lxxi
3. Kebudayaan
Surakarta merupakan salah satu kota pertama di Indonesia yang dibangun dengan konsep tata kota modern. Keraton yang dibangun
berdekatan dengan Bengawan Solo selalu terancam banjir. Karena itu dibangunlah tanggul yang kini masih dapat dilihat membentang dari
selatan wilayah Jurug hingga kawasan Solo Baru. Sebagai kota yang sudah berusia 265 tahun, Surakarta memiliki
banyak kawasan dengan situs bangunan tua bersejarah. Selain bangunan tua yang terpencar dan berserakan di berbagai lokasi, ada juga yang
terkumpul di sekian lokasi sehingga membentuk beberapa kawasan kota tua, dengan latar belakang sosialnya masing-masing.
Keraton Kasunanan Surakarta tentu saja adalah bangunan paling pokok dalam konsep penataan ruang Surakarta. Perencanaan keraton ini
mirip dengan konsep yang digunakan dalam pembangunan Keraton Kesultanan Yogyakarta. Keraton, batik, dan Pasar Klewer sekurangnya
tiga hal tersebut menjadi simbol identitas Kota Surakarta. Dikaitkan dengan desentralisasi, dinamika perekonomian yang akan menandai
keberhasilan dan kemajuan kota ini untuk otonom tidak lepas dari hal tersebut.
Untuk pariwisata, eksistensi Keraton Surakarta Hadiningrat dan Pura Mangkunagaran sejak tahun 1745 menjadikan Solo sebagai poros
sejarah, seni, dan budaya yang memiliki nilai luhur. Nilai jual ini termanifestasi melalui bangunan-bangunan kuno, tradisi kerajaan yang
lxxii terpelihara, dan karya seni yang menakjubkan. Tatanan sosial penduduk
setempat yang tak lepas dari sentuhan kultural dan spiritual keraton semakin menambah daya tarik.
4. Aspek Ekonomi
Perekonomian Surakarta dari tahun ke tahun mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Kota Surakarta untuk di daerah Jawa Tengah juga
merupakan kota kecil yang cukup berkembang dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya di Jawa Tengah. Maka dari itu kota Surakarta
dikenal dengan sebutan “The Spirit of Java”. Struktur ekonomi Kota Surakarta bertumpu pada sektor industri
dan sektor perdagangan, restoran, dan hotel. Khususnya sektor perdagangan menempati urutan pertama terbesar dalam beberapa tahun ini.
Hal ini terlihat dengan adanya sentra perdagangan tekstil yaitu Pasar Klewer dan batik Solo yang sangat terkenal di Indonesia. Disamping itu
juga semakin banyak terdapat pusat perbelanjaan pasar modern yang ada di Surakarta. Pusat perbelanjaan itu antara lain Solo Grand Mall SGM,
Solo Square, Singosaren Plasa yang juga merupakan pusat jual beli handphone, Beteng Trade Center BTC, Pusat Grosir Solo PGS dan
sederetan Luwes Group, Alfamart, dan Indomaret. Masih banyak juga terdapat pasar-pasar tradisional yang satu persatu mulai banyak
direhabilitasi bangunannya menjadi lebih bagus. Selain itu pemerintah Kota Surakarta juga sedang berusaha
menjadikan Kota Solo menjadi daerah tujuan pariwisata. Hal ini terlihat
lxxiii dari beberapa tahun belakangan ini banyak terjadi pembuatan-pembuatan
taman baru di pusat kota. Dan juga terjadi renovasi pada tempat-tempat pariwisata yang lama agar terlihat lebih menarik. Dengan begitu
diharapkan banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke Kota Solo.
Tabel 4.6 Pertumbuhan Ekonomi Surakarta 2001-2008
Tahun Pertumbuhan ekonomi
2001 4,12
2002 4,97
2003 6,11
2004 5,80
2005 5,15
2006 5,43
2007 5,82
2008 5,69
Sumber : Surakarta Dalam Angka 2008 Dari tabel terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta
menunjukkan tanda-tanda perekonomian yang membaik. Salah satu indikator yang menunjukkan hal itu adalah laju pertumbuhan ekonomi
yang positif selama 8 delapan tahun berturut-turut. Pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta menunjukkan angka 5,69.
lxxiv
Tabel 4.7 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000
PDRB Atas Harga PDRB Atas Dasar Harga
Tahun Berlaku
Konstan 2000 Jumlah
Perkembangan Jumlah
Perkembangan Juta Rp
Juta Rp 2001
3.372.850,36 112,79
3.113.668,99 104,12
2002 3.772.737,68
126,16 3.268.559,64
109,30 2003
4.251.845,59 142,18
3.468.276,94 115,98
2004 4.756.559,53
159,06 3.669.373,45
122,70 2005
5.585.776,84 186,79
3.858.169,67 129,02
2006 6.190.112,55
207,00 4.067.529,95
136,02 2007
6.909.094,57 231,04
4.304.287,37 143,93
2008 7.901.886,06
264,24 4.549.342,95
152,13 Sumber: Surakarta Dalam Angka 2008
Dari hasil perhitungan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun Dasar 2000, PDRB Kota Surakarta tahun 2008 sebesar 4.549.342,95 juta,
yang berarti mengalami kenaikan sekitar 8.20 dari tahun sebelumnya sebesar 4.304.287,37 juta. Dari data tahun 2001-2008 juga bisa dilihat
bahwa PDRB Kota Surakarta selalu menunjukkan perkembangan yang positif.
lxxv
Tabel 4.8 Struktur Ekonomi Surakarta Tahun 2003-2008
Atas Dasar Harga Berlaku Persen
No Sektor
Tahun 2003
2004 2005
2006 2007
2008 1
Pertanian 0.07
0.07 0.06
0.06 0.06
0.06 2
Pertambangan 0.05
0.04 0.04
0.04 0.04
0.04 3
Industri 28.63
28.1 26.42
25.11 24.34
23.27 4
Listrik, Gas air 2.63
2.7 2.59
2.69 2.69
2.57 5
Bangunan 12.8
12.68 12.89
13.07 13.38
14.44 6
Perdagangan, Hotel Restoran
22.67 22.96
23.82 24.35
24.78 25.12
7 Pengangkutan dan
Komunikasi 10.79
10.83 11.52
11.78 11.61
11.2 8
Keuangan 10.73
11.14 11.43
11.26 11.06
10.93 9
Jasa-jasa 11.62
11.48 11.23
11.64 12.04
12.38 TOTAL
100 100
100 100
100 100
Sumber : Surakarta Dalam Angka 2008 Pada tahun 1998, dimana pada tahun tersebut terjadi puncak krisis
ekonomi, hampir semua sektor mengalami laju pertumbuhan negatif. Dalam tahun 1999 ditandai mulai membaiknya perekonomian, seluruh
sektor ekonomi berhasil bangkit dengan laju pertumbuhan positif. Selanjutnya tahun 2000 sampai 2008 seluruh sektor ekonomi sudah
menunjukkan pertumbuhan kearah positif. Pada tahun 2008, sektor bangunan mengalami pertumbuhan yang
paling besar dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya, yaitu sebesar 10,27. Sedangkan sektor pertanian merupakan sektor dengan
pertumbuhan terendah yaitu sebesar -1,14
lxxvi
B. Analisis Deskriptif