PERANAN UNIT PELAYANAN SIM DALAM MEMBENTUK CITRA POSITIF POLISI SEBAGAI MITRA MASYARAKAT (STUDI PADA POLRESTA BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRACT

THE ROLES OF DRIVING LICENSE SERVICE UNIT IN BUILDING POSITIVE IMAGESOF POLICE AS SOCIETY’S PARTNER (A STUDY IN MUNICIPAL POLICE RESORT IN BANDAR LAMPUNG)

By

Maulida Puspaningrum

Driving license is an absolute requirement for motorbike driver. Driving license indicates that someone is eligible to ride his or her motorbike, and this is a regulation that should be obeyed. Driving license functions also as complementary identity to minimize motorbike thieve crimes. The roles of driving license service unit from police is very crucial to make public believe that getting driving license is not complicated as they perceive, and people are able to prolong their driving license through mobile driving license service unit.

This research was purposed to find out the public responses about the roles of driving license service unit to build positive images of police as society’s partner. The research used SOR (stimulus, organism, and response) theory and this was a descriptive qualitative research to describe current subject or object conditions based on facts.

Data were collected from interview, observation and literary study. Informants were nine persons who were categorized into three division; three informants at the time they subscribed for driving license, three informants at the time they conducted theory and practice tests, and three informants at they time of driving license publications. Informants were determined using incidental technique; to find out whoever informant that incidentally the researchers met and suitable for data resource.

The results showed that the informants expressed that the service given by driving license service unit from the police was good. They received polite service and professional from the policeman in their process making their driving license in the mobile service unit. This mobile service unit facilitates public to prolong their out of date driving license.


(2)

ABSTRAK

PERANAN UNIT PELAYANAN SIM DALAM MEMBENTUK CITRA POSITIF POLISI SEBAGAI MITRA MASYARAKAT

(STUDI PADA POLRESTA BANDAR LAMPUNG)

Oleh :

Maulida Puspaningrum

Surat Izin Mengemudi ( SIM ) merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dimiliki oleh pengendara bermotor. Dengan adanya SIM menandakan bahwa seseorang telah layak untuk membawa kendaraan mereka dengan ketentuan yang harus dipatuhi pada saat berkendara di jalan raya. SIM juga berfungsi sebagai identitas pelengkap, sehingga bisa meminimalisir kejahatan pada pencurian kendaraan bermotor yang sering terjadi belakangan ini. Peranan pihak kepolisian khususnya fungsi dari Unit Pelayanan SIM sangat diperlukan. Bagaimana masyarakat bisa percaya bahwa untuk membuat SIM prosesnya tidaklah rumit seperti apa yang mereka bayangkan selama ini, selain itu masyarakat juga bisa memperpanjang masa berlaku SIM melalui SIM mobil keliling.

Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana peranan unit pelayanan SIM dalam membentuk citra positif kepolisian, kemudian tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui tanggapan masyarakat mengenai Peranan Unit Pelayanan SIM dalam membentuk citra positif polisi sebagai mitra masyarakat. Teori yang digunakan yaitu menggunakan teori SOR ( Stimulus, Organism dan Respons ) serta metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif yang diselidiki dengan menggambarkan kondisi subyek ataupun objek penelitian pada saat penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.


(3)

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kali ini menggunakan teknik wawancara, observasi serta studi pustaka, sedangkan untuk analisa data menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. informan yang diteliti berjumlah sembilan orang, dimana penentuan informan diambil berdasarkan teknik insidental yaitu yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

Penelitian yang dilakukan pada pembuatan SIM diPolresta Bandar Lampung ini didasarkan pada beberapa hal yaitu tingkah laku yang sopan, cara dan waktu penyampaian informasi, adanya sikap keramahtamahan, dan didukung dengan adanya fasilitas yang lengkap. Dari hasil penelitian berupa wawancara dan observasi kepada sembilan informan berdasarkan kelima hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa peranan unit pelayanan SIM diPolresta Bandar Lampung mendapat respon yang baik dari masyarakat.


(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Surat Izin Mengemudi ( SIM ) merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dimiliki oleh pengendara bermotor. Dengan adanya SIM menandakan bahwa seseorang telah layak untuk membawa kendaraan mereka dengan ketentuan yang harus dipatuhi pada saat berkendara di jalan raya. SIM juga berfungsi sebagai identitas pelengkap, dengan begitu bisa meminimalisir kejahatan pada pencurian kendaraan bermotor yang sering terjadi belakangan ini ( UU Lalu Lintas no.14 th 1992 ), namun saat ini kebanyakan dari masyarakat menganggap remeh kegunaan SIM tersebut, padahal mereka bisa dengan mudah memperolehnya,dengan cara melakukan pembuatan SIM di Polresta Bandar Lampung.

Peranan pihak kepolisian khususnya fungsi dari Unit Pelayanan SIM sangat diperlukan. Bagaimana masyarakat bisa percaya bahwa untuk membuat SIM prosesnya tidaklah rumit seperti apa yang mereka bayangkan selama ini, dimana mereka masih beranggapan bahwa untuk mendapatkan SIM prosesnya masih sangat rumit serta bertele-tele, bahkan sebagian masyarakat saat ini lebih tertarik


(5)

membuat SIM dengan cara “instant” yaitu hanya dengan membayar sejumlah uang yang cukup besar kepada

beberapa oknum kepolisian, kemudian mereka bisa segera mendapatkan SIM tersebut atau yang biasa lebih dikenal dengan sebutan“SIM Tembak”.

Polresta Bandar Lampung merupakan kesatuan kantor kepolisian yang berada di kota besar Bandar Lampung, dan menurut UU No.22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, menyebutkan bahwa untuk pembuatan atau penerbitan SIM dilakukan disetiap Polisi Resor (Polres) dimasing-masing wilayah atau kabupaten, sedangkan untuk kota Bandar Lampung sendiri pembuatan atau penerbitan SIM ditempatkan di Kepolisian Resor Kota (Polresta) Bandar Lampung, dalam hal ini dikhususkan kepada pembuatan SIM A dan C yaitu bagi kendaraan roda dua dan roda empat, sedangkan untuk pembuatan SIM B1 atau untuk kendaraan berat ditempatkan di Kepolisian Daerah (Polda) Lampung. Selain pelayanan pembuatan SIM, disini pihak Polresta juga menyediakan jasa perpanjangan SIM melalui mobil SIM keliling, yang setiap hari senin sampai dengan jumat mobil SIM keliling tersebut datang ke lokasi-lokasi tertentu yang sudah ditentukan sebelumnya, namun untuk penelitian kali ini peneliti fokuskan kepada pembuatan SIM baru di Polresta Bandar Lampung

Disini pihak Polresta Bandar Lampung mengemban tugas yang berat dimana mereka harus bisa memberikan kesan yang baik atau menciptakan citra positif dimata masyarakat, terciptanya suatu citra perusahaan yang baik atau positif


(6)

dimata khalayak atau publik merupakan suatu hal yang sangat menguntungkan bagi suatu lembaga, karena hal tersebut berkaitan dengan kelangsungan kehidupan perusahaan dimasa yang akan datang.

Citra positif tersebut dapat timbul apabila usaha dalam pelayanan yang diberikan oleh Pihak Polresta khususnya unit pembuatan SIM diiringi dengan pelayanan yang baik pula bagi para pengendara yang hendak membuat SIM, baik dari tingkah laku, cara penyampaiannya, serta keramahtamahannya (Moenir, 2002). Hal tersebut akan menularkan citra serupa terhadap semua yang dihasilkan oleh lembaga tersebut, termasuk para pekerja didalamnya ( employee relation ) yang akan menjadi suatu kebanggaan sendiri selain akan menimbulkan rasa memiliki ( sense of belonging )terhadap lembaga tempat mereka bekerja.

Citra bersifat abstrak tetapi wujudnya dapat dirasakan dari penilaian. Baik semacam tanda respek dan rasa hormat dari publik terhadap perusahaan dilihat sebagai badan usaha atau personilnya yang baik, dapat dipercaya, profesional serta dapat diandalkan dalam memberikan pelayanan yang baik. (Rosadi Ruslan, 1995:66 )

Citra akan timbul melalui penyebaran informasi mengenai kualitas yang akan ditingkatkan dikalangan publiknya. Informasi yang disampaikan dapat membuat suatu keputusan yang lebih dipercaya dan akurat sehingga citra perusahaan akan


(7)

terbentuk. Tanpa citra yang baik, perusahaan akan berada pada kondisi yang kurang menguntungkan.

Peranan unit pelayanan SIM adalah membantu masyarakat yang hendak membuat surat izin mengemudi (SIM), sesuai dengan prosedur yang ada. Dimana masyarakat diharuskan mengikuti beberapa rangkaian tes yang diadakan oleh pihak kepolisian dan membayar sejumlah biaya administrasi. Apabila mereka lolos dalam pelaksanaan tes tersebut, mereka bisa mendapatkan SIM sesuai dengan jenis kendaraannya.

Namun apabila mereka tidak lolos dalam pelaksanaan tes, para pengendara diharuskan untuk mengulang, saat ini fasilitas untuk melakukan ujian SIM sudah lebih lengkap dengan adanya “AVIS (Audio Visual Intelectual System)”dimana peserta hanya butuh konsentrasi mendengarkan petunjuk lewat audio dan melihat soal yang ditampilkan oleh proyektor sehingga tidak akan terjadi manipulasi data, dan apabila dalam proses pembuatan SIM dilakukan secara tertib baik itu pada saat ujian teori maupun ujian praktek maka pihak kepolisian pun otomatis akan memiliki citra positif di mata masyarakat dan polisi bisa menjadi mitra yang baik bagi masyarakat (polri website: www.polresta-bandarlampung.com)

1.2. Rumusan Masalah

Pada penelitian ilmiah kali ini penulis merumuskan masalah yang akan diteliti, yaitu :


(8)

• Bagaimanakah Peranan Unit Pelayanan SIM dalam membentuk citra positif polisi sebagai mitra masyarakat?

1.3. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini bertujuan:

• Untuk mengetahui Peranan Unit Pelayanan SIM dalam membentuk citra positif polisi sebagai mitra masyarakat.

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penulisan ini, yaitu:

1. Secara teoritis dapat dijadikan referensi bagi penelitian lanjut

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran penulis sebagai bahan informasi dan pengetahuan bagi mahasiswa/i terhadap peranan Unit Pelayanan SIM dalam membentuk citra positif polisi sebagai mitra masyarakat


(9)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Peranan

Peranan bermula dari pola kehidupan yang dijalani seseorang dan peranan itu akan menentukan apa yang diperbuat oleh seseorang tersebut untuk masyarakat, serta kesempatan-kesempatan bagaimana yang diberikan oleh masyarakat kepadanya.

Arti penting peranan adalah untuk mengatur perilaku seseorang sehingga dengan demikian orang yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilaku pribadinya terhadap perilaku orang lain.

Menurut Soekanto (1989:220) menyatakan bahwa peranan adalah : “aspek dinamis dari kedudukan (status) apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan”.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, peranan adalah : pemain, perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh seseorang atau lembaga yang berkedudukan dimasyarakat ( Depdikbud RI : 1997:751 )


(10)

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, peranan adalah suatu kegiatan yang didalamnya tercakup kedudukan seseorang/sekelompok orang yang melaksanakan hak dan kewajiban berdasarkan posisinya pada suatu masyarakat.

2.2. Pengertian Polisi

Polisi merupakan badan pemerintah yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban umum (menangkap orang yang melanggar undang-undang dan sebagainya) atau anggota badan pemerintah (pegawai negara yg bertugas menjaga keamanan dan sebagainya)

Yang dimaksud Polisi sebagai mitra masyarakat adalah orientasi kedepan bagi kepolisian setelah memasuki era reformasi, dengan harapan jati diri polisi sebagai pelindung, pengayom, pelayan serta penegak hukum yang beradab, keberadaan kedekatan, ketegasannya benar-benar dapat dirasakan oleh slogan masyarakat, bukan hanya slogan semata ( Jaenuddin, 2008 )

2.3. Pengertian SIM

Surat Izin Mengemudi (SIM) adalah bukti registrasi dan identifikasi yang diberikan oleh Polri kepada seseorang yang telah memenuhi persyaratan administrasi, sehat jasmani dan rohani, memahami peraturan lalu lintas dan terampil mengemudikan kendaraan bermotor. Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib memiliki Surat Izin Mengemudi sesuai dengan jenis Kendaraan Bermotor yang dikemudikan (Pasal 77 ayat (1) UU No.22 Tahun 2009).


(11)

2.4. Pengertian Pelayanan

Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antar seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik dan menyediakan kepuasan pelanggan. Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan pelayanan sebagai hal, cara dan hasil pekerjaan melayani. ( Sinambela , 2008 )

Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan yang berupa proses dimana kegiatan tersebut berlangsung secara rutin dan berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat. (Moenir, 2002)

Pelayanan dikatakan baik apabila memenuhi 4 unsur ( Moenir, HAS ) dibawah ini,

yaitu :

a. Tingkah laku yang sopan

b. Cara menyampaikan sesuatu yang berkaitan dengan apa yang seharusnya diterima

oleh orang yang bersangkutan c. Waktu menyampaikan yang tepat d. Adanya sikap keramahtamahan

sedangkan, menurut Zeithaml, Berry dan Parasuraman (1985: 41-50) terdapat 10 faktor yang menentukan kualitas pelayanan jasa, yaitu :


(12)

Yaitu keandalan mencakup kinerja (performance) dan kemampuan untuk dipercaya (dependability) serta dapat memenuhi janji yang ditawarkan dalam memberikan pelayanan.

2. Responsiveness

Kesigapan dalam merespon dan memberikan pelayanan jasa yang dibutuhkan oleh para pelanggannya.

3. Competence

Memiliki keterampilan dan pengetahuan yang baik tentang produk jasa yang ditawarkan kepda pelanggan.

4. Acces

Kemudahan untuk menghubungi dan dijumpai seperti lokasi, fasilitas dan informasi produk pelayanan jasa mudah diakses pelanggan.

5. Courtesy

Memiliki sikap sopan santun, respek, perhatian, keramahan dari pihak pemberi jasa layanan dalam kontak personal melalui operator telepon, resepsionis, customer service dan customer relations.

6. Communication

Media komunikasi yang dipergunakan selain dapat memudahkan penyampaian pesan-pesan, informasi dan mudah dipahami, serta penuh perhatian untuk mendengar atau keluhan yang disampaikan oleh pelanggannya.


(13)

7. Credibility

Kepercayaan yang dibangun itu berawal dari sifat jujur dan dapat diterima, biasanya mencakup citra,nama dan reputasi yang baik dari pihak perusahaan dalam berinteraksi dengan pelanggannya.

8. Security

Menciptakan rasa aman dan nyaman dari suatu resiko atau keragu-raguan ,yaitu berkaitan dengan keamanansecara fisik,keuangan dan kerahasiaan terjamin.

9. Understanding or knowing the customer

Berupaya memahami kebutuhan atau keinginan para pelanggannya.

10. Tangibles

Wujud fisik yang ditampilkan,sosok gedung, ruangan, fasilitas dan peralatan penunjang lainnya untuk memberikan pelayanan jasa yang memadai aman dan nyaman.

Dari beberapa unsur tersebut diharapkan masyarakat khususnya bagi pengendara yang hendak membuat SIM akan merasa nyaman dengan pelayanan yang diberikan oleh pihak Polresta Bandar Lampung.


(14)

Menurut Bill Canton dalam Sukatendel (1990) mengatakan bahwa citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan, kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu obyek, orang atau organisasi.

Dalam Kamus Bahasa Besar Indonesia, pengertian citra adalah: (1) kata benda: gambar, rupa,gambaran ; (2) gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi atau produk ; (3) kesan mental atau bayangan visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frase atau kalimat, dan merupakan unsur dasar yang khas dalam karya prosa atau puisi

Menurut Philip Kotler 2000:553 secara garis besar citra adalah seperangkat keyakinan, ide dan kesan seseorang terhadap suatu objek atau ditentukan oleh citra objek tersebut yang menampilkan kondisi terbaiknya.

Citra positif adalah suatu gambaran, penyempurnaan, kesan utama atau bayangan yang dimiliki seseorang tentang suatu organisasi, intitusi maupun lembaga. Sehingga dalam pelaksanaannya seseorang yang memiliki persepsi baik atau positif terhadap sesuatu perusahaan atau lembaga pada akhirnya menimbulkan kepercayaan masyarakat terhadap suatu perusahaan atau lembaga tersebut (Frank Jefkins,2002)

Hal- hal yang mendukung terciptanya citra positif, yaitu (Herimanto,2005) : 1.Penampilan dari luar suatu perusahaan, misalnya penampilan gedung dan logo


(15)

2.Penampilan dari dalam, misalnya kebersihan kantor 3.Fasilitas yang lengkap

4.Kualitas pelayanan yang baik

5.Kemudahan dalam menyampaikan informasi yang dibutuhkan masyarakat 6.Menciptakan suasana yang akrab dan harmonis antara perusahaan dan masyarakat,

sehingga mereka merasa dihargai.

Sedangkan menurut Jalaluddin Rahmat dalam bukunya, Psikologi Komunikasi menyebutkan bahwa citra adalah penggambaran tentang realitas dan tidak harus sesuai dengan realitas , citra adalah dunia menurut persepsi.

Ada 3 jenis citra, yaitu :

1.citra cerminadalah sebagaimana dapat diduga oleh organisasi tentang bagaimanaPandangan public eksternal terhadap jasa dan produksi yang dihasilkan perusahaan.

2.Citra nyata,yaitu citra yang sebagaimana dinilai oleh public eksternal 3.Citra aneka ragam, yaitu citra sebagaimana pandangan berbagai khalayak

terhadap Organisasinya yang sama.

4. Citra Perusahaan, yaitu citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, bukan hanya


(16)

5. Citra majemuk, banyaknya jumlah pegawai (individu), cabang atau perwakilan dari

sebuah perusahaan atau organisasi dapat memunculkan suatu citra yang belum tentu

sama dengan organisasi atau perusahaan tersebut secara keseluruhan. ( Rusadi Ruslan, 199:10 )

2.6. Teori SOR

Teori ini pada dasarnya mengatakan bahwa efek merupakan reaksi terhadap sebuah situasi tertentu. Dengan demikian, seseorang bisa mengharap sesuatu atau memperkirakan sesuatu dengan sejumlah pesan yang disampaikan melalui penyiaran. Teori ini memiliki tiga elemen, yakni (a) pesan (stimulus); (b) penerima (receiver/organism); dan (c) efek (respons). Prinsip stimulus respon kemudian memunculkan teori turunan yang disebut teori jarum hipodermik, yaitu teori klasik mengenai proses terjadinya efek komunikasi massa, dimana komunikasi dipandang sebagai obat yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah dari komunikan yang kemudian diasumsikan akan bereaksi seperti yang diharapkan. Bentuknya yang sederhana dapat digambarkan sebagai berikut :

Stimulus organism Respon

Teori stimulus respon juga memandang bahwa pesan yang dipersepsikan dan didistribusikan secara sistematik dan dalam skala luas. Pesan, karenanya tidak ditujukan kepada orang dalam kapasitasnya individu, tapi sebagai bagian dari masyarakat.


(17)

Teori SOR digunakan dalam penelitian kali ini karena objek dari penelitian adalah masyarakat yang hendak membuat SIM yang meliputi komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.

1. Efek kognitif

adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informative bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini dapat dilihat bagaimana peranan petugas kepolisian dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat yang hendak membuat SIM.

2. Efek Afektif

Efek ini kadarnya lebih tinggi dari efek kognitif, tujuan dari komunikasi bukan hanya sekedar memberitahu kepada khalayak agar menjadi tahu tentang sesuatu, tetapi setelah mengetahui informasi yang diterimanya, khalayak diharapkan dapat merasakannya, dalam hal ini adalah calon pembuat SIM.

3. Efek Konasi

Efek ini merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk prilaku, tindakan atau kegiatan. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak, komunikasi berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti, kemampuan komunikan inilah yang kemudian melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya maka terjadilah kesediaan komunikan untuk mengubah sikapnya. Dari pelayanan yang diberikan oleh petugas kepolisian akan


(18)

diketahui bagaimana respon atau tindakan yang akan diberikan oleh masyarakat yang hendak membuat SIM selaku komunikan.

2.7. KERANGKA PIKIR

Menurut Frank Jefkins citra positif merupakan suatu gambaran, penyempurnaan, kesan utama atau bayangan yang dimiliki seseorang tentang suatu organisasi, intitusi maupun lembaga. Sehingga dalam pelaksanaannya seseorang yang memiliki persepsi baik atau positif terhadap sesuatu perusahaan atau lembaga pada akhirnya menimbulkan kepercayaan masyarakat terhadap suatu perusahaan atau lembaga tersebut,dimana dalam hal ini citra positif sangat berpengaruh kepada proses pembuatan SIM.

Surat Izin Mengemudi ( SIM ) merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dimiliki oleh pengendara kendaraan bermotor selain STNK. SIM juga berfungsi sebagai identitas pelengkap, dengan begitu bisa meminimalisir kejahatan pada pencurian kendaraan bermotor yang sering terjadi belakangan ini. Untuk mendapatkan SIM masyarakat bisa membuatnya di kantor kesatuan kepolisian Polresta Bandar Lampung.

Namun belakangan ini citra kepolisian dimata masyarakat menjadi sedikit negatif, betapa tidak dalam pembuatan SIM saat ini banyak masyarakat yang menganggap bahwa membuat SIM sangatlah sulit serta bertele-tele, baik itu dari proses pembuatannya maupun dari sistem pelayanannya, bahkan kebanyakan diantara mereka banyak yang mengambil jalan pintas untuk membuat SIM melalui SIM Tembak, dimana masyarakat memberikan sejumlah uang dua kali lipat kepada


(19)

beberapa oknum petugas kepolisian dan hanya dalam waktu singkat mereka bisa langsung mendapatkannya.

Peranan pihak kepolisian dalam melayani masyarakat harus diringi dengan kualitas pelayanan yang baik, misalnya dengan adanya kesigapan serta keramah-tamahan dari peugas kepolisian serta ditambah dengan fasilitas yang memadai sehingga bisa membuat masyarakat merasa lebih nyaman.

Untuk itu pihak Polresta Bandar Lampung memiliki tanggung jawab yang besar untuk mengubah paradigma yang telah ada, disini penulis akan membahas semua permasalahan tersebut dengan melakukan teknik wawancara kepada masyarakat yang hendak membuat SIM di Polresta Bandar Lampung serta observasi kepada unit satuan pelayanan SIM untuk mengetahui bagaimana proses serta mekanisme pihak kepolisian Polresta Bandar Lampung saat melayani masyarakat khususnya bagi mereka yang hendak membuat SIM, kemudian dalam metode penelitian akan dilihat dari seberapa banyak pengendara yang hendak membuat SIM dalam kurun waktu tertentu, kendala-kendala apa yang mereka hadapi, puas atau tidak mereka dalam pelayanan yang diberikan oleh pihak kepolisian karena selama ini hanya sedikit bagi pengendara yang lulus dalam uji praktik pembuatan SIM di Polresta Bandar Lampung.


(20)

Bila dibuat bagannya, maka akan terlihat seperti dibawah ini :

Unit Pelayanan SIM di Polresta Bandar Lampung

Respon Masyarakat

Respon positif Respon negatif Kualitas Pelayanan yang baik

(menurut Moenir, HAS) 1.Tingkah laku yang sopan

2.Cara penyampaian informasi yang baik 3.Waktu penyampaian informasi yang tepat 4. Sikap keramahtamahan

Citra Positif Kepolisian

Hal- hal yang mendukung terciptanya citra positif (Herimanto,2005)

1. Penampilan suatu perusahaan 2. Kelengkapan fasilitas

3. Kualitas pelayanan yang baik 4. Kemudahan dalam menyampaikan

informasi

5. Menciptakan suasana akrab dan harmonis antara perusahaan dan masyarakat


(21)

(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tipe Penelitian

A. Tipe Penelitian

Penilitian ini tergolong pada tipe penelitian deskriptif kualitatif. Ciri pokok metode deskriftif menurut Hadari Nawawi ( 1983:63) adalah :

1. Memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan saat sekarang atau masalah yang bersifat aktual.

2. Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki bagaimana adanya.

Menurut pandangan Mohamad Nazir (1988:63), penelitian deskriftif dimaksudkan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan kondisi subyek ataupun objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Cara-cara yang dilakukan pada dasarnya tetap bertujuan membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat. Analisis-analisis kemudian dilakukan melalui cara-cara interpretatif dan terhadap fakta-fakta yang ditemukan. Dalam penelitian kali ini, fakta yang bisa dilihat adalah bagaimana proses pelayanan dari unit pelayanan SIM Polresta Bandar


(23)

Lampung dalam melayani masyarakat yang hendak membuat SIM, apakah mereka merasa terpuaskan atau tidak dengan proses serta pelayanan dari pihak Polresta Bandar Lampung tersebut, karena apabila mereka merasa puas dengan pelayanannya maka akan tebentuk citra yang baik dimata masyarakat.

3.2. Fokus Penelitian

Fokus penelitian yang dilakukan penulis berdasarkan latar belakang masalah yang meliputi peranan Unit Pelayanan SIM untuk menciptakan citra positif dimata masyarakat. Dalam penelitian yang penulis lakukan pada bulan Mei sampai dengan Juni ini, yang menjadi fokus penelitiannya adalah sebagai berikut :

1. Unit kepolisian

Upaya apa saja yang dilakukan oleh pihak kepolisian sehingga masyarakat merasa nyaman dalam mengikuti proses pembuatan SIM.

2. Citra Positif

Citra positif yang merupakan gambaran, penyempurnaan, kesan utama atau bayangan yang dimiliki seseorang tentang suatu organisasi,intitusi maupun lembaga, sehingga dalam pelaksanaannya seseorang yang memiliki persepsi baik atau positif terhadap suatu perusahaan atau lembaga pada akhirnya menimbulkan kepercayaan masyarakat terhadap suatu perusahaan atau lembaga tersebut, dan untuk membentuk citra positif kepolisian dimata masyarakat salah satu caranya adalah dengan


(24)

memperbaiki kualitas pelayanan dalam pembuatan SIM seperti peralatan yang lebih canggih dan lengkap.

3. Pelayanan

Menurut Moenir,HAS Pelayanan adalah serangkaian kegiatan yang berupa proses dimana kegiatan tersebut berlangsung secara rutin dan berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat.

Didalam pembuatan SIM ini, diharapkan pelayanan yang diberikan dari pihak Polresta Bandar Lampung bisa dilakukan dengan baik dan bisa memberikan kepuasan kepada masyarakat umumnya (Moenir,2002)

4. Masyarakat

Orang yang datang ke Polresta Bandar Lampung untuk membuat SIM

3.3. Informan

Informan pada penelitian kali ini adalah orang yang sedang menjalani proses pembuatan SIM di Polresta Bandar Lampung yang berjumlah sembilan orang. Penentuan jumlah informan dihitung berdasarkan teknik dengan menggunakan tekniksampling insidental,yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok


(25)

sebagai sumber data. (http://spupe07.wordpress.com/2010/01/23/populasi-dan-sampel)

Informan akan dipilih apabila memenuhi kriteria yang telah penulis tentukan, yaitu :

1. Informan merupakan masyarakat yang hendak membuat SIM di Polresta Bandar Lampung

2. Informan merupakan masyarakat yang ada pada saat peneliti melakukan wawancara dan berada dilokasi tersebut

3. Informan memiliki informasi yang dibutuhkan, memiliki waktu dan kesempatan untuk dimintai keterangan dan data yang dibutuhkan dalam penelitian.

3.4. Jenis Data

Jenis data pada pelaksanaan penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari studi lapangan. Data primer dalam penulisan skripsi ini diperoleh dengan mengadakan wawancara mendalam serta memberikan kuisioner kepada masyarakat yang hendak membuat SIM.

Menurut kasatlantas Polresta Bandar Lampung AKP. Abdul Waras, S.Ik tiap bulannya rata-rata terjadi peningkatan setiap bulannya baik dalam pembuatan SIM A maupun SIM C. Biasanya rata–rata tiap bulannya untuk SIM A mencapai 600, sedangkan untuk sim C mencapai angka 1000.


(26)

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah yang diperoleh dari dokumen-dokumen ( data tidak langsung ) melalui buku-buku, dan media elektronik ( internet, televisi dan lain-lain )

3.5. Sumber Data dan Informasi

Sumber data dalam penelitian ini adalah masyarakat yang hendak membuat SIM pada khususnya yang dimana dimintai keterangan untuk memperoleh sejumlah data dan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini, berupa data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari lokasi penelitian, berupa hasil wawancara langsung dengan masyarakat serta observasi, sedangkan data sekunder adalah data yg penelitian diperoleh dari sumber-sumber seperti buku, majalah, dan sumber informasi lainnya yang mendukung penelitian.


(27)

Menurut Arief Furchan (1992:19) hasil dari setiap penelitian harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah kebenarannya. Informasi yang akurat sangat menunjang hasil yang diperoeh. Metode kualitatif akan menghasilkan data deskriftif yang memungkinkan penelitian untuk melihat dunia seperti yang dilihat oleh subjek penelitian, pemahaman dalam metode kualitatif dapat dilakukan dengan wawancara, observasi dan studi dokumen. Atas dasar tersebut maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah ;

a. Deep Interview ( wawancara mendalam )

Menurut Sutrisno Hadi ( 1986:192) teknik wawancara digunakan untuk memperoleh data melalui percakapan langsung dengan informan. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan sumber yang relevan dengan substansi dari kajian penelitian ini.

Dalam teknik wawancara penulis lebih kepada wawancara yang bersifat komplementer, dimana wawancara adalah bersifat terbuka berdasarkan kebutuhan analisis tertulis dengan mengacu kepada kerangka berfikir dan proses penelitian. Berdasarkan Prasurvey penulis mengunjungi Polresta Bandar Lampung selama satu bulan, setiap hari senin sampai jumat dari pukul 09.00-14.00 WIB dan informan sebanyak sembilan orang, dimana perminggunya diambil tiga orang sebagai perwakilan informan, yang terbagi dalam tiga tahapan yaitu pada minggu pertama dilakukan penelitian terhadap informan yang hendak mendaftar dalam pembuatan SIM, minggu kedua penelitian dilakukan terhadap informan yang sedang menjalani proses atau tes pembuatan SIM, dan diminggu ketiga penelitian


(28)

dilakukan terhadap informan yang telah berhasil menjalani tes ujian teori dan praktek serta mendapatkan SIM .

b. Observasi

Menurut Garayibah (1981:33) observasi merupakan perhatian terfokus terhadap gejala,kejadian atau sesuatu dengan maksud menafsirkannya, mengungkapkan faktor-faktor penyebabnya dan menemukan kaidah-kaidah yang mengaturnya. Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian mengenai tingkah laku dengan cara mengamati individu atau kelompok secara langsung.

c. Teknik studi kepustakaan

Teknik ini digunakan untuk mencari, mengumpulkan dan mempelajari data teorits yang berasal dari bahan tertulis melalui pembaca, mengutip maupun meresum sumber dari buku dan sumber informasi yang dianggap mempunyai keterkaitan dengan penelitian ini.

3.8. Teknik Analisa Data

Menurut effendi dan manning [dalam Singarimbun (2001:263)] analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.


(29)

Analisis data pada penelitian kualitatif melipiti tahap-tahap sebagai berikut (Milles and Hubberman 1992 dalam buku ajar metedologi penelitian administrasi Publik perspektif kualitatif ) :

1. Reduksi data (data reduction )

Yaitu data yang diperoleh dilokasi penelitian ( data lapangan ) dituangkan dalam uraian atau laporan yang lengkap dan terperinci. Jawaban yang diperoleh dari lapangan dikumpulkan berdasarkan pertanyaan (dikelompokkan) jawaban yang sama dan yang berbeda dipisahkan, dan menentukan temanya reduksi data berlangsung secara terus menerus selama proses pengumpulan data.

2. Penyajian data

Yaitu data disajikan dalam bentuk kutipan-kutipan dari hasil wawancara. Diturutkan sesuai dengan reduksi yang telah dilakukan.

3. Penarikan kesimpulan

Yaitu melakukan verifikasi secara terus menerus sepanjang lokasi dan selama proses pengumpulan data. Penelitian berusaha untuk menganalisis data yang ada kemudian diwujudkan dalam suatu kesimpulan yang bersifat tentatif. Dengan bertambahnya data selama penelitian berlangsung maka pada setiap kesimpulan dilakukan verifikasi secara terus menerus.


(30)

(31)

BAB IV

GAMBARAN UMUM UNIT PELAYANAN SIM

4.1. PROSEDUR PENERBITAN SURAT IZIN MENGEMUDI ( SIM )

Untuk mendapatkan SIM baru, masyarakat harus melewati beberapa tahapan pembuatan SIM sebagai berikut :

Sebelum mendaftarkan diri di loket pertama, masyarakat yang hendak membuat SIM harus sudah mempersiapkan syarat-syarat seperti fotocopy KTP dua lembar, surat keterangan sehat jasmani dan rohani, melakukan pembayaran di bank BRI cabang Polresta Bandar Lampung sebesar Rp. 90.000,- kemudian memasuki loket pertama masyarakat akan disambut oleh dua anggota kepolisian yang bertugas untuk melayani masyarakat pembuat SIM, petugas kepolisian tersebut akan memberitahu tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh para pembuat SIM.

Untuk pertama kalinya masyarakat akan dipersilahkan mendaftar di loket pertama, disana masyarakat akan mengisi formulir, kemudian melampirkan persyaratan.

Setelah selesai melakukan pendaftaran, para pemohon SIM dipersilahkan untuk masuk keloket berikutnya untuk mengikuti ujian teori, disini para pemohon SIM diberikan soal-soal mengenai tata tertib berlalu lintas dengan menggunakan sistem AVIS (Audio Visual Intelectual System)” dimana peserta hanya butuh konsentrasi


(32)

mendengarkan petunjuk lewat audio, melihat soal yang ditampilkan oleh proyektor serta menjawabnya hanya dengan menekan tombol benar atau salah, tidak lupa sebelumnya para pemohon SIM diberikan materi mengenai tata cara berlalu lintas salah satunya dengan mengenalkan tanda-tanda rambu lalu lintas.

Setelah selesai melaksanakan ujian teori para pemohon SIM megikuti ujian selanjutnya yaitu ujian praktek, dalam ujian praktek disediakan jalur khusus yang harus dilewati oleh para pemohon SIM, baik itu perlintasan khusus motor maupun mobil, dalam pelaksanaan ujian praktek motor terdapat peraturan, apabila dalam pelaksanaan ujian para pemohon SIM menabrak patok dan kakinya menyentuh tanah sampai tiga kali, mereka dianggap gagal. Begitu pula dengan ujian praktek mobil, apabila mobil yang dikendarai mengenai patok sampai tiga kali juga dianggap gagal melaksanakan ujian tersebut dan harus kembali mengulang minimal satu minggu kemudian, dan memulainya dari awal kembali.

Setelah para pemohon SIM dinyatakan lulus, maka mereka segera masuk ke loket IV dimana diruangan tersebut mereka akan menunggu dan melakukan proses terakhir yaitu pencetakan SIM. Layaknya ruang tunggu Unit SIM Satuan Lalu Lintas Polresta Bandar Lampung senyaman ruang tunggu sebuah bank, sejuk dan penuh alunan musik lembut. Setiap kali angka pada mesin “firt in firt out”( FIFO ) yaitu mesin penunjuk nomor urut seperti yang biasa digunakan di bank berhenti, seseorang yang duduk dibangku tunggu bergerak menuju loket. Didalam loket tersebut mereka diarahkan menuju sebuah ruangan kaca, di dalam ruangan fotografi itu, ada seperangkat teknologi yang mencetak foto untuk diletakkan di


(33)

SIM yang akan dibuat sampai dengan pencetakan SIM dan proses tersebut tidak memakan waktu yang banyak.

Dalam meningkatkan citra kepolisian khususnya satuan Lalu Lintas Polresta Bandar Lampung memiliki program unggulan yang sedang berjalan sejak awal tahun 2011, menurut Kepala Unit SIM AKP Surono, program unggulan tersebut dengan memberikan bimbingan belajar gratis bagi calon pembuat SIM A dan C setiap hari kerja baik bimbingan teori maupun praktek. Dalam pelaksanaannya waktu bimbingan dibagi menjadi dua gelombang, gelombang pertama dimulai pukul 11.00 – 13.00 WIB, sedangkan untuk gelombang kedua dimulai pukul 13.00–15.00 WIB.

4.2. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

4.2.1. TUGAS POKOK SATUAN UNIT SIM A. BAUR SIM

1. Menyusun dan membuat Renbut Material SIM 2. Kontrol penggunaan Material SIM

3. Menyiapkan sarana Ujian teori dan praktek SIM 4. Menyusun Laporan penggunaan Material SIM 5. Menyusun Laporan Administrasi Keuangan SIM


(34)

1. Register pendaftaran

2. Memeriksa kelengkapan(adm) pemohon

3. Memberikan formulir sesuai Golongan SIM pemohjon 4. Memberikan resi bank kepada pemohon SIM

5. Menyerahkan kepada petugas Ujian Teori

C. PETUGAS UJIAN TEORI DAN PRAKTEK

1. Menerima berkas dari pendaftaran 2. Cek kelengkapan berkas

3. Cross chek data administasi dan pemohon 4. Informasi tata cata Ujian Teori dan praktek 5. Mengawasi Pelaksanaan Ujian teori dan praktek

6. Memeriksa dan memberi nilai hasil ujian teori dan praktek 7. Menyerahkan berkas ke petugas operator (lulus)

8. Menyimpan berkas bila pemohon tidak lulus

D. PETUGAS PRODUKSI SIM

1. Menerima berkas dari petugas ujian Praktek 2. Cek kelengkapan berkas

3. Cros chek data administasi dan pemohon 4. Informasi tata cata pemotoan

5. Entry data 6. Sidik jari 7. Tanda tangan


(35)

8. Foto

9. Laminating SIM

10. Mencatat pada buku registrasi 11. Penyerahan SIM

E. PETUGAS ADMINISTRASI SIM/FILE 1. Menyusun Renbut SIM

2. Melayani Mutasi SIM 3. Melayani Pengantar Kliping 4. Membuat Laporan secara periodic

4.2.2. Peranan Unit Satuan SIM dalam Membentuk Citra Positif Polisi Sesuai Tugas

Pokoknya

Berdasarkan fungsi dan tugas pokok dari satuan unit SIM , dapat diketahui untuk melakukan pendaftaran calon pembuat SIM akan diarahkan oleh pihak kepolisian menuju loket pertama dengan menyiapkan syarat – syarat yang telah disiapkan sebelumnya seperti fotokopi KTP dan surat keterangan sehat dari dokter, selama melakukan penelitian dan terlibat langsung dilapangan penulis melihat dan memperoleh informasi dari para informan, bahwa pelayanan saat melakukan pendaftaran tertata rapih dan merasa terbantu oleh kesigapan dari pihak kepolisian.

Kemudian pada saat melakukan ujian teori dan praktek, fasilitas serta pelayanan yang diberikan sudah baik, pada saat melakukan ujian teori ruangan yang


(36)

digunakan sangat memadai dan rapih begitu juga dengan sistem yang digunakan pada saat ujian teori sangatlah efisien dan efektif, para calon pembuat SIM merasa nyaman dengan fasilitas tersebut, dan pada saat melakukan ujian praktek pihak kepolisian memberikan arahan-arahan berupa penjelasan bagaimana aturan

– aturan yang para calon pembuat SIM harus lakukan dan tidak boleh dilakukan serta lintasan yang akan mereka lalui pada saat melakukan ujian teori praktek.

Setelah pihak kepolisian menilai hasil dari ujian teori dan prakek, para calon pembuat SIM yang lulus, diarahkan untuk memasuki loket keempat dimana pihak kepolisian akan membuat atau memproduksi SIM. Menurut para informan, pada saat memasuki ruangan tersebut mereka merasakan nyaman dengan suasana serta fasilitas yang telah disediakan oleh pihak kepolisian, agar para calon pembuat SIM tidak merasa jenuh, pihak kepolisian menyediakan peralatan elektronik seperti televisi yang terkadang diselingi oleh video prosedur mekanisme pembuatan SIM dari tahap awal sampai akhir, tidak hanya itu ruangan yang dilengkapi olehAir Conditioner ( AC )juga dilengkapi dengan mesinFIFO ( Flirt In Flirt Out ) atau yang lebih biasa dikenal dengan sebutan mesin nomor urut dalam memanggil para calon pembuat SIM untuk masuk kedalam bilik ruangan untuk menjalani proses sidik jari, tandatangan maupun foto sampai akhirnya penyerahan SIM oleh pihak kepolisian kepada calon pembuat SIM.

Selain mengutamakan pelayanan dalam membentuk citra yang baik dimata masyarakat, pihak kepolisian juga memudahkan masyarakat dalam memperpanjang SIM mereka yang telah habis masa berlakunya dengan cara mengunjungi mobil SIM Keliling, yang beroperasi setiap hari kerja dari pukul


(37)

09.00- 15.00 WIB, disana masyarakat bisa memperpanjang SIM mereka hanya dalam hitungan menit tanpa perlu datang kembali ke Polresta Bandar Lampung.

Secara keseluruhan pelayanan yang diberikan oleh unit satuan SIM Polresta Bandar Lampung sudah cukup baik, petugas kepolisian telah menjalankan fungsinya sesuai dengan tugasnya masing-masing, dibantu dengan pelayanannya yang ramah kepada masyarakat khususnya calon pembuat SIM, serta fasilitas dirasa oleh para informan telah memadai.

4.2.3. SYARAT PEMBUATAN SIM

SIM merupakan registrasi pengemudi kendaraan bermotor yang memuat keterangan identitas lengkap pengemudi, dengan adanya SIM menandakan bahwa seseorang telah layak untuk membawa kendaraan mereka dengan ketentuan yang harus dipatuhi pada saat berkendara di jalan raya.

Adapun persyaratan seseorang untuk membuat SIM sesuai dengan Pasal 81 UU No.22 Th.2009 adalah sebagai berikut :

a. Permohonan tertulis b. Bisa baca dan tulis

c. Memeiliki pengetahuan peraturan lalu lintas jalan dan teknik dasar kendaraan bermotor

d. Batas usia :

• 17 th untuk SIM golongan A, C, dan D • 20 th untuk SIM golongan BI


(38)

• 21 th untuk SIM golongan B II e. Syarat administratif

f. Sehat jasmani dan rohani g. Lulus uji teori dan praktek

h. SIM dilengkapi hasil uji simulator.

4.2.4. PENGGUNAAN GOLONGAN SIM

Adapun penggolongan SIM bedasarkan Pasal 80 UU No. 22 Th 2009 adalah sebagai berikut :

a. Golongan SIM A

Digunakan untuk kendaraaan bermotor dengan berat yang diperbolehkan tidak lebih dari 3.500 kg.

b. Golongan SIM B I

Digunakan untuk kendaraan bermotor dengan berat yang diperbolehkan lebih dari 3.500 kg.


(39)

c. Golongan SIM B II

Digunakan untuk kendaraan bermotor yang menggunakan kereta tempelan dengan berat yang diperbolehkan lebih dari 1000 kg

d. Golongan SIM C

Digunakan untuk mengemudikan sepeda motor e. Golongan SIM D

Digunakan untuk kendaraan bermotor khusus bagi penyandang cacat.

4.3. OBSERVASI

Observasi ini dilakukan selama satu bulan dan selama melakukan observasi penulis bertemu informan berbeda-beda setiap harinya. Dalam satu bulan penulis menarik kesimpulan dalam setiap minggunya berdasarkan pertemuan penulis dengan sembilan informan. Observasi dalam satu bulan ini menurut penulis sudah cukup untuk mendapatkan hasil dan kesimpulan yang penulis butuhkan nantinya. Dari observasi yang dilakukan oleh penulis, bahwa penulis mengamati hampir dari semua informan terlihat keseragaman pendapat, dimana para informan beranggapan bahwa pelayanan serta fasilitas yang diberikan oleh pihak kepolisian khususnya unit pelayanan SIM sudah cukup memuaskan. Ketika penulis berkunjung ke Polresta Bandar Lampung penulis menyaksikan langsung


(40)

bagaimana pelayanan yang diberikan oleh pihak unit pelayanan SIM kepada calon pembuat atau pemohon SIM.

Pada saat pertama kali masuk keruangan Unit Lalu Lintas kita akan langsung menemui dua polisi wanita yang dengan sigap dan ramah menyapa serta menanyakan keperluan kita. Setelah diberikan blangko identitas yang wajib diisi oleh calon pembuat SIM, petugas kepolisian memberikan informasi bahwa calon pembuat SIM segera menuju keloket BRI untuk membayar biaya administrasi pembuatan SIM dan kembali lagi menuju loket satu untuk menyerahkan tanda bukti pembayaran dan persyaratan lainnya.

Dari loket satu para pembuat SIM diarahkan oleh petugas kepolisian untuk mengikuti ujian teori di loket kedua, sebelum mengerjakan soal para calon pembuat SIM diberikan materi tentang pengetahuan berlalu lintas dijalan raya serta rambu-rambunya, kemudian saat pengerjaan soal, para calon pembuat SIM diberikan beberapa pertanyaan melalui sistem “AVIS (Audio Visual Intelectual System)”, dimana para calon pembuat SIM tinggal menekan tombol benar atau salah, kemudian setelah mengikuti ujian teori, dilanjutkan dengan ujian praktek dilapangan , disini petugas kepolisian telah menyiapkan kendaraan serta lintasan yang akan dilalui oleh para pembuat SIM.

Apabila para pembuat SIM sudah berhasil dan dinyatakan lulus dalam ujian praktek dan teori, maka mereka segera diarahkan menuju loket keempat yaitu tempat penerbitan atau pencetakkan SIM, loket tersebut terdapat ruang tunggu yang cukup luas, setiap kali angka pada mesin firt in firt out( FIFO ) yaitu mesin penunjuk nomor urut berganti, seseorang yang duduk dibangku tunggu bergerak


(41)

menuju ruangan kaca dan disana mereka akan melakukan sidik jari serta pas foto, dan hanya dalam hitungan beberapa menit SIM yang diiginkan sudah berhasil didapatkan.

Menurut AKP Surono, Kanit Registrasi dan Identifikasi Satuan Lalu Lintas Polresta Bandar Lampung mengatakan bahwa untuk saat ini membuat SIM tidaklah sulit seperti dulu, dan menurutnya pelayanan yang diberikan oleh

anggotanya pun juga sudah semakin baik “kami menerapkan sistem pelayanan yang ada di kantor swasta, sehingga

masyarakat bisa merasa lebih nyaman dalam melakukan proses pembuatan SIM”. Menurutnya lagi sejak tahun 2010 unit pelayanan pembuatan SIM sudah banyak berubah, bukan hanya perubahan pada sarana teknologi namun juga dalam kualitas pelayanannya.


(42)

BAB IV

GAMBARAN UMUM UNIT PELAYANAN SIM

4.1. PROSEDUR PENERBITAN SURAT IZIN MENGEMUDI ( SIM )

Untuk mendapatkan SIM baru, masyarakat harus melewati beberapa tahapan pembuatan SIM sebagai berikut :

Sebelum mendaftarkan diri di loket pertama, masyarakat yang hendak membuat SIM harus sudah mempersiapkan syarat-syarat seperti fotocopy KTP dua lembar, surat keterangan sehat jasmani dan rohani, melakukan pembayaran di bank BRI cabang Polresta Bandar Lampung sebesar Rp. 90.000,- kemudian memasuki loket pertama masyarakat akan disambut oleh dua anggota kepolisian yang bertugas untuk melayani masyarakat pembuat SIM, petugas kepolisian tersebut akan memberitahu tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh para pembuat SIM.

Untuk pertama kalinya masyarakat akan dipersilahkan mendaftar di loket pertama, disana masyarakat akan mengisi formulir, kemudian melampirkan persyaratan.

Setelah selesai melakukan pendaftaran, para pemohon SIM dipersilahkan untuk masuk keloket berikutnya untuk mengikuti ujian teori, disini para pemohon SIM diberikan soal-soal mengenai tata tertib berlalu lintas dengan menggunakan sistem AVIS (Audio Visual Intelectual System)” dimana peserta hanya butuh konsentrasi


(43)

mendengarkan petunjuk lewat audio, melihat soal yang ditampilkan oleh proyektor serta menjawabnya hanya dengan menekan tombol benar atau salah, tidak lupa sebelumnya para pemohon SIM diberikan materi mengenai tata cara berlalu lintas salah satunya dengan mengenalkan tanda-tanda rambu lalu lintas.

Setelah selesai melaksanakan ujian teori para pemohon SIM megikuti ujian selanjutnya yaitu ujian praktek, dalam ujian praktek disediakan jalur khusus yang harus dilewati oleh para pemohon SIM, baik itu perlintasan khusus motor maupun mobil, dalam pelaksanaan ujian praktek motor terdapat peraturan, apabila dalam pelaksanaan ujian para pemohon SIM menabrak patok dan kakinya menyentuh tanah sampai tiga kali, mereka dianggap gagal. Begitu pula dengan ujian praktek mobil, apabila mobil yang dikendarai mengenai patok sampai tiga kali juga dianggap gagal melaksanakan ujian tersebut dan harus kembali mengulang minimal satu minggu kemudian, dan memulainya dari awal kembali.

Setelah para pemohon SIM dinyatakan lulus, maka mereka segera masuk ke loket IV dimana diruangan tersebut mereka akan menunggu dan melakukan proses terakhir yaitu pencetakan SIM. Layaknya ruang tunggu Unit SIM Satuan Lalu Lintas Polresta Bandar Lampung senyaman ruang tunggu sebuah bank, sejuk dan penuh alunan musik lembut. Setiap kali angka pada mesin “firt in firt out”( FIFO ) yaitu mesin penunjuk nomor urut seperti yang biasa digunakan di bank berhenti, seseorang yang duduk dibangku tunggu bergerak menuju loket. Didalam loket tersebut mereka diarahkan menuju sebuah ruangan kaca, di dalam ruangan fotografi itu, ada seperangkat teknologi yang mencetak foto untuk diletakkan di


(44)

SIM yang akan dibuat sampai dengan pencetakan SIM dan proses tersebut tidak memakan waktu yang banyak.

Dalam meningkatkan citra kepolisian khususnya satuan Lalu Lintas Polresta Bandar Lampung memiliki program unggulan yang sedang berjalan sejak awal tahun 2011, menurut Kepala Unit SIM AKP Surono, program unggulan tersebut dengan memberikan bimbingan belajar gratis bagi calon pembuat SIM A dan C setiap hari kerja baik bimbingan teori maupun praktek. Dalam pelaksanaannya waktu bimbingan dibagi menjadi dua gelombang, gelombang pertama dimulai pukul 11.00 – 13.00 WIB, sedangkan untuk gelombang kedua dimulai pukul 13.00–15.00 WIB.

4.2. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

4.2.1. TUGAS POKOK SATUAN UNIT SIM A. BAUR SIM

1. Menyusun dan membuat Renbut Material SIM 2. Kontrol penggunaan Material SIM

3. Menyiapkan sarana Ujian teori dan praktek SIM 4. Menyusun Laporan penggunaan Material SIM 5. Menyusun Laporan Administrasi Keuangan SIM


(45)

1. Register pendaftaran

2. Memeriksa kelengkapan(adm) pemohon

3. Memberikan formulir sesuai Golongan SIM pemohjon 4. Memberikan resi bank kepada pemohon SIM

5. Menyerahkan kepada petugas Ujian Teori

C. PETUGAS UJIAN TEORI DAN PRAKTEK

1. Menerima berkas dari pendaftaran 2. Cek kelengkapan berkas

3. Cross chek data administasi dan pemohon 4. Informasi tata cata Ujian Teori dan praktek 5. Mengawasi Pelaksanaan Ujian teori dan praktek

6. Memeriksa dan memberi nilai hasil ujian teori dan praktek 7. Menyerahkan berkas ke petugas operator (lulus)

8. Menyimpan berkas bila pemohon tidak lulus

D. PETUGAS PRODUKSI SIM

1. Menerima berkas dari petugas ujian Praktek 2. Cek kelengkapan berkas

3. Cros chek data administasi dan pemohon 4. Informasi tata cata pemotoan

5. Entry data 6. Sidik jari 7. Tanda tangan


(46)

8. Foto

9. Laminating SIM

10. Mencatat pada buku registrasi 11. Penyerahan SIM

E. PETUGAS ADMINISTRASI SIM/FILE 1. Menyusun Renbut SIM

2. Melayani Mutasi SIM 3. Melayani Pengantar Kliping 4. Membuat Laporan secara periodic

4.2.2. Peranan Unit Satuan SIM dalam Membentuk Citra Positif Polisi Sesuai Tugas

Pokoknya

Berdasarkan fungsi dan tugas pokok dari satuan unit SIM , dapat diketahui untuk melakukan pendaftaran calon pembuat SIM akan diarahkan oleh pihak kepolisian menuju loket pertama dengan menyiapkan syarat – syarat yang telah disiapkan sebelumnya seperti fotokopi KTP dan surat keterangan sehat dari dokter, selama melakukan penelitian dan terlibat langsung dilapangan penulis melihat dan memperoleh informasi dari para informan, bahwa pelayanan saat melakukan pendaftaran tertata rapih dan merasa terbantu oleh kesigapan dari pihak kepolisian.

Kemudian pada saat melakukan ujian teori dan praktek, fasilitas serta pelayanan yang diberikan sudah baik, pada saat melakukan ujian teori ruangan yang


(47)

digunakan sangat memadai dan rapih begitu juga dengan sistem yang digunakan pada saat ujian teori sangatlah efisien dan efektif, para calon pembuat SIM merasa nyaman dengan fasilitas tersebut, dan pada saat melakukan ujian praktek pihak kepolisian memberikan arahan-arahan berupa penjelasan bagaimana aturan

– aturan yang para calon pembuat SIM harus lakukan dan tidak boleh dilakukan serta lintasan yang akan mereka lalui pada saat melakukan ujian teori praktek.

Setelah pihak kepolisian menilai hasil dari ujian teori dan prakek, para calon pembuat SIM yang lulus, diarahkan untuk memasuki loket keempat dimana pihak kepolisian akan membuat atau memproduksi SIM. Menurut para informan, pada saat memasuki ruangan tersebut mereka merasakan nyaman dengan suasana serta fasilitas yang telah disediakan oleh pihak kepolisian, agar para calon pembuat SIM tidak merasa jenuh, pihak kepolisian menyediakan peralatan elektronik seperti televisi yang terkadang diselingi oleh video prosedur mekanisme pembuatan SIM dari tahap awal sampai akhir, tidak hanya itu ruangan yang dilengkapi olehAir Conditioner ( AC )juga dilengkapi dengan mesinFIFO ( Flirt In Flirt Out ) atau yang lebih biasa dikenal dengan sebutan mesin nomor urut dalam memanggil para calon pembuat SIM untuk masuk kedalam bilik ruangan untuk menjalani proses sidik jari, tandatangan maupun foto sampai akhirnya penyerahan SIM oleh pihak kepolisian kepada calon pembuat SIM.

Selain mengutamakan pelayanan dalam membentuk citra yang baik dimata masyarakat, pihak kepolisian juga memudahkan masyarakat dalam memperpanjang SIM mereka yang telah habis masa berlakunya dengan cara mengunjungi mobil SIM Keliling, yang beroperasi setiap hari kerja dari pukul


(48)

09.00- 15.00 WIB, disana masyarakat bisa memperpanjang SIM mereka hanya dalam hitungan menit tanpa perlu datang kembali ke Polresta Bandar Lampung.

Secara keseluruhan pelayanan yang diberikan oleh unit satuan SIM Polresta Bandar Lampung sudah cukup baik, petugas kepolisian telah menjalankan fungsinya sesuai dengan tugasnya masing-masing, dibantu dengan pelayanannya yang ramah kepada masyarakat khususnya calon pembuat SIM, serta fasilitas dirasa oleh para informan telah memadai.

4.2.3. SYARAT PEMBUATAN SIM

SIM merupakan registrasi pengemudi kendaraan bermotor yang memuat keterangan identitas lengkap pengemudi, dengan adanya SIM menandakan bahwa seseorang telah layak untuk membawa kendaraan mereka dengan ketentuan yang harus dipatuhi pada saat berkendara di jalan raya.

Adapun persyaratan seseorang untuk membuat SIM sesuai dengan Pasal 81 UU No.22 Th.2009 adalah sebagai berikut :

a. Permohonan tertulis b. Bisa baca dan tulis

c. Memeiliki pengetahuan peraturan lalu lintas jalan dan teknik dasar kendaraan bermotor

d. Batas usia :

• 17 th untuk SIM golongan A, C, dan D • 20 th untuk SIM golongan BI


(49)

• 21 th untuk SIM golongan B II e. Syarat administratif

f. Sehat jasmani dan rohani g. Lulus uji teori dan praktek

h. SIM dilengkapi hasil uji simulator.

4.2.4. PENGGUNAAN GOLONGAN SIM

Adapun penggolongan SIM bedasarkan Pasal 80 UU No. 22 Th 2009 adalah sebagai berikut :

a. Golongan SIM A

Digunakan untuk kendaraaan bermotor dengan berat yang diperbolehkan tidak lebih dari 3.500 kg.

b. Golongan SIM B I

Digunakan untuk kendaraan bermotor dengan berat yang diperbolehkan lebih dari 3.500 kg.


(50)

c. Golongan SIM B II

Digunakan untuk kendaraan bermotor yang menggunakan kereta tempelan dengan berat yang diperbolehkan lebih dari 1000 kg

d. Golongan SIM C

Digunakan untuk mengemudikan sepeda motor e. Golongan SIM D

Digunakan untuk kendaraan bermotor khusus bagi penyandang cacat.

4.3. OBSERVASI

Observasi ini dilakukan selama satu bulan dan selama melakukan observasi penulis bertemu informan berbeda-beda setiap harinya. Dalam satu bulan penulis menarik kesimpulan dalam setiap minggunya berdasarkan pertemuan penulis dengan sembilan informan. Observasi dalam satu bulan ini menurut penulis sudah cukup untuk mendapatkan hasil dan kesimpulan yang penulis butuhkan nantinya. Dari observasi yang dilakukan oleh penulis, bahwa penulis mengamati hampir dari semua informan terlihat keseragaman pendapat, dimana para informan beranggapan bahwa pelayanan serta fasilitas yang diberikan oleh pihak kepolisian khususnya unit pelayanan SIM sudah cukup memuaskan. Ketika penulis berkunjung ke Polresta Bandar Lampung penulis menyaksikan langsung


(51)

bagaimana pelayanan yang diberikan oleh pihak unit pelayanan SIM kepada calon pembuat atau pemohon SIM.

Pada saat pertama kali masuk keruangan Unit Lalu Lintas kita akan langsung menemui dua polisi wanita yang dengan sigap dan ramah menyapa serta menanyakan keperluan kita. Setelah diberikan blangko identitas yang wajib diisi oleh calon pembuat SIM, petugas kepolisian memberikan informasi bahwa calon pembuat SIM segera menuju keloket BRI untuk membayar biaya administrasi pembuatan SIM dan kembali lagi menuju loket satu untuk menyerahkan tanda bukti pembayaran dan persyaratan lainnya.

Dari loket satu para pembuat SIM diarahkan oleh petugas kepolisian untuk mengikuti ujian teori di loket kedua, sebelum mengerjakan soal para calon pembuat SIM diberikan materi tentang pengetahuan berlalu lintas dijalan raya serta rambu-rambunya, kemudian saat pengerjaan soal, para calon pembuat SIM diberikan beberapa pertanyaan melalui sistem “AVIS (Audio Visual Intelectual System)”, dimana para calon pembuat SIM tinggal menekan tombol benar atau salah, kemudian setelah mengikuti ujian teori, dilanjutkan dengan ujian praktek dilapangan , disini petugas kepolisian telah menyiapkan kendaraan serta lintasan yang akan dilalui oleh para pembuat SIM.

Apabila para pembuat SIM sudah berhasil dan dinyatakan lulus dalam ujian praktek dan teori, maka mereka segera diarahkan menuju loket keempat yaitu tempat penerbitan atau pencetakkan SIM, loket tersebut terdapat ruang tunggu yang cukup luas, setiap kali angka pada mesin firt in firt out( FIFO ) yaitu mesin penunjuk nomor urut berganti, seseorang yang duduk dibangku tunggu bergerak


(52)

menuju ruangan kaca dan disana mereka akan melakukan sidik jari serta pas foto, dan hanya dalam hitungan beberapa menit SIM yang diiginkan sudah berhasil didapatkan.

Menurut AKP Surono, Kanit Registrasi dan Identifikasi Satuan Lalu Lintas Polresta Bandar Lampung mengatakan bahwa untuk saat ini membuat SIM tidaklah sulit seperti dulu, dan menurutnya pelayanan yang diberikan oleh

anggotanya pun juga sudah semakin baik “kami menerapkan sistem pelayanan yang ada di kantor swasta, sehingga

masyarakat bisa merasa lebih nyaman dalam melakukan proses pembuatan SIM”. Menurutnya lagi sejak tahun 2010 unit pelayanan pembuatan SIM sudah banyak berubah, bukan hanya perubahan pada sarana teknologi namun juga dalam kualitas pelayanannya.


(53)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

Pada bab ini peneliti akan menyajikan hasil dari wawancara kepada sembilan informan dan pengamatan yang didapatkan melalui partisipasi peneliti yang terlibat langsung dilapangan, tentang peranan unit pelayanan SIM dalam membentuk citra positif polisi sebagi mitra masyarakat yang diadakan di Polresta Bandar Lampung yang menjadi lokasi penelitian. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah secara sistematis menurut tata aturan yang telah ditetapkan dalam metode penelitian.

5.1.1. Profil Informan

Informan A,B, dan C ( Informan yang diteliti pada saat pendaftaran SIM ) • Informan A

Nama : Alpha Daya Kesuma Putra

Usia : 27 tahun

Pendidikan terakhir : SMA Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Perum Wana Asri Kemiling Pembuatan SIM : SIM A


(54)

Nama : Arie Cahyadi

Usia : 25 tahun

Pendidikan terakhir : SMA Pekerjaan : Swasta

Alamat : Jl. Pagar Alam no.40 Kedaton Pembuatan SIM : SIM A

• Informan C

Nama : Okta Krisna

Usia : 29 tahun

Pendidikan terakhir : SMA Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Hi. Abd.Rahman gg. Budiman I Pembuatan SIM : SIM C

Informan D,E, dan F ( Informan yang diteliti pada saat ujian teori dan praktek )

• Informan D

Nama : Wiji Widodo

Usia : 28 tahun

Pendidikan terakhir : Diploma III Pekerjaan : Pegawai Swasta

Alamat : Sukarame

Pembuatan SIM : SIM C

• Informan E

Nama : Festy

Usia : 28 tahun


(55)

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Gedong Air Tanjung Karang Barat Pembuatan SIM : SIM C

• Informan F

Nama : Hari Suryanto

Usia : 55 tahun

Pendidikan terakhir : S1

Pekerjaan : Pegawai Swasta Alamat : jl. Pulau Raya III Pembuatan SIM : SIM A

Informan G,H, dan I ( Informan yang diteliti pada saat mendapatkan SIM ) • Informan G

Nama : Kastuti

Usia : 26 tahun

Pendidikan terakhir : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Jl. Teluk Ambon Lk. II Pembuatan SIM : SIM C

• Informan H

Nama : Kelik Evriyanto

Usia : 27 tahun

Pendidikan terakhir : SMA Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Kancil Segalamider Pembuatan SIM : SIM C


(56)

• Informan I

Nama : Belatama Angga Saputra

Usia : 21 tahun

Pendidikan terakhir : Diploma III Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat : Jl. P. Morotai Komp. Kaura Jaya Pembuatan SIM : SIM C

5.1.2. Hasil WawancaraPendaftaran

Pertanyaan 1 :

Saat melakukan pendaftaran, syarat-syarat apa saja yang dibutuhkan dalam pembuatan SIM ?

Informan A ( Alpha )

“ fotocopi KTP, surat keterangan sehat dan biaya administrasi Rp. 90.000” Informan B ( Arie )

“fotocopy KTP, surat keterangan sehat dari dokter dan membayar biaya pendaftaran Rp. 90.000,-“

Informan C ( Okta )

“ fotocopy KTP dan surat keterangan sehat sama biaya Rp.90.000”.

Pertanyaan 2 :

Apakah pihak kepolisian Satuan Unit SIM melayani anda dengan sikap sopan dan ramah?


(57)

“ ya, mereka melayani dengan ramah dan sopan” Informan B ( Arie )

“ya, tadi pas datang pertama kali polwannya langsung menyapa kita dengan ramah”

Informan C ( Okta )

“ya, petugasnya sopan dan ramah semua,”

Pertanyaan 3 :

Bagaimana cara penyampaian informasi yang disampaikan oleh pihak Satuan Unit SIM kepada anda sebagai pemohon SIM?

Informan A ( Alpha )

“cara penyampaiannya sudah baik, selalu dikasih arahan dan kalau kita enggak ngerti kita Tanya dan mereka jawab dengan sabar”

Informan B ( Arie )

“mereka sigap dan tegas tiap menyampaikan informasi” Informan C ( Okta )

“petugas menjelaskan cara dan serta syarat pembuatan SIM, yang awalnya bingung jadi tidak bingung lagi”

Pertanyaan 4 :

Bagaimana kesan anda terhadap penampilan dan keadaan gedung Polresta Bandar Lampung, terutama bagian Satuan Unit SIM?

Informan A ( Alpha )


(58)

Informan B ( Arie )

“gedung bagus dan luas, didalamnya juga enggak sumpek, bersih” Informan C ( Okta )

“sudah bagus dan saya ngerasa cukup nyaman”

Pertanyaan 5 :

Apakah anda merasa adanya kemudahan dalam menerima informasi yang disampaikan oleh pihak kepolisian satuan unit SIM?

Informan A ( Alpha )

“iya, penyampaiannya gampang dimengerti” Informan B ( Arie )

“iya, contohnya petugas kepolisian menjelaskan dengan sabar apabila ada yang kita tidak ketahui”

Informan C ( Okta )

“benar , petugas melayani dengan sabar dan tanggap”

Pertanyaan 6 :

Apakah pelayanan dari Satuan Unit SIM sudah memenuhi standar kualitas pelayanan yang baik?

Informan A ( Alpha )

“Sejauh ini saat melakukan pendaftaran pelayanan yang diberikan sudah terlihat baik”


(59)

“Ya, meskipun baru tahap awal namun saya merasa pelayanannya baik” Informan C ( Okta )

“Secara keseluruhan belum tau mbak, karena baru mengikuti tahap awal pembuatan SIM, tapi saat pertama kali datang, pelayanan yang diberikan sudah kelihatan baik ya, dari sambutannya dan lainnya”

Pertanyaan 7 :

Apakah anda merasa nyaman selama proses pembuatan SIM berlangsung di Polresta atau justru menemui kendala?

Informan A ( Alpha )

“kendala blum ada, semoga nanti seterusnya tidak menemui kendala juga” Informan B ( Arie )

“saya belum menemui kendala” Informan C ( Okta )

“Sampai saat ini belum menemui kendala” Pertanyaan 8:

Apakah anda mengetahui SIM Mobil Keliling, bagaimana tanggapan anda mengenai SIM Mobil Keliling tersebut?

Informan A ( Alpha )

ya saya tahu, kalau gak salah untuk memperpanjang SIM yang sudah habis masa berlakunya kan? Menurut saya itu bagus ya, sangat membantumasyarakat.” Informan B ( Arie )

“tau donk mba, bermanfaat banget buat masyarakat yang mau memperpanjang SIM, jadi gak perlu repot-repot datang lagi kesini ( Polresta Bandar lampung )


(60)

Informan C ( Okta )

Tau, saya rasa sih itu membantu banget, apalagi kalau yang rumahnya jauh dari sini (Polresta Bandar Lampung), tinggal cari aja lokasi sim mobil keliling yang

paling deket dari rumah kita terus tinggal datengin deh” Pertanyaan 9:

Dengan adanya SIM keliling tersebut, apakah menurut anda hal tersebut cukup efektif?

Informan A ( Alpha )

“ efektif pastinya, lebih praktis tanpa harus datang ke Polresta” Informan B ( Arie )

“ya, karena kita gak perlu lagi ke Polresta untuk memperpanjang SIM” Informan C ( Okta )

“sangat efektif pastinya, kata teman saya kemarin dia buat Cuma 20 menit sudah langsung jadi mbak”

Ujian Teori dan Praktek

Pertanyaan 1 :

Bagaimana pelaksanaan ujian teori dan praktek dalam proses pembuatan SIM ?

Informan D ( Wiji )

“ujian teorinya gampang, tadi sebelum ujian teori dimulai kita sempet dikasih materi tentang rambu lalu lintas, jadi kita kurang lebih sudah tau saat dikasih soal


(61)

dan cara menjawabnya tinggal tekan tombol benar atau salah dan teori prakteknya kendaraan sudah disiapkan dan ikutin lintasan yang udah disediain”

Informan E ( Festy )

“gampang – gampang susah mbak, teorinya gampang praktek juga lumayan agak susah, karena sempet gagal, tapi untungnya tidak “

Informan F ( Hari )

“untuk ujian tidak terlalu susah, ujian teori kita masuk keruangan, sebelumnya kita diberitahu sekilas tentang rambu lalulintas, kemudian menjawab soal dengan menekan tombol saja, kalau ujian prakteknya yang mungkin agak sedikit susah karena lintasannya yang kecil tapi untungnya saya bisa melewatinya tadi”

Pertanyaan 2 :

Apakah pihak kepolisian Satuan Unit SIM telah melayani anda dengan sikap sopan dan ramah?

Informan D ( Wiji )

“ ya petugasnya sopan, ramah dan baik-baik semuanya”

Informan E ( Festy )

“polisinya baik dan ramah,”

Informan F ( Hari )


(62)

Pertanyaan 3 :

Bagaimana cara penyampaian informasi yang disampaikan oleh pihak Satuan Unit SIM kepada anda sebagai pemohon SIM?

Informan D ( Wiji )

“petugas tanggap untuk ngasihtau hal – hal yang kita enggak tau”

Informan E ( Festy )

“ sudah bagus, cara penyampaiannya gampang dimengerti”

Informan F ( Hari )

“cara penyampaiannya sudah baik dan tepat”

Pertanyaan 4 :

Bagaimana kesan anda terhadap penampilan dan keadaan dari gedung Polresta Bandar Lampung, terutama bagian Satuan Unit SIM?

Informan D ( Wiji )

“penampilan gedung sama dengan perkantoran lain, lebar luas, kalau untuk didalam ruangan SIM nya bersih”

Informan E ( Festy )

“gedungnya lumayan bagus, kalau untuk ruangan SIM ini bersih dan rapih, nyaman pokoknya”

Informan F ( Hari )


(63)

Pertanyaan 5 :

Apakah fasilitas yang diberikan pihak kepolisian satuan unit SIM sudah cukup lengkap dan memadai?

Informan D ( Wiji )

“ fasilitas lengkap, mulai dari alat elektronik, tv, ac sama alat untuk ujian teorinya itu juga sudah cukup canggih”

Informan E ( Festy ) “sudah lengkap semuanya” Informan F ( Hari )

“ Fasilitas sudah baik, namun mungkin untuk sarana ujian praktek baik mobil atau motor lebih dibanyakkan lagi biar tidak mengantri”

Pertanyaan 6 :

Apakah pelayanan dari Satuan Unit SIM sudah memenuhi standar kualitas pelayanan yang baik?

Informan D ( Wiji )

“saya rasa sudah ya, semua sudah sesuai prosedur fasilitas yang menunjang dan pelayanan yang baik”

Informan E ( Festy )

“Sudah, pelayanannya baik, fasilitas juga sudah lengkap” Informan F ( Hari )


(64)

“sudah karena petugas kepolisiannya melayani kami dengan baik, penyampaian informasinya juga jelas, petugas tanggap dan sabar pas menjelaskan sesuatu kekita”

Pertanyaan 7 :

Apakah anda merasa adanya kemudahan dalam menerima informasi yang disampaikan oleh pihak kepolisian satuan unit SIM?

Informan D ( Wiji )

“ya, karena tidak hanya menyampaikan informasi secara langsung, tapi juga ada beberapa petunjuk seperti letak loket-loketnya juga sudah ada, jadi secara gak langsung, kita jadi ngerti sendiri mbak tanpa kita tanya kepetugasnya”

Informan E ( Festy )

“iya, terutama pada saat dikasih materi tentang rambu lalu lintas, saya jadi paham sekarang”

Informan F ( Hari )

“ya benar, kalau untuk penyampaian informasi semuanya sudah baik dan efektif”

Pertanyaan 8 :

Apakah anda merasa nyaman selama proses pembuatan SIM berlangsung di Polresta atau justru menemui kendala?

Informan D ( Wiji )

“nyaman dan tidak ada kendala” Infroman E ( Festy )


(65)

“Kendala hanya pas menjalankan ujian praktek hampir gagal tapi akhirnya berhasil saya lewati”

Informan F ( Hari )

“kendala hanya saat ujian praktek yang sempat mengantri dan lintasannya kurang lebar, namun selebihnya saya merasa nyaman “

Pertanyaan 9:

Apakah anda mengetahui SIM Mobil Keliling, bagaimana tanggapan anda mengenai SIM Mobil Keliling tersebut?

Informan D ( Wiji )

“Ya sim keliling itu menurut saya bermanfaat banget buat, kalau nanti SIM saya sudahexpiredsaya mau buat disana juga yang simple mbak.”

Informan E ( Festy )

“Iya, sim keliling itu penting menurut saya, lebih efisien waktu dan tenaga juga mbak.”

Informan F ( Hari )

“Bermanfaat sekali sim keliling ya mbak, apalagi orang seperti saya, ini saja susah untuk ngeluangin waktu buat SIM disini, kalau ada sim keliling lebih praktis.”

Pertanyaan 10 :

Dengan adanya SIM keliling tersebut, apakah menurut anda hal tersebut cukup efektif?

Informan D ( Wiji )


(66)

Informan E ( Festy )

“pastinya efektif mbak, menghemat waktu Karena kerabat saya bilang hanya 15 menit memperpanjang SIM disana sudah bisa beres”

Informan F ( Hari )

”efektif ya, karena bisa mempermudah kita untuk memperpanjang SIM”

Penerbitan SIM Pertanyaan 1 :

Apakah selama melakukan proses pembuatan SIM dari awal sampai akhir membutuhkan waktu yang lama?

Informan G ( Kastuti )

“ lumayan mbak, ada sekitar dua jam mungkin karena hari ini ramai sekali dan saya datang kesiangan ya”

Informan H ( Kelik )

“gak, saya Cuma 45 menit sudah dapat SIM C nya” Informan I ( Belatama)

“Tergantung ramai atau enggak kali ya mbak, kalau saya sih satu jam, standar mungkin ya”

Pertanyaan 2 :

Apakah pihak kepolisian Satuan Unit SIM telah melayani anda dengan sikap sopan dan ramah?

Informan G ( Kastuti )


(67)

Informan H ( Kelik )

“ya, polisinya ramah, sopan kalau gak ramah malas juga kita mbak” Informan I ( Belatama )

“iya, dari awal sampai akhir mereka melayani kita dengan ramah dan sopan”

Pertanyaan 3 :

Bagaimana cara penyampaian informasi yang disampaikan oleh pihak Satuan Unit SIM kepada anda sebagai pemohon?

Informan G ( Kastuti )

“polisinya sigap dan tanggap dalam menyampaikan informasi, apalagi saat ngasih ilmu tentang rambu lalu lintas, bermanfaat banget”

Informan H ( Kelik )

“cara penyampaiannya sudah baik” Informsn I ( Belatama )

“cara penyampaiannya sudah bagus dan gampang dimengerti”

Pertanyaan 4 :

Bagaimana kesan anda terhadap penampilan dan keadaan dari gedung Polresta Bandar Lampung, terutama bagian Satuan Unit SIM?

Informan G ( Kastuti )

“gedung bagus lebar, diruangan SIM juga gak sumpek “ Informan H ( Kelik )

“ya bagus dan dalamnya juga relatif bersih” Informan I ( Belatama )


(68)

“gedung sudah bagus dan bersih”

Pertanyaan 5 :

Apakah fasilitas yang diberikan pihak kepolisian satuan unit SIM sudah cukup lengkap dan memadai?

Informan G ( Kastuti )

“sudah sangat memadai. Ujian teori dan praktek alat sudah canggih sampai didalam ruangan penerbitan SIM alat juga lengkap semua”

Informan H ( Kelik )

“ya, fasilitas sudah sangat memadai semuanya” Informan I ( Belatama )

“sudah lengkap smuanya, mulai dari alat ujian teori terus ada alat pembuatan foto dan alat sidik jari“

Pertanyaan 6:

Apakah pelayanan dari Satuan Unit SIM sudah memenuhi standar kualitas pelayanan yang baik?

Informan G ( Kastuti )

“iya, karena fasilitas dan pelayanan sudah memuaskan Informan H ( Kelik )

“iya, sudah baik. Kalau menurut saya pelayanannya disini hampir mirip dikantor swasta, sangat mengutamakan customer”

Infroman G ( Belatama )


(69)

Pertanyaan 7:

Apakah anda merasa adanya kemudahan dalam menerima informasi yang disampaikan oleh pihak kepolisian satuan unit SIM?

Informan G ( Kastuti )

“Iya, petugas kepolisian jelasin semuanya dengan baik, seperti pada saat sebelum menjalani ujian praktek, bahasa dan gerak tubuh gampang dimengerti”

Informan H ( Kelik )

“iya, segala sesuatunya tidak dipersulit disini” Informan I ( Belatama )

“ya, pembuatan SIM disini proses mudah, begitu juga dengan penyampaiannya yang diberikan polisi”

Pertanyaan 8 :

Apakah anda merasa nyaman selama proses pembuatan SIM berlangsung di Polresta atau justru menemui kendala?

Informan G ( Kastuti )

“kendala hanya prosesnya yang lumayan lama, terutama saat nunggu SIM nya jadi tadi”

Informan H ( Kelik )

“saya ngerasa nyaman dan tidak menemukan kendala” Informan I ( Belatama )

“tidak ada kendala yang saya alami, semuanya memuaskan sistem dan pelayanannya”


(70)

Pertanyaan 9:

Apakah anda mengetahui SIM Mobil Keliling, bagaimana tanggapan anda mengenai SIM Mobil Keliling tersebut?

Informan G ( Kastuti )

Iya tau, bagus itu mbak. Maksudnya kita gak perlu repot lagi datang kesini (Polresta Bandar Lampung).

Informan H ( Kelik )

“Iya saya tau, pastinya lebih mudah ya mbak, karena kita tinggal mencari lokasi sim keliling itu, kalau bisa buat sim juga di mobil sim keliling itu juga, jadi gak cuma memperpanjang saja.”

Informan I ( Belatama )

“Iya, pastinya sangat membantu masyarakat yang mau memperpanjang SIM, efisien waktu karena katanya lebih cepat untuk membuatnya.”

Pertanyaan 10 :

Dengan adanya SIM keliling tersebut, apakah menurut anda hal tersebut cukup efektif?

Informan G ( Kastuti )

“sangat efektif, karena menghemat waktu dan gak repot datang kePolresta lagi” Informan H ( Kelik )

“ya efektif banget, kita tinggal cari dimana mobil sim keliling dan bisa langsung buat disana pastinya”


(71)

“ ya, karena gak perlu datang ke Polresta lagi, kemarin temen saya ada yang perpanjang SIM di mobil SIM keliling, Cuma 20 menit sudah jadi”

5.1.3. Deskripsi Penelitian Dalam Bentuk Tabel

Dari hasil wawancara yang penulis lakukan kepada sembilan informan diatas maka dapat penulis spesifikasikan dengan mereduksi data mentah yang didapat dari hasil wawancara. Reduksi data ini merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, mengabstrakan dan transpormasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis dilapangan, yang akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi.

• Deskripsi Penelitian Dalam Bentuk Tabel Calon Pemohon SIM di Polresta Bandar Lampung

Tabel 1. Pengetahuan Informan Tentang Persyaratan Pembuatan SIM ( Pendaftaran SIM )

Informan A Informan B Informan C

Fc KTP, surat keterangan sehat dan biaya adm.

Rp.90.000,-Fc KTP, surat keterangan sehat, biaya pendaftaran

Rp.90.000,-Fc KTP, surat keterangan sehat, biaya pendaftaran


(72)

Informan sudah mengetahui syarat apa saja yang dibutuhkan dalam pendaftaran pembuatan SIM yakni berupa fotkopi ktp, surat keterangan sehat dan biaya administrasi.

Tabel 2. Pengetahuan Informan Tentang Pelaksanaan Ujian Teori dan Praktek

Dalam Proses Pembuatan SIM

Informan D Informan E Informan F

Ujian teori mudah karena sebelumnya sempat diberi materi tentang rambu

lalulintas,ditambah adanya fasilitas dalam menjawab

soal, hanya menekan tombol benar atau salah,ujian praktek kendaraan sudah disiapkan dan mengikuti lintasan yang telah disediakan

Ujian teori mudah dan praktek sedikit sulit namun berhasil dilewati

Ujian teori cukup mudah,diberitahu sekilas tentang materi rambu lalu lintasdan mengerjakan soal dengan menekan tombol benar atau salah dalam menjawab soal dan saat ujian praktek sempat mengalami kendala karena lintasannya yang kecil namun bisa diatasi.

Analisis :

Informan umumnya merasakan bahwa dalam pelaksanaan ujian teori dirasa sangat mudah, karena sebelum ujian teori dimulai mereka diberikan materi berupa rambu-rambu lalu lintas dan mereka dapat menjawab soal yang diberikan hanya dengan menekan tombol benar atau salah, serta saat melakukan ujian praktek mereka juga bisa melewatinya walaupun sempat menemui sedikit kendala karena lintasannya yang kecil.


(1)

mengerti serta mengikuti tahapan ujian pembuatan SIM dari awal sampai akhir, sedangkan efek konasi adalah efek yang timbul ketika para calon pembuat SIM sudah memasuki tahap kognitif dan afektif, dalam hal ini ketika calon pembuat SIM sudah berhasil mendapatkan SIM yang diinginkan sehingga mereka bisa merasakan bagaimana pelayanan yang diberikan oleh petugas unit pelayanan SIM, apakah baik atau buruk.

Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat menyangkut citra dari perusahaan itu sendiri, dalam hal ini Satuan Unit Pelayanan SIM. Disini citra perusahaan yang berbicara, citra perusahaan merupakanfragile commodity(komoditas yang mudah rapuh/rusak) bagaimana pelayanan yang diberikan oleh Satuan Unit Pelayanan SIM kepada calon pembuat SIM, apabila mereka merasa pelayanan yang diberikan kurang baik, maka pihak Polresta Bandar Lampung akan mendapat respon yang buruk dari masyarakat, begitu pula sebaliknya, apabila para calon pembuat SIM diberikan pelayanan yang baik, maka respon yang baik pula yang akan diterima oleh pihak kepolisian Polresta Bandar Lampung dan hal tersebut bisa mengangkat instansi mereka dimata masyarakat atau khalayak. Untuk itu dalam hal ini penulis melakukan penelitian dengan cara mewawancarai informan yang berjumlah sembilan orang pada saat melakukan proses pembuatan SIM di Polresta Bandar Lampung.

Adapun hasil penelitian berupa wawancara terhadap kesembilan informan, dapat diketahui dari keseragaman jawaban para informan yaitu, satuan unit pelayanan


(2)

SIM telah melakukan kinerjanya dengan baik, hal tersebut dapat dilihat dari kualitas pelayanan

yang mereka berikan kepada informan, pertama adanya sikap sopan dan ramah tamah, dalam pembuatan SIM yang menekankan pada pemberian layanan jasa hal ini merupakan hal pertama yang wajib dimiliki oleh setiap perusahaan jasa, karena dengan sikap sopan dan ramah tamah masyarakat akan memberikan kesan yang baik untuk pertama kali bagi perusahaan mereka, dimulai dari proses pendaftaran para informan sudah mendapatkan senyum dan sapaan yang sopan dari polisi wanita, yang menandakan bahwa mereka bersikap ramah dan bersahabat, hal tersebut dapat dilihat dari petikan pernyataan informan B “iya mbak, petugas kepolisian melayani kita dengan ramah, terutama polisi wanitanya”. Selanjutnya kualitas pelayanan yang baik menurut Moenir yaitu, cara dan waktu penyampaian informasi yang baik dan tepat, yaitu bagaimana petugas kepolisian khususnya pihak unit pelayanan SIM menyampaikan informasi dengan tanggap, mudah untuk dipahami dan dimengerti oleh masyarakat, hal ini bisa dilihat dari jawaban salah satu informan,yaitu informan A yang mengatakan bahwa “cara penyampaian dari pihak kepolisian sudah baik, kami selalu diberikan arahan dan jika kami tidak mengerti kami bisa bertanya dan mereka menjawab dengan sabar “.

Selain kualitas pelayanan yang baik, hal – hal yang mendukung terciptanya citra positif meliputi lima hal, yaitu (1) Penampilan suatu perusahaan, yaitu penilaian terhadap layak atau tidaknya suatu gedung yang digunakan sebagai tempat pelayanan jasa, menurut informan E mengatakan “gedung sudah bagus, keadaan


(3)

diruangan pelayanan SIM juga bersih dan rapih” dari pernyataan tersebut menandakan bahwa gedung serta ruangan di

Polresta Bandar Lampung layak untuk digunakan. (2) Kelengkapan fasilitas, merupakan hal yang juga mendukung dalam menciptakan kelancaran proses pelayanan disuatu perusahaan, menurut informan D mengatakan “fasilitas lengkap, mulai dari peralatan elektronik, tv, ac serta alat yang digunakan untuk ujian teori juga sudah cukup canggih” dari pernyataan informan serta pengamatan peneliti menandakan bahwa fasilitas yang diberikan sudah cukup lengkap dimulai dari peralatan elektronik berupa, air conditioner, televisi, komputer, kamera sampai dengan sistem AVIS yang mempermudah masyarakat dalam mengikuti ujian teori. (3) Kemudahan dalam menyampaikan informasi, bagaimana masyarakat merasa terbantu atas informasi yang disampaikan oleh pihak kepolisian, menurut infroman G “Iya, petugas kepolisian menjelaskan dengan baik, seperti pada saat sebelum menjalani ujian praktek, tata bahasa dan gerak tubuh mudah dimengerti” (4) Menciptakan suasana akrab dan harmonis antara perusahaan dan masyarakat, karena hal ini bertujuan untuk menciptakan rasa nyaman bagi masyarakat yang hendak mengikuti proses pembuatan SIM, hal ini dapat dilihat dari pernyataan informan H “Saya merasa nyaman dan tidak menemukan kendala yang berarti disini” (5) Kualitas pelayanan yang baik disini meliputi dari keempat poin sebelumnya yaitu adanya kelengakapan fasilitas, penampilan suatu perusahaan, kemudahana dalam menyampaikan informasi serta menciptakan suasana harmonis antara perusahaan dan masyarakat.


(4)

Dari beberapa pernyataan informan diatas dapat dilihat bahwa peranan pihak unit pelayanan SIM khususnya dalam pembuatan SIM mendapatkan respon yang baik dari kesembilan informan yang telah penulis teliti, walaupun sempat ada beberapa keluhan dari dua orang informan mengenai lamanya proses pembuatan SIM pada saat pencetakkannya serta kurang luasnya perlintasan yang digunakan untuk melaksanakan ujian praktek, namun mereka tetap merasa puas karena bisa mendapatkan SIM yang mereka inginkan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Soemirat Soleh Prof, DR, M.S. 2010.DasarDasar Public Relation. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung

Anggoro, M. Linggar. 2002.Teori & Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di Indonesia. Bumi Aksara. Jakarta

Effendy, Uchjana Onong Prof, Drs.2002.Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung

Emzir, Prof, Dr. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Rajawali Pers.

Jakarta

Herimanto, Bambang & Indrojiono. 2005.Komunikasi Bisnis. Amara Books. Yogyakarta

Jefkins, Frank. 2002.Public Relations edisi kelima.Erlangga. Jakarta

Karjadi, M. 1993.Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Undang-undang No.14 Tahun 1992. Toko Buku Politeia. Bogor

McQuail Dennis. 1994. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Edisi kedua. Erlangga. Jakarta


(6)

Moenir, HAS. 2002.Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia.PT. Bumi Aksara. Jakarta

Ruslan, Rosady S.H, M.M. 2003.Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Ruslan, Rosady S.H, M.M. 2007. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi

Konsepsi dan Apikasi.PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta

Sinambela, Poltak Lijan. 2008.Reformasi Pelayanan Publik Teori Kebijakan dan Implementasi. PT. Bumi Aksara. Jakarta

Soemirat, Soleh Drs, M.S. 2005.Dasar- dasar Public Relations. PT Remaja Rosdakarya. Bandung

Sumber Lain :

Kamus Besar Bahasa Indonesia www.polresta-bandarlampung.com