25
Gambar 4 Persentase jenis larva nyamuk pada wadah di lokasi penelitian di Kelurahan Pasir Kuda, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor
N=591 periode bulan Desember 2010 – Maret 2011.
dan Ae. albopictus lebih banyak ditemukan di luar rumah yaitu berturut-turut 68,29 dan 66,67 Gambar 4.
Aedes albopictus di Thailand juga lebih banyak dijumpai pada habitat di luar rumah baik pada wadah TPA maupun non TPA Chareonviriyahap et al.,
2009. Ae. aegypti lebih suka meletakkan telurnya pada air yang jernih yang berada di dalam rumah dan tidak terlalu terkena sinar matahari atau berada di
bawah naungan. Sebaliknya Ae. albopictus lebih suka bertelur di luar rumah pada wadah non TPA seperti ban bekas, tempat minum burung dan penyiram bunga.
4.3 Indeks Larva
4.3.1 Container Index Hasil pengukuran Container Index CI yang menggambarkan tingginya
wadah yang mengandung larva nyamuk dari total wadah yang diperiksa dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 memperlihatkan bahwa angka CI wadah non
TPA secara umum lebih tinggi dari pada angka CI pada wadah-wadah TPA. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pada wadah non TPA selalu dapat ditemukan
larva Aedes dibandingkan dengan wadah TPA yang tidak selalu ditemukannya larva Aedes. Kedua angka CI ini memiliki angka kepadatan populasi larva
nyamuk yang tinggi berdasarkan angka density figure WHO, 1972. Tingginya CI pada wadah non TPA, berarti bahwa wadah tersebut menjadi
tempat perindukan yang paling baik bagi nyamuk Aedes spp. Rendahnya angka CI
82,00
31,71 33,33
18 68,29
66,67
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Ae. aegypti Ae. albopictus
Campuran
D e
n s
ita s
L a
rv a
N y
a m
u k
Jenis Nyamuk
Dalam Rumah Luar Rumah
26
pada wadah TPA tersebut kemungkinan disebabkan penduduk lebih sering membersihkan wadah penampungan air wadah TPA yang berhubungan
langsung dengan aktivitas sehari-hari di dalam rumah dibanding dengan wadah penampungan air di luar rumah wadah non TPA seperti vas bunga, kaleng
bekas, ban bekas dan tempat minum burung.
Gambar 5 Angka CI pada jenis wadah TPA, non TPA pada lokasi penelitian di Kelurahan Pasir Kuda, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor periode
bulan Desember 2010 – Maret 2011.
Angka CI pada wadah TPA selama periode pengamatan bulan Desember 2010 - Maret 2011 cenderung menurun, sedangkan angka CI pada wadah non
TPA perubahannya berfluktuatif. Penurunan angka CI wadah TPA selama periode pengamatan tersebut kemungkinan terkait rutinitas pengurasan wadah
TPA dan respon penduduk yang muncul akibat seringnya kunjungan kami tim penelitian saat mengambil sampel larva di wadah TPA. Angka CI wadah non
TPA selama periode pengamatan pun mengalami penurunan meskipun berfluktuatif. Angka yang berfluktuatif ini disebabkan pada wadah non TPA yang
mengandung larva, tidak sepenuhnya hanyut saat hujan mengguyur deras karena terdapat banyak pula wadah non TPA yang terletak di sebuah naungan atap rumah
yang saling berdempetan.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
20 40
60 80
100 120
140 160
Desember Januari
Februari Maret
C o
n t
a in
e r
i n
d e
x
Ju m
la h
w a
d a
h
Jumlah TPA Jumlah non TPA
CI TPA CI Non TPA
27
4.3.2 House Index
House index HI menggambarkan jumlah rumah yang mengandung larva dari pengamatan larva yang berada pada wadah-wadah baik wadah di dalam
rumah maupun di luar rumah. Dengan demikian, angka HI menunjukkan luas penyebaran nyamuk dalam masyarakat. Angka HI pada bulan Desember 2010
yaitu sekitar 30 kemudian cenderung menurun menjadi 17,59 pada akhir pengamatan Maret 2011 Gambar 6. Pada musim hujan, air untuk rumah tangga
tersedia melimpah sehingga penduduk cenderung tidak menampung air dalam waktu yang lama. Selain itu, ketersediaan air yang melimpah pada musim hujan
menyebabkan wadah non TPA yang berada di luar rumah ikut terkuras. Pola perubahan angka HI tersebut mirip dengan pola perubahan angka CI
wadah TPA. Angka HI yang diperoleh dalam penelitian ini masih lebih rendah dibandingkan angka HI yang diperoleh di Desa Laladon, Kecamatan Ciomas,
Bogor yaitu 73,27 Hadi
2
et al. 2008. Namun dari angka HI yang tertinggi pada bulan Desember 2010 yaitu sebesar 30,17 termasuk ke dalam kepadatan
populasi larva nyamuk density figure yang sedang menurut WHO 1972.
4.3.3 Breteau Index Angka BI menggambarkan jumlah wadah di dalam maupun di luar rumah
yang mengandung larva dari total rumah yang diamati. Menurut Soedarmo 2009 angka BI merupakan indikator terbaik untuk menyatakan kepadatan nyamuk dan
di Indonesia rata-rata angka BI adalah 50. Angka BI tertinggi yang diperoleh pada penelitian ini adalah 42,86. Angka ini termasuk dalam tingkat kepadatan
populasi larva nyamuk yang sedang menurut WHO 1972, meskipun angka ini tergolong dalam tingkat kepadatan yang sedang namun masih dapat berpotensi
menimbulkan KLB. Angka BI ini lebih rendah dibandingkan dengan yang diperoleh di Thailand baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan, yaitu 99
– 190 Chareonviriyaphap et al., 2009. Pola perubahan angka BI hampir mirip
dengan angka CI dan HI, tetapi dengan angka yang lebih tinggi Gambar 6. Hal ini disebabkan dalam satu rumah dapat memiliki lebih dari satu wadah. Pada
28
bulan Februari – Maret angka BI menurun karena air dalam wadah yang ada di
luar rumah sering mengalami pergantian oleh curah hujan yang terus menerus.
Gambar 6 Indeks larva angka CI, HI dan BI di Kelurahan Pasir Kuda, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor pada bulan Desember 2010
– Maret 2011.
4.4 Jenis, Bahan dan Warna Wadah Tempat Perindukan Larva 4.4.1 Jenis-jenis wadah yang ditemukan