19
Perilaku nyamuk untuk beristirahat berbeda-beda tergantung jenisnya. Ada nyamuk masuk ke rumah hanya untuk menghisap darah lalu beristirahat di luar
rumah ada pula nyamuk yang sebelum maupun sesudah mengisap darah hinggap di dinding untuk beristirahat. Menurut Marisa 2007 tempat yang lebih disukai
Ae. aegypti untuk beristirahat adalah pada barang-barang yang menggantung dan memiliki permukaan licin seperti pakaian, gorden, tas atau alat-alat rumah tangga,
tempat yang gelap, berbau apek dan lembab. Nyamuk Ae. albopictus lebih memilih beristirahat di luar rumah, seperti rumput-rumputan dekat tempat
perindukan yang tidak terpapar sinar matahari, tanaman hias di halaman rumah Chan et al., 1971.
Menurut Hadi Koesharto 2006 nyamuk yang telah kenyang darah tidak memerlukan darah lagi hingga saat peletakkan telurnya. Nyamuk Aedes
aktif menggigit pada pukul 07.30 dan pukul 17.30 - 18.30 WIB. Nyamuk betina menghisap darah sebanyak 12 kali dengan selang waktu tiga hari. Aktivitas
menghisap darah pada sore hari lebih tinggi 2,4 kali dari pada pagi hari.
2.3 Vektor Penyebaran Penyakit Chikungunya
Penyebab penyakit chikungunya adalah virus chikungunya yang tergolong dalam grup arbovirus. Virus chikungunya CHIKV termasuk dalam kelompok
famili Togaviridae kelompok A arbovirus genus Alphavirus dan tergolong genom RNA positif. Selain menyerang manusia dalam berbagai umur, juga dapat
menyerang burung, orang utan, dan jenis mamalia lainnya. Penyebaran penyakit ini tersebar luas di daerah tropis terutama di Afrika, India, dan Asia Tenggara
Powers Logue, 2007. Menurut Soedarmo 2009 gejala awal penderita chikungunya mirip dengan DBD yaitu ruam bintik-bintik merah pada kulit, sakit
kepala yang parah, kedinginan, demam dengan suhu tubuh di atas 40
o
C, sakit pada persendian, mual, dan muntah-muntah, Gejala chikungunya dibedakan
dengan DBD, yaitu pada DBD terjadi pendarahan pada gusi, melena berak darah dan shock, sedangkan pada penderita penyakit chikungunya tidak pernah terjadi
pendarahan Laju penyebaran penyakit ini ditentukan oleh jenis dan populasi nyamuk.
Penyebaran penyakit ini akan semakin cepat. Distribusi geografi virus
20
chikungunya telah meluas hampir di seluruh dunia meliputi benua Eropa, Afrika, Amerika, dan Asia De Lamballerie et al., 2008. Dengan demikian strategi yang
menentukan dalam
penyebaran penyakit
chikungunya adalah
dengan pengendalian vektor. Pengendalian vektor dapat dilakukan dengan berbagai cara
diantaranya yaitu secara kimiawi atau biotik. Pengendalian secara kimiawi yaitu dengan penggunaan insekitisida sedangkan pengendalian biotik dilakukan dengan
menggunakan predator pemakan larva nyamuk. Penelitian Taviv et al., 2010 yang melaporkan bahwa pengendalian vektor chikungunya adalah melakukan
pengendalian biotik dengan pemanfaatan ikan cupang Ctenops vittatus di suatu wadah TPA yang diikuti dengan peningkatan frekuensi kunjungan juru pemantau
jentik dapat menurunkan indeks CI, HI dan BI di suatu wilayah.
2.4 Indeks Larva