5
II TINJAUAN PUSTAKA
IDENTIFIKASI BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI Taksonomi
B. tabaci
B. tabaci
adalah serangga dengan tipe alat mulut menusuk menghisap, termasuk dalam ordo Hemiptera, superfamili Aleyrodoidea, famili Aleyrodidae,
subfamili Aleyrodinae. Famili Aleyrodidae mempunyai dua subfamili, yaitu Aleurodicinae dan Aleyrodinae. Aleurodicinae terdiri atas dua genus sedangkan
Aleyrodinae memiliki 41 genus. Genus Bemisia terdiri atas tujuh spesies yaitu B. afer
Priesner Hosny, B. capitata Regu David, B. decipiens Maskell, B. giffardi
Kotinsky, B. gigantea Martin sp.n., B. subdecipiens Martin sp.n., dan B. tabaci
Gennadius Martin 1999. B.
tabaci pertama kali dideskripsikan sebagai hama tembakau di Yunani
oleh Gennadius tahun 1889 dan diberi nama Aleyrodes tabaci Oliveira et al. 2001. Sampai dengan 1964, B. tabaci mempunyai 19 sinonim tambahan hasil
identifikasi dari 14 negara pada berbagai tumbuhan inang Tabel 2.1. Penempatan tabaci dalam genus Bemisia oleh Takahashi 1936 merupakan nama
spesies Bemisia tabaci yang saat ini dipakai. Karakter morfologi puparium B. tabaci
ini dilaporkan sangat bervariasi tergantung pada tumbuhan inang sehingga hal inilah yang menyebabkan B. tabaci mempunyai banyak sinomim Perring
2001.
Identifikasi Spesies B. tabaci
Identifikasi B. tabaci
dapat menggunakan nimfa instar keempat puparium atau kantung puparium. Larva instar ketiga kadang sulit dibedakan
dengan puparium, biasanya puparium mempunyai ukuran lebih besar. Puparium mempunyai ciri antena lurus atau kadang membengkok, lebar dari basal sampai
apikal sama dan bertindihan dengan tungkai depan. Larva instar ketiga mempunyai ciri antena sangat bengkok membentuk huruf U, pada bagian basal
melebar dan menyempit pada apikal dan tidak bertindihan dengan tungkai depan Malumphy 2004. Identifikasi menggunakan imago menghadapi kendala dalam
6 pembuatan slide permanen dan sering saat koleksi kutukebul dari lapangan hanya
fase nimfa yang dijumpai Martin, 1987. Tabel 2.1 Sinonim Bemisia tabaci dengan lokasi tempat diidentifikasi dan
tumbuhan inangnya Perring 2001
Spesies Lokasi Tumbuhan
Inang Aleyrodes tabaci
Gennadius 1889 Yunani
Nicotiana sp. Aleyrodes inconspicua
Quaintance 1900 Florida USA
Physalis sp. B. insconspicua
Quaintance Quaintance Baker 1914
Florida USA Physalis sp.
B. emiliae Corbett 1926
Sri Lanka Emilia sonchifolia
B. signata Bondar 1928
Brazil Nicotiana glauca
B. bahiana Bondar 1928
Brazil Nicotiana tabacum
B. costa-limai Bondar 1928
Brazil Euphorbia hirtella
B. gossypiperda Misra Lamba 1929
Inda, Pakistan Gossypium sp.
B. achyranthes Singh 1931
India Achyranthes aspera
B. hibisci Takahashi 1933
Taiwan Hibiscus rosa-
sinensis B. longispina
Priesner Hosny 1934 Mesir
Psidium guajava B. gossypiperda var. mosaicivecture
Ghesquiere 1934 Zaire
Jatropha multifida B. goldingi
Corbett 1935 Nigeria
Gossypim sp. B. nigeriensis
Corbet 1935 Nigeria
Manihot sp. B. rhodesiaensis
Corbet 1936 Zimbabwe
Nicotiana sp. B. tabaci
Gennadius Takahashi 1936 Mariana Islands
Brassica oleracea B. manihotis
Frappa 1938 Madagascar
Manihot sp. B. vayssieri
Frappa 1939 Madagascar
Nicotiana sp. B. Neobemisia hibisci
Visnya 1941 Taiwan
Hibiscus rosa- sinensis
B. Neobemisia rhodesiaensis Visnya 1941
Zimbabwe Nicotiana sp.
B. lonicerae Takahashi 1957
Jepang Lonicera japonica
B. minima Danzig 1964
Georgia Elsholtzia patrini
B. minuscula Danzig 1964
Georgia Lamium purpureum
7
Ciri-Ciri Puparium dan Imago
Malumphy 2004 menyebutkan ciri-ciri puparium B. tabaci pada permukaan daun tumbuhan inang yaitu bening; warna dari krem sampai kuning;
sekresi lilin tidak ada; panjang 0,55 - 0,87 mm dan lebar 0,35 - 0,64 mm; bagian dorsal dengan lapisan tipis lilin. Saat puparium dibuat slide permanen, kutikula
kadang terlihat pucat, bukaan trakea bagian toraks agak bergerigi, marginal setae kecil pada ujung anterior dan posterior, seta kauda panjang dan kokoh.
Ciri-ciri imago B. tabaci ketika dijumpai selaput sayap berwarna kuning gelap, sayap depan dengan garis anterior lurus, sayap seperti tenda dengan posisi
saat istirahat terlihat menyempit ke depan, imago langsung terbang ketika terganggu. Karakter morfologi imago ketika diamati di bawah mikroskop yaitu
terdapat dua mata majemuk di bagian atas dan bawah yang dihubungkan oleh ommatidium tunggal, mesotibia dengan seta kokoh berjumlah 2-3, sensorial cone
pada antena ruas keempat ada, satu sensorial cone pada antena ruas ketujuh, aedeagus
ramping dengan ventral base halus Malumphy 2004.
Karakter Penting Puparium untuk Identifikasi
Ciri karakter morfologi penting puparium B. tabaci yang perlu diperhatikan saat melakukan identifikasi adalah sebagai berikut a seta kauda
selalu kokoh dan biasanya sama atau lebih panjang dari vasiform orifice, b vasiform orifice
lurus lebih panjang dari caudal furrow, c lingula agak melebar, d tidak ada papila, e rambut dorsal berjumlah tujuh pasang, terdapat rambut
yang berkembang, ukuran rambut biasanya lebih panjang pada daun yang mempunyai permukaan berbulu, f penampakan puparium sangat bervariasi
terutama pada daun-daun yang berbulu Martin 1999, Malumphy 2004, Hodges et al.
2005. Karakter morfologi puparium yang diamati variasinya adalah panjang
puparium, lebar puparium, jumlah rambut dorsal, panjang seta kauda. Puparium tersebut diambil dari berbagai jenis inang dan ketinggian tempat dari daerah
endemik penyakait kuning cabai di Indonesia bagian barat.
8
Analisis Data Morfologi
Hasil pengukuran faktor pengamatan morfologi puparium panjang puparium, lebar puparium, jumlah rambut dorsal, panjang seta kauda dan faktor
lingkungan ketinggian tempat, tanaman inang dapat di analisis menggunakan korelasi kanonikal. Analisis kanonikal merupakan model statistik multivariate
yang digunakan untuk menguji hubungan korelasi antara lebih dari satu set variabel dependen y dan lebih dari satu set variabel independen x. Pada
analisis regresi berganda hanya memprediksi satu variabel dependen dengan lebih dari satu set variabel independen. Sementara itu korelasi kanonikal secara
simultan memprediksi lebih dari satu variabel dependen dengan lebih dari satu variabel independen Ghozali 2005.
Analisis kanonikal terdapat pada Penelitian bab III. Yang dimaksud variabel dependen y adalah faktor pengamatan dan variabel independen x
adalah faktor lingkungan. Tujuan dilakukan analisis kanonikal tersebut adalah untuk menentukan tingkat hubungan antara faktor pengamatan panjang puparium,
lebar puparium, jumlah rambut dorsal, panjang seta kauda dengan faktor lingkungan ketinggian tempat, tanaman inang.
BIOLOGI B. tabaci
Siklus Hidup B. tabaci
Imago betina terkadang makan beberapa tumbuhan budi daya berbeda termasuk gulma. Kualitas nutrisi tiap tumbuhan berbeda sehingga tumbuhan
tertentu baik untuk bertahan hidup sedangkan tumbuhan lain baik untuk menghasilkan banyak telur. Imago hidup selama 1 minggu atau lebih dan
produksi telur tergantung jenis makanan yang dipilih imago tersebut. Imago betina memasukkan telur ke dalam daun tumbuhan inang dan nimfa yang menetas
akan tetap berada di tumbuhan yang dipilih imago tersebut Costa et al. 1991. Telur B. tabaci berbentuk bulat telur, terpotong pada ujungnya. Pada suhu
25
o
C telur akan menetas dalam 6-7 hari. Nimfa instar pertama disebut crawler. Crawler
mempunyai kaki dan biasanya bergerak hanya beberapa sentimeter untuk
m
G
N m
m m
b y
d J
m mencari tem
satu daun ke
Gambar 2.1
Nimfa insta menyekresik
membantu mencapai in
berwarna m yang matan
Gambar 2. disebut mem
Juli 2007]. Siklu
meletakkan suhu ruang,
mpat makan. e daun lain y
Fase perkem d instar
puparium;
ar kedua hin kan meteria
nimfa terse nstar keemp
merah. Tidak nya berwarn
1. Nimfa masuki perio
us hidup B telur untuk
dan 24 hari Jarak terja
yang masih d
mbangan Be 3; e inst
h imago P ngga keempa
al berlilin ebut menem
pat akan m k ada ganti
na merah p bermata m
ode puparium B. tabaci
se pertama kal
i pada suhu auh yang da
dalam satu tu
emisia tabac tar 4; f p
Purbosari 20
at menetap pada ping
mpel pada p memasuki fas
kulit antara padahal seca
merah terseb m
http:w ejak telur
i selama 39 29
o
C. Ima apat ditempu
umbuhan sam
ci a telur; b
puparium; g 008.
dengan tung ggir bagian
permukaan d se nimfa ya
a nimfa inst ara morfolo
ut tidak ma www.issg.app
diletakkan hari pada su
ago mampu uh crawler a
ma.
b instar 1; g imago k
gkai tereduk n tubuhnya
daun. Sete ang mempu
tar keempat ogi keduany
akan sehing pfa.auckland
hingga ima uhu 23
o
C, 32 bertahan hid
9 adalah dari
c instar 2; keluar dari
ksi. Nimfa sehingga
elah nimfa unyai mata
dan nimfa ya berbeda
gga kadang d.ac.nz
. [10 ago betina
2 hari pada dup selama
10 40 hari pada suhu
23
o
C, 35 hari pada suhu ruang, dan 27 hari pada suhu 29
o
C Purbosari 2008. B. tabaci dapat menghasilkan 15 generasi per tahun, betina
dapat meletakkan telur rata-rata 200 buah dalam jangka waktu 3-6 minggu Morales 2001.
Aktivitas Makan dan Peran B. tabaci Sebagai Vektor Geminivirus
Nimfa dan imago B. tabaci makan cairan floem tumbuhan yang mengandung gula Hilje et al. 2001. Nimfa dan imago tersebut dapat
menimbulkan kerusakan tumbuhan secara langsung berupa: kehilangan nutrisi, gangguan fisiologi, ekskresi embun madu. Nimfa dan imago juga dapat
menimbulkan kerusakan tidak langsung pada tumbuhan yaitu sebagai vektor virus Morales 2001.
Geminivirus di dalam B. tabaci bersifat sirkulatif dan persisten. Terdapat interaksi antara protein selubung virus dengan B. tabaci saat terjadi penempelan
kapsul virus dengan reseptor sehingga virus dapat tertular. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara virus dengan serangga vektor Brown
Idris 2005. Virus persisten, saat diakuisisi akan berada dalam tubuh serangga vektor. Virus dijumpai pada sel epitel saluran pencernaan dan berasosiasi dengan
kelenjar saliva B. tabaci. Virus bersirkulasi dalam tubuh serangga sampai akhirnya virus sampai ke stilet dan masuk ke dalam tumbuhan sehat saat vektor
makan cairan floem. Virus tersebut memerlukan waktu akuisisi dan inokulasi 1 jam - 1 hari dan periode laten 1 hari - beberapa minggu Gray Banerjee 1999.
B. tabaci dapat menularkan virus tumbuhan antaralain dari kelompok geminivirus,
closterovirus, carlavirus, potyvirus, nepovirus dan luteovirus. Diantara jenis virus-virus tersebut yang merugikan adalah geminivirus Famili Geminiviridae,
Genus Begomovirus dan closterovirus Famili Closteroviridae, Genus Crinivirus Oliveira et al 2001. Geminivirus terdiri dari partikel isometrik kembar yang
menyelubungi genom DNA sirkular utas tunggal. Geminivirus mampu beradaptasi pada sejumlah besar tanaman pertanian setelah disebarkan oleh B.
tabaci dari tumbuhan liar atau tumbuhan budidaya Morales 2001.
11
IDENTIFIKASI BERDASARKAN KARAKTER MOLEKULER Awal Penelitian Karakter Molekuler
B. tabaci