9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Culture Shock
1. Pengertian Culture Shock
Kebudayaan didefinisikan sebagai pandangan hidup dari sekelompok orang dalam bentuk perilaku, kepercayaan, nilai dan simbol –
simbol yang mereka terima. Semua hal itu diwariskan melalui proses komunikasi dan peniruan dari satu generasi kepada generasi berikutnya
Liliweri. A, 2002. Culture shock dideskripsikan sebagai reaksi individu ketika mereka menyadari dirinya berada pada suatu tempat baru, aneh dan
tidak dikenal Bochner dalam Lonner Malpass, 1994. Culture shock juga didefinisikan sebagai pengalaman depresi dan kecemasan dari banyak
orang ketika mereka melakukan perjalanan atau berpindah ke sebuah keadaan sosial dan aturan budaya yang baru Irwin, 2007.
Guanipa 1998 mendeskripsikan culture shock sebagai kecemasan yang dialami oleh individu ketika ia pindah ke lingkungan yang benar-
benar baru. Istilah culture shock mengungkapkan kurangnya arah, perasaan tidak tahu apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukan
suatu hal dilingkungan yang baru dan mengetahui apa saja yang cocok dan tidak cocok dalam lingkungan yang baru tersebut.
Culture shock merupakan suatu keadaan yang dihadapi oleh hampir semua individu yang berada di lingkungan budaya yang baru
Lysgaard dalam Martin Nakayama, 2004, meskipun individu tersebut hanya tinggal dalam kurun waktu yang singkat. Hal ini terjadi karena
individu merasakan ketidaknyamanan dan mengalami disorientasi saat berada di lingkungan yang baru, ditambah petunjuk -
petunjuk yang ada di lingkungan baru tersebut tidak dapat dikenali Lysgaard dalam Martin Nakayama, 2004. Petunjuk-petunjuk tersebut
merupakan tanda-tanda yang berkaitan dengan cara-cara yang dimiliki oleh individu untuk mengendalikan diri dalam hidup sehari-hari. Selain
itu, tanda-tanda tersebut juga digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain Oberg dalam Hooves dalam Mulyana Rakhmat, 2009.
Perasaan negatif akan muncul ketika individu kehilangan petunjuk dalam hidup dan merasakan seuatu ketidaknyamanan saat berada di
lingkungan yang baru. Biasanya individu tersebut akan mengalami perasaan cemas, tidak berdaya dan lekas marah.
Kalervo Oberg 1960 menyebutkan bahwa kecemasan dipicu akibat individu kehilangan tanda-tanda dan simbol-simbol sosial yang
familiar dalam pergaulan dalam Irwin, 2007. Individu tersebut juga akan merasakan rindu pada lingkungan yang lama Chruch, dalam Heine,
2008. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
culture shock merupakan perasaan cemas yang dialami oleh individu ketika ia mengalami perpindahan tempat dan memasuki lingkungan yang
baru, karena individu tersebut kehilangan tanda-tanda sosial yang familiar dalam pergaulannya.
2. Tahap – tahap Culture Shock