12
pelarutan sampel, ekstraksi, kromatografi kolom, sentrifugasi dan penguapan. Sampel dilarutkan pada pelarut yang sesuai. Larutan sampel
yang ditotolkan paling sedikit 0,5 µL, jika volume sampel yang ditotolkan lebih besar dari 2-10 µL, maka penotolan harus dilakukan secara bertahap
dengan dilakukan pengeringan antar totolan. Penotolan dilakukan pada garis awal berupa titik atau pita. Penotolan berupa titik sebaiknya mempunyai
diameter antara 2 mm dan paling besar 5 mm Stahl, 1969. Bejana kromatografi harus tertutup rapat dan sedapatnya mungkin
volume fase gerak sedikit mungkin akan tetapi harus mampu mengelusi lempeng sampai mencapai ketinggian lempeng yang telah ditentukan.
Dengan adanya gaya kapiler tersebut akan menyebabkan fase gerak bergerak melewati media dalam proses yang disebut pengembangan. Setelah
fase gerak telah hampir mencapai ujung lainnya batas akhir penotolan dari lempeng, maka lempeng dipindahkan dan dikeringkan sebelum dilakukan
pendeteksian Touchstone dan Dobbins, 1983.
6. Radikal Bebas
Radikal bebas adalah atom atau gugus atom yang memiliki satu atau lebih elektron tidak berpasangan. Radikal bebas merupakan molekul yang
sangat reaktif karena memiliki elekron yang tidak berpasangan dalam orbital luarnya sehingga dapat bereaksi dengan molekul sel tubuh dengan cara
mengikat elektron sel tersebut Fessenden, 1997. Radikal bebas yang terbentuk dari dalam tubuh endogen terbentuk
dari sisa proses metabolisme proses pembakaran protein, karbohidrat, dan
13
lemak pada mitokondria, proses inflamasi atau peradangan, reaksi antara logam transisi dalam tubuh. Untuk radikal bebas yang berasal dari luar
tubuh eksogen yaitu dari asap rokok, polusi lingkungan, radiasi, obat- obatan, pestisida, anestetik, limbah industri, ozon, serta sinar ultraviolet
Langseth, 1995. Mekanisme terbentuknya radikal bebas dimulai dari berbagai hal, baik
yang bersifat endogen maupun eksogen. Terjadi reaksi peroksidasi lipid membran dan sitosol yang mengakibatkan terjadinya serangkaian reduksi
asam lemak sehingga terjadi kerusakan membran dan organel sel Kusumadewi, 2002. Peroksidasi otooksidasi lipid tidak hanya
menyebabkan kerusakan makanan, tetapi juga kerusakan pada jaringan
in- vivo
yang dapat menyebabkan kanker, penyakit inflamasi, dan penuaan. Efek tersebut berakibat pada produksi radikal bebas ROO
-
, RO
-
, OH
+
pada proses pembentukan peroksida dari asam lemak.
Menurut Langseth, 1995, reaksi pembentukan radikal bebas melalui tiga tahapan reaksi :
1.
Tahapan inisiasi, merupakan tahapan awal yang menyebabkan terbentuknya radikal bebas.
2.
Tahapan propagasi, merupakan tahapan pemanjangan rantai radikal bebas yang membuat radikal bebas cenderung bertambah banyak melalui
reaksi rantai dengan molekul lain.
3.
Tahapan terminasi, merupakan proses terjadinya reaksi radikal bebas dengan radikal bebas lain atau antara radikal bebas dengan penangkap
14
radikal. Reaksi ini dapat mengubah radikal bebas menjadi radikal bebas stabil dan tidak reaktif yang menyebabkan propagasinya rendah sehingga
tidak ada radikal bebas baru yang terbentuk dalam tahapan ini dan rantai menjadi putus.
7. Antioksidan