14
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil 3.1.1 Keragaman fenotipe rumput laut Gracilaria spp.
Karakterisasi sampel rumput laut Gracilaria spp. dari lokasi tambak di Desa Langensari, Subang meliputi pengamatan fenotipe kualitatif yaitu warna
talus, dan fenotipe kuantitatif, yaitu morfometrik dan kekuatan gel.
Warna talus
Pada tambak 1 dan 2 dengan kisaran salinitas 4-5,8 ppt, frekuensi munculnya warna kuning lebih tinggi dibandingkan pada tambak 3 dan 4 dengan
kisaran 6,5-11,9 ppt Gambar 4. Gambar 5 menunjukkan frekuensi warna talus hijau tua mencapai 100 pada salinitas 4,4 ppt dan berkisar antara 20-80 pada
salinitas lainnya, sedangkan warna kuning menunjukkan frekuensi yang tinggi pada salinitas hingga 7,4 ppt kemudian menurun pada salinitas yang lebih tinggi.
Sebaliknya, warna talus hijau muda teridentifikasi dengan frekuensi yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan warna talus lainnya, kecuali pada salinitas 11,7
dan 11,8 ppt menunjukkan frekuensi hingga 60 .
Gambar 4 Sebaran persentase warna talus rumput laut Gracilaria spp terhadap salinitas di tambak Desa Langensari, Subang
20 40
60 80
100
4 4.1
4.4 5.8
6.5 7.3
7.4 11.7
11.8 11.9
Wa rn
a
Salinitas ppt
Hijau Tua Hijau Muda
Kuning Poly. Hijau Muda
Poly. Kuning
15 Hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa warna talus rumput laut
Gracilaria spp bervariasi, yaitu hijau tua, hijau muda, dan kuning dengan persentase penutupan warna talus yang berbeda-beda Lampiran 1.
1 2
3
4 5
6
7 8
9
10 11
12 Gambar 5 Rumput laut Gracilaria spp dari 4 petakan tambak di Desa
Langensari dengan kisaran salinitas 4-11,9 ppt: tambak 1 inlet 1, middle 2, outlet 3, tambak 2 inlet 4, middle 5, outlet 6,
tambak 3 inlet 7, middle 8, outlet 9, tambak 4 inlet 10, middle 11, outlet 12
Morfometrik
Karakter fenotipe morfometrik Gracilaria spp. bervariasi pada masing- masing titik sampling Lampiran 2. Perbedaan salinitas mempengaruhi
16 keragaman morfometrik p0,35 pada karakter diameter talus dan jumlah talus
tersier Lampiran 3. Pada salinitas 5,8 ppt menunjukkan diameter talus yang paling rendah, dan pada salinitas lainnnya diameter talus relatif lebih tebal
Gambar 6a, sementara jumlah talus tersier yang tertinggi adalah pada salinitas 4ppt Gambar 6b.
a
b Gambar 6 Sebaran ukuran a diameter talus dan b jumlah talus tersier
rumput laut Gracilaria spp terhadap salinitas di tambak
Kekuatan Gel
Kualitas rumput laut Gracilaria spp dapat digambarkan dengan hasil analisis kekuatan gel, kadar air, dan viskositas per satu satuan bobot. Pengukuran
kadar air, viskositas, dan kekuatan gel dilakukan pada kelompok rumput laut yang dikoleksi dari tambak bersalinitas rendah 4-5,8 ppt dan sedang 6,5-11,9 ppt.
Rumput laut yang dikoleksi dari tambak dengan salinitas yang lebih rendah memiliki kadar air yang lebih tinggi, serta kekuatan gel dan viskositas yang lebih
0.2 0.4
0.6 0.8
1 1.2
1.4
4 4.1
4.4 5.8
6.5 7.3
7.4 11.7
11.8 11.9
D ia
m et
er T
a lu
s m
m
Salinitas ppt
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
110 120
130 140
150 160
4 4.1
4.4 5.8
6.5 7.3
7.4 11.7
11.8 11.9
Ju m
la h
T a
lu s
T e
rs ie
r
Salinitas ppt
17 rendah dibandingkan yang dikoleksi dari tambak dengan salinitas lebih tinggi
Tabel 1. Tabel 1 Kualitas rumput laut Gracilaria spp. pada Tambak di Desa Langen Sari,
Subang
Parameter Salinitas 4-5,8 ppt
Salinitas 6,5-11,9 ppt
Kadar air 86,075
85,76 Kekuatan gel gf
19,95 33,85
Viskositas cp 3,5
4
Fenotipe morfometrik menunjukkan pola hubungan yang lemah dengan fenotipe kualitas gel Gracilaria spp, yaitu antara jumlah talus sekunder terhadap
kadar air Gracilaria R
2
= 47,4. Jumlah talus sekunder berpengaruh nyata terhadap kadar air p0,15; Lampiran 4 dan berkorelasi signifikan Lampiran 5.
Sementara kadar air Gracilaria berkorelasi negatif terhadap viskositas dan kekuatan gel Lampiran 6.
3.1.2 Struktur interpopulasi rumput laut Gracilaria spp Sebaran keragaman fenotipe interpopulasi rumput laut Gracilaria spp
terhadap salinitas dianalisis berdasarkan struktur hubungan berdasarkan kemiripan variabel fenotipik yang digambarkan dengan dendrogram pengelompokan
populasi rumput laut menjadi 3 kelompok populasi berbeda tingkat keragamannya, masing-masing kelompok menunjukkan keseragaman fenotipe.
Kelompok I dengan tingkat kemiripan berkisar 80-90 terdiri dari 6 populasi 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, dan kelompok II dengan tingkat kemiripan 70-80 terdiri
dari 4 populasi 1, 2, 10, 11 serta kelompok III adalah populasi 3 dan 5 dengan tingkat kemiripan 50-60 yang berasal dari zona sampling dengan kisaran
salinitas 4 dan 6,5 ppt Gambar 7. Keragaman interpopulasi pada kelompok rumput laut dari zona bersalinitas lebih rendah 4-5,8 ppt menunjukkan lebih
tinggi pada daerah inlet 1, 4, middle 2, 5 dan outlet 3, 6.
18
Observations S
im ila
ri ty
5 3
12 9
8 6
7 4
2 11
10 1
54.77
69.85
84.92
100.00
Keterangan:
Salinitas ppt
Kode
Inlet Middle
Outlet
4,0-4,4 1
2 3
4,1-5,8 4
5 6
6,5-7,4 7
8 9
11,7-22,9 10
11 12
Gambar 7 Dendrogram keragaman interpopulasi rumput laut Gracilaria spp terhadap salinitas tambak di
Subang
3.1.3 Kualitas air di tambak
Nilai parameter kualitas air di tambak bervariasi pada masing-masing titik sampling Lampiran 7. Salinitas memberikan pengaruh yang nyata terhadap
konduktivitas dan TDS p0,05 Lampiran 8. Berdasarkan analisis struktur hubungan parameter kualitas air terhadap salinitas menunjukkan keeratan
hubungan antara konduktivitas, TDS dengan salinitas, serta ORP lumpur, ketebalan lumpur, dengan kandungan nitrat Gambar 8.
Variables
S im
ila ri
ty
Fo sf
at Tu
rb id
ity DO
Ke da
la m
an pH
OR P
Ai r
Su hu
Ni tr
at Ke
te ba
la n
Lu m
pu r
O RP
L um
pu r
TD S
Ko nd
uk tiv
ita s
Sa lin
ita s
42.48 61.65
80.83 100.00
Gambar 8 Dendogram jarak korelasi parameter kualitas air
19 Analisis komponen variabel utama PC parameter kualitas air terhadap
salinitas Gambar 9, Lampiran 9 menunjukkan bahwa salinitas berkorelasi positif dengan konduktivitas, TDS, dan ORP air Faktor 1, serta terhadap parameter
kedalaman, ketebalan lumpur, dan turbiditas yang dalam hal ini berkorelasi negatif dengan ORP lumpur, DO, dan fosfat Faktor 2.
First Factor S
e c
o n
d F
a c
to r
0.9 0.8
0.7 0.6
0.5 0.4
0.3 0.2
0.1 0.0
1.0 0.5
0.0 -0.5
-1.0
Fosfat Nitrat
Ketebalan Lumpur
DO TDS
Turbidity
Konduk tiv itas ORP Lumpur
ORP A ir Kedalaman
Salinitas
Gambar 9 Analisis faktor dan struktur hubungan parameter kualitas air terhadap salinitas
3.1.4 Hubungan fenotipe Gracilaria spp. dengan kualitas air
Berdasarkan Principal Component Analyze PCA keragaman fenotipe morfometrik terhadap salinitas Gambar 10, Lampiran 10, menunjukkan pola
hubungan negatif antara salinitas dengan indeks percabangan IP dan jumlah talus tersier, sebaliknya salinitas berkorelasi positif dengan bobot Faktor 1, serta
diameter, panjang talus utama, dan panjang talus sekunder Faktor 2.
First Factor
S e
c o
n d
F a
c to
r
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
0.9 0.8
0.7 0.6
0.5 0.4
0.3 0.2
0.1 0.0
IP JTT
PTS
PTU d
Bobot
Salinitas
Gambar 10 Analisis PCA dan struktur hubungan fenotipe morfometrik rumput laut dengan salinitas
20 Pengaruh salinitas terhadap persentase warna hijau muda pada talus
rumput laut di tambak menunjukkan derajat hubungan yang nyata R
2
=98,67, p0,15 dan berkorelasi positif dengan fenotipe warna hijau muda r=0.742,
p0.05 Lampiran 11. Fenotipe warna talus rumput laut hijau muda juga berkorelasi positif dengan parameter lainnya selain salinitas p0,05, yaitu
terhadap nilai konduktivitas r=0,732, TDS r=0,734, dan persentase nitrat r=0,741. Sedangkan warna talus hijau tua berkorelasi positif terhadap DO
r=0,743, p0,05, yaitu persentase warna kuning menurun jika warna hijau tua meningkat. Semakin tinggi DO di perairan tambak maka persentase warna hijau
tua Gracilaria spp meningkat Lampiran 12. Salinitas mempengaruhi parameter kualitas air dan karakter fenotipe
morfometrik Graclaria spp. Parameter kualitas air yang mempengaruhi karakter fenotipe morfometrik Graclaria spp. antara lain konduktivitas, TDS, persentase
nitrat, dan fosfat di tambak. Perbedaan nilai salinitas di tambak berkorelasi signifikan terhadap panjang talus sekunder r =0,734, p0,05 dan cenderung
menunjukkan ukuran talus yang lebih panjang pada salinitas yang lebih tinggi dari 7,4 ppt. Konduktivitas dan TDS memberikan pengaruh nyata terhadap internode
talus sekunder p0,15 dan berkorelasi signifikan terhadap panjang talus sekunder r=0,730, p0,05. Konduktivitas juga berpengaruh nyata terhadap
panjang talus sekunder p0,15, dan panjang talus sekunder juga dipengaruhi oleh kadar nitrat di tambak, di mana persentase nitrat menunjukkan korelasi yang
positif r=0,613, p0,05 dengan panjang talus sekunder Lampiran 5. Selain itu, kadar nitrat memberikan pengaruh nyata p0,35 terhadap internode talus
sekunder, jumlah talus tersier, panjang talus tersier, diameter talus, dan internode talus tersier Lampiran 13.
Kadar fosfat di tambak berpengaruh nyata terhadap internode talus tersier dan indeks percabangan p0,15 Lampiran 14. Dalam hal ini, kadar fosfat
bekorelasi positif dan signifikan terhadap jumlah blade r=0,662, p0,05 dan jumlah blade berkorelasi positif dan sinifikan terhadap IP r=0,743, p0,05
Lampiran 5.
21
3.2 Pembahasan