2.1.2 Sistem Efektor Tangan
Efektor adalah bagian tubuh yang menanggapi rangsangan, yaitu otot dan kelenjar, baik kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin terutama dalam
pembahasan disini yang dimaksud adalah reaksi dari efektor tangan Noback et al., 2005.
Kerja otot dapat bergerak karena dipengaruhi oleh otot sadar berupa tendon otot. Tendon otot merupakan jaringan ikat yang menghubungkan otot ke
tulang. Otot menggerakan tubuh dengan kontraksi terhadap kerangka. Ketika otot mengkerut mereka bisa lebih pendek, dengan kontraksi otot menarik pada tulang
dan memungkinkan tubuh untuk bergerak. Otot hanya bisa berkontraksi tidak bisa secara aktif memperpanjang, meskipun dapat bergerak kembali ke posisi netral
non-kontraksi. Untuk bergerak pasangan otot harus bekerja dalam arah berlawanan. Setiap otot yang berpasangan bekerja terhadap yang lain untuk
memindahkan tulang pada sendi tubuh. Otot yang mengkerut menyebabkan sendi menekuk disebut dengan fleksor. Otot yang berkontraksi yang menyebabkan sendi
untuk meluruskan disebut dengan ekstensor. Ketika salah satu otot berkontraksi atau disebut juga agonis, otot lain dari pasangan ini selalu memanjang atau disebut
juga antagonis Fitria, 2014.
2.1.3 Mekanisme Neurofisiologi Motorik
Perkembangan motorik sejajar dengan perkembangan sistem saraf dan otot, sehingga kemampuan motorik sangat ditentukan oleh kematangan dalam
mengintegrasikan fungsi sistem tubuh terutama sistem saraf dan sistem pengatur gerak Yudanto, 2015. Gerakan tubuh yang terkoordinasi diatur oleh rangsangan
yang diterima dari reseptor indera kemudian rangsangan diterima oleh neuron sensoris melalui sistem ekstrapiramidal yang menuju nukleus vestibularis yang
ada di batang otak atau medula oblongata kemudian menuju area serebelum berfungsi mengawali dan mengatur gerakan khususnya gerakan yang terampil.
Gerakan yang terampil dan terkoordinasi dihasilkan oleh korteks motorik setelah dari area serebelum, neuron sensoris sebelum ke korteks motorik menuju ke area
perencanaan motorik yaitu basal ganglia Clikenan dan Ellison, 2009. Basal ganglia berperan menghasilkan gerakan yang lebih terkontrol setelah
diproses akan kembali lagi menuju medulla oblongata yang menghasilkan neuron motorik melalui sistem piramidal diawali pada korteks motorik, impuls gerakan
yang diinginkan diteruskan menuju bagian posterior kapsula interna. Kapsula interna meneruskan impuls kepada medula oblongata, impuls dari medulla
oblongata diteruskan menuju medulla spinalis substansi grisea bagian integral dari neuron motorik, respon kembali diteruskan menuju ujung-ujung akson yaitu
efektor yang akhirnya menjadi satu gerakan yang diinginkan Sherwood, 2012.
2.2 Perkembangan Motorik