Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

pelanggaran-pelanggaran lingkungan utamanya pelanggaran pada konsep pembangunan itu sendiri. Dalam kasus pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh pengembang dalam membangun usaha seperti pembangunan kompleks industri, gudang dan lainnya, penulis mengambil contoh kasus pelanggaran yang dilakukan oleh PT Jaya Power Steel dalam pembangunan kompleks industri dan pergudangan di Desa Sentul Jaya, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang. Pembangunan tersebut dibangun di atas tanah dengan luas 182.000 m 2 . Kompleks industry dan pergudangan yang direncanakan akan dibangun terdiri dari kompleks industry dan pergudangan sebanyak 261 unit bangunan. Total tanah yang digunakan untuk bangunan adalah seluas 180.631 m 2 dan sisa tanah yang tidak dibangun ialah 1.369 m 2 . Pembangunan tersebut tentu berdampak terhadap lingkungan. Pembangunan tersebut mengakibatkan perubahan-perubahan terhadap lingkungan. Berdasarkan apa yang diamati oleh penulis, pembangunan komplek industri dan pergudangan tersebut telah melakukan beberapa pelanggaran Amdal yang tentu berakibat terhadap kelestarian lingkungan. Pelanggaran-pelanggaran tersebut terjadi pada aspek, pengabaian pembuatan sumur serapan sesuai kebutuhan, kurangnya ruang terbuka hijau, dan pelibatan masyarakat yang masih setengah hati. Oleh karena itu, tampaknya sangat perlu dilakukan kajian dan penyadaran tentang pentingnya Amdal terus diupayakan, agar tercipta pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan berencana dalam menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana untuk pembangunan yang berkesinambungan demi meningkatkan mutu hidup. 7 Pembangunan berkelanjutan Sustainable Development didefinisikan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi-generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. 8 Manusia mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya, sehingga ia membentuk dan terbentuk oleh lingkungan hidupnya. Ketergantungan manusia terhadap alam tidak hanya dikaitkan dengan kebutuhan pangan dan mineral saja, justru hal tersebut saling tergantung dan berinteraksi dalam bidang materi dan non-materi, meskipun demikian manusia di manapun juga selalu memperoleh predikat yang demikian pahit yaitu selalu dianggap sebagai agen perusak Agent of Destruction. 9 Dalam hubungan antara manusia dan lingkungan, hendaknya terjadi take and give. Itu artinya, tiap manusia mempunyai hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. Di samping itu ia juga harus berkewajiban untuk memelihara lingkungan hidup, termasuk mencegah dan menanggulangi perusakan lingkungan hidup. Hak dan kewajiban ini dapat terlaksana dengan baik kalau subjek pendukung hak dan kewajiban berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup. Hal tersebut berarti pula bahwa hak dan kewajiban itu dapat terlaksana dengan baik kalau subjek pendukung hak dan 7 Harun M. Husein, Lingkungan Hidup Masalah Pengelolaan dan Penegakan Hukumnya Jakarta: Bumi Aksara, 1992, h. 50. 8 Eggi Sudjana dan Riyanto, Penegakan Hukum Lingkungan dalam Perspektif Etika Bisnis Di Indonesia Jakarta: Gramedia, 1999, h. xi. 9 Eggi Sudjana dan Riyanto, Penegakan Hukum Lingkungan dalam Perspektif Etika Bisnis Di Indonesia, h. 2 kewajiban itu mempunyai hak akses terhadap data dan informasi mengenai keadaan dan kondisi lingkungan hidup. 10 Hukum lingkungan dalam pelaksanaan pembangunan yang berwawasan lingkungan berfungsi untuk mencegah terjadinya pencemaran danatau perusakan lingkungan agar lingkungan dan sumberdaya alam tidak terganggu kesinambungan dan daya dukungnya. Di samping itu hukum lingkungan berfungsi sebagai sarana penindakan hukum bagi perbuatan-perbuatan yang merusak atau mencemari lingkungan hidup dan sumber daya alam. 11 Eksistensi hukum harus dipandang dari dua dimensi. Disatu pihak hukum harus dilihat sebagai suatu bidang atau lapangan yang memerlukan pembangunan dan pembinaan, di sini hukum berfungsi sebagai objek pembangunan. Di pihak lain, dimensi hukum sebagai sarana penunjang terlanjutkannya pembangunan. Hukum harus mampu berperan sebagai sarana pengaman pelaksanaan pembangunan beserta hasil-hasilnya. Tegasnya, hukum lingkungan harus mampu berperan sebagai sarana pengaman bagi terlanjutkannya pembangunan yang berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan sudah sepatutnya dipikirkan lebih lanjut oleh bangsa ini. Salah satu kunci pembangunan berwawasan lingkungan adalah yang sering kita dengar, yaitu Amdal Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Amdal mengajak manusia untuk memperhitungkan resiko dari aktifitasnya terhadap lingkungan. Penyusunan Amdal didasarkan pada pemahaman bagaimana alam ini tersusun, berhubungan dan berfungsi. Hal yang 10 Niniek Suparni, Pelestarian, Pengelolaan dan Penegakan Hukum Lingkungan Jakarta: Sinar Grafika, 1994, h. 111. 11 Harun M.Husein, Lingkungan Hidup Masalah, Pengelolaan dan Penegakan Hukumnya Jakarta: Bumi Aksara, 1992, h..36. perlu diperhatikan juga adalah interaksi antara kekuatan- kekuatan sosial, teknologi dan ekonomis dengan lingkungan dan sumber daya alam. Pemahaman ini memungkinkan adanya prediksi tentang konsekuensi tentang pembangunan. Tema Amdal merupakan suatu kajian yang sangat menarik, karena hal itu menyangkut keberlangsungan hidup seluruh umat manusia. Tema ini harus terus-menerus dikaji untuk mendapatkan hasil penelitian yang cukup baik demi keberlangungan hidup bersama. Oleh karena itu, penulis akan menjadikannya sebagai suatu tema penelitian skripsi dengan judul “Penegakan Hukum Amdal dalam Pembangunan Hukum Lingkungan Di Indonesia Menurut UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Analisa Kasus Perusahaan X ”.

B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah Penulis memfokuskan pembatasan masalah skripsi ini pada kajian tentang seluk-beluk penegakan Hukum Amdal dengan hukum lingkungan dan pelanggaran Amdal dalam kasus PT Jaya Power Steel di Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang dalam kompleks industri dan perumahan Altari Nusa Indah. PT Jaya Power Steel ini selanjutkan akan disebut dengan istilah PT X. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: a. Bagaimana PT X menerapkan Hukum Amdal dalam pengelolaan industri nya? b. Apa dampak negatif bagi masyarakat yang berbatasan langsung dengan PT X? c. Bagaimana Hukum Lingkungan menyelesaikan perusahaan yang melanggar Hukum Amdal ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui kedudukan dan peranan Amdal dalam penegakan hukum lingkungan. b. Untuk mengetahui pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di PT X. c. Untuk mengetahui cara menyelesaikan kasus pelanggaran Hukum Amdal. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat secara Teoritis Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan secara akademis dan dapat menjadi literatur di bidang hukum lingkungan. b. Manfaat secara praktis Diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran hingga terbentuk suatu naskah untuk merumuskan prinsip-prinsip Amdal dalam mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan.

D. Tinjauan Review Kajian Terdahulu

Berdasarkan hasil pengamatan penulis di perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah, penelitian yang ada kaitannya dengan Amdal hanya terdapat satu penelitian itu pun tidak terkait dengan lingkungan yang penulis teliti. Penelitian yang di maksud tersebut yaitu: Untuk penelitian di luar UIN Syarif Hidayatullah penulis juga menemukan penelitian tentang Amdal. Di antaranya ialah skripsi yang ditulis pada tahun 2009 oleh Eri Triana Sari, mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Semarang. Sedangkan judul skripsinya ialah Tanggung Jawab Konsultan dalam Pembuatan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dan Akibat Hukumnya. Yang dibahas dalam skripsi ini ialah tentang pelaksanaan tanggung jawab Konsultan dalam menyusun Amdal, dan konsekuensi pelaksanaan tanggung jawab Konsultan terkait penyusunan analisis tersebut? Berkaitan dengan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan tanggung jawab Konsultan yang membidangi penyusunan dokumen Amdal, menganalisis konsekuensi pelaksanaan tanggung jawab Konsultan dalam pembuatan analisis Amdal. Karya ilmiah lain tentang Amdal dan lingkungan ditulis oleh mahasiswa pascasarjana Universitas Andalas Padang. Penulis karya tulis tersebut ialah Widia Edorita. Tesis tersebut berjudul Peranan Amdal dalam Penegakan Hukum Lingkungan di Indonesia dan Perbandingannya dengan beberapa Negara Asia Tenggara yang ditulis pada tahun 2007. Tesis ini menjelaskan posisi Amdal dalam penegakan hukum lingkungan di Indonesia. Di samping itu, dia juga membandingkan dengan Amdal di negara-negara Asia Tenggara. Judulnya hampir sama dengan skripsi yang ditulis pada karya tulis ilmiah ini, akan tetapi jelas antara tesis dan skripsi yang penulis tulis tersebut mempunyai banyak perbedaan. Kalau tesis tersebut tidak mengambil contoh yang detail tentang suatu keadaan. Penulis skripsi ini mengangkat kasus yang lebih detail beserta analisisnya. Kasus yang diambil oleh penulis skripsi ialah kasus yang ada di Tangerang. Berdasarkan pengamatan oleh penulis, bahwa jurnal yang ada kaitannya dengan Amdal adalah Telaah Studi Amdal pada tahap Prakonstruksi Pabrik Peleburan Timah PT LABA-LABA MULTINDO Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kemudian penulis juga memberikan contoh yang terkait dengan Amdal adalah yang berjudul Amdal dalam Sistem Hukum Pertambangan oleh M. Daud Silalahi Universitas Padjajaran 2010

E. Kerangka Konseptual

Pada dasarnya penjagaan kesehatan dan kelestarian lingkungan hidup telah diatur dalam UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang terdiri dari: a. Hukum Amdal Didalam Hukum Amdal terdapat Point-point yang sangat penting teridir dari: 1. Pihak-pihak yang berkepentingan dengan Amdal