33
2.3 Derajat Keasaman pH
Derajat keasaman merupakan salah satu parameter uji untuk mengetahui keasaman suatu bahan. Nilai pH yang tinggi mengindikasikan adanya sisa katalis atau sabun yang terbentuk pada saat
proses transesterifikasi. Nilai pH tinggi pada biodiesel dapat terjadi korosi dan kerusakan mesin. Nilai pH pada penelitian ini rata-rata berkisar antara 7.26
– 8.03. Nilai pH terendah terdapat pada biodiesel yang dicuci dengan air yaitu sebesar 7.26 dan yang tertinggi adalah biodiesel kasar.
Berdasarkan analisis sidik ragam Lampiran 15 , nilai pH biodiesel pada tingkat α = 0.05 berbeda
nyata. Proses pemurnian cenderung menurunkan nilai pH pada biodiesel. Biodiesel setelah dimurnikan memiliki pH netral. Nilai pH netral menunjukan bahwa tidak adanya sisa katalis dalam
biodiesel. Berdasarkan uji Duncan, biodiesel kasar, cuci, dan penambahan arang aktif 1, 2, dan 3 berbeda nyata. Nilai pH biodiesel kasar masih dalam kondisi basa dengan nilai pH rata-rata 8.03
Nilai tersebut menunjukan bahwa pada biodiesel terdapat sisa katalis atau sabun. Sisa katalis atau sabun pada biodiesel kasar tidak terlalu tinggi sehingga proses pemurnian biodiesel tidak terlalu sulit.
Pemurnian dengan cara dicuci menggunakan air sebanyak tiga kali cenderung nilai pH biodiesel sudah netral yaitu mendekati nilai tujuh. Hal ini disebabkan karena sisa katalis atau kandungan sabun pada
biodiesel telah tercampur dengan air sehingga mengurangi sifat alkalinitas pada biodiesel tersebut. Pemurnian dengan menggunakan arang aktif juga menyebabkan nilai pH netral. Penggunaan arang
aktif sebagai adsorben dapat menurunkan nilai pH. Hal ini diduga karena arang aktif memiliki pori- pori pada permukaan sehingga terjadi gaya tarik terhadap sisa katalis atau sabun yang terbentuk pada
biodiesel. Pengaruh pemurnian biodiesel terhadap nilai pH dapat dilihat pada Gambar 21.
Gambar 21.Histogram nilai pH biodiesel berdasarkan proses pemurnian biodiesel Menurunnya nilai pH biodiesel juga sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Puspaningrum 2007. Penambahan arang aktif komersial mampu menurunkan nilai pH biodiesel minyak jarak pagar. Akan tetapi nilai pH masih dalam alkalinitas yang tinggi. Hal ini dapat terjadi
karena penambahan jumlah katalis yang digunakan, perlakuan saat proses pembuatan biodiesel, serta karakteristik minyak yang akan dikonversi menjadi biodiesel.
8.03
7.26 7.41
7.36 7.29
6.80 7.00
7.20 7.40
7.60 7.80
8.00 8.20
Biodiesel kasar
Biodiesel cuci
Arang aktif 1
Arang aktif 2
Arang aktif 3
Nila i
pH
Pemurnian Biodiesel
34
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Tempurung kelapa sawit dapat dijadikan sebagai arang aktif. Arang aktif tempurung kelapa sawit pada penelitian ini memiliki karakteristik antara lain rendemen 56.25
– 75.48 . kadar air 2.45- 3.58 , kadar zat terbang 8.83 - 10.66, kadar abu 5.54
– 7.63, kadar karbon terikat 82.51 – 84.21 , daya serap iod 587.25
– 878.31 mgg, daya serap benzena 12.76-20.14, dan derajat keasaman pH 5.70 - 9.42. Perlakuan perendaman asam fosfat tidak memberikan mutu yang lebih baik
dibandingkan dengan tanpa perendaman asam fosfat. Waktu aktivasi yang lebih lama dapat meningkatkan mutu arang aktif.
Hasil penelitian ini diperoleh bahwa arang aktif terbaik adalah arang aktif yang dihasilkan dari perlakuan tanpa perendaman asam fosfat dan waktu aktivasi 120 menit yang memiliki daya serap
iod tertinggi sebesar 878.31 mgg. Arang aktif yang dihasilkan efektif dalam menyerap komponen dalam bentuk cair. Setelah dilakukan uji Scanning Electron Microscop SEM dan X-Ray
Difractometer arang aktif terbaik memiliki pori-pori yang lebih luas dan memiliki derajat kristalinitas sebesar 39.89 lebih tinggi dibandingkan bahan baku tempurung kelapa sawit dan arang sebelum
diaktivasi.
Arang aktif terbaik diaplikasikan untuk memurnikan biodiesel. Hasil penelitian menunjukan biodiesel memiliki karakteristik bilangan asam 0.78-0.22 mgKOH, kejernihan 57.99-72.04, dan
derajat keasaman pH 7.26- 8.03. Penambahan arang aktif sebanyak 3 bb mampu mengurangi bilangan asam 0.22 mgKOH, kejernihan 65.43, dan derajat keasaman pH biodiesel 7.29.
B. SARAN
Arang aktif tempurung kelapa sawit yang dihasilkan dari perlakuan perendaman asam fosfat memiliki mutu arang aktif yang rendah dibandingkan dengan tanpa perendaman asam fosfat. Oleh
sebab itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut sebagai berikut: 1.
Membandingkan jenis-jenis aktivator untuk menghasilkan arang aktif sehingga didapatkan jenis aktivator yang tepat untuk produksi arang aktif yang berasal dari tempurung kelapa
sawit. Jenis aktivator yang digunakan yang disarankan adalah asam atau basa kuat seperti H
2
SO
4,
HNO
3
, KOH, dan NaOH. 2.
Perlu dilakukan penelitian pengaruh metode pencucian terhadap mutu arang aktif 3.
Membandingkan arang aktif yang diaktivasi kembali setelah digunakan dalam pemurnian biodiesel sehingga diperoleh kondisi arang aktif yang tidak dapat digunakan kembali sebagai
adsorben.