Pengertian Jenis Origami Bermain Origami

4. Lingkungan yang mendukung. Berperan dalam pola bermain anak dapat menstimulasi imajinasi anak dan kreativitas anak dalam bermain. 5. Alat dan jenis permainan harus sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak agar apa yang didapat anak dari kegiatan bermain tersebut dapat diaplikasikan ke dalam dirinya.

2.4 Bermain Origami

2.4.1 Pengertian

Origami adalah teknik dalam berkarya seni atau kerajinan tangan yang pada umumnya dibuat dari kertas yang menghasilkan aneka bentuk mainan, hiasan, benda fungsional, alat peraga, dan kreasi lainnya Sumanto, 2006. Kata origami berasal dari bahasa Jepang, dari kata oru yang berarti melipat dan kami yang berarti kertas. Kedua kata tersebut digabungkan menjadi origami yang berarti melipat kertas. Bahan yang digunakan dalam origami adalah kertas. Kertas yang digunakan untuk origami antara lain tipis, kuat, tidak mudah robek, dan tidak sulit dilipat. Origami terdiri dari atas dua jenis model yaitu model tradisional dan model orisinal. Model tradisional adalah model yang popular atau umum dan biasanya tidak dikenal siapa yang mendesain pertama kali serta jumlahnya sangat banyak. Untuk model orisinal merupakan karya-karya kontemporer buatan para pelipat kertas dan dicantumkan nama pembuatnya sebagai hak cipta Putri, 2014. Adapun tujuan dari kegiatan melipat kertas origami yang dikemukakan oleh Sri Setiani 2007 adalah sebagai berikut: a Melatih konsentrasi dan ingatan anak ; b Melatih pengamatan; c Mengembangkan ekspresi melalui media lukis; d Mengembangkan fantasi, imajinasi, dan kreasi; e Melatih otot-otot tanganjari, koordinasi otot, mata, dan keterampilan tangan; f Memupuk perasaan estetika; g Memupuk ketelitian, kesabaran, dan kerapian. Gambar 2.3 Kertas Origami Sumber : Mulyati, 2014

2.4.2 Jenis Origami

Origami mempunyai tiga tingkatan dilihat dari bentuk lipatannya, yaitu dimulai dari tingkatan dasar, menengah, dan lanjutan Putri, 2014. 1. Tingkatan Dasar Basic Tingkatan dasar ditujukan untuk para pemula. Tingkatan dasar, bentuk lipatan masih sangat sederhana dan bentuk-bentuk origami hany sebatas bentuk awal untuk membentuk sesuatu. Ada beberapa contoh lipatan dasar, yaitu: lipatan dasar bentuk burung, lipatan dasar bentuk kodok, lipatan dasar bentuk ikan. 2. Tingkatan menengah intermediate Tingkat menengah anak-anak akan dilatih tentang keutamaan dalam melipat. Dimana pada tingkat menengah ketelitian sudah mulai untuk dipergunakan karena bentuk lipatan yang sederhana namun mulai lebih komplek dan lebih mendetail. Bentuk kupu-kupu merupakan bentuk yang sangat sering dibuat dalam tingkat menengah ini. 3. Tingkat Lanjutan advanced Pada tingkat lanjutan, jenis lipatan menjadi sangat sulit karena bentuk- bentuk yang dibuat tidak lagi mengacu pada bentuk-bentuk yang biasa seperti kupu-kupu yang berada pada tingkat menengah, akan tetapi dalam bentuk robot, naga ataupun bentuk yang lain sangat beragam dan mempunyai tingkat kesulitan yang sangat tinggi. Gambar 2.4 Contoh Origami Sumber : Mulyani, 2014 Berdasarkan pembelajaran bagi anak usia dini tingkat kesulitan melipat dikelompokkan berdasarkan usia. Untuk usia 2-3 tahun anak diharapkan dapat melipat kertas sembarangan. Usia 3-4 tahun anak diharapkan dapat melipat kertas dengan berbagai bentuk atau tidak beraturan. Pada tahap ini anak diberi kebebasan untuk melipat dengan sesuka hati mereka. Usia 4-5 tahun anak diharapkan dapat melipat kertas lebih dari satu lipatan. Pada usia ini anak sudah mampu mengikuti petunjuk sederhana. Untuk usia 5-6 tahun anak diharapkan dapat melipat kertas sampai menjadi suatu bentuk Origami. Penilaian untuk anak usia dini menekankan pada proses daripada hasil. Hasil evaluasi yang diberikan oleh pendidik anak usia dini seabaiknya tidak hanya dinilai dari karya anak namun lebih kepada bagaimana anak tersebut berusaha untuk menghasilkan karya.

2.4.3 Manfaat

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK PRASEKOLAH ANTARA YANG MENGIKUTI PAUD DAN Perbedaan Perkembangan Motorik Halus Anak Prasekolah Antara Yang Mengikuti Paud Dan Tidak Mengikuti Paud Di Desa Kalikotes Kecamatan Kalikotes Klaten.

0 6 19

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK PRASEKOLAH ANTARA YANG MENGIKUTI PAUD DAN Perbedaan Perkembangan Motorik Halus Anak Prasekolah Antara Yang Mengikuti Paud Dan Tidak Mengikuti Paud Di Desa Kalikotes Kecamatan Kalikotes Klaten.

0 2 15

PENGARUH PERMAINAN ORIGAMI TERHADAP PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK ANAK USIA DINI PADA KELOMPOK A DI TK PERTIWI BOWAN Pengaruh Permainan Origami Terhadap Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini Pada Kelompok A Di Tk Pertiwi Bowan Delanggu Klaten Tahun Pela

0 1 10

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANTARA ANAK YANG SEKOLAH DI TK FULL DAY DAN TK REGULER DI Perbedaan Perkembangan Motorik Halus Antara Anak Yang Sekolah Di TK Full Day Dan TK Reguler Di Surakarta.

0 2 14

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANTARA ANAK YANG SEKOLAH DI TK FULL DAY DAN TK REGULER DI Perbedaan Perkembangan Motorik Halus Antara Anak Yang Sekolah Di TK Full Day Dan TK Reguler Di Surakarta.

0 2 13

PENGARUH PERMAINAN ORIGAMI TERHADAP MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI DI TK A PERTIWI DHARMARINI SARADAN Pengaruh Permainan Origami Terhadap Motorik Halus Anak Usia Dini Di TK A Pertiwi Dharmarini Saradan Pemalang Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 14

Pengaruh Motivasi dan Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan Housekeeping di Inna Grand Bali Beach, Sanur.

7 14 56

Mengenal Perkembangan Motorik Anak Usia Dini

0 1 1

i PENGARUH PERMAINAN CERITA BERGAMBAR TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA DAN MOTORIK HALUS ANAK PRASEKOLAH DI TK PERTIWI 55 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Permainan Cerita Bergambar terhadap Perkembangan Bahasa dan Motorik Halus Anak Pras

0 0 17

PERBEDAAN BERMAIN PLASTISIN DAN FINGER PAINTING TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK PRASEKOLAH DI TK ABA TRINI TRIHANGGO GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Perbedaan Bermain Plastisin dan Finger Painting terhadap Perkembangan Motorik Halus

0 0 18