Kegunaan Teoritis ... 10 1.4.2. Kegunaan Praktis... 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 12


(25)

x

2.1 Tinjaun Pustaka ... 12 2.1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 12 2.1.2 Tinjauan Tentang Ilmu Komunikasi ... 16 2.1.2.1. Pengertian Ilmu Komunikasi ... 16 2.1.2.2 Fungsi Komunikasi ... 17 2.1.2.3 Tujuan Komunikasi ... 18 2.1.3 Tinjauan Tentang Radio ... 19 2.1.3.1 Pengertian Radio ... 19 2.1.3.2 Keunggulan Radio ... 22 2.1.3.3 Kelemahan Radio ... 23 2.1.4 Tinjauan Tentang Radio Komunitas ... 24 2.1.4.1 Pengertian dan Karakteristik Radio Komunitas ... 24 2.1.4.2 Tipologi Radio Komunitas ... 26 2.1.5 Media Komunitas ... 27 2.1.5.1 Teory Uses And Dependency ... 27 2.1.5.2 Teori Keseimbangan Kognitif ... 28 2.1.6 Tinjauan Tentang Selamatkan Bumi ... 29 2.1.6.1 Penyebab Kerusakan Lingkungan ... 29 2.1.6.2 Langkah-Langkah Menyelamatkan Bumi ... 31 2.2 Konstruksi Sosial Media Massa ... 33 2.3 Kerangka Pemikiran ... 36 2.3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 36 2.3.2 Kerangka Pemikiran Konseptual ... 40


(26)

xi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 43 3.1 Acara Green Generation Time ... 43 3.1.1 Profil Organisasi Rakita FM ... 44 3.1.1.1 Maksud dan Tujuan Rakita FM ... 45 3.1.1.2 Visi Radio Komunitas Rakita FM ... 46 3.1.1.3 Misi Radio Komunitas Rakita FM ... 46 3.1.1.4 Kelembagaan Radio Komunitas Rakita FM ... 46 3.1.1.5 Sejarah Radio Komunitas Rakita FM ... 47 3.1.2 Struktur Organisasi Radio Komunitas Rakita FM ... 50 3.1.2.1 Dewan Penyiaran ... 51 3.1.2.2 Badan Penyiaran... 52 3.1.4 Frekuensi Radio Komunitas Rakita FM ... 52 3.2 Metode Penelitian... 54 3.2.1 Desain Penelitian ... 55 3.2.2 Paradigma Konstruktivisme ... 55 3.2.2.1 Konstruksi Sosial Media Massa ... 58 3.2.2.1.1 Tahap Penyiapan Materi Konstruksi ... 58 3.2.2.1.2 Tahap Sebaran Konstruksi ... 60 3.2.2.1.3 Tahap Pembentukan Konstruksi Realitas... 61 3.2.2.1.4 Tahap Konfirmasi... 64 3.2.3 Teknik Pengumpulan Data ... 64 3.2.3.1 Studi Pustaka ... 65 3.2.3.2 Studi Lapangan... 66


(27)

xii

3.2.4 Teknik Penentuan Informan ... 68 3.2.4.1 Informan Penelitian ... 68 3.2.4.2 Informan Pendukung ... 69 3.2.5 Teknik Analisa Data ... 70 3.2.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 74 3.2.6.1 Lokasi Penelitian ... 74 3.2.6.2 Waktu Penelitian ... 74 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 76 4.1 Deskripsi Identitas Informan ... 80 4.1.1 Informan Penelitian ... 81 4.1.2 Informan Pendukung ... 85 4.2 Deskripsi Hasli Penelitian ... 86

4.2.1 Tahap Menyiapkan Materi Konstruksi Sosial media Radio Komunitas Rakita 107.8 Fm mengenai isu selamatkan

bumi (Save Earth) ... 87 4.2.2 Tahap Sebaran Konstruksi Sosial media Radio Komunitas

Rakita 107.8 Fm mengenai isu selamatkan bumi (Save Earth) .. 98 4.2.3 Tahap Pembentukan Konstruksi Sosial media Radio

Komunitas Rakita 107.8 Fm mengenai isu selamatkan bumi

(Save Earth) ... 106 4.2.3.1 Tahap Menyiapkan Materi Konstruksi... 111 4.2.3.2 Tahap Sebaran Konstruksi Sosial... 113 4.2.3.3 Tahap Pembentukan Konstruksi ... 114


(28)

xiii

4.3 Pembahasan Penelitian ... 116 4.3.1 Tahap Menyiapkan Materi Konstruksi Sosial media Radio

Komunitas Rakita 107.8 Fm mengenai isu selamatkan bumi

(Save Earth) ... 116 4.3.2 Tahap Sebaran Konstruksi Sosial media Radio Komunitas

Rakita 107.8 Fm mengenai isu selamatkan bumi

(Save Earth) ... 121 4.3.3 Tahap Pembentukan Konstruksi Sosial media Radio

Komunitas Rakita 107.8 Fm mengenai isu selamatkan bumi

(Save Earth) ... 125 4.3.4 Tahap Konfirmasi Konstruksi Sosial Media Radio Komunitas Rakita 107.8 Fm Melalui Program Acara Green Generation

Time ... 128 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 130 5.1 Kesimpulan ... 130 5.2 Saran ... 132 DAFTAR PUSTAKA ... 135 LAMPIRAN ... 137 DOKUMENTASI ... 194 RIWAYAT HIDUP ... 200


(29)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.3 Proses Konstruksi Sosial Media Massa ... 38 Gambar 2.4 Model Kerangka Pemikiran ... 42 Gambar 3.1 Dewan Penyiaran ... 51 Gambar 3.2 Badan Penyiaran ... 52 Gambar 3.4 Komponen-komponen Analisa Data Kualitatif ... 71 Gambar 4.1 Proses Simultan Konstrusi Sosial Media Radio Komunitas Rakita


(30)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu... 12 Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu... 14 Tabel 3.3 Daftar Informan Penelitian ... 69 Tabel 3.4 Daftar Informan Pendukung Penelitian ... 70 Tabel 3.5 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 75 Tabel 4.1 Tabel Observasi Informan ... 78


(31)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan Persetujuan Judul dan Pembimbing ... 138 Lampiran 2 Berita Acara Bimbingan ... 139 Lampiran 3 Surat Rekomendasi Seminar Usulan Penelitian ... 140 Lampiran 4 Surat Pendaftaran Seminar Usulan Penelitian ... 141 Lampiran 5 Lembar Revisi Seminar Usulan Penelitian ... 142 Lampiran 6 Surat Rekomendasi Sidang Sarjana ... 143 Lampiran 7 Surat Pendaftaran Sidang Sarjana ... 144 Lampiran 8 Lembar Revisi Skripsi ... 145 Lampiran 9 Pedoman Observasi ... 146 Lampiran 10 Transkip Observasi ... 147 Lampiran 11 Pedoman Wawancara ... 151 Lampiran 12 Transkip Wawancara ... 153


(32)

12 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Tinjauan Tentang Penelitian Terdahulu Tabel 2.1

Tabel Penelitian Terdahulu

Aspek Nama Peneliti

Diky Purnama

Universitas Universitas Komputer Indonesia

Judul Penelitian Citizen Journalism Dalam Radio PR FM 107.5 Bandung Jenis Penelitian Kualitatif dengan Metode penelitian Studi Kasus Tujuan Penelitian Untuk Mengetahui perkembangan Citizen Journalism di

Radi PR FM 107.5 FM

subfokus bagaimana perkembangan, memaknai, partisipasi masyarakat

Hasil Penelitian Hasil penelitian yang diperoleh menyatakan bahwa, Citizen Journalism di radio PR FM 107.5 News Channel dalam penyampain informasi berita dari anda, itu sangat banyak manfaat bagi para pendengar khusunya di Kota Bandung, karna hampir semua informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat berasal dari masyarakat. Dan juga konsep


(33)

13

Citizen Journalism yang di terpakan oleh radio PR FM 107.5 News Channel menjadi mempermudah para wartawan PR FM 107.5 News Channel dalam mencari berita, karena wartawan radio PR FM 107.5 News Channel itu sangat terbatas sehingga tidak bisa menjangkau semua kota yang ada di jawa barat. Perkembangan Citizen Journalism di Jawa Barat adalah suatu fenomena baru, yang mana berjalanya demokrasi secara baik di Jawa Barat, keterbukaan pemerintah terhadap pendapat masyarakat yang menjadikan sebuah budaya saat ini. Sehinga masyarakat dapat ikut berperan aktif dalam membangun kotanya sendiri. Semua itu akibat dari radio PR FM 107.5 News Channel yang mempunyai konsep “Berita Dari Anda” dan selalu memberikan pendidikan yang berbau informasi seputar Jawa Barat sehinga menambah sebuah nilai lebih dari sebuah radio yang ada saat ini yang selalu memberikan hiburan kepada pendengarnya.


(34)

14

Tabel 2.2

Tabel Penelitian Terdahulu

Aspek Nama Peneliti

Ade Chandra

Universitas Universitas Komputer Indonesia

Judul Penelitian Konstruksi Budaya Batak di Radio Mora 88,50 FM Bandung

Jenis Penelitian Kualitatif dengan Metode penelitian Studi Konstruksi Sosial Media Massa

Tujuan Penelitian Untuk mengetahui Konstruksi Budaya Batak Di Radio Mora 88,50 FM Bandung

sub fokus yaitu eksternalisasi, objektivasi, internalisasi dari konstruksi budaya batak

Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada eksternalisasi Konstruksi budaya batak di radio Mora 88,50fm Bandung dimulai dari interaksi antara pesan acara dengan individu pendengar melalui program acara eksepsi objektivasi konstruksi budaya Batak di radio Mora 88,50 fm Bandung ketika program acara diputarkan maka terjadi proses penandaan dalam dunia intersebjektif pendengar secara tidak langsung. Sedangkan pada internalisasi Konstruksi


(35)

15

budaya batak di radio Mora 88,50 fm Bandung, merupakan pemahaman mengenai subjektif dan objektif pendengar dan pencipta program acara. Dipemahaman individu ini terlihat perbedaan bagaimana pendengar tidak saja hidup dalam dunia yang sama namun juga ikut berpartisipasi dalam keberadaan pihak lain dalam hal ini ialah kebudayaan Batak. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa konstruksi budaya batak di radio Mora 88,50 fm Bandung. mengubah sudut pandang pendengar diranah sunda mengenai budaya Batak melalui program acara eksepsi. Acara eksepsi adalah proses memperoleh pengetahuan khusus pendengar mengenai kebudayaan Batak itu sendiri. Saran yang dapat peneliti berikan adalah membuat suatu inovasi baru seperti membuat kemasan program yang lebih menarik, penambahan dan pengulangan acara agar informasi yang diberikan dapat tersampaikan. masyarakat dalam hal berlomba-lomba memberitakan suatu kejadian atau informasi yang didapat. Jadi para pendengar akan semakin tahu tentang citizem journalism dan dapat berperan aktif kepada masyarakat luas.


(36)

16

2.1.2 Tinjauan Tentang Ilmu Komunikasi 2.1.2.1 Pengertian Ilmu Komunikasi

Pengertian Komunikasi menurut Harold Laswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Laswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?

Paradigma Laswell di atas menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:

- Komunikator (communicator, source, sender) - Pesan (message)

- Media (channel, media)

- Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient) - Efek (effect, impact, influence)

Jadi, berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

Selain itu menurut Everett M. Rogers yang dikutif oleh Deddy Mulyana dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi, yang menjelaskan Komunikasi adalah proses dimana suatu ide di alihkan


(37)

17

dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka (Mulyana, 2003:62)

Definisi diatas kemudian dikembangkan kembali oleh Rogers bersama D. Lawrence Kincaid (1981) sehingga melahirkan suatu definisi baru yang menyatakan bahwa:

“Komunikasi adalah proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam (Hafied Cengara,1998:20).

Rogers mencoba menspesialisasikan hakikat suatu hubungan dengan adanya suatu pertukaran informasi (pesan), di mana ia menginginkan adanya suatu perubahan sikap dan tingkah laku serta kebersamaan dalam menciptakan saling pengertian dari orang-orang yang ikut serta dalam suatu proses komunikasi.

2.1.2.2 Fungsi Komunikasi

Harold Laswell mengemukakan bahwa fungsi komunikasi antara lain:

a. Manusia dapat mengontrol kemampuannya b. Beradaptasi lingkungan tempat mereka berada.

c. Melakukan transformasi warisan sosial kepada generasi berikutnya.

Selain itu ada beberapa pihak menilai bahwa dengan komunikasi yang baik, hubungan antarmanusia dapat dipelihara kelangsungannya. Sebab, melalui komunikasi dengan sesama manusia kita bisa memperbanyak sahabat, memperbanyak rezeki,


(38)

18

memperbanyak dan memelihara pelanggan (costumers), dan juga memelihara hubungan yang baik antara bawahan dan atasan dalam suatu organisasi. Pendek kata komunikasi berfungsi menjembatani hubungan antar manusia dalam bermasyarakat. (Hafied Cengara,1998:59)

2.1.2.3 Tujuan Ilmu Komunikasi

R. Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett dalam bukunya, Techniques for effective Communication, menyatakan bahwa tujuan sentral dalam kegiatan komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama, yaitu:

a. To secure understanding, b. To establish acceptance, c. To motivate action.

Pertama adalah to secure understanding, memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya. Andaikata ia sudah dapat mengerti dan menerima, maka penerimanya itu harus dibina (to establish acceptance). Pada akhirnya kegiatan dimotivasikan (To motivate action).

Gordon I. Zimmerman merumuskan bahwa kita dapat membagi tujuan komunikasi menjadi dua kategori besar. Pertama, kita berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang penting bagi kebutuhan kita untuk memberi makan dan pakaian kepada diri


(39)

19

sendiri, memuaskan kepenasaran kita akan lingkungan, dan menikmati hidup. Kedua, kita berkomunikasi untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain. Jadi komunikasi mempunyai fungsi isi, yang melibatkan pertukaran informasi yang kita perlukan untuk menyelesaikan tugas, dan fungsi hubungan yang melibatkan pertukaran informasi mengenai bagaimana hubungan kita dengan orang lain. (Mulyana, 2007:4)

Rudolph F. Verderber mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi. Pertama, fungsi sosial, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu. (Mulyana, 2007:5)

2.1.3 Tinjauan Tentang Radio 2.1.3.1 Pengertian Radio

Radio sebagai bentuk media massa elektronik merupakan jenis media elektronik yang pertama kali dikenal oleh masyarakat luas sebelum kemunculan televisi dan internet seperti saat ini. Media yang paling jauh dapat menjangkau suatu daerah adalah media radio. Melalui media radio, beragam informasi mengenai suatu peristiwa dapat disampaikan secara cepat dan diterima oleh siapa saja. Radio kini sudah sangat dekat sekali dengan masyarakat umum dan sekarang ini radio sudah berkembang pesat di Bandung. Radio sudah digemari oleh masyarakat umum karena radio bisa menemani dalam


(40)

20

kegiatan atau aktivitas kita sehari-hari dan juga bisa menemani di saat waktu luang. Radio mempunyai sifat-sifat khas yang sekaligus menjadi kekuatan yang dimilikinya dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada masyarakat. Banyak acara radio yang disiarkan dengan target pendengar (segmen) masing-masing, ada segmen untuk remaja, anak muda, orang tua bahkan sudah terdapat stasiun radio yang sasaran pendengarnya anak-anak. Pada saat ini sudah banyak radio yang mempunyai ciri khas masing-masing dan semua berpacu agar mendapatkan pendengar sebanyak mungkin. Radio siaran sebagai unsur dari proses komunikasi mempunyai ciri dan sifat yang berbeda dengan media massa lainnya. Berbeda dengan surat kabar yang merupakan media cetak, juga dengan film yang bersifat media optik. Televisi jika ada kesamaan hanya dalam sifat yang elektronik, terdapat perbedaan, yakni radio bersifat audial, televise bersifat audiovisual. Penyampaian pesan yang dilakukan oleh radio siaran hanya berupa bahasa lisan sehingga membuat para pendengar berimajinasi dengan sendirinya.

“Radio adalah sebuah media yang digunakan untuk memberikan hiburan kepada pendengarnya melalui lagu dan informasi yang disampaikan sesuai dengan segmentasi Radio siaran itu sendiri. Didalam buku Radio Siaran teori & praktek menuliskan: “faktor ke-3 yang menyebabkan Radio siaran memiliki kekuasaan, ialah daya tariknya yang kuat yang dimilikinya. daya tarik ini ialah disebabkan sifatnya yang serba hidup berkat 3 unsur yang ada padanya, yakni musik, kata-kata dan efek suara”. (Effendy, 1991:77)

Onong U. Effendy menyatakan mengenai dunia Radio siaran memiliki kekuatan untuk mempengaruhi massa


(41)

21

atau khalayak, yaitu: Radio siaran diberi julukan The Fifth Estate disebabkan daya kekuatannya dalam mempengaruhi massa khalayak.

(Effendy, 1991:74)

Selanjutnya kekuatan massa atau khalayak pada dunia Radio siaran disebabkan oleh beberapa faktor yang dijabarkan, yaitu:

1. Daya Langsung

Untuk mencapai sasarannya, yakni pendengar, isi program acara yang akan disampaikan tidaklah mengalami proses kompleks. Sebagai contoh adanya propaganda yang disiarkan Radio siaran pada masa PD II yang dilakukan oleh Jerman pada masa itu, sehingga masyarakat dapat terpengaruh langsung oleh propaganda yang disiarkan Radio ditiap-tiap Negara jajahannya, jika dibandingkan dengan penggunaan pamflet pada masa itu. Daya langsung merupakan kemampuan Radio siaran yang dapat meliput secara langsung mengenai suatu kejadian yang sedang berjalan.

2. Daya Tembus

Daya tembus dalam arti kata, tidak mengenal jarak dan rintangan. Dipedesaan kita masih dapat menikmati Radio siaran yang sama dengan di kota. Tetapi hal ini tergantung dari seberapa kuat pancaran gelombang yang disiarkan oleh tiap-tiap stasiun Radio siaran.


(42)

22

Daya tarik Radio siaran disebabkan sifatnya yang serba hidup, berkat unsur yang ada pada Radio siaran, yakni musik, kata-kata dan efek suara seperti yang telah digambarkan diatas. (Effendy, 1991:75-77).

2.1.3.2 Keunggulan Radio

Radio tidak kalah saing dengan media informasi dan hiburan yang lain seperti televisi, surat kabar, majalah, maupun tabloid. Selain murah dan mudah, keunggulan Radio adalah sebagai berikut :

a. Cepat dan langsung

Radio merupakan sarana tercepat dalam penyampaian informasi dibandingkan TV atau Koran. Peristiwa yang baru saja terjadi bisa didapatkan dan langsung disampaikan kepada pendengar tanpa proses yang rumit.

b. Akrab

Radio adalah alat yang akrab dengan pemiliknya. Jarang ada sekelompok orang mendengarkan siaran Radio di suatu tempat. Biasanya, seseorang mendengar Radio di kamar tidur, di dapur, atau di dalam mobil.

c. Dekat

Radio begitu dekat dengan pendengarnya. Penyiar Radio menyapa para pendengar secara personal. Sang penyiar seakan berbicara dengan satu orang pendengar, bukan banyak pendengar.


(43)

23

Paduan kata-kata, lagu, dan efek suara dalam siaran Radio begitu terasa hangat dan mampu memengaruhi emosi pendengarnya, memberikan semangat hidup, menghibur dikala sedih dengan lagu-lagu, betrindak seakan teman baik bagi pendengar.

e. Tanpa batas

Siaran Radio bisa disimak oleh siapa saja, menembus batas-batas geografis, demografis, suku, ras, agama, dan antar golongan, juga kelas sosial. Hanya tunarungu yang tidak mampu menikmati siaran Radio.

2.1.3.3 Kelemahan Radio

Selain kelebihan, Radio juga memiliki kelemahan dibandingkan media massa lainnya. Kelemahan-kelemahan itu adalah sebagai berikut:

a. Selintas

Siaran Radio cepat hilang dan gampang dilupakan. Pendengar tidak dapat mengulang apa yang diucapkan sang penyiar Radio semudah membalikkan kertas majalah atau Koran.

b. Global

Sajian informasi Radio bersifat global, tidak detail. Oleh karena itu, angka-angka pun dibulatkan. Misalkan, ada berita tentang 253 orang karyawan pabrik sepatu di PHK


(44)

24

secara sepihak maka sang penyiar akan mengatakan dua ratus orang lebih karyawan pabrik sepatu di PHK secara sepihak .

c. Batasan waktu

Waktu siaran Radio terbatas, umumnya siaran dibuka mulai pukul 05.00-24.00, maksimal 20 jam bila memungkinkan. d. Beralur linier

Program acara disajikan dan dinikmati pendengar berdasarkan urutan yang sudah ada. Tidak seperti Koran atau majalah, pembaca bisa langsung kehalaman tengah atau terakhir sesuai yang diinginkan.

e. Mengandung gangguan

Saat mendengarkan program acara Radio, pendengar terkadang mengalami gangguan secara teknis. Misalnya, suara yang timbul-tenggelam atau tidak jelas.

2.1.4 Tinjauan Tentang Radio Komunitas

2.1.4.1 Pengertian dan Karakteristik Radio Komunitas

Radio komunitas memiliki karakteristik yang berbeda dengan siaran radio komersial. Terutama pada aspek kepemilikan, pengawasan, serta tujuan dan fungsinya.


(45)

25

Perbedaan tersebut diantaranya: Radio komunitas bersifat independen tidak komersial, daya pancar rendah luas jangkauan wilayah terbatas, dan untuk melayani kepentingan komunitasnya.

Fokus yang khas radio komunitas adalah membuat audiens/khalayaknya sebagai protagonis (Tokoh Utama), melalui keterlibatan mereka dalam seluruh aspek manajemen, dan produksi programnya, serta menyajikan program yang membantu mereka dalam pembangunan dan kemajuan komunitas mereka.

Estrada (2001:15)

Berikut ini, beberapa pandangan tentang radio komunitas : a. Lembaga penyiaran komunitas merupakan lembaga

penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia dan didirankan oleh komunitas tertentu, bersifat independen dan tidak komersial, dengan daya pancar rendah, luas jangkauan terbatas, serta untuk melayani kepentingan komunitasnya. (UU Penyiaran, 2002).

b. Terdapat perbedaan antara lembaga penyiaran publik, komersial dan komunitas. Lembaga penyiaran publik dan komersial termasuk kategori memperlakukan pendengar sebagai objek, sedangkan radio komunitas memperlakukan pendengar sebagai subjek dan pesertanya terlibat dalam penyelenggaraanya. (Fraser dan Estrada, 2001: 29).


(46)

26

2.1.4.2 Tipologi Radio Komunitas

Tipologi radio komunitas Khususnya di Indonesia terdiri dari empat bentuk, yaitu:

1. Communuty Based (Radio berbasis komunitas)

2. Issue/Sector Based (Radio berbasis masalah atau sektor tertentu)

3. Personal inisiative based (Radio berbasis inisiatif preibadi) 4. Campus based (Radio berbasis kampus)

Tipologi radio komunitas di Indonesia menggunakan indikator:

1. Pendiri/perintis radio komunitas

2. Lembaga yang menaunginya Perumusan program dan monitoring

3. Isi/materi program 4. Daya jangkauan pancar 5. Kualitas manajemen

Berdasarkan indikator tersebut , radio-radio yang berkembang dengan pesat dapat dikelompokan sesuai dengan jenisnya.


(47)

27

2.1.5 Media Komunitas

Keberadaan Media Komunitas, digunakan pendekatan teori sosiologi dan komunikasi dan teori media massa dengan asumsi bahwa media komunikasi yang digunakan oleh suatu komunitas serta interaksi komunikatif antaranggota atau warga tidak dikaji sebagai aktivitas yang terisolasi, tetapi sebagai bagian integral dan orientasi aktif individu terhadap lingkungan fisik dan sosialnya.

2.1.5.1 Teory Uses And Dependency

Walaupun karakteristik media komunitas tidak sama dengan media massa, untuk mengkaji media komunitas digunakan pendekatan teori komunikasi massa perspektif sosiologi, yaitu teori uses and dependency dari Alan Rubin dan Sven Windahl (1981). Teori ini dianggap tepat untuk menggambarkan keterkaitan antara sistem media massa dan sistem ekonomi, politik, serta sistem lain yang ada pada suatu institusi masyarakat. Model ini memaparkan asumsi bahwa sistem sosial budaya, struktural politik dan struktur ekonomi berkaitan erat dengan sistem media massa yang ada pada lingkungan masyarakat tersebut.


(48)

28

2.1.5.2 Teori keseimbangan kognitif

Kedudukan media komunikasi dalam suatu komunitas dapat ditinjau melalui kedekatan psikologi sosial. Teori yang dapat menggambarkan sistem ini dibahas berdasarkan prinsif keseimbangan kognitif dari psikologi Heidar (1946) dan penerapannya oleh Newcomb (1953). Mereka berpandangan bahwa ada keseimbangan antara dua individu dalam proses komunikasi ketika menanggapi suatu topik tertentu. Mcleod dan Chaffe (1973) mengemukakan teorinya yaitu koorientasi. Teori ini mengemukakan bahwa antar kelompok dalam suatu masyarakat berlangsung secara interktif dan dua arah. Pendekatasn ini memandang kedekatan informasi, komunikator, dan komunikan berada dalam suatu situasi komunikasi yang dinamis.

Model menggambarkan kelompok elite adalah kekuatan atau kekuasaan politik yang ada dalam masyarakat. Issue adalah suatu kejadian yang menjadi permasalahan atau objek sehingga terjadi perbincangan yang akan memunculkan berbagai informasi. Publik adalah kelompok atasu komunitas dalam masyarakat yang berkompeten dalam peristiwa yang diinformasikan dan sekaligus sebagai audiens dari media. Adapun media disini adalah lembaga yang merukapan subsistem masyarakat yang terdiri dari wartawan, redaksi, editor, dan sebagainya. Garis diatas menggambarkan hubungan, sikap, dan persepsi.


(49)

29

2.1.6 Tinjauan Tentang Selamatkan Bumi

2.1.6.1 Penyebab Kerusakan Lingkungan

Kerusakan demi kerusakan tersebut menyebabkan terjadinya pemanasan global. Kerusakan lingkungan hidup terjadi karena adanya tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung sifat fisik dan hayati sehingga lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan. Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup (KMNLH, 1998).

Faktor penyebab kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Kerusakan Lingkungan Hidup Faktor Alam

Bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Salah satunya adalah gelombang tsunami yang memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias. Peristiwa alam lainnya yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain : Letusan gunung berapi, Gempa bumi, dan Angin topan. Peristiwa-peristiwa alam tersebut yang menimbulkan kerusakan pada lingkunga hidup.

2. Kerusakan Lingkungan Hidup Faktor Manusia

Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan kelestarian lingkungan


(50)

30

hidup. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Manusia merupakan salah satu kategori faktor yang menimbulakan kerusakan lingkungan hidup. Bentuk kerusakan yang di timbulkn oleh manusia adalah:

a. Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan industri.

b. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.

c. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.

Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung juga membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain: Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan), Perburuan liar, Merusak hutan bakau, Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman, Pembuangan sampah di sembarang tempat, Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS) danPemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.


(51)

31

2.1.6.2 Langkah-Langkah Menyelamatkan Bumi

Banyak hal yang dapat dilakukan dalam menyelamatkan Bumi ada beberapa langkah yang bisa dilakukan, yaitu :

1. Menghemat Air

Menghemat air merupakan salah satu wujud kecintaan kita terhadap kelestarian lingkungan dan ini juga merupakan salah satu cara menyelamatkan bumi ini. Menghemat air bisa dilakukan dengan menggunakan shower ketika mandi.

2. Recycling barang melakukan daur ulang

Recycling barang maksudnya mempergunakan kembali barang tersebut, misalnya jika kamu ingin membeli parfum untuk kedua kalinya kamu tidak perlu membeli dengan botolnya, kamu hanya perlu membeli dengan sistem refill. 3. Membuat Pupuk Kompos

ampah sisa sayuran yang kamu kumpulkan dapat kamu gunakan sebagai pupuk kompos untuk semua tanamanmu. 4. Menghemat listrik

Menghemat listrik berarti mengurangi jumlahlah polusi karbon dioksida dari pembangkit listrik, karena 60-70 listrik kita dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batubara yang notabene merusak bumi ini. 5. Selamatkan Lapisan Ozon


(52)

32

Maksudnya adalah lapisan ozon kita semakin lama semakin menipis dan itu akan membahayakan bumi ini karena sinar matahari tak terfilter. Untuk itu kita harus menghemat penggunakan alat berbasis freon seperti kulkas dan AC. 6. Memisahkan Sampah

Memisahkan sampah organik dan sampah non-organik adalah perlu. Sampah organik misalnya adalah sayur-sayuran, buah-buahan, makanan, dan lain-lain sedangkan sampah non-organik adalah barang yang sulit terurai seperti botol, plastik, dan lain-lain.

7. Bersepeda

Bersepeda tidak mengeluarkan polusi yang mengotori bumi, kamu bisa melakukannya untuk pergi ke kantor, sekolah atau sekedar bermain. Selain dapat menyelamatkan bumi, kegiatan ini juga untuk membuat tubuh menjadi sehat.

8. Menanam Pohon

Menanam pohon merupakan aksi nyata menyelamatkan bumi dari kerusakan. Menanam pohon memiliki berjuta manfaat, diantaranya membuat bumi semakin hijau, membuat udara (oksigen) semakin bersih, mengurangi udara kotor, dan lain-lain.


(53)

33

9. Menggunakan Transportasi Publik

Transportasi publik memang mengeluarkan gas emisi, tetapi dapat menampung jumlah penumpang yang lebih banyak dibandingkan dengan kendaraan pribadi. Ini artinya jumlah polusi lebih sedikit dan ini jauh lebih baik untuk bumi kita. 10.Beli Produk Lokal

Hasil pertanian lokal, selain lebih murah, juga sangat menghemat energi, terutama jika kita menghitug energi dan biaya transportasinya.

2.2 Konstruksi Sosial Media Massa

Membahas teori konstruksi sosial (social construction), tentu tidak bisa terlepaskan dari bangunan teoretik yang telah dikemukakan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Peter L. Berger merupakan sosiolog dari New School for Social Reserach, New York, Sementara Thomas Luckman adalah sosiolog dari University of Frankfurt. Teori konstruksi sosial, sejatinya dirumuskan kedua akademisi ini sebagai suatu kajian teoretis dan sistematis mengenai sosiologi pengetahuan.

Istilah konstruksi atas realitas sosial (social construction of reality) menjadi terkenal sejak diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman melalui bukunya yang berjudul The Social Construction of Reality: A Treatise in the Sociological of Knowledge (1966). Ia menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan interaksinya, dimana individu menciptakan secara terus menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subyektif. Asal usul


(54)

34

konstruksi sosial dari filsafat konstruktivisme yang dimulai dari gagasan-gagasan konstruktif kognitif. Menurut Von Glaserfeld, pengertian konstruktif kognitif muncul pada abad ini dalam tulisan Mark Baldwin yang secara luas diperdalam dan disebarkan oleh Jean Piaget. Namun, apabila ditelusuri, sebenarnya gagasan-gagasan pokok konstruktivisme sebenarnya telah dimulai oleh Giambatissta Vico, seorang epistemolog dari italia, ia adalah cikal bakal konstruktivisme (Suparno dalam Bungin, 2008:13)

Dalam aliran filsafat, gagasan konstruktivisme telah muncul sejak sokrates menemukan jiwa dalam tubuh manusia, sejak Plato menemukan akal budi dan ide. Gagasan tersebut semakin lebih konkret lagi setelah Aristoteles mengenalkan istilah, informasi, relasi, individu, substansi, materi, esensi dan sebagainya. Ia mengatakan bahwa, manusia adalah makhluk sosial, setiap pernyataan harus dibuktikan kebenarannya, bahwa kunci pengetahuan adalah logika dan dasar pengetahuan adalah fakta (Bertens dalam Bungin, 2008:13). Aristoteles pulalah yang telah memperkenalkan ucapannya ‘Cogoto, ergo sum’ atau ‘saya berfikir karena itu saya ada’ (Tom Sorell dalam Bungin, 2008:13). Kata-kata Aristoteles yang terkenal itu menjadi dasar yang kuat bagi perkembangan gagasan-gagasan konstruktivisme sampai saat ini.

Berger dan Luckman (Bungin, 2008:14) mulai menjelaskan realitas sosial dengan memisahkan pemahaman ‘kenyataan dan pengetahuan’. Realitas diartikan sebagai kualitas yang terdapat di dalam realitas-realitas yang diakui sebagai memiliki keberadaan (being) yang tidak tergantung kepada kehendak kita sendiri. Pengetahuan didefinisikan sebagai kepastian bahwa realitas-realitas itu nyata (real) dan memiliki karakteristik yang spesifik. Berger dan Luckman (Bungin,


(55)

35

2008:15) mengatakan terjadi dialektika antara indivdu menciptakan masyarakat dan masyarakat menciptakan individu. Proses dialektika ini terjadi melalui eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Berger menyebutnya sebagai momen. Ada tiga tahap peristiwa. Pertama, eksternalisasi, yaitu usaha pencurahan atau ekspresi diri manusia ke dalam dunia, baik dalam kegiatan mental maupun fisik. Ini sudah menjadi sifat dasar dari manusia, ia akan selalu mencurahkan diri ke tempat dimana ia berada. Manusia tidak dapat kita mengerti sebagai ketertutupan yang lepas dari dunia luarnya. Manusia berusaha menangkap dirinya, dalam proses inilah dihasilkan suatu dunia dengan kata lain, manusia menemukan dirinya sendiri dalam suatu dunia.

Kedua, objektivasi, yaitu hasil yang telah dicapai baik mental maupun fisik dari kegiatan eksternalisasi manusia tersebut. Hasil itu menghasilkan realitas objektif yang bisa jadi akan menghadapi si penghasil itu sendiri sebagai suatu faktisitas yang berada di luar dan berlainan dari manusia yang menghasilkannya. Lewat proses objektivasi ini, masyarakat menjadi suatu realitas suigeneris. Hasil dari eksternalisasi kebudayaan itu misalnya, manusia menciptakan alat demi kemudahan hidupnya atau kebudayaan non-materil dalam bentuk bahasa. Baik alat tadi maupun bahasa adalah kegiatan ekternalisasi manusia ketika berhadapan dengan dunia, ia adalah hasil dari kegiatan manusia. Setelah dihasilkan, baik benda atau bahasa sebagai produk eksternalisasi tersebut menjadi realitas yang objektif. Bahkan ia dapat menghadapi manusia sebagai penghasil dari produk kebudayaan. Kebudayaan yang telah berstatus sebagai realitas objektif, ada diluar kesadaran manusia, ada “di sana” bagi setiap orang. Realitas objektif itu berbeda dengan kenyataan subjektif perorangan. Ia menjadi kenyataan empiris yang bisa


(56)

36

dialami oleh setiap orang.

Ketiga, internalisasi. Proses internalisasi lebih merupakan penyerapan kembali dunia objektif ke dalam kesadaran sedemikian rupa sehingga subjektif individu dipengaruhi oleh struktur dunia sosial. Berbagai macam unsur dari dunia yang telah terobjektifkan tersebut akan ditangkap sebagai gejala realitas diluar kesadarannya, sekaligus sebagai gejala internal bagi kesadaran. Melalui internalisasi, manusia menjadi hasil dari masyarakat. Bagi Berger, realitas itu tidak dibentuk secara ilmiah, tidak juga sesuatu yang diturunkan oleh Tuhan. Tetapi sebaliknya, ia dibentuk dan dikonstruksi. Dengan pemahaman semacam ini, realitas berwajah ganda/plural. Setiap orang bisa mempunyai konstruksi yang berbeda-beda atas suatu realitas. Setiap orang yang mempunyai pengalaman, preferensi, pendidikan tertentu, dan lingkungan pergaulan atau sosial tertentu akan menafsirkan realitas sosial itu dengan konstruksinya masing-masing.

2.3 Kerangka Pemikiran

2.3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Teori yang berguna adalah teori yang memberikan pencerahan, serta pemahaman yang lebih mendalam terhadap fenomena yang ada di hadapan kita. Akan tetapi perlu dijelaskan sebagai suatu arahan atau pedoman peneliti untuk dapat mengungkap fenomena agar lebih terfokus. Sekumpulan teori ini dikembangkan sejalan dengan penelitian itu berlangsung.

Peneliti mememilih konstruksi sosial media massa sebagai kerangka berpikir utama disamping menggunakannya dalam pengertian sebagai sebuah konsep teori. Dalam menjelaskan konstruksi sosial serta untuk memperjelas


(57)

37

kerangka berfikir konstruksi sosial peneliti menggunakan kajian utama ialah konstruksi sosial atas realitas sosial.

Teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas terjadi secara simultan melalui tiga proses sosial yaitu eksternalisasi, objektivitas, dan internalisasi. Tiga proses ini terjadi di antara individu satu dengan individu lainnya dalam masyarakat. Eksternalisasi (penyesuain diri) dengan dunia sosiokultural sebagai produk manusia. Objektivitas, yaitu interaksi sosial yang terjadi dalam dunia intersubjektif yang dikembagakan atau mengalami proses institusionalisasi. Dan internalisasi yaitu proses di mana individu mengidentifikasi dirinya dengan lembaga – lembaga sosial atau organisasi sosial tempat individu menjadi anggotanya. (Bungin, 2008:15)

Substansi teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas adalah pada proses simultan yang terjadi secara alamiah melalui bahasa dalam kehidupan sehari-hari pada sebuah komunitas primer dan semi-sekunder. Substansi “teori konstruksi sosial media massa” adalah pada sirkulasi informasi yang cepat dan luas sehingga konstruksi sosial berlangsung dengan cepat dan sebenarnya merata. Realitas terkonstruksi itu juga membentuk opini. (Bungin, 2008:194)

Atas dasar pemikiran semacam itulah kaum konstuksionis memiliki pandangan tersendiri dalam melihat wartawan, media dan berita. Konsep mengenai konstruksionisme ini diperkenalkan oleh Peter L.Berger dan Luckmann melalui “The Social Construction of Reality, A Treatise in the Sociological of Knowledge” (1966). Ia menggambarkan proses sosial melalui


(58)

38

Receiver

tindakan dan interaksinya, dimana individu menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif. (Berger,1966:13)

Realitas menurut Berger tidak di bentuk secara ilmiah. Tidak juga sesuatu yang diturunkan oleh Tuhan. Tetapi di bentuk dan di konstruksi. Dengan pemahaman ini realitas berwujud ganda. Setiap orang mempunyai konstruksi yang berbeda-beda atas suatu realitas, berdasarkan pengalaman, preferensi, pendidikan dan lingkungan sosial, yang dimiliki masing-masing individu.

Gambar 2.3

Proses Konstruksi Sosial Media Massa


(59)

39

Posisi konstruksi sosial media massa adalah mengoreksi substansi kelemahan dan melengkapi konstruksi sosial atas realita, dengan menempatkan seluruh kelebihan media massa dan efek media massa pada keunggulan konstruksi sosial media massa atas konstruksi sosial atas realita. Namun, proses simultan yang digambarkan di atas tidak bekerja secara tiba-tiba, tetapi melalui beberapa tahap penting. Dari konteks konstruksi sosial media massa , dan proses kelahiran konstruksi sosial media massa melalui tahap-tahap sebagai berikut: (a) tahap menyiapkan materi konstruksi (b) tahap sebaran konstruksi (c) tahap pembentukan materi realitas dan menghasilkan (d) tahap konfirmasi.

Media dipandang bukan hanya sekedar sebagai saluran yang bebas, melainkan juga dianggap sebagai subjek yang mengkonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan luas dan segala yang mengikutinya. Media dipandang sebagai agen konstruksi sosial yang mengartikan dan menggambarkan realitas.

Pada intinya, Teori konstruksionis ini menilai bahwa media merupakan hasil dari konstruksi sosial dimana selalu melibatkan pandangan dan ideologi, dan nilai-nilai wartawan atau media itu sendiri. Selain itu, teori ini juga menilai berita bersifat subjektif, misalnya sebuah opini tidak dapat dihilangkan karena dalam meliput, wartawan melihat dengan perspektif dan pertimbangan subjektif.

Konteks berita harus dipandang sebagai konstruksi atas realitas. Karenanya sangat potensial terjadi peristiwa yang sama dikonstruksi secara


(60)

40

berbeda. Setiap wartawan mempunyai pandangan dan konsepsi yang berbeda atas suatu peristiwa. Hal ini dapat dilihat bagaimana wartawan mengonstruksi peristiwa dalam pemberitaannya.

2.8.2 Kerangka Pemikiran Konseptual

Dalam penelitian ini mengupas studi konstruksi sosial media massa pada radio komunitas Rakita 107.8 Fm mengenai isu selamatkan bumi dalam Acara Green Generation Time. Kegiatan acara Green Generation Time tersebut ialah memberikan suatu informasi mengenai pentingnya peran serta dalam menyelamatkan bumi untuk para pendengar diacara tersebut dan bagaimana radio Rakita 107.8 Fm mengkonstruksi pentingnya berperan dalam menyelamatkan bumi tersebut menjadi suatu informasi yang layak diperdengarkan oleh khalayak banyak.

Kegiatan selamatkan bumi di radio komunitas Rakita 107.8 Fm berawal dari program “Green Generation Time”, kemudian media sebagai pelaku yang mengkonstruksi acara tersebut kepada pendengar. Dalam pengkonstruksiannya radio komunitas Rakita 107.8 Fm melalui program acara untuk para pendengar agar acara tersebut dapat berjalan dan terlihat menarik.

Radio sebagai sirkulasi informasi yang cepat dan luas, sebagai suatu tujuan penyebaran yang merata dalam menyapaikan informasi, sehubungan dengan itu media radio komunitas merupakan sirkulasi informasi yang sangat efektif dengan bangunan yang membuat masyarakat merasa pening akan


(61)

41

infomasi yang disampaikan. Maka implementasinya dalam penelitian ini masyarakat merupakan sekumpulan individu yang saling berkomunikasi dan membutuhkan informasi dengan memanfaatkan acara Green Generation Time sebagai fasilitas penyampaian informasi untuk sebuah pengkonstruksi isu selamatkan bumi ke pada pendengar atau masyarakat dan bagaimana media mengkonstruksi isu selamatkan bumi ini di program acara Green Generation Time itu sendiri.

Sehubungan dengan itu konstruksi sosial media massa yang terjadi di radio komunitas Rakita 107.8 Fm mengenai isu selamatkan bumi melalui tahapan konstruksi yaitu:

Posisi konstruksi sosial media massa melalui proses simultan yang digambarkan di atas tidak bekerja secara tiba-tiba tetapi melalui tahap-tahap sebagai berikut: konstruksi sosial atas realitas dikritisi dengan kemajuan teknologi dimana media mempunyai peran dalam mengkonstrusi realitas disini masyarakat menjadi target yang dikonstruksi oleh media radio komunitas Rakita 107.8 Fm dengan melalui tahapan-tahapan yaitu: tahap menyiapkan materi konstruksi disini radio komunitas Rakita 107.8 Fm menyiapkan sebuah materi untuk disampaikan kepada pendengar dengan sedemikian rupa lalu masuk ketahapan sebaran konstruksi dimana materi dibentuk dan ditulis dan kemudian masuk ketahap pembentukan konstruksi realitas, disini radio komunitas Rakita 107.8 Fm membentuk sebuah informasi yang membangun masyarakat atau pendengarnya untuk terkonstruksi dan menghasilkan tahap konfirmasi sebagaimana yang telah


(62)

42

dilakukan radio komunitas Rakita 107.8 Fm melalui program acara Green Generation Time untuk menghasilkan realita yang terjadi setelah sekian lama menyiarkan materi yang mengangkat isu selamatkan bumi (save earth).

Gambar 2.4

Model Kerangka Pemikiran Konseptual

Sumber: Peneliti 2014 Konstruksi Sosial Media Radio

Komunitas Rakita 107.8 Fm

Menyiapkan Materi Sebaran Konstruksi Pembentukan Konstruksi

Green Generation Time

Konfirmasi Dari Konstruksi Yang Dibuat

Masyarakat

Konstruksi Sosial Atas Realitas


(63)

130 BAB V

KESIMPUALN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Tahap menyiapkan materi konstruksi yang dilakukan oleh radio komunitas Rakita 107.8 Fm dalam program acara Green Generation Time yang mengangkat isu selamatkan bumi (save earth) tejadi dengan kedekatan materi dan masyarakat dimana sebuah materi dikaitkan dengan pola hidup masyarakat Sadang Serang kota Bandung. Dengan latar belakang sebagai radio komunitas yang didirikan oleh masyarakat untuk masyarakat membuat informasi yang diberikan lebih khusus untuk masyarakat sekitar agar adanya media yang menginformasikan kegiatan-kegiatan yang ada di Sadang Serang kota Bandung. Program acara Green Generation Time dibuat karena melihat pola hidup masyarakat sadang serang yang kurang peduli terhadap lingkungannya dan materi tentang selamatkan bumi (save earth) sumbernya banyak dengan adanya kedekatan dengan komunitas-komunitas lingkungan, dan juga didukung dengan adanya penghargaan dari Walikota Bandung sebagai partisipasi dalam kampanye lingkungan hidup.


(64)

131

2. Tahap sebaran konstruksi yang terjadi di radio komunitas Rakita 107.8 Fm sudah sangat jelas melalui slogannya yaitu lovely green station, dan nama program acaranya Green Generation Time penandaan tersebut merupakan simbol-simbol yang memang sengaja dibuat untuk membuat pikiran masyarakat apabila mendengar kata Rakita Fm adalah radio komunitas yang bergarak dibidang lingkungan. Penggunaan bahasa semi formal yang digunakan lebih berupa ajakan agar masyarakat sadang serang dapat tertarik untuk ikut serta dalam melakukan kepedulian lingkungan.

3. Tahap pambentukan konstruksi yang terjadi adalah sebuah pemahaman yang dilakukan oleh penyiar bukan dengan cara sepintas tetapi dengan kedekatan yang cukup lama dapat mempermudah sebuah pemahaman materi. Dengan begitu penyiar lebih mudah mengajak pendengar ikut serta dalam internalisasi yang dibentuk oleh penyiar. Dengan cara penyampaian materi yang tidak formal tetapi tetap sopan akan membuat penyiar lebih ringan menyampaikan infomasi yang bersifat lebih mengajak pendengar menginternalisasikan apa yang disampaikan oleh penyiar. Dengan begitu program acara Green Generation Time sudah berhasil dalam mengkonstruksi masyarakat sadang serang dilihat dari masyarakat yang sudah mulai memperdulikan lingkungannya.

4. Tahap konfirmasi dimana sebuah radio komunitas Rakita 107.8 Fm dengan visi dan misi untuk membangun masyarakat dan menyampaikan informasi yang lebih berdekatan dengan masyarakat. Dan ini terjadi dalam program acara Green Generation time dimana sebuah isu selamatkan bumi (save


(65)

132

earth) menjadi tombak utama yang dilakukan oleh radio komunitas rakita 107.8 Fm karena banyak sumber yang bisa dijadikan acuan untuk membangun masyarakat kota untuk lebih memperhatikan lingkungan dan masyarakat juga mendukung konstruksi tersebut dengan ketersebdiaan mereka yang mulai sadar pentingnya menjaga lingkungan tetapi semua ini bukan hanya berasal dari satu faktor dan satu sumber saja banyak faktor yang membuat masyarakat melakukan selamatkan bumi (save earth) tersebut.

5.2 Saran

Dalam penelitian yang dilakukan ini, peneliti memberikan saran yang bermanfaat bagi semua pihak yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

A. Saran Untuk Radio Komunitas Rakita dan Masyarakat Sandang Serang Di Kota Bandung

1. Rakita sebagai radio komunitas yang berada didaerah Kelurahan Sadang Serang memang banyak tantangan dan kendala yang dialami karena kesibukan masyarakat yang berbeda-beda dan cenderung individualis, hendaknya bisa merangkul masyarakat sekitar dan saling membantu untuk mememuhi kebutuhan informasi agar dapat membuat fungsi radio komunitas dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan pendirian dengan begitu sebuah proses


(66)

133

konstruksi dapat berjalan sesuai dengan apa yang ingin dibangun melalui program acara Green Generation Time tersebut.

2. Perlu diadakannya musyawarah minimal dua bulan sekali antara para tokoh masyarakat dan para pejabat RT/RW dengan para penggiat untuk membahas dan merencanakan kegiatan bersama.

B. Saran untuk penelitian selanjutnya

1. Pada penelitian ini sebaiknya peneliti lebih mempersiapkan waktu yang panjang, karena mengingat kondisi dilapangan tidak selamanya sama seperti yang diperkirakan, sehingga perlu mengatur waktu dalam mengerjakan bab-bab sebelumnya yakni 1, 2, dan 3 agar ada waktu yang cukup lama untuk mengadakan penelitian dilapangan dengan lebih teliti lagi.

2. Konstruksi sosial media massa adalah teori baru dan belum banyak referensi yang cukup untuk dijadikan sebagai acuan penelitian harus membutuhkan waktu yang lama untuk memahami maksud sebuah penelitian konstruksi sosial media massa.

3. Gunakan waktu semaksimal mungkin untuk pengolahan data serta pembahasannya karena meskipun data sudah terkumpul kita masih memerlukan waktu, dalam pengkajian


(1)

pustaka untuk membandungkan dengan teori-teori yang

sudah ada, dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang

mengkaji kajian yang sama agar dapat menyesuaikannya.

4. Untuk yang mengambil penelitian yang sama, yakni tentang

radio komunitas hendaknya harus lebih memahami dan

mendalami tentang penelitian yang diambil dan dalam

mencari data, teori, studi pustaka harus sesuai dengan


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Alex Sobur.2013. Filasafat Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Ardianto Elvinaro, Komala Lukiati dan Karlinah, Siti. 2009. Komunikasi Massa

suatu pengantar, Bandung: Sambiosa.

Atie Rachmawatie.2007 Radio Komunitas : Eskalasi Demokratisasi Komunikasi.

Bandung: Simbiosa

Burhan Bungin. 2006. Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma, dan Diskursus

Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana.

Bungin Burhan. 2008. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta: Kencana Pernada

Media Group.

Effendi, Onong Uchjahana. 1991. Radio Siaran Teori Dan Praktek. Bandung: C.V

Mandar Maju.

Eni Maryani.2011. Media dan Perubahan Sosial: Suara Perlawanan Melalui Radio

Komunitas.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. 1990. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


(3)

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sthepen W. Littlejohn & Karen A. Foss. 2005. Theories of Human

Communication. Jakarta : Salemba Humanika.

Karya Ilmiah

Ade Chandara : Konstruksi Budaya Batak di Radio Mora 88,50 FM Bandung

(Studi Konstruksi Sosial Media Massa Mengenai Budaya Batak Dalam Program

Acara Eksepsi di Radio Mora 88,50 FM Bandung).

Diki Permana : Citizen Journalism Dalam Radio PR FM 107.5 Bandung (Studi

Kasus Citizen Journalism Pada Program "Berita dari Anda" Di Radio PR FM


(4)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Oman Setiawan

Jenis Kelamin : Laki-Laki

TTL : Bandar Agung, 23 Mei 1991

Kewarganegaraan : Indonesia

Status Perkawinan Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : Jl. Tubagus Ismail Dalam No. 22

HP : 085267010323

E-mail : omansetiawan@rocketmail.com


(5)

Pendidikan Formal

No Tahun Uraian Keterangan

1.

2010-Sekarang

Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Bandung.

-

2. 2006-2009 SMKN 1 Palembang Lulus/Berijazah 3. 2003-2006 MTsN 1 Banding Agung Lulus/Berijazah 4. 1997-2003 SDN 1 Banding Agung Lulus/Berijazah

Pendidikan Non Formal

No Tahun Uraian Keterangan

1. 2010 Peserta Seminar fotografi, Lomba Foto Essay dan Apresiasi Seni. Diselenggarakan UNIKOM

Bersertifikat

2. 2010 Peserta “Table Manner” Diselenggarakan oleh UNIKOM bekerja sama dengan Hotel Amaroosa

Bersertifikat

3. 2011 Peserta “One Day Workshop MC & Radio Annauncer” diselenggarakan oleh UNIKOM kerjasama dengan Number One Broadcasting School

Bersertifikat

4. 2012 Peserta One Day Workshop Great

Managing Event “ Event

Management” diselenggarakan oleh UNIKOM

Bersertifikat

5. 2012 Peserta One Day Workshop Great


(6)

Ceremony” diselenggarakan oleh UNIKOM

Pengalaman Bekerja

- Magang di PT Pertamina selama 3 bulan sebagai mekanik bengkel pada tahun 2009

- Bekerja di PT spam cape selama September 2012 - januari 2013 - Bekerja di PT Global Media News Selama 1 bulan pada tahun 2013


Dokumen yang terkait

MANAJEMEN MEDIA PENYIARAN RADIO KOMUNITAS (Studi kasus Pada Radio Dakwah Islamiyah 100,5 FM Malang)

13 48 23

MANAJEMEN MEDIA PENYIARAN RADIO KOMUNITAS (Studi Kasus pada Radio Komunitas Pass 107.9 FM Kelurahan Tulungrejo Kecamatan Bumiaji)

0 6 26

Radio Komunitas Saka FM sebagai Media Dakwah di Yogyakarta

5 16 163

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Radio Komunitas Angkringan 107,8 FM dalam Mempertahankan Eksistensi

0 0 15

T1__BAB VI Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Media Sosial sebagai Strategi Konvergensi pada Radio di Salatiga: Studi Kasus Penggunaan Media Sosial pada Radio Suara Salatiga FM, Radio Zenith FM, dan Radio Elisa FM T1

0 1 2

T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Media Sosial sebagai Strategi Konvergensi pada Radio di Salatiga: Studi Kasus Penggunaan Media Sosial pada Radio Suara Salatiga FM, Radio Zenith FM, dan Radio Elisa FM T1

0 0 11

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Media Sosial sebagai Strategi Konvergensi pada Radio di Salatiga: Studi Kasus Penggunaan Media Sosial pada Radio Suara Salatiga FM, Radio Zenith FM, dan Radio Elisa FM T1

0 0 5

T1 Lampiran Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Media Sosial sebagai Strategi Konvergensi pada Radio di Salatiga: Studi Kasus Penggunaan Media Sosial pada Radio Suara Salatiga FM, Radio Zenith FM, dan Radio Elisa FM

0 1 8

T1 Judul Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Media Sosial sebagai Strategi Konvergensi pada Radio di Salatiga: Studi Kasus Penggunaan Media Sosial pada Radio Suara Salatiga FM, Radio Zenith FM, dan Radio Elisa FM

0 0 14

"RADIO KOMUNITAS MERAPI FM" Studi tentang keterlibatan Komunitas dalam pengelolaan Radio Merapi FM Edi Panutra Priyandono W. Atmojo Abstract - Radio Komunitas Merapi FM Studi Tentang Keterlibatan Komunitas dalam Pengelolaan Radio Merapi FM

0 0 8