Pengalengan Analisis Warna Faridah et al. 2008

17 Persamaan waktu penetrasi panas yang digunakan dalam metode formula Ball adalah sebagai berikut − = − − 10 = 11 = 0.42 + 12 Keterangan: T r : suhu retort yang diatur dan dipertahankan pada saat proses C T : suhu awal produk C T : suhu maksimum produk pada akhir proses C f h : waktu yang diperlukan kurva penetrasi panas melewati 1 siklus log menit J h : faktor lag waktu sebelum kurva pemanasan menjadi lurus t B : waktu proses menit t c : come up time CUT yaitu waktu sejak uap dimasukkan sampai retort mencapai suhu proses menit t p : operator time yaitu waktu sejak suhu retort mencapai suhu proses yang diinginkan sampai suplai uap dihentikan menit I h : perbedaan suhu retort dengan suhu awal produk T r -T o g : perbedaan suhu retort dengan produk di dalam kaleng pada akhir proses termal J h I h : suhu awal semu diambil pada titik potong kurva pemanasan dengan waktu 0 menit yang sebenarnya waktu 0 menit ini besarnya sama dengan 0.58× t c

2. PENELITIAN UTAMA

a. Pengalengan

Proses pengalengan dilakukan pada tiga suhu yaitu 111, 116, dan 121 C. Setiap suhu dikombinasikan dengan empat level F yaitu 4, 12, 20, dan 28 menit. Langkah- langkah pengalengan gudeg secara umum adalah sebagai berikut Gambar 11. Diagram alir sterilisasi gudeg Gudeg Pengisian dalam kaleng Penutupan kaleng Ekshausting Pendinginan Sterilisasi T, t Persiapan bahan 18 Penentuan nilai F = 4, 12, 20, dan 28 menit berdasarkan pemenuhan kecukupan proses sterilisasi untuk pemusnahan C.botulinum sebesar 12 siklus logaritma atau 12×0.21 menit = 2.52 menit pada suhu 121.1 C. Walaupun nilai F terkecil F = 4 sudah memenuhi kecukupan proses, kombinasi beberapa nilai F bertujuan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap tekstur dan warna produk.

b. Analisis

Analisis yang dilakukan terdiri atas analisis fisik, analisis organoleptik, dan analisis kimia. Analisis fisik meliputi analisis warna dan tekstur, sedangkan analisis kimia meliputi analisis kadar air, abu, protein, lemak, karbohidrat, serat kasar, pH, dan a w .

i. Warna Faridah et al. 2008

Sampel yang diukur meliputi gudeg sebelum dikalengkan F =0 menit dan gudeg setelah dikalengkan F = 4, 12, 20, dan 28 menit. Sebelum diukur, sampel nangka muda dibersihkan dari kuah gudeg. Pengukuran sampel dilakukan secara duplo. Pengukuran warna dilakukan dengan menggunakan alat Minolta Chroma Meters CR310. Setelah alat dihidupkan, dilakukan pengaturan indeks data dengan cara menekan tombol Index Set, lalu dilanjutkan dengan menekan tombol Scroll Bar dan Enter untuk mengaktifkan perintah pengukuran warna. Pengukuran warna dilanjutkan dengan cara mendekatkan kamera pengukur warna pada sampel dan dilanjutkan dengan menekan tombol Target Color Set. Data hasil pengukuran warna L, a, dan b akan tercatat pada alat Paper Sheat. Nilai L menunjukkan tingkat kecerahan yang memiliki nilai antara 0 hitam sampai 100 putih. Nilai a menunjukkan warna merah sampai hijau. Nilai +a mempunyai kisaran 0 sampai 100 untuk warna kromatik merah dan nilai –a dari 0 sampai −80 untuk warna hijau. Nilai b menunjukkan warna biru sampai kuning dengan kisaran 0 sampai +70 untuk warna kuning dan nilai 0 sampai –70 untuk warna biru. ii. Tekstur Faridah et al. 2008 Sampel yang diukur meliputi gudeg sebelum dikalengkan F =0 menit dan gudeg setelah dikalengkan F = 4, 12, 20, dan 28 menit. Sampel yang diukur merupakan bagian daging buah yang dekat dengan kulit buah. Sampel dengan tebal ±1.5 cm dan lebar ±2.5 cm diletakkan pada dasar alat penetrometer. Jarum ditempatkan pada bagian permukaan atas sampel. Selanjutnya tombol run ditekan. Nilai kedalaman penetrasi dari jarum penetrometer dicatat dalam satuan mm per satuan waktu penetrasi. Satuan waktu penetrasi yang digunakan adalah 5.0 detik. Pengukuran sampel dilakukan secara duplo. iii. Uji Rating Hedonik Meilgaard 1999 Uji ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penerimaan panelis terhadap sampel. Sejumlah 75 panelis tidak terlatih diminta mencicipi sampel kemudian diminta memberikan penilaian tingkat kesukaan panelis terhadap aroma, tekstur, warna, rasa, dan overall keseluruhan sampel. Penilaian mutu organoleptik produk dilakukan dengan skala hedonik kesukaan terhadap karakteristik sensori produk. Tingkat persepsi panelis digambarkan berdasarkan skor kesukaan sebagai berikut: 1 : sangat tidak suka 2 : tidak suka 3 : agak tidak suka 4 : netral 5 : agak suka 6 : suka 7 : sangat suka 19 iv. Nilai pH Apriyantono et al., 1989 Sebelum pengukuran, pH meter telah dinyalakan dan distabilkan selama 15-30 menit, kemudian dikalibrasi dengan menggunakan larutan buffer pada pH 4 dan pH 7. elektroda dibilas dengan akuades dan dikeringkan dengan kertas pengering. Sampel yang telah dihaluskan sebanyak 10 gram ditambah dengan 10 ml air destilata dan dicampur sampai merata. Elektroda pH meter kemudian dicelupkan ke dalam sampel dan dibiarkan hingga menunjukkan suatu angka stabil. Nilai pH diukur secara duplo.

v. Kadar Air AOAC 2006