Permainan dan Pendidikan Jasmani Bermain dan Kehidupan Anak-anak

2.1.10. Pengertian Bermain

Beberapa pendidik mengatakan bahwa bermain adalah belajar menyesuaikan diri dengan keadaan. Anak-anak bermain di dalam daerah lingkungannya serta benda-benda yang terdapat di daerah itu. Dengan bermain, mereka akan mengenal ciri-ciri dan sifat-sifat benda yang dimainkan Soemitro, 1992: 2. W. R Smith seorang psikolog mengatakan bahwa bermain adalah dorongan langsung dari dalam diri setiap individu, yang bagi anak-anak merupakan pekerjaan, sedang bagi orang dewasa lebih dirasakan sebagai kegemaran. Ada beberapa pakar pendidikan yang menyatakan bermain adalah kegiatan yang membantu anak berkembang menjadi manusia. Ada pula yang mengatakan bahwa bermain adalah bahasa alami seorang anak. Pakar yang lain menyatakan bahwa dalam bermain, anak-anak dapat memperlihatkan kemampuannya, minat dan sikapnya, kedewasaan dan responsnya terhadap semua itu. Ada pendapat lain lagi yang menyatakan bahwa bermain merupakan bumbu-bumbu yang sangat vital dalam pertumbuhan dan perkembangan baik fisik, mental, maupun sosial anak.

2.1.11. Permainan dan Pendidikan Jasmani

Permainan merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam pendidikan jasmani. Oleh sebab itu, permainan atau bermain mempunyai tugas dan tujuan yang sama dengan tugas dan tujuan pendidikan jasmani. Telah dibahas bahwa tujuan pendidikan jasmani ialah meningkatkan kualitas manusia, atau membentuk manusia Indonesia seutuhnya, yang mempunyai sasaran keseluruhan aspek pribadi manusia Sukintaka,1992:11. Kalau anak bermain atau diberi permainan dalam rangka pelajaran pendidikan jasmani, maka anak akan melakukan permainan itu dengan rasa senang. Karena rasa senang inilah maka anak akan mengungkap keadaan pribadinya yang asli pada saat mereka bermain, baik itu berupa watak asli, maupun kebiasaan yang telah membentuk kepribadiannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan bermain orang dapat mengaktualisasikan potensi aktivitas manusia dalam bentuk gerak, sikap dan perilaku. Dari situasi yang timbul ini , Maka seorang guru penjas dapat melaksanakan kewajibannya. Sebab dari situasi itu, bilamana perlu, guru dapat memberi pengarahan, koreksi, saran, latihan, atau dorongan yang tepat agar anak didiknya berkembang lebih baik dan dapat mencapai kedewasaan yang diharapkan. Dengan demikian, dapat pula dikatakan bahwa dengan bermain kita dapat meningkatkan kualitas anak sesuai dengan aspek pribadi manusia.

2.1.12. Bermain dan Kehidupan Anak-anak

Soemitro 1992: 2 Berpendapat bahwa anak-anak usia sekolah dasar bila diamati beberapa waktu, akan nampak betapa tingginya kegiatan mereka. Sungguh sulit bagi mereka untuk diam. Mereka selalu bergerak, lari ke sana ke mari, lompat- lompat, memanjat terus lompat turun dan terus lari lagi. Ini semua adalah dorongan dari dalam atau naluri yang tidak dapat ditekan-tekan lagi. Pendidikan modern berpendapat bahwa bermain merupakan alat pendidikan. Pendidikan yang baik akan mengetengahkan bermain sebagai alat pendidikan. Sampai sekarang pun bermain tetap menguasai kehidupan anak-anak. Tidak terbatas pada anak-anak dari lingkungan masyarakat yang beradab saja, tetapi juga dari anak- anak masyarakat yang belum beradab.

2.1.13. Fungsi Bermain dalam Pendidikan